Вы находитесь на странице: 1из 29

LAMPIRAN KEPUTUSAN

DIREKTUR RS. MEKAR SARI BEKASI


Nomor

Tanggal

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah
sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam
(organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat
mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat
menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di
rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM)
rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting bahkan bisa
dikatakan mutlak untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit
merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya
peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan

untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah


informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang
memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

B.

TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di
Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja
yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Mekar Sari Bekasi.

C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan bagi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RS. Mekar
Sari Bekasi.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS.
c. Pelatihan

penggunaan

aplikasi

menggunakan aplikasi tersebut.


3. Monitoring dan Evaluation

SIM-RS

di tiap unit

pelayanan

yang

SIM-RS RS. Mekar Sari Bekasi me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, memaintenance aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi
dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi
perbaikan sistem pelayanan.
3. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan
agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik
atau unggul.
D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi
untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem

informasi

adalah

suatu

sistem

dalam

suatu

organisasi

yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi


operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dari
pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,
dokumen,

teknologi,

dan

prosedur

oleh

akuntansi

manajemen

untuk

memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi
bisnis.

5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam
sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web
(WWW) di dalam internet.
6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan
dapat mengakses informasi.

E.

LANDASAN HUKUM (REFERENSI)


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam
bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat
dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian
perangkat

dan

mengumpulkan,

prosedur
mengolah,

elektronik

yang

menganalisis,

berfungsi
menyimpan,

mempersiapkan,
menampilkan,

mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.


3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit
Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah
pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan
Usaha, dan/atau masyarakat.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah
Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

BAB II
PENGORGANISASIAN UNIT KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH
SAKIT

A. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA


SIM RS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata manajemen
RS yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Tiga poin penting dari sebuah
Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala aktivitas di
Rumah Sakit.
Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat
tanggal lahir, dan seterusnya.Pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit
kerja, pangkat, dan seterusnya. Informasi-informasi yang demikian itu harus valid dan
konsisten. Karena itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga kondisi yang
demikian itu.
Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga
kepada tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber
informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa
ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.

1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar Sari Bekasi bertanggung
jawab dalam pengelolaan aplikasi SIM RS, MyHospital, seperti yang berhubungan
dengan hak akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan pemasangan SIM pada
unit pelayanan terkait.
2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar Sari Bekasi bertanggung
jawab pengelolaan dan pengembangan website RS. Mekar Sari Bekasi. Website
merupakan sarana untuk berbagi informasi. Informasi-informasi yang dibagikan
tersebut ada yang bersifat statis dan dinamis.

B.

VISI
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi dalam
mendukung pelayanan rumah sakit.

C. MISI
1.

Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung kegiatan


pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.

2.

Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.

3.

Menciptakan lingkungan akademik sebagai pusat pembelajaran pengembangan


sistem teknologi informasi rumah sakit.

D. FALSAFAH UNIT
Falsafah SIM RS:
Memberikan pelayanan SIM RS yang paripurna, guna mendukung dan menunjang
pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non-medis yang
diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.

E.

NILAI UNIT
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung
penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan
terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda
dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan,
disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang
kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini
mengisyaratkan

bahwa

sistem

informasi

rumah

sakit

harus

mampu

mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di rumah sakit.

F.

BUDAYA UNIT
Profesional Ramah Inovative Mampu Amanah sebagai tagline dari RS. Mekar Sari
Bekasi mendasari budaya unit yang berlaku di SIM RS. Meskipun posisi SIM RS
berada di belakang layar, SIM RS harus memahami bahwa keberadaannya
merupakan salah satu penegak tiang keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, cepat dan tepat kepada pasien. Di sisi
yang lain, SIM RS sebagai pusat informasi dan manajemen juga menjadi salah satu
penentu keberhasilan manajemen rumah sakit dalam mengelola tagihan pasien,

Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber informasi ini harus dikelola
dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi
Rumah Sakit yang unggul dan profesional.

G. TUJUAN
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat waktu,
serta

terintegrasi

untuk

mendukung

kegiatan

pendidikan,

penelitian,

pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit Mekar Sari.

H. STRUKTUR ORGANISASI UNIT

I.

TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS


1. Kepala Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar Sari Bekasi.

dan

a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM RS RS. Mekar Sari Bekasi.
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS RS. Mekar Sari
Bekasi.
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di unit kerja
SIM RS RS. Mekar Sari Bekasi.
2. Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar Sari Bekasi
a. Tupoksi
1.

Mengelola aplikasi SIM RS

2.

Mengelola dan mengembangkan website RS. Mekar Sari Bekasi

b. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS. Mekar
Sari Bekasi
1.

Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS
jika diperlukan

2.

Input master tarif tindakan pada aplikasi SIMRS

3.

Update master data Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota seluruh


Indonesia pada aplikasi SIM RS

4.

Melakukan upgrade versi aplikasi SIMRS pada tiap-tiap unit pelayanan

5.

Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi SIM RS


pada tiap-tiap unit pelayanan

6.

Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan

7.

Update

defenition

Anti

Virus

Microsoft

Security

Essential

pada

komputer/PC pada tiap-tiap unit pelayanan


8.

Mengikuti rapat

9.

Melakukan registrasi sidik jari pada mesin absensi untuk karyawan

c. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS Mekar
Sari

1.

Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS
jika diperlukan

2.

Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi SIM RS


pada tiap-tiap unit pelayanan

3.

Melakukan void obat pada aplikasi SIM RS jika diperlukan

4.

Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan

5.

Mengikuti rapat

Ahmad Zaenuri
1.

Perancangan dan Development Website RSIA YPK Mandiri

2.

Maintenance dan Update Data Website RSIA YPK Mandiri

3.

Maintenance dan Service Upgrade untuk Sistem Informasi Antrian Poli


Rawat Jalan

4.

Maintenance dan Repair PC Sistem Operasi serta Update defenition Anti


Virus Microsoft Security pada Komputer Unit RSIA YPK MAndiri

5.

Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIM RSIA YPK


Mandiri

6.

Input master tarif tindakan pada aplikasi SIM RS

Aiman Albantani
1.

Perancangan dan Development Website RSIA YPK Mandiri

2.

Perancangan dan Development Aplikasi RSIA YPK Mandiri

Bambang Wijianarko
1. Perancangan dan Development Website RSIA YPK Mandiri
2. Maintenance dan Update Data Website RSIA YPK Mandiri
3. Penyediaan data laporan fingerprint pada aplikasi fingerprint
4. Menangani kuitansi pembayaran yang salah dari kasir
5. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIM RSIA YPK
Mandiri
6. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIM RS

J.

TATA HUBUNGAN KERJA


a. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu
organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian
tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang cenderung
tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan
tata hubungan kerja. tata hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas-tugas
yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan peran, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing unit kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan
kerja internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benarbenar memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4. Menetapkan

urutan

kegiatan

yang

harus

dilakukan

untuk

melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masingmasing unit.


b. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit-unit
kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut.
Hubungan kerja dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa kerjasama
lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat
berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis
mempunyai fungsi yang sama.

2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan


daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.

K. PENILAIAN KINERJA (KINERJA UNIT DAN INDIVIDU)


a. KPI UNIT

A. INDIKATOR INPUT

1. Ketersedian SOP Unit SIM


Judul
Ketersediaan SOP Unit Kerja SIM
Dimensi mutu
Efektivitas, Efisiensi Pelayanan
Tersedianya Standard Operational Prosedure (SOP) unit
Tujuan
SIM
Standard Operational Prosedure (SOP) adalah Standar
Definisi operasional
prosedur yang seharusnya ada untuk optimalisasi
pelayanan rumah sakit
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis
1 Tahun
Numerator
Jumlah SOP unit SIM yang tersedia
Denominator
Jumlah SOP yang seharusnya ada sesuai standar
Sumber data
Sub Komite penjaminan Mutu dan Patient Safety
Standar
100%
Penanggung jawab
Kepala Unit Kerja SIM
2. Tersedianya Dokumen Laporan Kinerja Triwulan Unit Kerja SIM
Judul
Dimensi mutu
Tujuan

Ketersediaan Laporan Operasional SIM


Akuntabilitas
Mengetahui kinerja dari unit kerja SIM

Definisi operasional

Laporan Kinerja triwulan merupakan laporan yang berisi


tentang kinerja unit SIM setiap triwulannya.
3 Bulan
2 Minggu
1
1
Unit Kerja SIM
Tersedianya Laporan Triwulan
Kepala Unit Kerja SIM

Frekuensi pengumpulan data


Periode analisis
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab

B. INDIKATOR PROSES
3. Persentase Laporan yang Diselesaikan Tepat Waktu Unit Kerja SIM

Judul
Dimensi mutu

Persentase pengumpulan laporan


Ketepatan

Tujuan

Mengetahui persentase pengumpulan laporan setiap unit


kerja secara tepat waktu.

Definisi operasional

Laporan yang berisi tingkat perkembangan ketepatan


penyelesaian laporan triwulan selama satu tahun
1 Tahun
2 Minggu
Jumlah laporan yang terkumpul tepat waktu selama 1
tahun pertriwulannya
Jumlah laporan keseluruhan yang seharusnya terkumpul (4
buah)
Unit Kerja SIM
100%
Kepala Unit Kerja SIM

Frekuensi pengumpulan data


Periode analisis
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab

4. Persentase Ketidakpatuhan Staf RS Unhas Dalam Mengoperasikan Absensi


Fingerprint
Judul
Ketidakpatuhan mengoperasikan absensi fingerprint
Dimensi mutu
Efektivitas
Tujuan
Definisi operasional
Frekuensi pengumpulan data
Periode analisis
Numerator
Denominator
Sumber data
Target
Penanggung jawab

Mengoptimalkan data absensi pegawai RS Unhas baik dari


segi informasi kehadiran maupun penggunaannya
Ketidakpatuhan adalah ketidaktaatan pada peraturan
Setiap Bulan
Setiap Bulan
Jumlah staf RS Unhas yang tidak patuh dalam absensi
fingerprint yang tidak melakukan scan-in dan/atau scan-out
pada saat datang dan pulang kerja dalam satu bulan
Jumlah seluruh staf RS Unhas
Unit Kerja SIM
10%
Kepala Instalasi SDM

5. Waktu tanggap penanganan keluhan penginputan SIM RS Unhas


Judul
Penanganan Keluhan penginputan SIM
Dimensi mutu
Kenyamanan
Tujuan

Definisi operasional
Frekuensi pengumpulan data
Periode analisis

Terselenggaranya penanganan keluhan dalam penginputan


SIM yang tepat waktu.
Waktu tanggap penanganan adalah waktu yang diperlukan
dalam menangani keluhan pada penginputan SIM RS
Unhas sejak diterima keluhan sampai keluhan
terselesaikan
Setiap Bulan
1 Minggu

Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab

Jumlah kumulatif waktu tunggu penanganan keluhan sejak


diterima keluhan sampai keluhan terselesaikan
Jumlah seluruh keluhan yang masuk
SIM
<15 Menit
Kepala Unit Kerja SIM

6. Memperbaharui konten website Rumah Sakit Unhas


Judul
Konten website Rumah Sakit Unhas
Dimensi mutu
Ketepatan
Memberikan informasi terkini mengenai Rumah Sakit
Tujuan
Unhas
Pembaharuan konten website adalah memperbaharui
Definisi operasional
konten-konten di dalam website dalam jangka waktu
tertentu
Frekuensi pengumpulan data 2 kali sepekan
Periode analisis
1 Bulan
Numerator
Jumlah konten yang terupdate
Denominator
Konten terupdate 2 kali sepekan
Sumber data
Dari setiap instalasi/unit kerja RS Unhas
Target
Minimal 2 konten artikel sepekan
Penanggung jawab
Kepala Unit Kerja SIM

C. INDIKATOR OUTPUT

7. Kepuasan pengguna SIM RS


Judul
Kepuasan Pengguna SIM RS
Dimensi mutu
Kenyamanan
Tujuan
Definisi operasional
Frekuensi pengumpulan data
Periode analisis
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
b.

KPI INDIVIDU

Terselenggaranya penggunaan SIM RS yang mampu


memberikan kepuasan pelanggan
Kepuasan adalah pernyataan puas oleh pengguna
terhadap SIM RS
Setiap Bulan
1 Minggu
Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pengguna SIM
Jumlah seluruh pengguna SIM RS
Survei
100%
Kepala Unit Kerja SIM

L. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin senantiasa mengembangkan manajemen
sumber daya manusia yang baik, agar terwujud kuantitas dan kualitas pegawai
yang mampu melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di RS
Unhas adalah program orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai lama.
Program ini dapat dilakukan manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru
ataupun tidak.
Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara
non teknis, terutama memahami company profile dan team work building.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian
Diklat dan Instalasi Diklat. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan
dan adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja
dimana pegawai baru tersebut ditempatkan.
Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan struktur
organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya organisasi RSIA YPK
Mandiri
. Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali pemahaman
tentang produk layanan, sistem keselamatan pasien dan prinsip-prinsip kerjasama
tim.
M. PERTEMUAN/RAPAT (RAPAT RUTIN,INSIDENTIL)
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk
membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat
berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi
dapat dirumuskan. Pada unit kerja SIMRS YPK Mandiri , rapat internal dilakukan
setiap bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf SIMRS.
Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang terjadi
selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat internal tersebut
dihadiri oleh kepala unit kerja SIM-RS , staf SIM-RS, maupun staf dari unit terkait
yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.

N. PELAPORAN (HARIAN, BULANAN, TAHUNAN)

Laporan

merupakan

suatu

bentuk

penyampaian

berita,

keterangan,

pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara


tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang
(authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka.
Pelaporan yang ada di unit SIM-RS YPK Mandiri, yakni pelaporan bulanan.
Pelaporan bulanan ini berupa laporan triwulan KPI (Key Performance Indikator).
Laporan KPI merupakan laporan yang berisi pencapaian indikator-indikator kinerja
dari unit kerja SIM-RS ini. Laporan ini memperlihatkan jumlah persentase
pencapaian tiap indikator per bulannya.

BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java

B.

DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RS YPK Mandiri dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIMRS YPK Mandiri. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah
3 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.

C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi

: 07.30 14.30

Shift siang

: 14.30 20.30

Jadwal Normal

: Senin Jumat: 07.30 16.00

BAB IV
STANDAR FASILITAS

A. STANDAR RUANGAN DAN DENAH


Ruangan operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk memonitoring
berjalannya

aplikasi

My

Hospital

di

seluruh

area

Rumah

Sakit

yang

menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai SIM RS selain memonitoring, juga


melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi yang
telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah Sakit,
maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik yang bias diakses
dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak berkepentingan. Biasanya
ruangan SIM RS berdekatan dengan ruang direksi ataupun tempat-tempat yang tidak
terlalu strategis lainnya.
Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIM RS, karena ruangan ini harus terus
berada dalam pengawasan selama 24 jam, itu berarti seharusnya pegawai SIM RS
bertugas 24 jam penuh dalam sistem shift. Dengan keadaan seperti ini, ruangan SIM
RS harus memiliki kenyamanan dan fasilitas yang memadai.

Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh data
milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang SIM RS agar
lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam
ruangan server perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam. Karena
itu untuk mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus
tertutup dan dingin.

B.

STANDAR SARANA DAN PRASARANA


Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen berikut
ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke
dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan

untuk

menerima

input,

menyimpan

dan

mengakses

data,

menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem


secara keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer
dan menggunakan perangkat lunak

untuk

memanipulasinya.

Data

perlu

disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Data

di dalam basis data

perlu

diorganisasikan sedemikian rupa supaya

informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik

juga

berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau


dimanipulasi menggunakan perangkat lunak

paket yang

disebut DBMS

(Database Management System).


d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem itu
sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian
perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan
dapat langsung cepat diatasi.

BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN
PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS

A. TATA LAKSANA DIKLAT & PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS


Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai RSIA YPK Mandiri secara keseluruhan
dilakukan secara bertahap dengan berbagai kualifikasi. Sebelum mulai bekerja,
pegawai RSIA YPK Mandiri yang baru wajib mengikuti orientasi selama 3 hari.
Orientasi Pegawai Baru ini diberikan sebagai pengenalan awal mengenai rumah
sakit, mulai dari orientasi ruangan, budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit
dan tentu saja sesama pegawai rumah sakit yang baru.
Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis pelatihan.
Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan kualifikasi standar yang harus
dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah sakit, seperti pelatihan Fire
Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.

BAB VI
LOGISTIK
Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering tidak dihargai,
meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah sakit. Studi
menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran rumah sakit
didedikasikan untuk kegiatan logistik. Logistik di rumah sakit tidak hanya layanan yang
berhubungan dengan pembelian, toko dan farmasi, tetapi juga mencakup layanan
kesehatan seperti unit operasi dan ruang perawatan pasien.
Pengertian
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan
fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu
mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah
menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah
mungkin.
Tujuan

Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar tersedianya
barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya
yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu
oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.
Logistik SIM RS YPK Mandiri
1. Komponen Input dan Output
Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer
dan menggunakan perangkat lunak

untuk

memanipulasinya.

Data

perlu

disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Data

di dalam basis data

perlu

diorganisasikan sedemikian rupa supaya

informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik

juga

berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau


dimanipulasi menggunakan perangkat lunak

paket yang

disebut DBMS

(Database Management System).


3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis
tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor
yang standar.

BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis

insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
dan

menyusun

prioritas

risiko,

dengan

tujuan

untuk

menghilangkan

atau

meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa


identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.

B.

TUJUAN
Tujuan

keselamatan

pasien,

yaitu

membangun

kesadaran

terhadap

keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam


setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di

rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di
sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun
non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga concern keselamatan dan hakhak pasien yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber best practices
yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational Safety and
Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and
Health Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency (EPA), dan
lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang
dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami
absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh
lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap
165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah
needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain
itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi
untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi
dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan petugas rumah sakit.
Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan utama
dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan tugasnya. Selain
dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut memengaruhi keselamatan
staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.
-

Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja

Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf.
Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.

Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan
staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa
tahun yang akan datang.

Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari


sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang
lama.

Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja


Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf.
Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu
kenyamanan staf dalam bekerja.

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM RS Unhas akan mengarah pada keakuratan data atau
informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data
pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai
RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam
Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi.
Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi
pemakai informasi, sulit mengukurnya.
1. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya
ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
2. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan
perhitungan.
3. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah

yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
4. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya
siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
5. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak
jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
6. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
7. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
8. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
9. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar
lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk
memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang rata-rata akan
menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan
suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan
daripada memberikan angka yang pasti.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B. Davis,
adalah sebagai berikut :

1.

Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas kemungkinankemungkinan sebelumnya.

B.

2.

Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.

3.

Tentukan ukuran sampel yang optimal.

4.

Sampel

5.

Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.

Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1.

Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.

2.

Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.

3.

Hilang atau tidak terolahnya data.

4.

Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah

5.

Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)

6.

Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer)

7.

Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja

Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui


prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya.
Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1.

Kontrol intern untuk menemukan kesalahan

2.

Pemeriksaan intern dan extern

3.

Penembahan batas kepercayaan kepada data,

4.

Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai
dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

BAB X
PENUTUP

Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-RS RSIA YPK Mandiri diharapkan dapat
memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja SIM-RS sehingga dapat
meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah mengikuti
perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, kebijakan

pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan . Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi
secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan
dan program di lingkungan RSIA YPK Mandiri.

BAB XIV
DAFTAR PUSTAKA
Proposal hospital information system

Pin.net 2007

Pengembangan sistem informasi

Basuki Suhardiman 2008

Вам также может понравиться