Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Disusun oleh :
Prito Windiarto
Tatang Tahyudin
Nurlela
Aris Taufik Madani
Kelas 3F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
2012
1)
a.
Nama
Pengarang
Disebut
dalam
Kurung
Bersama
Penerbitnya
Ragam dan jenis puisi bermacam-macam (Aminuddin, 2009: 134).
Tahun
sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf dari garis tepi kiri,
serta tidak ditulis antara tanda petik.
2. Kutipan tidak langsung (Indirect Quotation atau paraphrase) Adalah kutipan yang tidak persis
sama seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu ketikan pokok-pokok pikiran atau
ringkasan kesimpulan menurut jalan pikirasn dan bahasa pengutip sendiri. Kutipan ini tidak
dituliskkan diantara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea.
Kutipan tidak langsung dibedekkan mennjadi dua, yaitu:
a. kutipsm tidsk lsngsung pendek(short indirect quotation) adalah kutipan tidak langsung yang
terdiri darisatu alinea atau kurang.
b. kutipan tidak langsung panjang(long indirect quotation) adalah kutipan tidak langsung yang
terdiri lebih dari satu alinea.
Cara membuat kutipan
Cara Penulisan Sumber Kutipan dari Berbagai Sumber. Selain buku, sumber lain yang dapat
dikutip adalah:
1.Buku
Cara penulisan:
-jika satu sampai tiga pengarang, nama penulis ditulis sesuai dengan nama pengarang pada buku
dan diikuti koma. Jika pengarang lebuh dari tiga pengarang, nam pengarang pertama diikuti
singkatan dkk(dan kawan-kawan) atau et.al(et alli)
-judul buku dicetak miring
-judul buku yang diikuti informasi(sub jadul, jilid, edisi);tidak disisipi koma atau titik.
-informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nam kota(diikuti titik dua),
penerbit(diikuti koma)dan tahun, setelah kurung tutup diberu koma.
-dapat diikuti kata halaman(disingkat hlm atau h ) dan dapat juga, nomor halaman angka arab
dan diakhiri dengan titik.
2..Penerbitan pemerintah, lembaga, organisasi atau badan-badan yang terkemuka.
Cara penulisan:
Nama lembaga, judul penerbitan(diberi garis bawah), data tentang penerbitan(tabggal, bulan,
serta tahun diapit tanda kurung), nomor halaman(bisa disingkat hlm. Atau h).
3.Surat kabar
Cara penulisan:
Macam tulisan atau nama pengarang(jika ada), judul berita atau karangan, nama surat kabar, data
tentang penerbitan, bagian(jika ada, nomor halaman, kolom(jika ada).
4.Artikel dalam jurnal
Cara penuilisan:
Nama pengarang, juduk artikel(diikuti tanda petik), nama jurnal(dicrtak miring), nomor
volume:nomor halaman, (tempat, bulan dan tahun penerbitan), nomor halaman.
5.Terjemahan
Cara penulisan:
Nama asli pengarang, judul asli buku atau judul terjemahan, penerjemah(bisa disingkat terj.),
(nama kota;penerbit, tahun), nomor halaman.
6.Majalah
Cara penulisan:
Nama pengarang,judul artikel(diapit tanda petik),nama majalah dicetak miring(koma diletakkan
sebelum tanda petik terakhir) nomor dan tanggal penerbitan, nomor halaman.
Contoh Kutipan
Contoh kutipan langsung
Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini
merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja.
Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi
sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan (Bambang Hariyanto,
Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38)
Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan komponen untuk melakukan
format keluaran. Keuntungan pemisahan antara lain format keluaran benar-benar sangat kaya
melebihi yang dapat diperoleh di C++ (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa
Pemrograman Java, 2007, Hal. 78)
Contoh kutipan tidak langsung
Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi
berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah
gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk
memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator
menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi
Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174)
Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep pokok di dalam
perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai
antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang
Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357)
Contoh Kutipan dalam kutipan
Bahasa Java tidak lagi hanya untuk pemanis di web sebagai applet yang membikin Duke
berdansa. Java adalah kakas, tetap hanya perangkat, bagaimanapun tetap hanya orang hebat yang
dapat memberi arti penting kakas seperti dikatakan James Gosling, tokoh terpenting di Java :
All along, the language was a tool, not the end. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa
Pemrograman Java, 2007, Hal. 7-8)
B. Daftar Pustaka
Pengertian daftar pustaka
Daftar pudstaka ( bibliografi ) adalah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel dan
bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian
karanagn yang disertainya.
Bahan-bahan yan layak dimasukkan kedalam daftar pustaka, harus berupa kutipan yang diambil
dari sumber ynag dapat dipertangung jawabkan secara berbbot dan ilmiah. Semakin berbobot
referensi yang digunakan berarti menunjukkan sekin bernilai dan berbobot karangan tersebut.
Bahan yang tidak digunakan atau tidak dikutip dalam teks karangan atau sebaliknya. Karena itu,
kejujuran dan objektifitas dalam memasukkan kutipan adalah tanggung jawab penulis.
Cara membuat daftar pustaka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan daftar pustaka:
1. Jika satu pengarang, maka nama pengarang disusun dari belakang ke depan mengikuti urutan
dalam buku kecuali nama Tionghoa.
2. Penulis dua pengarang atau lebih, nama penulis pertama dibalik, penulis kedua dan seterusnya
tidk diblik.
3. Daftar pustaka ditulis menurut alphabtis, tanpa diberi nomer urut.
4. Semua referensi yang ada dalam kutipan dan catatan kaki dimasukkan dalam daftar pustaka.
Penyusunan bibliografi ada dua cara,yaitu:
1.Nama pengarang,judul,nama kota:nama penerbit,tahun penerbitan.
2.Nama pengarang.tahun penerbitan(angka tahum boleh diapit tanda kurung,asal
konsisten).judul,kota penerbit:nama penerbit.
Cara yang kedua lebih banyak digunakan karena berlaku secra internasionl,atau disebut model
APA(American Psychological Association).
Contoh daftar pustaka
1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua;
tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga;
tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan
kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal
pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:
Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From
http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3
August 2008
2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk
awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma),
dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua;
tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan
huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat
penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda
titik). Seperti contoh dibawah ini:
Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset.
Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server
2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama.
Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda
koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah
nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis
sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang
pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika
tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua
orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut
dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga;
judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok.
keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan
terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik)
ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya
Seperti dibawah ini:
Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung:
Penerbit Informatika.
Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods.
Indianapolis: McGraw-Hill Education.
3. Abstrak
Pengertian abstrak
Menurut American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari
isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen
yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan
dari tulisan.
Cara membuat abstrak
Dua konsep utama dalam membuat abstrak:
1. Conciseness
1. Significance
Fungsi
1. Current awareness: memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaru tentang
suatu bidang yang diminati, tanpa harus membaca seluruh isi dokumen
2. Menghemat waktu pembaca
3. Melanjutkan membaca atau tidak ?
4. Menghindari terjadi duplikasi tulisan
5. Keyword : memudahkan dalam penyimpanan secara elektronis
Tujuan (Purpose)
1. Apa alasan penulis ?
2. Apa ide utama (main idea) dari penulis ?
Cakupan (Scope)
1. Apa yang menjadi fokus penulis ?
2. Dimana yang menjadi konsentrasi dari penulis ?
Metode (Method)
1. Jenis-jenis temuan yang ditampilkan penulis ?
2. Bagaimana penulis meyakinkan pembaca tentang validitas dari ide utamanya ?
Contoh abstrak :
ABSTRAK
Dalam era persaingan kerja saat ini yang begitu pesat, suatu perusahaan harus mampu
menyesuaikan kondisi perusahaan dengan persaingan yang ada. Yaitu dengan mempunyai
karyawan karyawan yang berkualitas dengan keterampilan yang bisa diandalkan untuk bisa
masuk dalam era globalisasi pada persaingan sekarang ini. Bagi perusahaan yang sudah
mempunyai mutu dan kualitas yang bagus di mata masyarakat pastilah hasil yang dicapainya itu
merupakan sumber daya dari keterampilan keterampilan yang ada pada diri karyawannya
masing masing. Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan ingin mempunyai karyawan yang
berkualitas, peranan pelatihan dalam suatu perusahaan itu sangatlah penting. Pelatihan yang
dilakukan oleh perusahaan itu sendiri adalah untuk mengembangkan kemampuan karyawan
untuk memenuhi tuntutan pekerjaan atau jabatan yang sedang dijalaninya saat ini. Program
pelatihan merupakan salah satu unsur di dalam pengembangan karyawan, dengan
ditingkatkannya pengetahuan dan keterampilan karyawan diharapkan program pelatiham dapat
meningkatkan pula prestasi kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi
perusahaan. Program pelatihan pada PT. Hutama Karya dilaksanakan dengan metode on the job
training yang dilaksanakan oleh perusahaan itu sendiri dan off the job training yang dilaksanakan
oleh lembaga diklat di luar perusahaan. Pelatihan yang ada pada PT. Hutama Karya ini
menggambarkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan untuk meningkatkan prestasi kerja
karyawan. Adapun kendala yang dihadapi adalah masalah dana. Dana yang diperlukan tidaklah
sedikit, karena kebutuhan kebutuhan lainnya juga perlu dibiayai. Perusahaan mengatasinya
dengan cara menyusun program secara sistematik yang di dasarkan pada analisa jabatan.
Adapun teknik latihannya yaitu dengan Mengumpulkan audience dan saat melakukan presentasi
rekamlah latihan itu dengan tujuan agar anda dapat tahu kekurangan anda saat berpresentasi.
Kemudian ada juga hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam melaksanakan presentasi
diantaranya :
Tentukan cara mengulang poin utama tanpa terlihat adanya pengulangan
Ciptakan transisi antar bagian dengan mulus
Kenali betul alat bantu / alat peraga yang digunakan.
Menyiapkan jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan muncul
Mengembangkan gaya sendiri
Hal-hal yang diperhatikan saat pelaksanaan presentasi
Kuasai alat peraga yang digunakan
Kuasai diri sendiri (be confident)
Bina relasi dengan audience
Jangan membelakangi audience
Jangan membaca materi presentasi
Gunakan terminologi yang umum
Singkat, padat (tepat waktu)
Bicara lugas, tegas
Selingi dengan sedikit humor
2. Seminar
Sebelum kita melihat bagaimana membuat sebuah seminar yang baik, baiklah kita perjelas
dahulu apa yang dimaksud dengan seminar dalam tulisan ini.
Yang pertama adalah apa tujuan seminar. Seminar di sini adalah untuk mengeksplorasi sebuah
ide. Dengan demikian seminar berbeda dengan pelatihan, di mana di dalam pelatihan, ada sebuah
keahlian yang dibawakan oleh seorang yang menguasainya dan di dalam pelatihan terjadi
transfer ilmu.
Yang kedua adalah bagaimana peran orang yang ikut di dalam seminar. Seminar adalah satu
pertemuan di mana semua para pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar yang dimaksud ini,
tidak ada pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada umumnya. Tidak ada
perbedaan antara pembicara dan peserta. Dengan demikian seminar dibedakan dari kuliah, di
mana ada seorang lektor membawakan suatu tema atau ide, dan peserta kuliah mendengarkan
dan bertanya. Lektor adalah seseorang yang menguasai tema tersebut, sedangkan peserta adalah
orang yang mempelajari tema tersebut.
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik perlulah dipikirkan beberapa syarat:
a) Ruang seminar
b) Peserta
c) Moderator
d) Jalannya seminar
Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi aktif selurah
peserta seminar. Sebuah meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik. Atau kursi yang
disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup terang untuk
memberikan iklim yang enak untuk berseminar. Adanya sebuah papan tulis dapat membantu.
Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas kosong yang
menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan
diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang diseminarkan. Bila
yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai
tanggapan dan kritik.
Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah
mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang
diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut masingmasing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.
Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah
seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar.
Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang akan
diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan
materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling tahu tentang
seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating).
Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi,
ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar
sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan,
menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun
pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal seminar
ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan
sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu
menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu
memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin
sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari.
Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan langsung dilanjutkan dengan
pertanyaan kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik:
1. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi
pembicaraan. Adalah tugas moderator untuk memperhatikan ini.
2. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu
mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas jawabannya.
Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat terbesar. Tidaklah banyak pertanyaan yang
seperti demikian.
3. Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika sebuah
pertanyaan atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan itu dan meminta
sang pengujar untuk memperjelasnya.
4. Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum ditanggapi
dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia
menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan pernyataan. Moderator juga harus
memperhatikan ini
5. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan lain yang lebih mendasar.
Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.
6. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa orang,
moderator harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu dipakai
sebelum melanjutkan seminar.
7. Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan. Bahasa
harus santun dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat
diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan
diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam
seminar. Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang
kadang membangkitkan tawa.
8. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk membenarkan
diri. Setiap orang harus kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik. Di dalam
seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9. Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap
orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Yang terpenting adalah mata mereka
lebih terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka.
Demikianlah sebuah seminar Sokratik sebaiknya dilaksanakan. Dengan seminar seperti ini,
semua peserta dapat mengambil manfaat. Sebuah seminar yang baik seperti ini dapat memberi
manfaat seumur hidup yang mengendap sebagai manfaat terbaik yang dapat diberikan oleh
sebuah pendidikan.
3. Berpidato dalam situasi formal
Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam situasi atau acaraacara formal. Berbicara formal dikelompokkan menjadi dua yaitu monolog dan dialog. Berbicara
monolog adalah berbicara satu arah, artinya dalam kegiatan berbicara tersebut tidak terjadi
interaksi antara pembicara dengan pendengar.Kegiatan berbicara yang bersifat monolog;
pidato/sambutan dan memandu. Memandu dapat berupa memandu acara atau mewara dan
memandu wisatawan. Kegiatan berbicara yang bersifat dialog; wawancara dan diskusi. Diskusi
memiliki ragam antara lain seminar dan symposium (pertemuan dengan beberapa pembicara
yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik
yang sama)
Untuk memperoleh keterampilan berbicara formal diperlukan penguasaan terhadap faktor-faktor
yang menentukan keberhasilan berbicara. Faktor-faktor tersebut adalah faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi keberaniaan, kelancaran, kenyaringan suara,
pandangan, gerak-gerik, penalaran, dan sikap yang wajar.
4. Belajar mengajar
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama yaitu; guru, siswa dan bahan
ajar. Proses belajar merupakan interaksi antarberbagai unsur, dengan unsur utama adalah siswa,
kebutuhan berbagai sumber, serta situasi belajar yang memberikan kemungkinan kegiatan
belajar. Meskipun demikian guru merupakan faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan
pengembangan bahan ajar serta perangkat lainnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C. Tujuan makalah
A. Untuk mengetahui apa konsep tentang berbicara.
B. Untuk mengetahui bagaimana menganalisis situasi dan pendengar.
C. Untuk mengetahui bagaimana menyusun bahan berbicara untuk presentasi.
D. Untuk mengetahui bagaimana berbicara untuk seminar dan situasi formal.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Berbicara
dalam
mengucapkan
bunyi-bunyi
artikulasi
atau
kata-kata
yang
Berdasarkan
beberapa
pengertian
yang
dikemukakan
di
atas,
dapat
disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu kemampuan seseorang untuk bercakapcakap dengan mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan
berupa ide, gagasan, maksud atau perasaan untuk melahirkan interaksi kepada
orang lain.
B.
Selain beberapa hal yang telah disebut di atas, pembicara juga perlu
menganalisa pendengar. Dalam menganalisa pendengar ada beberapa topik yang
dipakai.
a.
Data umum.
Data umum meliputi: jumlah hadirin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan
politik atau sosial.
b. Data khusus.
Data khhusus meliputi: pengetahuan pendengar mengenai topik yang akan
dibawakan, minat dan keinginan pendengar, sikap pendengar.
Bila pembicara bisa menjawab semua pertanyaan yang ada, maka dapat
dikatakan pembicara telah bisa menganalisa situasi pendengar yang mungkin akan
dihadapi selama presentasi berlangsung.
2.
Komunikasi efektif.
3.
4.
5.
6.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
terbaik, yaitu:
Memiliki cakrawala yang luas.
Peka dan peduli terhadap respon pendengar.
Memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan kemauan tinggi untuk menggali ilmu.
Dapat beradaptasi dengan para pendengar.
Memiliki selera humor.
Memiliki gaya khas dalam bericara.
Komunikasi efektif
Komunikasi yang efektif dapat tercapai apabila maksud pesan yang
disampaikan oleh pembicara dapat dipahami baik oleh pendengar, dan pendengar
memberi umpan balik(feedback) sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
pembicara.
3.
Paling tidak ada lima hal yang perlu dipersiapkan sebagai materi presentasi, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
5.
beberapa
pakar
public
speaking,
seorang
pembicara
perlu
oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembicara, yaitu:
Pembicara harus memiliki etika yang baik.
Pembicara hendaknya tidak mengejek atau menyudutkan kelompok tertentu.
Pembicara harus berupaya untuk memberikan suatu pengetahuan intelektual yang
menakjubkan serta hiburan yang dapat mengalihkan pendengar dari aktifitas atau
pekerjaan sehari-hari.
Pembicara yang baik akan melakukan yang terbaik.
6.
terjadi bila peserta mendengarkan dan mengerti. Oleh karena itu, komunikasi akan
sangat bergantung pada topik ilmiah penyaji dan teknik penyajian.
Menyiapkan seminar
Tahap pertama yang dilakukan adalah menata informasi dalam bentuk
outline, kemudian mengembangkan liputannya dalam bentuk kerangka konsep
naratif dengan menata seluruh ide secara kronologis dan sistematis.
Setelah
alur
ide
tersusun,
tahap
berikutnya
adalah
menyisipkan
Kontak mata
Intonasi suara
Sikap penyaji
Penggunaan tata bahasa
hormat)
Materi seminar
e. Penggunaan catatan
f. Lama penyajian
g. Antusiasme penyaji
h. Penampilan umum (membangkitkan rasa
Materi seminar umumnya berupa ulasan, yang biasanya diminta untuk sesi
gabungan dan hasil-hasil penelitian primer. Penyusunan materi ulasan setelah judul,
penulis, institusi pelaksana, dan pendahuluan pada umumnya, biasanya bersifat
bebas bergantung pada topik bahasan. Untuk materi hasil penelitian primer,
biasanya lebih baku dan tersusun sebagai berikut:
Judul
Penulis
Institusi Pelaksana
Pendahuluan
Tujuan dan Hipotesis
Metodologi
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
mudah
dan
praktis.
Peralatan
yang
lebih
canggih
adalah
computer
dan
pembuatan ABP sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Besar-kecilnya huruf/angka yang digunakan
Tata letak kalimat
Tabel dan grafik
Kombinasi warna (jika digunakan), dan juga
Intensitas cahaya dalam ruang seminar
Penyebab kegagalan yang paling sering terjadi dalan penyajian ABP adalah:
a.
b.
Adanya anggapan bahwa apa yang dibaca dalam bentuk cetakan (missal buku
atau majalah), juga bisa dibaca dalam bentuk slide/transparansi
a.
b.
Menentukan tujuan
Mengumpulkan bahan
Kartu informasi
Menyusun karangan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan
dan perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Untuk
dapat menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara selayaknya memahami
makna atau segala sesuatu yang ingin disampaikan. Tiga faktor penting yang
menentukan keberhasilan seseorang ketika tampil berbicara di depan umum untuk
kepentingan apa pun, yaitu:
1.
Kesiapan diri
2.
Kesiapan materi
3.
Kesiapan hadirin
Berbagai jenis berbicara untuk keperluan akademik seperti, berbicara untuk
presentasi, berbicara untuk seminar dan berbicara untuk dalam situasi formal.
B.
Saran
Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi
penulis menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka
saran saran kritik dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan kami dan
menjadikan semua itu guna menjadi bahan acuan untuk memotivasi dan
menyempurnakan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Bandung : Erlangga
a) Ruang seminar
b) Peserta
c) Moderator
d) Jalannya seminar
Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi aktif selurah
peserta seminar. Sebuah meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik. Atau kursi yang
disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup terang untuk
memberikan iklim yang enak untuk berseminar. Adanya sebuah papan tulis dapat membantu.
Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas kosong yang
menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan
diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang diseminarkan. Bila
yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai
tanggapan dan kritik.
Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah
mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang
diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut masingmasing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.
Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah
seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar.
Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang akan
diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan
materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling tahu tentang
seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating).
Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi,
ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar
sehingga
seluruh
tema
seminar
tidak
tereksplorasi
dengan
baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan,
menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun
pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal seminar
ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan
sebuah
diagram
yang
mencerminkan
ide
yang
akan
didiskusikan.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu
menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu
memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin
sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari.
Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan langsung dilanjutkan dengan
pertanyaan
kunci
yang
dibahas
oleh
semua
peserta
secara
bergiliran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik:
1. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi
pembicaraan. Adalah tugas moderator untuk memperhatikan ini.
2. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu
mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas jawabannya.
Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat terbesar. Tidaklah banyak pertanyaan yang
seperti demikian.
3. Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika sebuah
pertanyaan atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan itu dan meminta
sang pengujar untuk memperjelasnya.
4. Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum ditanggapi
dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia
menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan pernyataan. Moderator juga harus
memperhatikan ini
5. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan lain yang lebih mendasar.
Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.
6. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa orang,
moderator harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu dipakai
sebelum melanjutkan seminar.
7. Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan. Bahasa
harus santun dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat
diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan
diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam
seminar. Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang
kadang membangkitkan tawa.
8. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk membenarkan
diri. Setiap orang harus kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik. Di dalam
seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9. Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap
orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Yang terpenting adalah mata mereka
lebih terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka.
Demikianlah sebuah seminar Sokratik sebaiknya dilaksanakan. Dengan seminar seperti ini,
semua peserta dapat mengambil manfaat. Sebuah seminar yang baik seperti ini dapat memberi
manfaat seumur hidup yang mengendap sebagai manfaat terbaik yang dapat diberikan oleh
sebuah pendidikan.