Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Kitin merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui kembali (renewable)
dan dapat diekstrak dari limbah kepiting dan limbah udang. Kepiting mengandung
persentase kitin paling tinggi (70%) diantara bangsa-bangsa krustasea, insekta,
cacing maupun fungi. Limbah rajungan cukup tinggi berupa 57% cangkang dan
3% body reject atau rata-rata 27.360 kg cangkang kering per bulan (Sugihartini
2001). Kemudian Angka dan Suhartono (2000) menambahkan bahwa limbah
rajungan mengandung 25% bahan padat dan 25% dari padatan tersebut adalah
kitin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi tepung cangkang
rajungan yang paling sesuai untuk produksi kitinase. Penelitian dilaksanakan
selama 4 bulan, dimulai dari bulan September 2016 sampai dengan bulan
Desember 2016. Sampel tanah diambil dari rhizosfer tanaman Hortikultara yaitu
Tomat, Cabai, Kacang tanah dan Pisang di Desa Situgede Kabupaten Bogor.
Isolasi dan karakterisasi bakteri dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah
dan Lingkungan IPB. Tahapan penelitian dimulai dari Pembuatan kitin;
Pembuatan Koloidal Kitin; Media seleksi Bakteri Kitinolitik; Media produksi
kitinase; Produksi enzim kitinase; dan Karakterisasi dan Identifikasi bakteri
kitinase. Hasil penelitian diperoleh satu isolat bakteri terbaik yang mampu
menghasilkan enzim kitinase yang ditemukan dari rhizosfer tanaman Talas.
Terlihat pada Zona bening yang terbentuk disekitar koloni disebabkan karena
isolat bakteri tersebut menghasilkan enzim kitinase. Aktivitas kitinase dapat
menguraikan kitin yang terdapat pada media agar, sehingga media yang berada
disekitar koloni berwarna bening. Hasil karakterisasi isolat mempunyai kimiripan
dengan genus Bacillus.
Kata Kunci : Kitin, Kepiting, Bakteri Kitinase
Pendahuluan
Sebagai negara megabiodiversitas,
Indonesia mempunyai potensi besar
isolat yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan ilmu pengetahuan dan
industri
dengan
memanfaatkan
enzim-enzim kitinase yang tersebar
absorbansinya
menggunakan
spektrofotometer pada 660 nm.
Karakterisasi dan Identifikasi
Identifikasi dilakukan terhadap isolat
bakteri Kitinolitik
yang terbukti
mampu
menghasilkan
enzim
kitinase. Identifikasi diawali dengan
karakteristik morfologi dan fisiologi
koloni bakteri. Setelah setiap isolat
bakteri sudah dikarakterisasi, hasil
tersebut digunakan untuk identifikasi
yang dicocokkan dengan buku
Bergeys manual of Determinative
Bacteriology 8th edition dan
Bergeys manual of Determinative
Bacteriology 9th edition
Hasil dan Pembahasan
Isolasi
dan
Seleksi
Bakteri
Kitinolitik
Berdasarkan hasil isolasi pada
tanah asal perakaran tanaman
hortikultura didapatkan 3 isolat yang
mampu
menghasilkan
enzim
kitinase. Setelah itu dilakukan
pengujian kuantatif pada media
kitinase didapatkan 1 isolat yang
mempunyai
kemampuan
tinggi
dalam menghasilkan kitinase dengan
membentuk zona bening. Zona
bening terbentuk akibat dari aktivitas
enzim kitinase yang terbentuk keluar
sel memecah makromolekul kitin
menjadi molekul yang lebih kecil
(Suryadi et al. 2013). Menurut Gohel
et al. (2006) aktivitas kitinase secara
kualitatif ditentukan adanya zona
bening di sekitar koloni isolat yang
tumbuh pada medium agar kitin.
Mikroba yang mampu memproduksi
kitinase secara kualitatif setelah
waktu inkubasi tertentu ditandai
dengan adanya zona bening (Suryadi
et al. 2014). Sejumlah rizobakteri
indigenus lahan Ultisol dari berbagai
Gambar2.
Kode
Bentuk
Rhizosfer Talas
KTL
Bulat
timbul
Tepian
tepian Licin
Elevasi
Warna
Cembung
pink
Gram
Katalase
Motil
KTL
Katabolisme Karbohidrat
Glukosa
-
Laktosa
+
Genera
Bacillus
Alkaligenes
denitrificans,
Aeromonas
hydrophila,
dan
Agrobacterium sp. dari danau
Jeziorak. Bakteri kitinolitik Bacillus
licheniformis,
Stenotrophomonas
maltophilia, Bacillus licheniformis
dan B. thuringiensis diperoleh dari
tanah rizosfer. Bakteri Vibrio
sp.diisolasidari sampel tanah di pusat
pendaratan Cuddalore, Tamil Nadu,
India. Bacillus sp. telah diisolasi dari
sumber air panas Danau Ranau,
Sumatera Selatan (Pratiwi R. S. et
al., 2015)
Kesimpulan
Ditemukan satu isolat bakteri
terbaik yang mampu menghasilkan
enzim kitinase yang ditemukan dari
rhizosfer tanaman Talas. Terlihat
pada Zona bening yang terbentuk
disekitar koloni disebabkan karena
isolat bakteri tersebut menghasilkan
enzim kitinase. Aktivitas kitinase
dapat menguraikan kitin yang
terdapat pada media agar, sehingga
media yang berada disekitar koloni
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, S., I. M. D. Swantara, dan
I. N. Suartha.2015.Isolasi Kitin,
Karakterisasi
dan
Sintesis
Kitosan dari Kulit Udang.Kimia
9 (2) : 271-278
Ayu A., D. Suryanto, dan I.
Nurwahyuni.2012.Potensi
Bakteri
Kitinolitik
dalam
Pengendalian Aspergillus niger
Penyebab
Penyakit
Busuk
Pangkal Akar pada Tanaman
Kacang Tanah.Saintia Biologi 2
(5) : 59-65
Brzezinska, M. S., U. Jankiewicz, A.
Burkowska,
dan
M.
Walczak.2013. Optimization of
Cultural Conditions for the
Production
of
Antifungal
Chitinase
by
Streptomyces
Sporovirgulis.Applied
Biochemistry and Microbiology
49 (2) : 154-159
Buchanan, R. E. dan N. E. Gibbons
(CoE), 1974, Bergeys Manual
of Determinative Bacteriology,
8th Ed., S.T.Cowan, J.G. Holt, J.
Liston, R.G.E. Murray, C. F.
Niven, A. W. Ravin & R. Y.
Stanier (Eds.), Baltimore
Chauhan M., dan Singh P.2013.
Production,
Optimizationand
Characterization of Chitinase
Enzyme
by
Bacillus
subtilis.Agriways 5 (1) : 5-11
Gurung, N., S. Ray, S. Bose, dan V.
Rai.2013. A Broader View:
Microbial Enzymes and Their
Relevance
in
Industries,
Chitin.Journal of Chemistry 2
(3) : 11-13
Yanuar, V.2013.Tepung Cangkang
Rajungan (Portunus Pelagicus)
sebagai
Sumber
Kalsium
(Ca).Juristek 2 (1) : 185-194
Yurnaliza, S. Margino, dan L.
Sembiring.2011.Kemampuan
Kitinase Streptomyces RKt5
sebagai Antijamur terhadap
Patogen
Fusarium
oxysporum.Natur Indonesia 14
(1) : 42-46