Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak. Sementara
itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Hukum atau aturan
baku diatas tidak selalu dalm bentuk tertulis.Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku
sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu,
dalam hal ini kegiatan pendidikan.
Pada dasarnya hukum merupakan cerminan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan
memegang nilai-nilai secara konsisten merupakan tindakan yang etis , sehingga antara
hukum dan etika juga memiliki keterkaitan.Digunakan sebagai pedoman bagi Bidan dalam
menjalankan tugas profesinya.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah Agar mahasiswa mampu memahami pengantar
ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam praktek kebidanan.
C. Manfaat
Adapun manfaat penuliasan makalah ini yakni agar profesi kebidanan agar dapat diterima
dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain.
BAB II
PEMBAHASAN
1
dimasyarakat dan memegang nilai-nilai secara konsisten merupakan tindakan yang etis ,
sehingga antara hukum dan etika juga memiliki keterkaitan.Digunakan sebagai pedoman
bagi Bidan dalam menjalankan tugas profesinya.
B. Landasan Hukum dan Wewenang Bidan
1. Kewenangan
Dalam menangani kasus seorang bidan diberi kewenangan sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia No:900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan
praktek bidan,yang disebut dalam BAB V praktik bidan antara lain:
a) Pasal 14 : bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kebidanan
b. Pelayanan keluarga berencana
c. Pelayanan kesehatan masyarakat
b) Pasal 15 :
a. Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a
(pelayanan kebidanan) ditujukan pada ibu dan anak
b. Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pra nikah, pra hamil, masa hamil,
masa bersalin , masa nifas, menyusui dan masa antara (periode interval)
c. Pelayanan kebidanan pada anak diberikan pada masa bayi baru lahir,masa
bayi,masa anak balita dan masa pra sekolah.
c) Pasal 16 :
1. Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi :
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelaynan antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan
abortus iminens, hiperemesis grafidarum tingkat 1, pre eklamsi ringan
dan anemia ringan.
e. Pertolongan persalinan normal
f. Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sungsang, partus
macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi,
perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri
primer, post aterm dan preterm.
3
kenyamanan
dalam
persalinan,seperti
kehadiran
kebutuhan
emosional
bayi
baru
lahir,
jika
memungkinkan antara lain kontak kulit langsuna,kontak mata antara bayi dan
ibunya bila dimungkinkan
n. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI ekslusif
o. Manajemen fisiologi kala III
p. Memberikan suntikan intramuskuler meliputi: uterotonika, antibiotika, dan
sedatifa
q. Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti distosia bahu, asfiksia neonatal,
retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan
r. Indikasi tindakan operatif pada perasalinan misalnya gawat janin, CPD.
s. Indikator komplikasi persalinan : perdarahan, partus macet, kelainan presentasi,
eklampsi, kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi,
distosia inersia uteri primer, post term, dan pre term, serta tali pusat
menumbung.
t. Prinsip manajemen kala III, secara fisiologis
u. Prinsip manajemen aktif kala III.
2) Pengetahuan tambahan
a. Penatalaksanaan persalinan dan malpresentasi
b. Pemberian suntikan anestesi local
c. Akselerasi dan induksi persalinan
5
3) Keterampilan dasar
a. Pengumpulan data yang berfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital
ibu pada persalinan sekarang.
b. Pelaksanaan pemeriksaan yang berfokus.
c. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisis dan penurunan
janin
d. Pencatatan waktu dan pengkajian kontraksi uterus (lama, kekuatan dan
frekuensi)
e. Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan
akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi
f.
g.
h.
i.
indikasi
Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat
Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan
Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
Melaksanakan manajemen aktif kala III.
Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uteronika,antibiotika dan sedative
Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan
q.
r.
s.
t.
u.
v.
hematokrit (HT)
Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversi uteri dalam kala III
Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya
Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar
Memeriksa robekan vagina, servik dan perineum
Menjahit robekan vagina dan perinium tingkat II
Memberikan pertolongan persalinan abnormal : letak sungsang, partus macet
kepala didasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, pos term dan pre term.
w. Melakukan pengeluaran plasenta secara manual
x. Mengelola perdarahan post partum
y. Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan,kegawatdaruratan dengan tepat
waktu sesuai indikasi
z. Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan / tali kasih
ibu dan bayi lahir
6
4) Keterampilan tambahan
a. Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan tangan
yang tepat
b. Memberikan suntikan anestesi lokal jika diperlukan
c. Melakukan ekstraksi forcerendah dan vakum jika diperlukan sesuai
kewenangan
d. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia bahu, gawat janin dan
kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat
e. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung
f. Mengidentifikasi danmenjahit robekan servik
g. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika
diperlukan sesuai kewenangan
h. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi persalinan dan
penanganan perdarahan post partum.
Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut:
1. Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanng registrasi dan praktik bidan
2. Standar Pelayanan Kebidanan
3. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
4. PP No 32/ Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang oraganisasi dan tata kerja Depkes
6. UU No 22/1999 tentang Otonomi daerah
7. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
8. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum kesehatan yang terkait dengan etika profesi dan pelanyanan kebidanan. Ada
keterkaitan atau daerah bersinggunan antara pelanyanan kebidanan, etika dan hokum atau
terdapat grey area. Sebagaimana di ketahui bahwa bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan. Sebelum menginjak kehal hal yang
lebih jauh, kita perlu memahami beberapa konsep dasar dibawah ini :
1. Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui
Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek
kebidanan di Negara itu. Dia harus mampu memberikan supervise, asuhan dan
memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hmil , persalinan dan
masa pasca persalinan, memimpin persalianan atas tanggung jawab sendiri serta asuhan
pada bayi baru lahir dan anak.
2. Pekerjaan itu termaksud pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orangtua
dan meluas kedaerah tertentu dari ginekologi, KB dan Asuhan anak, Rumah Perawatan,
dan tempat tempat pelayanan lainnya (ICM 1990)
B. Saran
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi,
keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan
terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
10