Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tanggal
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah
sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam
(organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat
mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat
menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di
rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM)
rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting bahkan bisa
dikatakan mutlak untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit
merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya
peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan
B.
TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di
Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja
yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Mekar Sari Bekasi.
C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan bagi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RS. Mekar
Sari Bekasi.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS.
c. Pelatihan
penggunaan
aplikasi
SIM-RS
di tiap unit
pelayanan
yang
SIM-RS RS. Mekar Sari Bekasi me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, memaintenance aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi
dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi
perbaikan sistem pelayanan.
3. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan
agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik
atau unggul.
D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi
untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem
informasi
adalah
suatu
sistem
dalam
suatu
organisasi
yang
teknologi,
dan
prosedur
oleh
akuntansi
manajemen
untuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi
bisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam
sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web
(WWW) di dalam internet.
6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan
dapat mengakses informasi.
E.
dan
mengumpulkan,
prosedur
mengolah,
elektronik
yang
menganalisis,
berfungsi
menyimpan,
mempersiapkan,
menampilkan,
BAB II
PENGORGANISASIAN UNIT KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH
SAKIT
1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar Sari Bekasi bertanggung
jawab dalam pengelolaan aplikasi SIM RS, MyHospital, seperti yang berhubungan
dengan hak akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan pemasangan SIM pada
unit pelayanan terkait.
2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar Sari Bekasi bertanggung
jawab pengelolaan dan pengembangan website RS. Mekar Sari Bekasi. Website
merupakan sarana untuk berbagi informasi. Informasi-informasi yang dibagikan
tersebut ada yang bersifat statis dan dinamis.
B.
VISI
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi dalam
mendukung pelayanan rumah sakit.
C. MISI
1.
2.
3.
D. FALSAFAH UNIT
Falsafah SIM RS:
Memberikan pelayanan SIM RS yang paripurna, guna mendukung dan menunjang
pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non-medis yang
diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
E.
NILAI UNIT
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung
penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan
terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda
dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan,
disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang
kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini
mengisyaratkan
bahwa
sistem
informasi
rumah
sakit
harus
mampu
F.
BUDAYA UNIT
Profesional Ramah Inovative Mampu Amanah sebagai tagline dari RS. Mekar Sari
Bekasi mendasari budaya unit yang berlaku di SIM RS. Meskipun posisi SIM RS
berada di belakang layar, SIM RS harus memahami bahwa keberadaannya
merupakan salah satu penegak tiang keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, cepat dan tepat kepada pasien. Di sisi
yang lain, SIM RS sebagai pusat informasi dan manajemen juga menjadi salah satu
penentu keberhasilan manajemen rumah sakit dalam mengelola tagihan pasien,
Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber informasi ini harus dikelola
dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi
Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
G. TUJUAN
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat waktu,
serta
terintegrasi
untuk
mendukung
kegiatan
pendidikan,
penelitian,
I.
dan
a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM RS RS. Mekar Sari Bekasi.
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS RS. Mekar Sari
Bekasi.
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di unit kerja
SIM RS RS. Mekar Sari Bekasi.
2. Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar Sari Bekasi
a. Tupoksi
1.
2.
b. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar
Sari Bekasi
1.
Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS
jika diperlukan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Update
defenition
Anti
Virus
Microsoft
Security
Essential
pada
Mengikuti rapat
9.
c. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS Mekar
Sari
1.
Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS
jika diperlukan
2.
3.
4.
5.
Mengikuti rapat
Ahmad Zaenuri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aiman Albantani
1.
2.
Bambang Wijianarko
1. Perancangan dan Development Website RSIA YPK Mandiri
2. Maintenance dan Update Data Website RSIA YPK Mandiri
3. Penyediaan data laporan fingerprint pada aplikasi fingerprint
4. Menangani kuitansi pembayaran yang salah dari kasir
5. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIM RSIA YPK
Mandiri
6. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIM RS
J.
urutan
kegiatan
yang
harus
dilakukan
untuk
A. INDIKATOR INPUT
Definisi operasional
B. INDIKATOR PROSES
3. Persentase Laporan yang Diselesaikan Tepat Waktu Unit Kerja SIM
Judul
Dimensi mutu
Tujuan
Definisi operasional
Definisi operasional
Frekuensi pengumpulan data
Periode analisis
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
C. INDIKATOR OUTPUT
KPI INDIVIDU
L. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin senantiasa mengembangkan manajemen
sumber daya manusia yang baik, agar terwujud kuantitas dan kualitas pegawai
yang mampu melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di RS
Unhas adalah program orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai lama.
Program ini dapat dilakukan manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru
ataupun tidak.
Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara
non teknis, terutama memahami company profile dan team work building.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian
Diklat dan Instalasi Diklat. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan
dan adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja
dimana pegawai baru tersebut ditempatkan.
Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan struktur
organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya organisasi RSIA YPK
Mandiri
. Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali pemahaman
tentang produk layanan, sistem keselamatan pasien dan prinsip-prinsip kerjasama
tim.
M. PERTEMUAN/RAPAT (RAPAT RUTIN,INSIDENTIL)
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk
membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat
berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi
dapat dirumuskan. Pada unit kerja SIMRS YPK Mandiri , rapat internal dilakukan
setiap bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf SIMRS.
Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang terjadi
selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat internal tersebut
dihadiri oleh kepala unit kerja SIM-RS , staf SIM-RS, maupun staf dari unit terkait
yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.
Laporan
merupakan
suatu
bentuk
penyampaian
berita,
keterangan,
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java
B.
DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RS YPK Mandiri dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIMRS YPK Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah
3 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.
C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi
: 07.30 14.30
Shift siang
: 14.30 20.30
Jadwal Normal
BAB IV
STANDAR FASILITAS
aplikasi
My
Hospital
di
seluruh
area
Rumah
Sakit
yang
Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh data
milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang SIM RS agar
lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam
ruangan server perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam. Karena
itu untuk mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus
tertutup dan dingin.
B.
untuk
menerima
input,
menyimpan
dan
mengakses
data,
untuk
memanipulasinya.
Data
perlu
disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Data
perlu
juga
paket yang
disebut DBMS
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN
PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS
BAB VI
LOGISTIK
Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering tidak dihargai,
meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah sakit. Studi
menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran rumah sakit
didedikasikan untuk kegiatan logistik. Logistik di rumah sakit tidak hanya layanan yang
berhubungan dengan pembelian, toko dan farmasi, tetapi juga mencakup layanan
kesehatan seperti unit operasi dan ruang perawatan pasien.
Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan
fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu
mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah
menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah
mungkin.
Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar tersedianya
barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya
yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu
oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.
Logistik SIM RS YPK Mandiri
1. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer
dan menggunakan perangkat lunak
untuk
memanipulasinya.
Data
perlu
disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Data
perlu
juga
paket yang
disebut DBMS
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
dan
menyusun
prioritas
risiko,
dengan
tujuan
untuk
menghilangkan
atau
B.
TUJUAN
Tujuan
keselamatan
pasien,
yaitu
membangun
kesadaran
terhadap
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di
rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di
sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun
non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern keselamatan dan hakhak pasien yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber best practices
yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational Safety and
Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and
Health Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency (EPA), dan
lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang
dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami
absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh
lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap
165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah
needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain
itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi
untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi
dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan petugas rumah sakit.
Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan utama
dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan tugasnya. Selain
dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut memengaruhi keselamatan
staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.
-
Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf.
Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan
staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa
tahun yang akan datang.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit SIM RS Unhas akan mengarah pada keakuratan data atau
informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data
pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai
RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam
Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi.
Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi
pemakai informasi, sulit mengukurnya.
1. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya
ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
2. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan
perhitungan.
3. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah
yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
4. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya
siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
5. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak
jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
6. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
7. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
8. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
9. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar
lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk
memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang rata-rata akan
menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan
suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan
daripada memberikan angka yang pasti.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B. Davis,
adalah sebagai berikut :
1.
B.
2.
Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.
3.
4.
Sampel
5.
Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)
6.
7.
2.
3.
4.
Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai
dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
BAB X
PENUTUP
Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-RS RSIA YPK Mandiri diharapkan dapat
memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja SIM-RS sehingga dapat
meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah mengikuti
perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, kebijakan
pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan . Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi
secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan
dan program di lingkungan RSIA YPK Mandiri.
BAB XIV
DAFTAR PUSTAKA
Proposal hospital information system
Pin.net 2007