Вы находитесь на странице: 1из 5

Iman Kepada Allah SWT

Adanya alam semesta ini merupakan bukti bahwa Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Kuasa. Tuhan yang menciptakan alam semesta dan yang
mengaturnya. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang wajib disembah.

Umat islam meyakini adanya Allah SWT dan mengetahui sifat-sifatnya, agar
menjadi mukmin sejati. Dengan modal iman inilah kita akan menjalankan
perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

A. Pengertian Iman Kepada Allah SWT


Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman
menurut istilah adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
dikerjakan dengan anggota badan. Hal ini sesuai Hadist Nabi Muhammad
SAW yang berbunyi :

)
(
Artinya : Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan,
dan pengamalan dengan anggota badan.(HR Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di atas dapat disimpulkan bahwa iman kepada
Allah SWT membutuhkan tiga unsur anggota badan yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya, yaitu hati, lisan dan anggota badan. Oleh
karena itu, apabila ada seseorang yang mengaku beriman kepada Allah SWT
hanya dalam hati, lisan, hati dan lisan atau anggota badan saja, maka orang
tersebut belum bisa dikatakan orang yang beriman.
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar.
Tanpa adanya iman kepada Allah SWT, seorang tidak akan beriman kepada
yang lain, seperti beriman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan
hari kiamat.

Firman Allah SWT :



























Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dan kepada kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya,
serta kitab Allah yang diturunkan sebelumnya, Barang siapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, dan
hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
(QS.An Nisa : 136).
B. Sifat-Sifat Allah SWT
Allah SWT adalah zat Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas seluruh alam
beserta isinya. Allah SWT memiliki sifat wajib, mustahil dan jaiz sebagai sifat
kesempurnaan bagi-Nya. Sebagai muslim yang beriman, wajib mengetahui
sifat-sifat tersebut.
Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT . sifat wajib
Allah berjumlah 13.
Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah
SWT. Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun
sama dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT.
Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu
atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Artinya Allah
berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang.
Sifat jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu Filu kulli mumkinin au tarkuhu.
D. Hikmah Beriman Kepada Allah SWT
Meyakini kepada Allah SWT dengan sifat-sifat-Nya akan memberikan banyak
hikmah diantaranya :
Meyakini kebesaran Allah SWT
Meningkatkan rasa syukur
Selalu menjalankan perinyah-Nya.

Selalu berusaha menjauhi dan meninggalkan larangan-Nya.


Tidak takut menghadapi kematian
memperkokoh keimanan pada allah

Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama. Rukun ini sangat
penting kedudukannya dalam Islam. Sehingga wajib bagi kita untuk
mengilmuinya dengan benar supaya membuahkan akidah yang benar pula
tentang Allah Taala. Dengan memohon pertolongan Allah kami mencoba
mengulas permasalah pokok tentang rukun iman yang pertama ini. Semoga
ulasan berikut dapat memperkokoh iman kita kepada Allah Azza wa Jalla.
makna iman kepada allah
Iman kepada Allah merupakan asas dan pokok dari keimanan, yakni
keyakinan yang pasti bahwa Allah adalah Rabb dan pemilik segala sesuatu,
Dialah satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu, dan Dialah satusatunya yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Semua
sesembahan selain Dia adalah sesembahan yang batil, dan beribadah
kepada selain-Nya adalah kebatilan. Allah Taala berfirman,












(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah
(Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari
Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi
lagi Maha Besar. (QS. Al Hajj: 62)
Dialah Allah yang disifati dengan sifat yang sempurna dan mulia,
tersucikan dari segala kekurangan dan cacat. Ini merupakan perwujudan
tauhid yang tiga, yatu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhdi asma
wa shifat. Keimanan kepada Allah mengandung tiga macam tauhid ini,
karena makna iman kepada Allah adalah keyakinan yang pasti tentang
keesaan Allah Taala dalam rububiyah, uluhiyah, dan seluruh nama dan sifatNya. (Al Irysaad ilaa shahiihil Itiqaad, Syaikh Sholeh al Fauzan).
Cakupan Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah mencakup empat perkara :


Iman tentang keberadaan (wujud) Allah.
Iman tentang keesaan Allah dalam rubuiyah
Iman tentang keesaan Allah dalam uluhiyah
Iman terhadap asma (nama) dan sifat-Nya.
Keimanan yang benar harus mencakup empat hal di atas. Barangsiapa
yang tidak beriman kepada salah satu saja maka dia bukan seorang mukmin.
(Syarh al Aqidah al Washitiyah, Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin)
Dalil Tentang Keberadaan Allah
Keberadaan Allah adalah sesuatu yang sudah sangat jelas. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan dalil akal, hissi (inderawi), fitrah, dan dalil syariat.
Dalil akal menunjukkan adanya Allah, karena seluruh makhluk yang ada di
alam ini, baik yang sudah ada maupun yang akan datang, sudah tentu ada
penciptanya. Tidak mungkin makhluk itu mengadakan dirinya sendiri atau
ada begitu saja dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan.
Adapun petunjuk fitrah juga menyatakan keberadaan Allah. Seluruh
makhluk telah diciptakan untuk beriman kepada penciptanya tanpa harus
diajari sebelumnya. Tidak ada makhluk yang berpaling dari fitrah ini kecuali
hatinya termasuki oleh sesuatu yang dapat memalingkannya dari fitrah itu.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Setiap anak
lahir dalam keadaan fitrah (Islam, ed), lalu orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi (HR. Bukhari dan Muslim).

Indera yang kita miliki juga bisa menunjukkan tentang keberadaan Allah.
Kita semua bisa menyaksikan dikabulkannya permohonan orang-orang yang
berdoa dan ditolongnya orang-orang yang kesusahan. Ini menunjukkan
secara qathi (pasti) akan adanya Allah. Demikian pula ayat-ayat (tandatanda) para nabi yang dinamakan mukjizat yang disaksikan oleh manusia
atau yang mereka dengar merupakan bukti yang nyata akan adanya Dzat
yang mengutus mereka, yaitu Allah Taala. Sebab, kemukjizatankemukjizatan itu di luar jangkauan manusia pada umumnya, yang memang
sengaja diberlakukan oleh Allah Taala untuk mengokohkan dan
memenangkan para rasul-Nya.

Sedangkan dari segi syariat juga menyatakan keberadaan Allah. Sebab


kitab-kitab samawi seluruhnya menyatakan demikian. Apa saja yang dibawa
oleh kitab-kitab samawi, berupa hukum-hukum yang menjamin
kemaslahatan makhluk merupakan bukti bahwa hal itu datang dari Rabb
yang Maha Bijaksana dan Maha Tahu akan kemaslahatan makhluk-Nya.
Berita-berita yang berkenaan dengan alam yang terdapat dalam kitab-kitab
tersebut merupakan bukti bahwa kitab-kitab itu berasal dari Rabb yang Maha
Kuasa untuk mencipta apa yang diberitakan itu. (Simak pembahasan lengkap
masalah ini pada kitab Syarh al Aqidah al Wasithiyah dan Kitab Syarh
Ushuulil Iman, Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin)

Вам также может понравиться