Вы находитесь на странице: 1из 1

Pasien penyakit ginjal kronik memiliki masalah dengan proses pembentukan tulang sejak

terjadi insufisiensi ginjal ringan, yaitu GFR 50-80 ml/menit/1,73 m2, disertai peningkatan
kadar hormon paratiroid (PTH) dan penurunan kadar 1,25 dihydroxycholecalsiferol. Pada
PGK, akibat terhambatnya ekskresi fosfat, akan terjadi hiperfosfatemia yang secara
fisikokimiawi akan mengakibatkan terjadinya hipokalsemia. Hiperfosfatemia pada PGK
memberikan konsekuensi :
1) hiperparatiroidisme
2) peningkatan insiden kalsifikasi jaringan ikat lunak dan sindrom kalsifilaksis, dan
3) gangguan terhadap sekresi hormon paratiroid (HPT).
4) gangguan mineral dan tulang
Gangguan mineral dan tulang pada penyakit ginjal kronik merupakan konsekuensi
hiperfosfatemia setelah terjadi hiperparatiroidisme sekunder. Salah satu contohnya ialah
osteodistrofi renal. Osteodistrofi ginjal adalah kelainan tulang pada GGK akibat gangguan
absorpsi kalsium, hiperfungsi paratiroid dan gangguan pembentukan vitamin D aktif
(kalsitriol). Sindrom ini mencakup salah satu atau kombinasi dari 1) Kelainan laboratorium
yang terjadi akibat gangguan metabolisme kalsium, fosfat, HPT dan Vitamin D, 2) Kelainan
tulang dalam hal turnover, mineralisasi, volume, pertumbuhan linier dan kekuatannya, 3)
Kalsifikasi vaskuler atau jaringan lunak lain. Penimbunan asam fosfat mengakibatkan
hiperfosfatemia dan kadar ion kalsium serum menurun. Keadaan ini merangsang kelenjar
paratiroid mengeluarkan hormon lebih banyak, agar ekskresi fosfor meningkat dan kadar
fosfat kembali normal. Gejala klinis berupa gangguan pertumbuhan, gangguan bentuk tulang,
fraktur spontan, dan nyeri tulang dan dapat ditemukan osteoporosis serta osteomalasia.
Selain itu pada GGK, terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus dan jumlah massa ginjal yang
berfungsi, sehingga akan mengurangi ekskresi maupun fungsi metaboliknya. Salah satu
substansi yang tidak dapat diekskresikan oleh ginjal ialah fosfat. Akibatnya terjadi
hiperfosfatemia. Kadar fosfat yang tinggi merangsang proliferasi sel paratiroid, sintesis dan
sekresi hormon paratiroid secara langsung dan tidak langsung melalui penurunan kalsitriol
serum, penurunan kadar kalsium yang terionisasi, dan penurunan resistensi otot terhadap
Paratiroid Hormon (PTH). Tingginya PTH menyebabkan osteitis fibrosa dan berkurangnya
masa tulang karena kalsium berikatan dengan fosfat. Pengurangan masa tulang dan fibrosis
ini menyebabkan terjadinya gangguan dalam sistem hemopoesis yang menyebabkan
terjadinya anemia, leukopenia dan trombositopenia

Вам также может понравиться