Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
Background of this study is the result of C instruments audit shown that nurse obedience to the
SOP parenteral medication at inpatient ward 90% was done, but it still have not well done about
6 principal safety in medication.
Purpose of this study is to asses factors may influence the obedience at domentation of
intravenous therapy that met medication safety criteria at inpatient ward RSUD Banyumas.
Method of this study shown there is significant influenced between knowledge factor with
medication safety (p value 0,001 OR 1,69), attitude with medication safety (p value 0,000 OR
0,1), motivation and medication safety (p value 0,026 OR 0,12), reward and medication safety (p
value 0,001 OR 0,13) and there is significant correlation between nurse obedience at punishment
indicator with medication safety (p value 0,000 OR 0,8). Factors that most influenced factors are
knowledge (B 19,737 -+ 8,771, OR 3,728) and punishment (B 22,669 -+ 1,641, OR ).
Conclusion of this study is nurse obedience at documentation of intravenous therapy that met
medication safety influenced at knowledge factor, attitude, motivation, reward and punishment.
Better knowledge and better punishment are factors may push the nurse for disobey.
i.
ii.
iii.
DAFTAR ISI
ABSTRACT................................................................................................................... 1
BAB I........................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN........................................................................................................... 2
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 2
B.
Masalah Penelitian............................................................................................ 4
BAB II.......................................................................................................................... 4
METODE PENELITIAN.................................................................................................. 4
A.
Desain Penelitian.............................................................................................. 4
B.
C. Variabel penelitian............................................................................................ 5
D. Instrumen Penelitian......................................................................................... 6
E.
F.
Jalannya Penelitian............................................................................................ 6
BAB III......................................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................... 7
A.
HASIL................................................................................................................ 7
B.
PEMBASAHAN.................................................................................................... 8
BAB IV....................................................................................................................... 10
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 10
A.
Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.
Saran............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang ditulis atau di cetak yang dapat dipercaya
sebagai bukti kewenangan individu (Edelstein 1990). Dokumentasi Keperawatan adalah suatu
cara yang dapat dibuktikan atau di jadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data
lengkap, nyata dan tercatat bukan karna hanya tingkay kesakitan dari pasien, tetapi juga
jenis/tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Pendokumentasian keperawatan merupakan hal yang penting yang dapat menunjang pelaksanan
mutu suatu asuhan keperawatan (Kozier, 1990).
Pemberian terapi intravena termasuk didalam tindakan keperawatan yang harus
didokumentasikan dengan benar. Tujuan pendokumentasian ini adalah untuk menghindari adanya
kesalahan dalam pemberian terapi intravena yang merupakan tanggungjawab perawat di dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dan merupakan upaya untuk membantu meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan (Setiadi, 2012).
Terapi intravena sering digunakan dalam pelayanan kesehatan diseluruh dunia, lebih dari
60% pasien yang masuk rumah sakit mendapatkan terapi intravena (Hindley, 2004). Salah satu
pemberian terapi intravena adalah pemberian terapi cairan.
Tujuan pemberian terapi cairan adalah mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit,
dukungan nutrisi, dan akses intravena. Pemberian terapi cairan sangat enting, sehingga dalam
pelaksanaanya harus berpedoman pada prinsip 6 benar pemberian obat (Potter & Pery, 2010).
Prinsip pemberian terapi 6 benar yaitu benar obat, benar dosis, benar rute pemberian,
benar pasien, benar waktu, benar pendokumentasian. Diharapkan dengan dipatuhinya enam azas
ini tindakan pemberian terapi yang dilakukan perawat esalahan pemberian obat (medication
error).
Berdasarka Laporan Peta Nasional Insiden keselamatan Pasien (Kongres PERSI Sep
2007), kesalahan pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar insiden
yang dilaporkan.
Setelah dilakukan studi pendahuluan pada tanggal 15 Oktober 2013 di empat ruang rawat
inap Rumah Sakit Umum Banyumas diperoleh data : diruang bugenvile jumlah pasien yang
dirawat 22 pasien, yang dilakukan pemasangan infus berjumlah 21 pasien, yang tidak dilakukan
pendokumentasian sebanyak 19 orang (86,3%),diruang cempaka jumlah pasien 18 orang, semua
pasien terpasang infuse, tidak dilakukan pendokumentasian sebanyak 5 orang (27,8%), diruang
edelweiss jumlah pasien yang dirawat 6 orang, terpasang infuse 4 orang, tidak dilakukan
pendokumentasian 3 orang (75%), diruang dahlia jumlah pasien 11 orang terpasang infuse 9
orang, 7 diantaranya (77,8%) tidak dilakukan dokumentasi.
Dari hasil audit instrument C tahun 2011 yang dilakukan oleh tim mutu asuhan
keperawatan RSU Banyumas didapatkan data bahwa kepatuhan perawat pada Standar Oprating
Prosedur (SOP) pemberian administrasi medikasi parenteral di ruang rawat inap 90% sudah
dilakukan, tetapi masih ditemukan data bahwa penerapan 6 prinsip keselamat pemberian
medikasi ( medication safety ) belum dilakukan dengan baik, hal ini ditunjukan dengan adanya
keterangan yang menyebutkan masih ada 50% ruangan belum memberikan pelabelan dan dosis
pada flabot infuse, tidak melakukan pengecekan kepatenan intravena line, infiltrasi dan inflamasi
pada tempat tusukan.
Berdasarkan hasil wawancara perawat pelaksana di ruang penyakit dalam dan bedah
RSUD Banyumas yang dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2013 ditemukan data bahwa
penyebab dari ketdakpatuhan perawat dalam pendokumentasian terapi intravena adalah
kesibukan perawat dalam melakukan pelayanan sehingga lupa untuk melakukan dokumentasian,
merasa bahwa belum adanya kejadian yang tidak dilakukanya pendokumentasian terapi
intravena, tidak membawa alat tulis saat mengganti cairan infuse, tidak adanya reward atau
sanksi yang diberikan apabila melakukan dan tidak melakukan dokumentasi.
Akibat yang dapat ditimbulkan dari kesalahan pemberian cairan ini adalah resiko
terjadinya kurang atau kelebihan volume cairan, terjadinya kesalahan pemberian cairan,
terjadinya kompain pasien/keluarga pasien karna pembelian cairan infuse yang tidak rasional.
Jika hal ini tidak seger diatsi akan berdampak pada keselamatan pasien (patient safety), yang
pada akhirnya akan berimbas terhadap rendahnya mutu pelayanan, dan menuruny tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan.
Pendokumentasian terapi cairan yang selama ini dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit
Umum Banyumas adalah dengan menggunakan CM 5a, yaitu catatan yang digunakan untuk
mendokumentasikan tindakan pemberian terapi/obat pasien. Pencatatan penggantian cairan
infuse kadang dilakukan terkadang tidak dilakukan pencatatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan perawat dalam
pendokumentasian terapi intravena ini tidak mudah, karna berbagai faktor yang melatarbelakangi
ketidakpatuhan tersebut. Disisi lain keselamatan pasien terhadap pemberian obat adalah
merupakan sesuatu yang harus selalu diupayakan, diantaranya adalah dengan mengikatkan
B. Masalah Penelitian
Pemberian terapi intravena dilakukan pada 90% pasien rawat inap di RSUD Banyumas.
Pendokumentasian pemberian terapi intravena yang sudah dilakukan di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Banyumas yaitu dengan mencatat setiap penggantian cairan infuse pada rekam
medis (CM 5a) yang sudah disediakan dimasing-masing status rekam medis pasien. Data yang
diperoleh peneliti dari pendokumentasi terapi intravena yang sudah dilakukan di empat ruang
rawat inap RSUD Banyumas belum dilakukan dengan benar. Masalah yang ditimbulkan dari
tidak dilakukan pendokumentasian adalah kemungkinan terjadi salah obat, salah
kuantitas/jumlah pemberian, salah waktu/frekwensi pemberian (medication error). Kesalahan
pemberian obat ini bias dicegah jika perawat mentaati/mematuhi prosedur pemberian terapi yang
sudah di tetapkan.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pertanyaan yaitu Faktor-faktor Apakah
Yang mempengaruhi Kepatuhan Pendokumentasi Terapi Intravena Yang memenuhi Kriteria
Medication Safety Di Rawat Inap RSUD Banyumas?
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Adalah analitik, karena menggunakan rancangan korelatif yaitu untuk mencari atau
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pendokumentasian terapi
intravena yang memenuhi kriteria medication safey
2. Cara Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah Cross Sectional yaitu
rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat
bersamaan (sekali waktu) antara faktor resiko atau paparan dengan penyakit (Hidayat,
2010).
Dalam hal ini faktor resiko (variabel bebas) adalah kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian terapi intravena, sedangkan variabel terikatnya adalah Medication
Safety.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan diruang rawat inap, penyakit dalam dan bedah Rumah Sakit
Umum Daerah Banyumas dengan waktu penelitian 1 bulan yaitu 16 Desember-16
Januari 2013.
Perawat Pelaksana
Masa kerja lebih dari 2 tahun
Pria atau wanita
Pendidikan DIII
b. Kriteria ekslusi
Kepala ruang dan Kepala tim
Perawat yang sedang cuti saat penelitian dilakukan
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara probabilitas
sampling menggunakan metode simple random sampling yaitu pengambilan sampel
dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.
C. Variabel penelitian
Adalah suatu ukuran atau ciri yang dimilki oleh anggota kelompok (orang,benda,situasi)
yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut. Variable bebas (Independent
Variable) merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable
terikat (Dependent).
D. Instrumen Penelitian
1. Alat pengumpul data
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah Kuesinerdanlembarobservasi.
Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan
baik,dimana responden dalam interview tinggal memberikan tanda tertentu
(Notoatmodjo,2005).
F. Jalannya Penelitian
1.Tahap pesiapan
a.Persiapan meteri dan konsep yang mendukung penelitian.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
penelitian ini dilakukan diruang rawat inap RSUD Banyumas terhadap 43 responden
sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan pada bulan desember 2013bulan januari 2014. Hasil penelitian selengkapnya dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
pendokumentasian terapi intravena yang memenuhi kriteria medication safety.
2. Distribusi frekuensi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan mediacation safety.
3. Analisis faktor pengetahuan, sikap,reward, punishment terhadap kepatuhan
pendokumentasian terapi intravena yang memenuhi kriteria medication safety.
B. PEMBASAHAN
1. Analisis pengaruh faktor pengetahuan terhadap kepatuhan dalam pendokumentasian
terapi intravena yang memenuhi kriteria medication safety.
Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukan ada pengaruh yang bermakna antara
faktor pengetahuan dengan kepatuhan terhadap pendokumentasian terapi intravena yang
memenuhikriteria medication safety dengan p value 0,001.
Dalam penelitian ini tingkat pendidikan perawat tidak masuk dalam pengambilan data.
Secara umum perawat RSUD Banyumas terbanyak adalah lulusan DIII keperawatan.
Dalam jenjang profesi, pendidikan DIII keperawatan merupakan perawat vocasi dan
kriteria minimal seorang diakui sebagai perawat. Berkaitan dengan keselamatan pasien,
meskipun pendidikan terbanyak DIII keperawatan tetapi pengetahuan patient safety sudah
menunjukan kategori baik. Namun kategori pengetahuan yang baik ini membutuhkan
perhatian khusus sehingga dapat melaksanakan medication safety.
2. Analisis pengaruh faktor sikap terhadap kepatuhan dalam pendokumentasian terapi
intravena yang memenuhi kriteria medication safety.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitiansebelumnya dimungkinkan berkaitan
dengan variabel lainnya pelaksanaan pendokumentasian terapi intravena diruang rawat
RSUD Banyumas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor sikap dari hasil penelitian ini
menunjukan hasil yang baik namun kenyataannya yang terjadi dilapangan faktor sikap
yang baik belum bisa menjamin pelaksanaan medication safety.
Hal ini dikarenakan kesibukan perawat melakukan tindakan perawatan yang sifatnya
lebih urgent untuki ditangani belum adanya kejadian yang fatal pada pasien akibat
ketidakpatenan pemberian terapi intravena membuat perawat merasa masih aman
walaupun tidakmelakukan pendokumentasian terapi intravena dan medication safety.
Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukan ada pengaruh yang bermakna antara
faktor reward dengan kepatuhan terhadap pendokumentasian terapi intravena yang
memenuhi kriteria medication safety p value 0,001.
Selain itu ditemukan data bahwa responden dengan reward yang baik ternyata lebih
banyak yang melakukan medikasi yang tidak aman, hal ini dikarenakan pemberian
reward saja belumcukup untuk melaksanakan medication safety,diperlukan pemantauan
dan komitmen yang baik dari perawat untuk melaksanakan medication safety,sehingga
pelaksanaan medication safety menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan.
5. Analisispengaruh faktor punishment terhadap kepatuhan dalam pendokumentasian terapi
intravena yang memenuhi kriteria medication safety.
Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukan ada pengaruh yang bermakna antara
faktor punishment dengan kepatuhan terhadap pendokumentasian terapi intravena yang
memenuhi kriteria medication safety dengan p value 0,000.
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa jumlah responden dengan punishment yang
baik melakukan tindakan medikasi yang tidak aman, hal ini dikarenakan punishment yang
diberikan kepada perawat yang tidak melakukan pendokumentasian terapi intravena
dirawat inap RSUD Banyumas hanya sebatas teguran saja, belum ada sanksi yang lebih
berat diberikan jika perawat tidak melakukan tindakan pendokumentasian terapi
intravena.
Bimbingan arahan dan peringatan merupakan bagian dari kegiatan supervise yang
dilakukan oleh atasan kepada bawahannya. Tujuan pokok dari supervisi adalah menjamin
pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti
lebih efektif dan efisien, sehingga menghasilkan kinerja yang baik dan tujuan yang telah
ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kepatuhan
Pendokkumentasian Tetapi intravena yang memenuhi kriteria medication Safety Di
Rawat Banyumas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Responden yang menunjukkan pengatahuan baik dan tidak baik jumlahnya
berimbang. Sikap,motivasi,reward dan punishment responden menunjukkan
katagori mayoritas baik
2. Kepatuhan perawat pelaksanaan pendokumentasian medication safety meyoritas
tidak aman.
3. Faktor pengetahuan,sikap, motivasi, reward dan punishment mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap pendokumentasian tetapi intravena yang
memenuhi criteria medication safety. Pengetahuan yang baik dan punishment
yang baik secara bersama- sama merupakan faktor yang mendorong perawat
untuk tidak patuh.
B. Saran
Dari kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini,dapat diberikan saran pada pihakpihak terkait yaitu :
1. Komite keselamatan Pasien Rumah sakit teris melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan perawat tentang medication safety.
2. Supervisor selalu melakukan monitoring dan pendampingan untuk meningkatkan dan
mempertahankan sikap perawat yang baik terhadap keselamatan pasien.
3. Direktur dan jajaran menejerial dapat merumuskan reward dan punishment yang
sesuai untuk perawat berkaitan dengan kepatuhan terhadap tindakan medikasi.
Penelitian selanjutnya hendaknya meneliti keselamatan pasien sebagai bagian dari
system manajeman rumah sakit, bukan pada sekelompok individu atau profesi
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, et.al., (2012). Hubungan pengetahuan, motivasi dan supervise dengan kinerja
perawat dalam melaksanakan patient safety di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Bagian
Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin.
Altman, (1991) Practical statistics for medical research. London: Chapman and Hall.
Arikuntoro,S. (2002), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineke cipta.
Akreditasi Rumah Sakit. (2012) MPO/MMU
Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Barata, Atep Adya, 2006, Dasar-dasar Pelayanan Prima, Cetakan Ketiga, November 2006,
Jakarta: Gramedia
Benyamin Bloom, (1908) Dalam Notoatmodjo, S (2007) Ilmu kesehatan masyarakat,
Jakarta: Rineke Cipta.