Вы находитесь на странице: 1из 20

A.

Tujuan
Tujuan dari praktikum monservasi kelistrikan adalah sebagai berikut:

Untuk mengukur besaran listrik seperti cos , keseimbangan tegangan dan


arus, THD I, THD V, tegangan, arus dan frekuensi.\

Untuk mengetahui, mengukur dan menghitung drop tegangan antara SDP


dan MDP.

Untuk mengetahui dan mengukur rugi-rugi saluran antara MDP dan SDP.

B. Teori Dasar
1. Sistem 3 Fasa dan 1 Fasa

Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan


3 penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut
phase sebesar 120 degree. Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar
yaitu hubungan bintang (Y atau star) dan hubungan delta ().

Gambar 1 Sistem 3 fasa hubungan bintang dengan tegangan 380/220 V


Gambar diatas adalah contoh sistem 3-phase yang dihubung bintang. Titik
pertemuan dari masing-masing phase disebut dengan titik netral. Titik netral ini
merupakan common dan tidak bertegangan.
Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-phase yaitu
tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau Voltage line to line)
dan tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line
to netral). Sistem tegangan yang dipakai pada gambar dibawah adalah yang
digunakan PLN pada trafo distribusi JTR (380V/220V) dengan titik netral
ditanahkan.

Pada istilah umum di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar dengan
nama sistem R-S-T. karena memang umumnya menggunakan simbol R, S ,
T untuk tiap penghantar phasenya serta simbol N untuk penghantar netral.
Vpn = Vpp/3 > 220V = 380/3
Salahsatu karakteristrik sistem 3-phase adalah bila sistem 3-phase tersebut
mempunyai beban yang seimbang, maka besaran arus phase di penghantar RS-T akan sama sehingga In (arus netral) = 0 Ampere.
Ir + Is + It = In > Bila beban seimbang maka Ir = Is = It dan In = 0
Ampere
2. Faktor Daya

Berdasarkan B. L. Theraja Tahun 1984, Faktor daya dapat didefinisikan


sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (Watt) dan daya semu (VA) yang
digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut phasa antara V dan I yang
bisaanya dinyatakan dalam cos . Persamaan (2.5) merupakan persamaan
untuk faktor daya ( cos ).
Faktor Daya =

Daya Aktif ( P )
Daya Semu ( S )

Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 1 dan dapat juga dinyatakan
dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu.
Adapun standar untuk power factor adalah berdasarkan peraturan mentri
ESDM no 3 tahun 2007 power factor yang dijinkan besarnya >0,85.
3. Frekuensi

Berdasarkan standard EN 50160bahwa standar frekuensi untuk 50 Hz di


Indonesia adalah 1 % atau 49,5 Hz f 50,5 Hz.
4. Harmonisa

Berdasarkan jurnal syhadwil tahun 2010, Secara umum, ada dua indeks
penting yang digunakan untuk mengukur besarnya distorsi harmonik pada
sistem tenaga listrik yaitu Total Harmonic Distortion (THD). Adapun
persamaan untuk menghitung THD arus adalah persamaan (2.11) dan THD
tegangan adalah persamaan.

Standard harmonik yang di izinkan berdasarkan IEEE 519-1992 adalah


sebagai berikut:
THDI (arus) 10%

THDV (tegangan) 5%

5. Arus Fasa dan Arus Ketidakseimbangan


Ketidakseimbangan arus pada sistem 3 phasa adalah perbedaan besarnya
arus pada masing-masing tiap phasa yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan
beban. Akibat arus yang tidakseimbang adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya arus pada penghantar netral, hal ini dikarenakan arus yang
berlebih akan mengalir menuju penghantar netral.
b. Meningkatnya tegangan netral ke Pentanahan dimana karena meningkatya
arus dari pada penghantar netral maka akan meningkatkan pula tegangan
dari penghantar netral terhadap ground.
c. Motor panas berlebihantembusnya isolasi, karena Ketidakseimbangan arus
maka akan terjadi pemanasan berlebih pada beberapa penghantar karena
dialiri oleh arus yang tinggi sementara penghantar lainnya lebih rendah.
Dengan tingginya arus ini menyebabkan rugi-rugi tembaga tinggi dan
menyebabkan panas berlebih pada penghantar. Misanya akan terjadi
pemanasan berlebih pada kumparan motor.
d. Turunnya efisiensi motor, karena arusnya tidak seimbang dan pada yang
setiap phasanya tidak dialiri oleh arus optimal sehingga tidak didapatkan
efisiensi motor yang maksimal, serta dengan adanya arus yang tinggi maka
akan timbul rugi tembaga yang tinggi jadi hal ini mengurangi efisiensi
motor.
e. Tingginya biaya pemeliharaan motor dan alat. Karena adanya kerusakan
pada motor maka akan menyebabkan biaya pemeliharaan motor menjadi
lebih mahal.
Adapun cara menghitung Ketidakseimbangan arus per phasa adalah
dengan menggunakan persamaan dibawah ini.
I unbalance=
I ratarata=

I L I ratarata
100
I rata rata

I R+ I S+ I T
3

Standard ketidakseimbangan arus menurut ANSI C84.1-1995 adalah 5%


dari arusline rata-rata pada sistem 3 phasa.
6. Tegangan Line To Netral dan Ketidakseimbangannya
Ketidakseimbangan tegangan adalah perbedaan tegangan dari masingmasing tegangan phasa pada sistem 3 phasa.
V unbalance=

V ratarata =

V LN V ratarata
100
V ratarata

V R +V S +V T
3

Berdasarkan standard EN 50160bahwa batas tegangan 220/380 V adalah


10% dari tegangan standard atau 198 V V 242 V dan standard
ketidakseimbangan tegangan menurut EN 50160 adalah 2% dari tegangan ratarata masing-masing phasa pada sistem 3 phasa.
7. Jatuh Tegangan atau Drop Voltage
Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengiriman dan
tegangan ujung penerimaan, jatuh tegangan disebabkan oleh hambatan dan
arus, pada saluran bolak-balik besarnya tergantung dari impedansi dan
admitansi saluran serta pada beban dan faktor daya. Jatuh tegangan relatif
dinamakan regulasi tegangan dan dinyatakan dengan rumus:
V reg =
Dimana,

VsVr
Vs

x 100%

Vs = tegangan ujung pengiriman (volt)


Vr = tegangan ujung penerimaan (volt)

8. Rugi-rugi saluran
Kerugian daya suatu saluran merupakan perkalian arus pangkat dua
dengan resistansi atau reaktansi dari saluran tersebut.
Rugi rugi dapat dinyatakan sebagai berikut:
-

Rugi daya nyata


Rugi daya reaktif

= I2 . R (watt)
= I2 . X (watt)

Rugi daya semu

I
I
= ( 2 . R)+( 2. X )

9. Cara Konservasi pada Sistem Kelistrikan


a. Pemasangan kapasitor, untuk mendapatkan kenaikan pada power factor.
Adapun pemasangan kapasitor berdasarkan sisi penempatannya adalah

Pada sisi sumber adalah penambahan kapasitor yang sudah ada dan
penggantian kapasitor yang sudah tidak efektif.

Pada sisi distribusi, pemasangan kapasitor secara manual untuk pada


masing-masing kelompok mesin/grup.

Pada sisi beban, langsung dipasang kapasitor secara manual misalnya


pada motor motor yang ada, dengan kapasitor kVAr yang kecil.

b. Pengecekan temperatur kabel terminal bus bar dengan infrared dan


periksa arus kapasitor atau retrofitting pada panel dan busbar.
c. Buat pembebanan agar seimbang.
C. Gambar Percobaan

Gambar Rangkaian Pengukuran pada panel MDP

Gambar Rangkaian Pengukuran pada panel SDP

D. Prosedur Pengujian
1. Alat yang digunakan
1 set PQ meter 1 fasa dan 3 fasa
Terminal
Laptop
Sarung tangan
Clamp On
Tang Ampere
2. Prosedur praktikum
a. Pengukuran pada panel MDP
1) Membuat dan mempelajari one line diagram kelistrikan Lab. Atas
Teknik Konversi Energi.
2) Siapkan PQ meter 3 phasa, terminal, dan laptop. Kemudian masukan
charger laptop dan PQ meter agar pengukuran tidak terhenti.
3) Menghubungkan PQ meter 3 phasa dengan panel MDP seperti pada
gambar rangkaian.
4) Gunakan sarung tangan isolasi sebagai K3.
5) Pasang Clamp meter pada PQ meter dan kemudian clamp dipasang
pada tiap phasa yakni phasa R, S, T, dan Netral untuk mengukur arus
setiap phasa. Pastikan pemasangan clamp sesuai dengan arah arus yang
benar.
6) Pasang penjepit tegangan pada PQ meter, kemudian jepitkan ke tiap
penghantar phasa R, S, T, Netral dan Ground untuk mengukur tegangan
line to Netral setiap phasa, yakni VR-N, Vs-N dan VT-N.
7) Hubungkan laptop dan PQ meter dengan menggunakan kabel data yang
tersedia. Lalu hubungkan antara laptop dan PQ meter dengan program
Fluke View.
8) Atur waktu yang pada PQ meter sesuai dengan jam dan tanggal waktu
pengukuran.
9) Pilih menu besaran yang akan diukur.
10) Tentukan lama waktu pengukuran.
11) Siap melakukan perekaman besaran yang akan diukur.
b. Pengukuran pada panel SDP
1) Siapkan multimeter dan tangmeter.
2) Gunakan sarung tangan isolasi sebagai K3.

3) Mengukur tegangan tiap phasa pada panel SDP baik itu untuk pompa,
cooling tower, dan kompresor.
4) Catat penunjukan tegangan pada multimeter.

E. Data Pengukuran
Data Pengukuran MDP
N
o

Tang
Ampere

Parameter
min
Tegangan (V)

Arus (A)

PF

THD I (%)

400

THD V (%)
Daya Aktif
(kW)
Daya Semu
(kVA)
Daya Reaktif
(kVAR)
Tegangan (V)
Arus (A)
PF
2

Jenis Alat

0
0
213
,5
3,0
99
0,7
85

THD I (%)

3000

THD V (%)
Daya Aktif
(kW)
Daya Semu
(kVA)
Daya Reaktif
(kVAR)

No

Fasa

400
,8
485
,6
273

R
ma
x
209
,8
44,
84
0,8
49
11,
9
6,4
7,1
82
9,0
99
5,6
04
217
,6
3,6
81
0,8
28
53,
7
4,3
488
,7
607
,7
361
,3

ratarata

min

209,8

44,84

0,849

11,9
6,4
7,182

9,099

5,604

215,5
5

214
,1
3,0
72
0,7
18

3,39
0,806
5
53,7
4,3
444,7
5
546,6
5
317,1
5

432
,3
578
,8
384
,9

Fasa
S
ma
x
169
,9
50,
05
0,8
74
10,
8
5,5
6,7
71
8,0
78
4,4
05
218
,2
3,7
06
0,7
5
49,
8
4,8
522
,2
705
,2
475
,2

ratarata

min

169,9

50,05

0,874

10,8
5,5
6,771

8,078

4,405

216,1
5

216
,5
3,0
5
0,7
95

3,389
0,734
49,8
4,8
477,2
5
642
430,0
5

472
,7
575
,6
328
,1

T
ma
x
213
,2
51,
33
0,8
3
14,
1
5,6
8,0
47
10,
65
6,9
71
220
,5
3,7
3
0,8
25
53,
3
3,8
579
,7
713
,2
420
,6

ratarata
213,2
51,33
0,83
14,1
5,6
8,047
10,65
6,971
218,5
3,39
0,81
53,3
3,8
526,2
644,4
374,3
5

Data Pengukuran Kompresor, Pompa dan Cooling Tower


Tegangan
(V)

Arus
(A)

Frekuens
i
(HZ)

Power
Factor

THD
I
(%)

THD
V
(%)

Daya
Aktif
(kW)

Daya
Semu
(kVA)

Daya
Reakti
(kVAR

CT Diesel

Pompa Diesel

CT Bensin

Pompa
Bensin

Pompa Air 1

Pompa Air 2

Kompresor

R
S
T
R
S
T
R
S
T
R
S
T
R
S
T
R
S
T
R
S
T

210,9
212,4
215,2
211,2
210,9
213,7
209,3
209,9
211,9
208
202,9
192,3
216
217,2
214,9
213,2
217,2
214
212,8
213,5
216,1

8,72
8,7
8,72
8,68
8,69
8,72
1,44
1,44
1,44
1,42
1,43
1,43
15,15
42,35
40,22
50,08
54
54,5
0,44
0,41
0,38

50
50
50
50,1
50
50
50
50,1
50,1
50
50
50
50,3
50
50
50
50
49,9
50,1
50
50

0,02
0,86
0,88
0,02
0,86
0,89
0,4
0,58
0,97
0,34
0,99
0,99
0,75
0,85
0,87
0,85
0,89

6,5
6,4
6,5
6,6
6,4
6,5
11
10,4
10,5
11
10,9
10,8
11,3
8,4
9
8,2
7,6
6,5
33
32,9
33,3

4,6
4,6
3,8
4,4
4,6
3,7
4,5
4,3
3,8
4,6
9,6
3,9
4,6
4
4,7
4,2
3,9
4,6
4,6
4,5
3,9

0,03
1,54
1,61
0,03
1,54
1,59
0,12
0,14
0,3
0,1
0,18
0,012
3,65
7,1
7,79
9,52
10,2
10,7

1,8
1,81
1,84
1,8
1,81
1,82
0,3
0,3
0,31
0,27
0,3
0,012
3,72
9,43
9,14
11
12
12

1,8
0,94
0,89
1,8
0,94
0,89
0,28
0,24
0,03
0,25
0,24
0,003
0,69
6,21
4,78
5,47
6,4
5,4

F. Analisa dan Pembahasan


Analisa dan pembahasan didasarkan atas jawaban-jawaban pertanyaan sebagai
berikut:
1. Berapa daya yang terpasang di Lab. Teknik Konversi Energi?
2. Apakah besaran-besaran atau parameter-parameter yang diukur memenuhi

standard?
3. Berapa drop/ketidakseimbangan tegangan dan arus yang dihasilkan?
Analisa Data Pada Pengukuran MDP
a. Daya Terpasang
Diketahui :
Kapasitas MCB = 200 Ampere
VLL
= 380 Volt
Daya Semu Terpasang (SMCB)
= 3 VLL IL
= 3 380 200
= 131635,8614 VA
= 131,636 KVA
b. Daya Pengukuran
Dik :
SR = 9,099 KVA
SS = 8,078 KVA
ST = 10,65 KVA
PR = 7,182 KW
PS = 6,771 KW
PT = 8,047 KW
QR = 5,604 KVAR
QS = 4,405 KVAR
QT = 6,971 KVAR
Daya 3 fasa yang dikonsumsi Lab. Atas Teknik Energi adalah :
STOT = 27,827 KVA
PTOT = 22 KW
QTOT = 16,98 KVAR
% Pemakaian Daya =

Daya Pemakaian
100% =
Daya Terpasang

27,827
100%
131,636
= 21,149%
Pemakaian daya di Lab. Atas Teknik Energi hanya sebesar 21,149% dari
daya terpasang 131,636 kVA. Pemakaian rendah tersebut disebabkan
dikarenakan pada saat dilakukannya pengukuran mesin-mesin di lab atas
teknik konversi energi tidak dalam keadaan beroperasi semua. Sehingga
dari data tersebut tidak dapat dilakukan prediksi langkah konservasi
dikarenakan operasi di laboratorium tidak dalam keadaan maksimal.
c. Ketidakseimbangan tegangan
Perhitungan ketidakseimbangan tegangan pada MDP dengan tang ampere
400 ampere adalah sebagai berikut:

V ratarata =

V R +V S +V T
3

V ratarata =

209,8+169,9+ 213,2
=197,633 V
3

V RN unbalance=

V R N V ratarata
100
V ratarata

V RN unbalance=

209,8197,633
=6,1564
197,633

V SN unbalance=

169,9197,633
=14,032
197,633

V T N unbalance=

213,2197,633
=7,8767
197,633

Ketidakseimbangan tegangan sesuai dengan standar adalah 2 %


sehingga dari hasil perhitungan diatas didapat bahwa keseimbangan
tegangan pada setiap fasa terhadap netral berada diatas yang distandarkan
sehingga NOT OK.
d. Ketidakseimbangan arus
Perhitungan ketidakseimbangan arus pada MDP dengan tang ampere 400
ampere adalah sebagai berikut:
I +I +I
I rata rata= R S T
3
44,84 +50,05+51,33
I rata rata=
=48,74
3
I R unbalance=

I R I ratarata
100
I ratarata

I R unbalance=

44,8448,74
=8,001
48,74

I S unbalance=

50,0548,74
=2,69
48,74

I T unbalance=

51,3348,74
=5,31
48,74

Ketidakseimbangan arus pada setiap fasanya sebagian besar melewati


batas yang distandarkan. Hanya arus apada fasa ke-2 (fas S) yang
memenuhi stnadar yaitu 5 %. IR dan IT NOT OK sedangkan IS OK.
Perhitungan ketidakseimbangan untuk data keseluruhan adalah sebagai
berikut:
N
o

Jenis
Alat

MDP
Tang
Ampe
re 400
A

MDP
Tang
Ampe
re
3000
A

Paramet
er

Fasa

Ratarata

Standa
rd

Unbalance
R

K
et
N
ot
O
K
N
ot
O
K

Teganga
n

209,
8

169,9

213,
2

197,63
33

2%

6,15618
15

Arus

44,8
4

50,05

51,3
3

48,74

5%

8,00164
14

Teganga
n

215,
55

216,1
5

218,
5

216,73
33

2%

0,54598
59

O
K

Arus

3,39

3,389

3,39

3,3896
67

5%

0,00983
38

O
K

S
14,0327
2
2,68773
08
0,26914
8
0,01966
8

K
et
N
ot
O
K

T
7,8765
39

Ke
t
No
t
O
K
No
t
O
K

O
K

5,3139
11

O
K

0,8151
34

O
K

O
K

0,0098
34

O
K

Tang
Ampe
re

Parame
ter
min

ma
x

ma
x

Fasa
S
ratarata
169,
9
50,0
5

209242

169,
9
50,0
5

0,87
4

0,87
4

0,85

10,8

10
%

5,5

5,5

5
%

R
ratarata

Stan
d

Ket

min

209,8

209242

OK

Stan
d

400
Teganga
n (V)

Arus (A)

209,
8
44,8
4

0,84
9

PF

0,849

0,85

Not
OK

11,9

10
%

Not
OK

6,4

6,4

5
%

Not
OK

7,18
2

7,182

6,77
1

6,77
1

0
0

9,09
9
5,60

9,099
5,604

0
0

8,07
8
4,40

8,07
8
4,40

THD I
(%)
THD V
(%)
Daya
Aktif
(kW)
Daya
Semu
(kVA)
Daya

44,84

11,9

10,8

Ke
t
No
t
O
K

min

0
0

O
K
No
t
O
K
No
t
O
K

ma
x

T
ratarata

213,
2
51,3
3

213,
2
51,3
3

0,83

14,1

Stand

Ke
t

209242

OK

0,83

0,85

No
t
OK

14,1

10
%

No
t
OK

5%

No
t
OK

5,6

5,6

8,04
7

8,04
7

0
0

10,6
5
6,97

10,6
5
6,97

Reaktif
(kVAR)
Teganga
n (V)
Arus (A)

PF

3000

THD I
(%)
THD V
(%)
Daya
Aktif
(kW)
Daya
Semu
(kVA)
Daya
Reaktif
(kVAR)

213,
5
3,09
9
0,78
5

4
217,
6
3,68
1
0,82
8

215,5
5

209242

OK

3,39
0,806
5

214,
1
3,07
2
0,71
8

5
218,
2
3,70
6

5
216,
15
3,38
9

0,85

O
K
No
t
O
K
No
t
O
K
O
K

216,
5

1
220,
5

1
218,
5

3,05

3,73

3,39

OK

0,81

0,85

No
t
OK

53,3

53,3

10
%

No
t
OK

3,8

3,8

5%

OK

Not
OK

10
%
5
%

Not
OK

49,8

49,8

OK

4,8

4,8
477,
25

472,
7

579,
7

526,
2

713,
2

644,
4

420,
6

374,
35

10
%
5
%

0,79
5

209242

0,85

0,75

0,73
4

209242

53,7

53,7

4,3

4,3

400,
8

488,
7

444,7
5

432,
3

522,
2

485,
6

607,
7

546,6
5

578,
8

705,
2

642

575,
6

273

361,
3

317,1
5

384,
9

475,
2

430,
05

328,
1

0,82
5

Analisa Data Pada Pengukuran Kompresor, Pompa, Cooling Tower (CT)

Jenis Alat

CT Diesel

Pompa
Diesel
CT Bensin

Fas
a

Tegangan (V)
Data

Stand

Ket

Frekuensi (HZ)
Dat
Stan
a
d
Ket

R
S
T

210,9
212,4
215,2

209242

OK
OK
OK

50
50
50

R
S
T
R

211,2
210,9
213,7
209,3

209242

OK
OK
OK
OK

50,1
50
50
50

209242

0,5

0,5
0,5

OK
OK
OK
Not
OK
OK
OK
OK

Power Factor
Dat
a

Stan
d

0,02
0,86
0,88

0,85

0,02
0,86
0,89
0,4

0,85

Ket
Not
OK
OK
OK
Not
OK
OK
OK
Not
OK

THD I (%)
Stan
Data
d
Ket

THD V (%)
Stan
Data
d
Ket

6,5
6,4
6,5

10%

OK
OK
OK

4,6
4,6
3,8

6,6
6,4
6,5
11

10%

OK
OK
OK
Not
OK

4,4
4,6
3,7
4,5

5%

5%
5%

OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK

Pompa
Bensin

Pompa Air
1

Pompa Air
2

Kompreso
r

209,9

OK

50,1

211,9

50,1

208

OK
Not
OK
Not
OK
Not
OK

Not
OK
Not
OK

50

OK

OK

50,3

202,9

192,3

216

S
T
R
S
T

217,2
214,9
213,2
217,2
214

212,8

213,5

216,1

209242

209242

209242

209242

50

0,5

50

OK
OK
OK
OK
OK

50
50
50
50
49,9

OK

50,1

OK

50

OK

50

0,5

0,5

OK
OK
OK
OK
OK
Not
OK
OK
OK

0,85

0,97

Not
OK
OK
Not
OK

0,34

0,85

OK
OK
Not
OK

0,5

0,58

0,99
0,99
0,75
0,85
0,87
0,85
0,89

0,85

0,85

10,4

10%

10,5
11
10,9

OK

10,8

OK
Not
OK
OK
OK
OK
OK

11,3
8,4
9
8,2
7,6
6,5

10%

10%

10%

33

0,85

32,9
33,3

10%

Not
OK
Not
OK
Not
OK
Not
OK
Not
OK
Not
OK
OK
OK
OK
OK
OK
Not
OK
Not
OK
Not
OK

4,3

OK

3,8

OK

4,6

OK
Not
OK

9,6

5%

3,9

OK

4,6
4
4,7
4,2
3,9
4,6

OK
5%

5%

4,6
4,5
3,9

OK
OK
OK
OK
OK
OK

5%

OK
OK

Data Perhitungan keseluruhan untuk ketidakseimbangan tegangan dan arus


No

Jenis Alat

Fasa

Paramete
r

Tegangan

210,9

212,4

215,2

Arus

8,72

8,7

8,72

Tegangan

209,3

209,9

211,9

Arus

1,44

1,44

1,44

212,833
3
8,71333
3
210,366
7
1,44

Tegangan

211,2

210,9

213,7

Arus

8,68

8,69

Tegangan

208

Arus
Tegangan

Ket

Ket

2%

-0,908379

OK

-0,203602

OK

1,111981

OK

5%

0,0765111

OK

-0,153022

OK

0,076511

OK

2%

-0,5070512

OK

-0,221835

OK

5%

OK

OK

211,9333

2%

-0,3460208

OK

-0,487575

OK

8,72

8,69666
7

5%

-0,1916443

OK

-0,076658

OK

202,9

192,3

201,066
7

2%

3,4482759

No
t
0,9118037
OK

OK

-4,36008

Not
OK

1,42

1,43

1,43

5%

-0,4672897

OK 0,2336449

OK

0,23364
5

OK

216

217,2

214,9

2%

-0,0154297

OK 0,5400401

OK

-0,52461

OK

Not
OK

23,4752
4

Not
OK

OK

-0,37244

OK

OK

3,10253
5

OK

Pompa Air 1

Pompa Air 2

Unbalance
R

Pompa Diesel

Pompa
Bensin

Standar
d

Ke
t

CT Diesel

CT Bensin

Ratarata

1,42666
7
216,033
3

Arus

15,15

42,35

40,22

32,5733
3

Tegangan

213,2

217,2

214

214,8

2%

-0,744879

Arus

50,08

54

54,5

52,86

5%

-5,2591752

5%

-53,489562

No
t
30,014327
OK
OK 1,1173184
No
t
2,1566402
OK

0,72888
6
0
0,83359
5
0,26830
2

OK
OK
OK
OK

Tegangan

212,8

213,5

216,1

214,133
3

2%

-0,622665

OK

-0,295766

OK

0,91843
1

OK

Arus

0,44

0,41

0,38

0,41

5%

7,3170732

No
t
OK

OK

-7,31707

Not
OK

Kompresor

Вам также может понравиться