Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB III

TINJAUAN KHUSUS
SEKOLAH TINGGI DESAIN GRAFIS DI KOTA KENDARI

A. Tinjauan Terhadap Kota Kendari


Kondisi Fisik Kota Kendari
a. Letak Geografi
Secara geografis Kota Kendari terletak pada 1220,550 - 1220,390 Bujur Timur
dan 030,550 4,050 Lintang Selatan yang membentang mengelilingi Teluk
Kendari. Kota Kendari merupakan dataran yang berbukit dan dilewati oleh
sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga teluk ini kaya akan hasil
lautnya.
Secara fisik Kota Kendari terletak di Teluk Kendari yang menghadap langsung
ke Laut Banda, dengan wilayah administratif kecamatan Kotanya membentuk
jalur pipih berada disepanjang Teluk Kendari.
Luas wilayah Kota Kendari yaitu 295,89 km2 atau 29,598 Ha terdiri dari empat
kecamatan dan 51 kelurahan dengan topografi bervariasi antara datar dan bukit
dengan ketinggian mencapai 459 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif, kodya Kendari terbagi atas enam Kecamatan, yaitu:

Kecamatan Poasia yang terdiri dari 10 Kelurahan, yaitu: Kambu, Andounohu,


Anggoeya, Abeli, Tobimeita, Nambo, Sambuli, Bungkutoko, Talia dan Lapulu.

Kecamatan Baruga yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Mandonga.


Kecamatan Mandonga yang terdiridari 7 kelurahan, yaitu: Mandonga,
Tobuaha, Puwatu, Labibia, Wua-Wua, Alolama dan Lepo-Lepo.

Kecamatan Kendari yang terdiri dari 9 kelurahan, yaitu: Mata, Kendari Caddi,
Benu-Benua, Tipulu, Kemaraya, Kasilampe, Mangga Dua, Gunung Jati dan
Sodoha.

Kecamatan Abeli dan Kecamatan Kandai


III-1

Gambar III.1 : Peta Pembagian Kecamatan Provinsi Sulawesi Tenggara


(Sumber: http.Data Kota Kendari.com)

b.

Batas Administrasi
Kota Kendari berkedudukan sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara
terbentuk berdasarkan Undang-Undang nomor 6 tahun 1995, dan secara
Administratif Kota Kendari berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Soropia.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo dan Laut
Banda.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara, Kecamatan Ranomeeto
dan Kecamatan Konda.
c. Keadaan Morfologis
Kota Kendari terletak di daerah pantai Teluk Kendari dengan berbagai potensi
dan peluang untuk pengembangan usaha dan merupakan sentral perdagangan dari
berbagai produk.
Pada daerah dataran tinggi merupakan daerah pengembangan pemukiman,
pertokoan, perkantoran, pendidikan dan bahkan pengembangan kawasan industri.

III-2

d.

Keadaan Iklim, Suhu dan Musim


Kota Kendari mempunyai curah hujan yang cukup tinggi yaitu rata-rata 2,504
mm pertahun dengan curah hujan 175 hari pertahun. Musim kemarau berlangsung
dari bulan Juli sampai dengan bulan November dengan curah hujan rata-rata
relatif rendah, yakni sekitar 10 mm perbulan.
Secara keseluruhan keadaan iklim Kota Kendari setiap tahunnya:
1). Kelembaban udara berkisar antara 75% - 86%, dengan rata-rata 83%.
2). Suhu udara maksimum berkisar antara 310C 370C, dengan ratarata 330C.
3). Suhu udara minimum berkisar antara 160C - 220C, dengan rata-rata
210C.
4). Kecepatan angin rata-rata berkisar 7 Knot/Jam.Tekanan udara berkisar antara
1007.2 1012.6 millibar dengan rata-rata 1009.4 millibar.
Pola Umum Tata Ruang Kota Kendari
a. Rencana Tata Guna Lahan
Sebagai suatu sistem wilayah, maka kota terbentuk oleh adanya interaksi
antara bagian wilayah kota (BWK) yang mempunyai fungsi tertentu. Sehubungan
dengan perkembangan kebutuhan lahan untuk lahan kegiatan-kegiatan perkotaan,
maka fungsi existing BWK di Kota Kendari di masa mendatang mengalami
perubahan. Dengan demikian, Rencana Tata Guna Lahan (RTGL) Kota Kendari,
melalaui pendekatan fungsi primer dan sekunder tiap-tiap BWK nantinya
merupakan kerangka bagi pola tata guna lahan.
Sebagai dasar analisa dan perkembangan perkotaan dan kebutuhan Kota
Kendari diselaraskan dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW)
yang dibuat tahun 2000 yang mencakup usaha-usaha pembangunan dan
pengembangan kota untuk masa sepuluh tahun mendatang (sampai tahun 2010).
b. Fungsi dan Peran Kota

III-3

Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan pelayanan


seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan eksternal akan dapat
menentukan fungsi dan peran kota. Kota Kendari dalam masa yang akan datang
tetap berfungsi sebagai:
a).

Pusat pertumbuhan wilayah pengembangan

b).

Pusat perdagangan

c).

Pusat Pendidikan

d).

Pusat Pemerintahan

e).

Pusat Industri

f).

Pusat Kebudayaan dan Pariwisata

Gambar II.2 : Peta Fungsi dan Peran Kota Kendari


(sumber : www.kendari.co.id, Rencana Tata Ruang, 2000)

c.

Pembagian Kawasan Kota

III-4

Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) Kendari sampai


2010, wilayah Kota Kendari terbagi dalam tujuh Bagian Wilayah Kota (BWK),
hal ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel III.1 : Arahan Fungsi dan Pengembangan Bagian Wilayah Kota Kendari
BWK

Cakupan Wilayah
Kelurahan

Potensi
Penggunaan
Lahan
Luas
17,046 km2

Arahan Pusat BWK

Arahan Fungsi

Mencakup Kecamatan
Mandonga dan Kecamatan
Baruga yang meliputi
Kelurahan: Punggaloba
(sebagian), Tobuaha,
Mandonga, Korumba,
Anggilowu (sebagian),
Alolama (sebagian),
Wawombalata (sebagian),
Kadia dan Bende.
Mencakup Kecamatan
Kendari dan Kecamatan
Mandonga yang meliputi
kelurahan: Kemaraya, WatuWatu, Tipulu, Punggaloba,
dan Alolama (sebagian)
Mencakup Kecamatan
Kendari yang meliputi BenuBenua, Sodohoa, Sanua,
Dapu-Dapura, Kandai,
Kendari Caddi, Kasilampe,
Gunung Jati, Mangga Dua,
Matta dan Purirano.

Pusat BWK di
kompleks kantor
Pemerintahan Walikota
Kendari
Sub-Pusat di pasar
Wua-wua

Pemerintahan Kota
Kendari
Perdagangan dan
Jasa skala kota
Olahraga
Pariwisata
Perumahan
(penunjang)

Kendari Beach

Pariwisata
Perkantoran dan
Hotel
Perumhan mewah

Luas
12,914km2

Pusat BWK di Pasar


Kota Lama Kendari
Sub-Pusat BWK di
Purirano

Luas
24,90 km2

IV

Mencakup Kecamatan Poasia


yang meliputi Todonggeu,
Sambuli, Nambo, Petoaha,
Bungkutoko, Talia, Poasia,
Lapulu, Pudai, Matabubu,
Abeli, Anggomelai,
Tobimeita, Benua Nirai dan
Anggoeya.

Pusat BWK di suatu


areal di perpotongan
antara jalan Poros
Anduonohu dan Poros
Lepo-Lepo Kelurahan
Petoana
Sub-Pusat di
Todonggeu

Mencakup Kecamatan Poasia


dan Kecamatan Baruga yang
meliputi Kelurahan:
Rahanduona, Anduonohu,
Mokoau, Kambu, Lepo-Lepo
(sebagian)

Pusat BWK di Kantor


Propinsi

Perdagangan dan
Jasa
Pelabuhan Laut dan
Peti Kemas
Industri Kimia dan
Logam
Perumahan
(penunjang)
Industri Kimia dan
Logam (bagian
barat, mencakup
Kelurahan Sambuli
dan Todonggeu)
Industri Perikanan
di Kawasan PPS
Kendari (Pundai)
Pariwisata di
Nambo dan
Bungkutoko
Rumah Kebun
(pertanian)
Pemerintahan
propinsi
Pendidikan
Kesehatan
Rumah Kebun
Pertanian (sawah)
Hutan Wisata

II

III

Luas
90,24km2

Luas
49,02km2

III-5

VI

Mencakup Kecamatan Baruga


dan Kecamtan Mandonga
yang meliputi Kelurahan:
Lepo-Lepo (sebagian),
Baruga, Bonggoeya, WuaWua, Puwatu (sebagian),
Watulondo (sebagian) dan
Kadia (sebagian).

Pusat BWK di Pasar


Baruga sekarang
Sub-Pusat BWK di
Terminal Type B Abeli
Sawah

VII

Mencakup Kecamatan
Mandonga yang meliputi
Kelurahan: Puwatu
(sebagian), Watulondo
(sebagian), Punggolaka
(sebagian), Labibia dan
Wawombalata.

Pusat BWK di Puwatu


Sub-Pusat BWK
disediakan pada suatu
areal di persimpangan
jalan ke Batu Gong dan
Matabondu di
Kelurahan Labibia.

Aneka Industri,
Industri Kerajinan
dan Agro Indusri
Industri Gembol
Perdagangan Grosir
Transportasi
Regional
Rumah Kebun
(Pertanian) dan
Agribisnis
Aneka Industri,
Industri Kerajinan
dan Agro Industri
Rumah Kebun dan
Agribisnis
Tempat
Peristirahatan

Luas
49,867km2

Luas
51,9025km2

(Sumber: http.kendari.go.id.)

Gambar III.3 : Peta Pembagian BWK Kota Kendari


(Sumber: BPS Kota Kendari)

3. Keadaan Penduduk
Tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi tenggara sekitar 1.349.619 jiwa,
sepuluh tahun kemudian yaitu tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa, dan
berdasarkan hasil pencatatan terakhir, melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) BPS tahun 20015 adalah 1.959.414 jiwa. Dengan demikian, laju
pertumbuhan Sulawesi Tenggara pada kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 2,79
persen per tahun dan pada kurun waktu tahun 2010-2015 menjadi 0,02 persen.
Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 20102015, hanya Kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukkan pertumbuhan
positif yaitu 0,03 persen dan 0,02 persen per tahun.
III-6

Tabel III.2 : Laju Pertumbuhan Penduduk Sulawesi Tenggara Menurut


Kabupaten/Kota
Penduduk (Population)
Kabupaten/
Kota
1. Buton
2. Muna
3. Konawe
4. Kolaka
5. Konsel
6. Bombana
7. Wakatobi
8. Kolut
9. Kota Kendari
10. Kota bau-bau
Prop. Sulawesi
Tenggara

Laju Pertumbuhan (%)

1990

2000

2004

2005

394.484
226.933
488.471
239.731
1.349.619

533.417
274.417
444.912
323.329
200.474
1.776.292

456.396
292.332
471.323
352.607
222.583
115.862
1.911.103

270.100
296.003
255.283
264.149
226.734
106.181
95.547
96.784
227.190
121.416
1.959.414

1990-2000

2000-2005

3,06
1,91
2,82
3,04
2,79

3,39
1,26
2,27
2,36
2,07
4,79
2,53

(Sumber: BPS Kota Kendari)

Kota Kendari
Kota Kendari dengan luas 29.589 Ha pada tahun 2010 diperkirakan akan
dihuni oleh sekitar 300.000 jiwa dengan kepadatan penduduk yang jarang yaitu 10
jiwa per Ha. Berdasarkan hasil analisa fisik kota kendari dari 29.589 Ha, tersebut
16.000 Ha diantaranya merupakan lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan
perkotaan sehingga kepadatan penduduk perkotaan Kota Kendari adalah 19 jiwa
per Ha, atau lebih dari 20 jiwa per Ha. Jika dilihat ukuran jumlah penduduk
terhadap luas wilayah Kendari, kota ini masih tergolong kota kecil sampai
menengah.
Berdasarkan pendekatan Kota dalam taman dapat diperkirakan bahwa
perbandingan luas lahan terbangun dengan hutan di kota Kendari adalah serasi
dan seimbang yang berwawasan lingkungan.
Berdasarkan kecenderungan perkembangan dan laju pertumbuhannya maka
jumlah penduduk Kendari 10 tahun mendatang (sampai 2015) direncanakan
300.000 jiwa.

Tabel III.3 : Proyeksi Penduduk Kotamadya Kendari Tahun 2003-2010


III-7

No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Tahun
Proyeksi Penduduk (jiwa)
Pertumbuhan
2003
203.110
3,98
2004
211.619
4,19
2005
220.946
4,41
2006
231.172
4,63
2007
242.391
4,85
2008
254.704
5,08
2009
268.224
5,31
2010
283.077
5,54
(Sumber : Buku Analisa RTRW Kendari 2000-2010)

4. Kebijakan Arah Pengembangan Kota dan Rencana Tata Guna Lahan.


Kota Kendari pada awalnya, terdapat 5 BWK (bagian wilayah kota), yaitu :
BWK I

Kota lama

BWK II

Mandonga

BWK III Baruga


BWK IV Anduonohu
BWK V

Poasia

Namun dalam perkembangan penyusunan RTRW Kendari 2000-2010,


terdapat kesulitan dalam penetapan BWK nya, sehingga dengan BWK pusat Kota
Mandonga yang sudah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan pembagian BWK
dalam RUTRK/RIK 1984 2004 dengan penambahan area ke sebelah utara.
Dengan demikian pada BWK Mandonga dan Baruga harus ada penyesuaian yang
akan berdampak pada BWK lainnya.

B. Fungsi, Status, dan Struktur Sekolah Tinggi Desain Grafis di Kendari


1. Fungsi Sekolah Tinggi Desain Grafis di Kendari
a. Penyelenggaraan pendidikan formal untuk menghasilkan tenaga profesisonal,
pembina dan kritis di bidang desain grafis.
b.

Penyelenggaraan penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang desain


grafis.
III-8

c. Wadah pertemuan dan tukar pikiran tentang desain antara paa ahli, mahasiswa
dan masyarakat.

2. Status Sekolah Tinggi Desain Grafis di Kendari


Merupakan lembaga Pendidikan Tinggi Swasta yang dibawahi oleh kopertis
Wilayah Kotamadya Kendari yang dikelola oleh yayasan badan hukum
penyelenggaraan Sekolah Tinggi Desaian Grafis di Kendari.

Ketua
STDG

Sekretaris

Pembantu Ketua
STDG

Yayasan/
Dewan Pembina

Bagian Tata Usaha


dan Administrasi
Program
Studi
Laboratorium/
Studio

Dosen

3. Struktur
Organisasi Penyelenggara

Gambar III.4 Struktur Organisasi Penyelenggaraan STDG Di Kendari

III-9

Sumber : Analisa

C. Unsur Pelaku Kegiatan Sekolah Tinggi Desain Grafis di Kendari


Unsur pelaku kegiatan pada Sekolah Tinggi Desain Grafis di Kendari
1. Mahasiswa
2.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Desain Grafis di Kendari adalah lulusan SLTA


atau sederajat. Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, mahasiswa dan
aktifisnya dipandang sebagai input dan pusat perhatian.

3. Staf Edukatif
Pengetahuan teori dibina dengan sistem kuliah. Pelaksanaan praktek dibina
dalam studio/laboraturium.
a. Tenaga pengajar/dosen
Tenaga pengajar sebagai unsur yang mentransfer ilmu baik secara teori
maupun praktek. Teori meliputi ilmu-ilmu pengetahuan yang menunjukan studi,
sedangkan praktek meliputi bidang keterampilan sesuai dengan desain grafis.
Macam-macam tenaga pengajar, yaitu :
1. Tenaga pengajar tetap adalah pengajar yang diangkat sebagai pegawai/staf
pengajar tetap pada Sekolah Tinggi Desain Grafis di Kendari

III-10

2. Tenaga pengajar tidak

tetap adalah pengajar yang diangkat sebagai staf

pengajar honorer pada Sekolah Tinggi Desain Grafis di Kendari


3. Tenaga pengajar tamu adalah pengajar dari luar Sekolah Tinggi Desain Grafis
yang diberi tugas khusus sesuai dengan kebutuhan akademik.

b. Kepala laboratorium
Kepala laboratorium dengan pangkat guru besar atau setidaknya yang
berpengalaman dan memiliki keahlian terhadap pengelolaan laboratorium.
Sebagai manajer, bertanggung jawab dalam bidang administarsi, manajemen
perlengkapan alat, bahan serta kelancaran program kerja laboratorium, tenag
pengajar dan teknisi/laboran dalm menjalankan tugas-tugas laboratorium.

c. Tenaga administrasi laboratorium


Tenaga administrasi setidaknya satu orang yang memiliki kemampuan dan
pengalaman dalam bidang administrasi untuk melayani tugas-tugas administrasi
meliputi administrasi perlengkapan alat-alat, surat-surat komunikasi dan
sebagainya yang berkenan dengan masalah tata administrasi.

4. Staf Non Edukatif


Staf non edukatif Sekolah Tinggi Desain Grafis adalah sebagai pelaksana yang
mengelola lembaga baik administrasi muapun pemeliharaan wadah fisik dan

III-11

perlengkapannya. Sekolah Tinggi Desain Grafis dipimpin oleh seorang ketua


(direktur) dan sekertaris yang dibantu oleh staf, yaitu :
a. Staf bidang akademik
b. Staf bidang administrasi dan keuangan
D. Prediksi Statistik
1. Jumlah peserta didik
Berhubung, Sekolah Tinggi Desain Grafis ini merupakan sekolah tinggi
dengan disiplin ilmu desain yang pertama di kendari, maka untuk memperkirakan
banyaknya peminat pada sekolah tersebut, diasumsikan jumlah mahasiswa untuk
tahun pertama adalah 80 orang untuk 1 program studi yang disediakan. Maka
jumlah mahasiswa setiap tahunnya dengan jumlah penerimaan tetap (80 orang per
tahun) dapat kita hitung dengan rumus 1:
-

Tahun I

= a

Tahun IV (C)

= a(x3) + B

Tahun II (A)

= ax + a

Tahun V

= a(x4) + C

Tahun III (B)

= a(x2) + A

Dimana :
a = jumlah penerimaan mahasiswa tiap tahun.
x = persentase jumlah mahasiswa yang lulus ke tahun akademik berikutnya
diasumikan 90 %.
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah mahasiswa untuk 5 tahun ke depan
dapat diprediksikan sebagai berikut :
Tahun I = 80
Tahun II = (A) = (80 x 90%) + 80

= 152 orang

Tahun III = (B) = (80 x 81%) + 152

= 217 orang

III-12

Tahun IV = (C) = (80 x 72,9%) + 217

= 275 orang

Tahun V = (D) = (80 x 65,61%) + 275

= 327 orang

Mahasiswa yang diwisuda pada akhir tahun ke-5 masa kuliah adalah

a(x) = 80

x 65,61% = 52 orang.

Karena wisuda dilaksanakan pada akhir tahun akademik V, maka jumlah


mahasiswa untuk tahun akademik VI dan seterusnya sama dengan jumlah
mahasiswa pada tahun V yakni 327 orang.

Namun penerimaan mahasiswa baru untuk tahun ke-6 dan seterusnya mulai
kontrol dengan didasarkan pada jumlah persentase lulusan yang terserap ke dunia
kerja serta jumlah kursi ang tersedia untuk masing-masing jurusan.

2. Jumlah staf edukatif/tenaga pengajar


Pengetahuan teori dibina dengan sistem kuliah, pelaksanaan praktek dibina
dengan studio/laboratorium.
a. Dosen
Untuk dapat memprediksikan jumlah staf pengajar yang dibutuhkan dapat kita
gunakan rasio dosen dan mahasiswa yang ideal menurut Dirjen Pendidikan Tinggi
adalah 1 : 9. Berdasarkan jumlah rasio tersebut maka jumlah staf pengajar yang
dibutuhkan adalah

327 : 9 = 36 staf pengajar (pembulatan).

b. Tenaga laboratorium

III-13

Setiap jurusan diorganisir oleh seorang kepala laboratorium, yang dibantu oleh
seorang tenaga administrasi dan seorang laboran.Sehingga jumlah tenaga
laboratorium menjadi :
Kepala laboratorium =

2 jurusan x 1 orang

2 orang

Administrasi

2 jurusan x 1 orang

2 orang

Laboran

2 jurusan x 1 orang

2 orang

3. Jumlah staf non edukatif/pengelola


Jumlah rasio perbandingan antara tenaga administrasi/pengelola dengan
jumlah mahasiswa pada perguruan tinggi di indonesia adalah 1 : 11, maka jumlah
staf non edukatif yang dibutuhkan adalah 327 : 11 = 30 orang (pembulatan).

Berdasarkan struktur organisasi Sekolah Tinggi desain Grafis yang mengacu


pada struktur organisasi Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia di
Bandung, maka diperoleh pembagian staf non edukatif, meliputi :
a. Unsur pimpinan
1. Direktur

1 orang

2. Pembantu direktur

1 orang

3. Sekertaris

1 orang

Jumlah

3 orang

b. Unsur pelayanan
1. Bidang administrasi umum

Bagian umum dan perlengkapan


Kasubag umum dan perlengkapan

1 orang
III-14

Subag tata usaha

2 orang

Bagian kepegawaian dan keuangan


Kasubag kepegawaian dan keuangan

1 orang

Subag kepegawaian

2 orang

Subag keuangan

2 orang

2. Bidang kemahasiswaan dan alumni

c.
1.

2.

Bagian kemahasiswaan
Kasubag kemahasiswaan

1 orang

Bagian pembinaan/konsultasi

2 orang

Bagian kesejahteraan

1 orang

Bagian alumni

1 orang

Jumlah

13 orang

Unsur unit instalasi/informasi


Perpustakaan

Ketua perpustakaan

1 orang

Bagian pengolahan/inventarisasi

2 orang

Bagian pemeliharaan

1 orang

Bagian administrasi peminjaman

2 orang

Pameran/galeri

Ketua pameran/galeri

1 orang

Bagian inventarisasi

1 orang

Bagian pemeliharaan

1 orang

Bagian administrasi

1 orang

Jumlah

10 orang
III-15

Jadi jumlah staf non edukatif yang efektif adalah 26 orang.

III-16

Вам также может понравиться