Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. DASAR TEORI
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan zat terlarut oleh suatu proses
migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih.
Salah satu diantaranya bergerak secara kesinambungan dalam arah tertentu dan di
dalamnya zat zat itu menunjukan perbedaan dalam mobilitas di sebabkan adanya
perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau
kerapatan suatu ion
Kromatografi lapis tipis merupakan suatu analisis kualitatif dari suatu
sampel yang ingin diuji , metode pemisahan komponen komponen sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran. Kromatografi lapis tipis adalah pemisahan
merode kimia fisika dengan fase gerak (larutan mengambang yang cocok dan
fase diam (bahan berbutir) yang diletakkan pada penyangga berupa plat gelas atau
lapisan yang cocok, pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengambang)
lalu hasil pengembangan di deteksi.
Pada identifikasi noda atau penampakan noda jika noda sudah berwarna
dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga RF . RF merupakan nilai dari jarak
relatif pada pelarut, harga RF dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh
komponen di bagi jarak yang di tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap
senyawa . RF juga menyatakan derajat valensi suatu komponen dalam fase diam,
karena itu RF juga di sebut faktor referensi.
Faktor faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi
lapis tipis yang juga mempengaruhi harga RF. Yaitu :
Sampel : Oleum menthae piperatae, oleum caryophyli, oleum anisi dan oleum
rosa.
Fase diam : Silika gel Gf254 yang telah diaktifkan .
Fase gerak : Heksana : Etil Asetat ( 96 : 4)
Penampak noda: Vanilin asam sulfat atau anisaldehida asam sulfat
Alat : bejana kromatografi, pipa kapiler, alat semprot, lampu UV, gelas beker,kaca
arloji dll .
C. CARA KERJA
1. Siapkan bejana kromatografi, masukkan fase gerak yang akan digunakan,
siapkan sehelai kertas saring dan biarkan bejana menjadi jenuh dengan
lembab. Jangan membuka bejana kromatografi selama pengujian.
2. Buatlah larutan minyak atsiri 1% dlm toluena.
3. Buatlah larutan pembanding timol 0,1 % dalam toluene.
4. Totolkan larutan percobaan dengan dan larutan pembanding masing
masing sebanyak 5 L pda lempeng KLT dengan menggunakan pipa
kapiler. Buatlah totolan sekecil mungkin dengan jalan menotolkan sedikit
demi sedikit .jarak antara totolan satu atau dua minimal 1 cm.
5. Masukkan lempeng silika yang sudah ditotoli ke dalam bejana
kromatografi .tunggu sampai fase gerak mencapai jarak yang sudah di
tentukan.
6. Angkat lempeng dari bejana kromatografi , keringkan dengan pemanasan
pada suhu < 50 selama 5 menit . amati warna dan bercak yang terjadi di
bawah lampu UV. Dokumentasikan hasil pengamatan catat masing
masing bercak.
7. Lakukan hal yang sama seperti point 1-5 menggunakan sampel yang
lainnya . semprot kromatogen dengan pereaksi penampak bercak vanilin
asam sulfat atau anisaldehide asam sulfat , keringkan dengan oven
8. Gambar kromatogren yang dapat di hitung RF nya
D. HASIL PENGAMATAN
I.
HASIL PENGAMATAN
NO
.
1.
Cara Kerja
Gambar
Hasil Pengamatan
Siapakan bejana
Dibuat eluen
kromatografi.
dengan
menggunakan etil
asetat : heksana.
Dan dijenuhkan
dengan menutup
chamber dan
dimasukkan kertas
ditandai dengan
saring.
2.
Buatlah larutan
minyak atsiri 1%
dalam toluena.
Minyak Rosae 1%
dalam etanol 95%.
3.
Buatlah larutan
Tidak
menggunakan
% dalam toluene.
larutan pembanding
timol.
4.
Totolkan larutan
Minyak rosae
ditotolkan pada
pembanding masing-
lempeng.
masing sebanyak 5 ml
pada lempeng KLT
dengan menggunakan
pipa kapiler. Buatlah
totolan sekecil
mungkin dengan jalan
menotolkan larutan
sedikit demi sedikit.
Jarak antara totolan
yang satu dengan
yang lain minimal 1
cm
5.
Masukkan lempeng
Lempeng
dimasukkan ke
ditotoli ke dalam
dalam chamber
bejana kromatografi
6.
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan kromatografi lempeng tipis pada
senyawa minyak atsiri, dimana praktikum kali menggunakan minyak
Rosae dan seperangkat alat KLT.
Sebelum dilakukan pengujian, lempeng diaktifkan terlebih dahulu
di dalam oven. Setelah itu lempeng digunting dengan panjang 10 cm
dan lebar 4 cm, dimana bagian atas diberi garis sepanjang 1 cm dan
bagian bawah 1 cm sehingga jarak yang akan ditempuh eluen
sepanjang 8 cm. Dan dibuat totolan kecil dengan pensil pada garis
bawah lempeng.
Setelah lempeng siap, dibuat eluen dengan etil asetat : heksana
(0,4:9,6) didalam chamber dan dijenuhkan dengan menutup chamber
dan dimasukkan kertas saring untuk melihat kejenuhan chamber yang
ditandai dengan lembabnya kertas saring. Lalu dibuat minyak rosae
dengan meneteskan etanol 95%.
Setelah chamber telah jenuh , lempeng ditotolkan dengan minyak
rosae yang telah dicampur dengan etanol 95% pada totolan yang telah
disiapkan. Lalu masukkan lempeng ke dalam chamber. Saat