Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(ASMA BRONCHIAL)
A. PENGKAJIAN
a. Biodata :
Nama pasien : An. S. A. K.
Umur / TTL : 7 tahun/ Gorontalo, 23 Januari 2003
Jenis kelamin : Perempuan
Agama
: ISLAM
Alamat
: Jl. Cendana
Suku / Bangsa : Gorontalo/Indonesia
Pekerjaan
: Siswa
Pendidikan
: SD
Status Kawin : belum kawin
Dx. Medis
: Asma Bronchial
Tgl Msk / jam : 27 september 2016
Tgl Pengkajian : 28 september 2016
b. Biodata Penanggung jawab
Nama : Ny. Z. N
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : PNS
Hubungan dgn klien : Ibu kandung
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan masuk rumah sakit : klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak nafas
b. Keluhan Utama : sesak nafas, batuk-batuk, nyeri dada
c. Riwayat keluhan utama
Ibu klien mengatakan bahwa, klien masuk ke rumah
sakit dengan alasan sesak nafas. Sesak nafas yang dialami klien disebabkan oleh
Debu yang masuk melalui saluran pernafasan (allergen inhalan). Pada sore itu klien
mengambil permainan lamanya yang sudah lama tersimpan, permainan tersebut
sangat berdebu, klien memainkan permainan yang berdebu itu. Beberapa saat
kemudian klien bersin dan filek. Ibunya menyuruhnya untuk istirahat. Akan tetapi
klien megeluh sesak nafas ketika klien berbaring telentang di tempat tidur. Sesak ini
semakin berat dirasakan pada waktu saat malam hari di sertai dengan nyeri pada
bagian dada. . Untuk meringankan hal tersebut klien diberi minum air dan di minta
untuk istirahat atau tidur dengan posisi yang tinggi. Keluhan lain yang menyertai
yaitu gelisah, keringat dingin, batuk kering, dan nafas tambahan (mengi/wheezing).
d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu klien mengatakan anaknya menderita penyakit asma sejak berumur 4 tahun. Ibu
klien juga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah
serta tidak memiliki trauma atau kecelakann. Anaknya mempunyai alergi terhadap
asap rokok, debu dan beberapa jenis makanan seperti udang, coklat, dan es. Jika klien
mengkonsumsi mengkonsumsi makanan atau menghirup asap rokok maka klien akan
mengalami flu dan serangan sesak nafas.
4. Istirahat / Tidur
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya selalu tidur siang 3 jam dan tidur
malam 10 jam.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidur siang hanya 1 jam sedangkan pada
malam hari hanya 5-7 jam karena sering terbangun dan gelisah. Bila tidak dapat
tidur, klien biasanya hanya menonton televisi.
5. Personal Hygiene
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya mandi 3x sehari dan menggosok gigi pada
saat bangun tidur, setelah makan dan pada saat akan tidur. Mencuci rambut 3x dalam
seminggu dan memotong kuku sekali dalam seminggu. Semua kegiatan ini dilakukan
dengan mandiri, kecuali pada saat memotong kuku biasanya ibu klien yang
mengerjakannya.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya hanya dilap basah 2x/hari dengan menggunakan
air hangat dan menggosok gigi 1x/hari yaitu pagi, tidak pernah mencuci rambut, belum
pernah menggunting kuku, dan semua kegiatannya di Bantu oleh orang tua klien.
6. Aktifitas / Mobilitas
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit aktifitas anaknya sehari hari yaitu sekolah dan
bermain seperti anak-anak pada umumnya. sepulang sekolah klien mengganti baju,
makan dan tidur. Setelah bangun tidur klien bermain bersama teman-temannya.
Malam hari anaknya belajar mulai dari jam 7 sampai jam 9 malam.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidak mampu melakukan aktifitas, karena sulit
bernafas. Kemampuan klien menurun sehingga banyak membutuhkan bantuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
7. Psikososial
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit, klien tinggal di Lingkungan yang cukup
banyak teman-teman sebayanya, dia berinteraksi dengan anggota keluarga dan
masyarakat disekitar khususnya teman-teman sebayanya.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit, klien susah bicara atau bicara terbata-bata.
orang tuanya membawa klien ke rumah sakit untuk di rawat inap, klien sering
bertanya mengapa dia harus tingal di rumah sakit dan dia sering meminta
untuk pulang,. Klien tampak ketakutan, saat melihat perawat atau dokter yang
mendekatinya, klien mengatakan bahwa dia tidak mau disuntik. Klien sangat
gelisah dirumah sakit bahkan sangat susah membujuknya untuk minum obat.
8. Spiritual
a. Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya sering sholat berjamaah di mesjid dan
mengaji
b. Ibu klien mengatakan pada saat sakit klien tidak dapat sholat dan mengaji.
9. Olahraga dan Rekreasi
a. Ibu klien mengatakan bahwa, Klien sering melakukan olahraga pada pagi hari bersama
keluarga, misalnya jogging atau bersepeda bersama. Klien juga sering bermain lompat
tali pada sore hari bersama teman-temannya. Setiap akhir pekan juga orang tua klien
sering mengajakklien untuk berekreasi.
b. Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidak dapat melakukan olahraga dan bermain
lagi karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan.
g. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Klien tampak lemah dan gelisah
b. Tanda tanda Vital
- Suhu badan : 39 0C
- TD : tidak dapat diukur karena klien sering menangis saat disentuh.
- BB : 20 kg
- TB : 90 cm
c. Sistem Pernafasan
a. Hidung : simetris kiri kanan
Pernapasan cuping hidung ( + )
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
c. Dada : Bentuk dada : normochest
Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal,
perbandingan ukuran anterior posterior : transversal =2:1
Batuk kering ( tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan napas
sempit
Wheezing Nafas pendek
Gerakan dada : mengikuti nafas, terdapat retraksi subcostal,
intercostalsubsternal, penggunaan otot bantu pernapasan ( + )
Suara nafas : ronkhi ( + ) di anterior paru, Wheezing ( + ) di bronkus
Clubbing finger ( + ) 15
e. Sistem Pencernaan
- Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan.
- Bibir kering dan pecah-pecah
- Abdomen (hati, ginjal, dan lien) tidak teraba
- Mulut tidak ada stomatitis
- tidak toleransi terhadap makan dan minum,
- mukosa mulut kering.
f. System Indera
- Mata :
Kelopak mata tidak edema, bulu mata merata, alis tebal.
Lapang pandang ; gerakan bola mata mengikuti arah cahaya
Pupil isokor ukuran 2 mm
Respon pupil mengecil bila ada cahaya
- Hidung :
Fungsi penciuman terganggu yakni sulit membedakan bau karena hidung tersumbat,
adanya secret kental yang menghalangi penciuman kental.
- Telinga :
Keadaan daun telinga simetris kiri kanan
Kanal auditorius kotor, ada serumen ( warna kuning )
Fungsi pendengaran normal ( menoleh saat di panggil )
g. System Syaraf
1. Fungsi serebral :
- Status mental : lemas, takut, gelisah
- Kesadaran : mata = 4, verbal = 5, motorik = 6
- Bicara : klien bicara dengan terbata-bata dan sering menangis
j. System Endokrin
- Kelenjar thyroid : tidak nampak dan tidak teraba
- Ekresi urine biasa, tidak ada polidipsi dan poliphagi
- Suhu tubuh seimbang , tidak ada keringat berlebihan
- Tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut.
- Produksi urine menurun
k. System Perkemihan
- tidak ditemukan oedema palpebra
- tidak ada nokturia, disuria, kencing batu, hematuria.
- Produksi urin menurun
l. System Reproduksi
- Perempuan
- Keadaan labia mayora dan minora : bersih , secret tidak ada.
m. System Imun
- Klien alergi terhadap debu, asap rokok, makanan es
- Apabila terjadi perubahan cuaca seperti musim hujan atau dingin , klien akan
merasa sesak (asma lagi)
h. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Selama dirawat, belum dilakukan pemeriksaan diagnostik
i. PENGOBATAN/ TERAPI SAAT INI
Prednison : 0,5 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (apabila serangan hebat).
Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.
Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap 20
menit sampai 3 kali.
Efedrin : 0,5 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
IVFD Dextrose 5 % +nabic + 4:1 (14 tetes/menit).
Ampiciline 4x200mg/IV/6jam
DATA FOKUS
Nama Pasien : An. S. A. K Nama Mahasiswa : Cindra
Data Subyektif
Data Obyektif
Tanda-tanda vital:
RR : 120 X/menit
Bersin/Flu
Nadi : 60 X/menit
SB : 390C
Berkurangnya berat badan
minum yang kurang akibat sesak nafas
pasien seringkali bersin/flu
ANALISIS DATA
Nama Pasien : An. S. A. K. Nama Mahasiswa : Cindra
Umur : 7 Thn N I M : 841409055
Ruang Rawat : VIP
No
D AT A
Penyebab
Masalah
1.
DS:
0rang tua klien mengatakan bahwa
klien:
Sesak nafas
Nyeri dada
Gelisah
Keringat
Batuk
Nafas tambahan
Tidak mampu melakukan aktivitas
Nafsu makan menurun
Produksi urin menurun
Bersin/Flu
DO:
Klien nampak Sesak nafas (+)
Klien
Memegang
dadanya,
Penggunaan otot Bantu pernapasan
Ekspresi wajah gelisah
klien tampak berkeringat
klien batuk batuk
pada auskultasi terdengar bunyi
tambahan (Wheezing)
Sulit bernafas, klien lemah di Bantu
oleh orang tuanya untukmelakukan
aktivitas
Tanda-tanda vital:
RR : 120 X/menit
Nadi : 60 X/menit
SB : 390C
Berkurangnya berat badan
minum yang kurang akibat sesak nafas
Terlibatnya
otot
abdomen
dalam
pernapasan
Sulitnya bernafas
usaha pernapasan klien
terhadap sesak nafas
secret kental dan lumen
jalan napas sempit
Tidak
efektifnya
kebersihan jalan nafas
berhubungan
dengan
akumulasi mukus.
Diagnosa Keperawatan
1.
TGL Ditemukan
TGL Teratasi
DO:
Klien nampak Sesak nafas (+)
Klien Memegang dadanya, Penggunaan
otot Bantu pernapasan
Ekspresi wajah gelisah
klien tampak berkeringat
klien batuk batuk
pada auskultasi terdengar bunyi tambahan
(Wheezing)
Sulit bernafas, klien lemah di Bantu oleh
orang tuanya untukmelakukan aktivitas
Tanda-tanda vital:
RR : 120 X/menit
Nadi : 60 X/menit
SB : 390C
Berkurangnya berat badan
minum yang kurang akibat sesak nafas
pasien seringkali bersin/flu
Tujuan
Rencana
Tindakan
Rasional
1. mempertahankan jalan 1.
1. Beberapa derajat
napas paten dengan Mengauskultas
spasme bronkus
bunyi bersih dan jelas.
i bunyi nafas,
terjadi dengan
2. Sesak berkurang
mencatat
obstruksi jalan
3. Batuk berkurang
adanya bunyi
nafas. Bunyi nafas
4.
Klien
dapat nafas,
redup dengan
mengeluarkan sputum
misalnya :
ekspirasi mengi
5.Wheezing
wheezing,
(empysema), tak ada
berkurang/hilang
ronkhi.
fungsi nafas (asma
6. TTV dalam batas 2. Mengkaji /
berat).
normal keadaan umum memantau
2. Takipnea biasanya
baik
frekuensi
ada pada beberapa
7. masalah ini dapat pernafasan,
derajat dan dapat
terselesaikan
dalam mencatat rasio
ditemukan pada
waktu 3 hari.
inspirasi dan
penerimaan selama
ekspirasi.
strest/adanya proses
3. Mengkaji
infeksi akut.
pasien untuk
posisi yang
aman.
misalnya :
peninggian
kepala, tidak
duduk pada
sandaran.
4.
Mengobservas
i karakteristik
batuk,
menetap,
batuk pendek,
basah.
Membantu
tindakan
untuk
keefektifan
memperbaiki
upaya batuk.
5. Memberikan
air hangat.
6.
mengkolabora
si obat sesuai
indikasi.
Bronkodilator
spiriva 11
(inhalasi).
Prednison
Adrenalin
Efedrin
Aminofilin
Ampiciline
7. Berikan
bronchodilator
sesuai indikasi
8. Mendorong
anak untuk
latihan napas
dalam dan
batuk efektif
9. Melakukan
suction jika
perlu
10. Melakukan
fisioterapi
11. Memberi
Pernafasan dapat
melambat dan
frekuensi ekspirasi
memanjang
dibanding inspirasi.
3. Peninggian kepala
tidak mempermudah
fungsi pernafasan
dengan
menggunakan
gravitasi.
4. batuk dapat
menetap tetapi tidak
efektif,.
5.Penggunaan cairan
hangat
dapat
menurunkan spasme
bronkus.
6.Membebaskan
spasme jalan nafas,
mengi dan produksi
mukosa
mengurangi
pembengkakan
mukosa bronkus
mengurangi
bronkospasme
untuk
dilatasi
bronkus, mengurangi
bronkospasme
dan
meningkatkan
bersihan jalan nafas.
antibiotik
7. otot pernapasan
menjadi relaks dan
steroid mengurangi
inflamasi
8.Membantu
membersihkan
mucus dari paru dan
napas
dalam
memperbaiki
oksigenasi
9.Membantu
mengeluarkan secret
yang tidak dapat
dikeluarkan
oleh
anak sendiri
posisi high
fowler atau
semi-fowler
12. Observasi
TTV, terutapa
RR tiap 8 jam
10.Membantu
pengeluaran sekresi,
meningkatkan
ekspansi paru
11. mengembangkan
ekspansi paru
12. Sebagai sumber
data
adanya
perubahan sebelum
dan
sesudah
diberikan
perawatan.
JAM
IMPLEMENTASI
08.30
08. 40
09.00
09.30
10. 00
12.00
12.00
13. 00
13.30
14.00
EVALUASI
S:- keluarga/ibu klien mengatakan
klien masih sesak nafas
- ibu klien mengatakan klien
masih gelisah.
O: - sesak nafas (+)
- wheezing (+)
- penggunaan otot pernafasan (+)
- pernafasan cuping hidung (+)
- retraksi dada (+)
A: Gangguan pertukaran gas
P: Lanjutkan intervensi 1,2,5, 6,
7, ,12
O9.00
09.00
10.00
10.00
11.15
11.30
12. 00
12.00
13.00
13.45
bersih
7. Penatalaksanaan pemberian
antibiotic tiap 6 jam.
H/: ampicilin 4 x 200 mg/IV/6 jam
8. Mendorong anak untuk latihan
napas dalam dan batuk efektif.
H/: anak mulai melakukan latihan
nafas meskipun sulit untuk
membujuknya.
9. Mengkaji / memantau frekuensi
pernafasan, mencatat rasio
inspirasi dan ekspirasi.
H/: pernafasan mulai melambat
Pergantian sift
1. Observasi TTV terutama RR tiap
8 jam
H/:
TD : tidak diukur karena anak
menolak untuk disentuh dengan alat
N: 100x/menit
R: 48 x/menit
SB: 36.5 oC
2. Mengauskultasi bunyi nafas,
mencatat adanya bunyi nafas,
misalnya : wheezing, ronkhi
H/:
Auskultasi : whezzing (+) di
bronchus
3. Memberikan air hangat.
H/: spasme mulai menurun
4. mengkolaborasi obat sesuai
indikasi. Bronkodilator spiriva 11
(inhalasi).
H/ : mengi masih terdengar
5. Melakukan suction
H/: produksi sekrek mulai menurun.
6. . Berikan bronchodilator sesuai
indikasi
H/ : otot pernafasan mulai relaks.
7. Penatalaksanaan pemberian
aminophilin
H/: Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4
kali/24 jam . jalan nafas belum
bersih
8. Penatalaksanaan pemberian
antibiotic tiap 6 jam.
H/: ampicilin 4 x 200 mg/IV/6 jam
9. Melakukan fisioterapi
H/: sekresi keluar, ekspansi paru
meningkat.
III
O9.00
09.30
10.00
10.00
11.15
11.30
12. 00
12.00
13.00
13.45