Вы находитесь на странице: 1из 29

Cara Merujuk Kutipan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Panduan Penulisan Karya Ilmiah

Disusun oleh :
Prito Windiarto
Tatang Tahyudin
Nurlela
Aris Taufik Madani
Kelas 3F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
2012

1)

Cara Merujuk Kutipan Langsung

a.

Contoh kutipan kurang dari 40 kata


Parera (1988:42) mengungkapkan kalimat efektif adalah kalimat yang
dengan sadar atau sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang
tepat dan baik.

style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">


b. Contoh kutipan lebih dari 40 kata
Aminuddin (2009: 19) menjelaskan membaca teknik sebagai berikut.
Istilah membaca teknik sering juga disebut oral reading membaca lisan
maupun reading aloud membaca nyaring. Disebut demikian karena
membaca teknik adalah membaca yang dilaksanakan secara bersuara sesuai
dengan aksentuasi, intonasi, dan irama yang benar selaras dengan gagasan
serta suasana penuturan dalam teks yang dibaca,. Membaca teknik, selain
dapat dikaitkan dengan kegiatan membaca teks ilmiah secara bersuara, juga
berhubungan dengan kegiatan membaca sastra, misalnya hal itu terjadi
karena pembaca poetry reading sastra secara lisan memiliki sifat
redeskriptif.
c.

Contoh kutipan yang sebagian kata dihilangkan


Yang dimaksud dengan transformasi adalah mesin yang bertugas
mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah
itulah transformasi. (Suharsimi, 2003: 5)

2) Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung


a. Nama pengarang Disebut Terpadu dalam Teks
Suharsimi (2003: 24) menyatakan betapa pentingnya hubungan antara
tujuan, KBM dengan evaluasi.
b.

Nama

Pengarang

Disebut

dalam

Kurung

Bersama

Penerbitnya
Ragam dan jenis puisi bermacam-macam (Aminuddin, 2009: 134).

Tahun

KUTIPAN (Tugas II Bahasa Indonesia 2)


Pengertian Kutipan :
Kutipan adalah salinan kalimat,paragraph,atau paendapat dari seorang pengarang atau ucapan
orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku,jurnal,baik yang melalui
media cetak maupun elektronik.menurut kamus besar bahasa Indonesia,mengutip adalah
mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya.mengutip itu berbeda dengan
plagiat.plagiat adalah mengambul karangan karangan atau pendapat orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri. Yang perlu dihindari ialah kutipan
yang tuidak mengandung makna apa-apa dalam tulisan anda. Naamun, namanya mengutip,
jangan sekalia=kali melakukan kesalahan ketika mengutip. Kalau ternyata terdapat kesalahan
dalam teks yang dikutip, penulis dapat memberikan catatan khusus langsung pada teks dengan
tanda kurung, lalu diberi tandasic, yakni singkatan dari sicut(latin) yang berarti: memang
demikianlah asalnya (tercetak). Atau, sesuai petunjuk dari Depdiknas-PusatBahasa sepertu
termuat dalam Buku Pedoman Umum EYD, berikan tanda siku [ ] mengapit kutipan yang
ternyata salah itu.
Fungsi
kutipan:
1. Untuk menunjang fakta,konseo, gagasan atau untuk memberikan informasi tentang sumber
data,
gagasan
dan
lain-lain
yang
relevan(catatan
acuan)
2. Untuk memberikan penjelasan penambahan tentang suatu masalah tyang dikemukakan
dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat(catatan kaki)
Jenis atau macam kutipan
Pada umumnya kutipan dapat dibedakan mmenjadi 2 macam, yaitu:
1. Kutipan langsung (Direct Quotation) Adalah kutipan yang dilakukan persis seperti sumber
aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya.
Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
a. untuk mengutip rumus atau model matematika
b. untuk mengutip peraturan-peraturanhukum, surat keputudsan, surat perintah.
c. untuk mengutip peribahasa, puisi, karyadrama, dan kata-kata mutiara.
d. untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti.
e. untuk memgutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain
dikhawatirkan akan kehilangan maknanya.
Kutipan langsung dibagi menjadi 2,yaitu:
a.kutipan langsung pendek (short direct quotation)
Adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak nmelebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang
demikian dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik dyantara bahan yang dikutip.
Kalau kutipan itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat, maka pada awal
kalimat diberi titik tiga buah.
b. kutipan langsung panjang (Long Direct Quotation)
adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikkan. Kutipan tersebuut diberi
tempat sendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri, diketik dengan satu spasi, dan lebar
jorokkan kedalam dan kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru,

sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf dari garis tepi kiri,
serta tidak ditulis antara tanda petik.
2. Kutipan tidak langsung (Indirect Quotation atau paraphrase) Adalah kutipan yang tidak persis
sama seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu ketikan pokok-pokok pikiran atau
ringkasan kesimpulan menurut jalan pikirasn dan bahasa pengutip sendiri. Kutipan ini tidak
dituliskkan diantara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea.
Kutipan tidak langsung dibedekkan mennjadi dua, yaitu:
a. kutipsm tidsk lsngsung pendek(short indirect quotation) adalah kutipan tidak langsung yang
terdiri darisatu alinea atau kurang.
b. kutipan tidak langsung panjang(long indirect quotation) adalah kutipan tidak langsung yang
terdiri lebih dari satu alinea.
Cara membuat kutipan
Cara Penulisan Sumber Kutipan dari Berbagai Sumber. Selain buku, sumber lain yang dapat
dikutip adalah:
1.Buku
Cara penulisan:
-jika satu sampai tiga pengarang, nama penulis ditulis sesuai dengan nama pengarang pada buku
dan diikuti koma. Jika pengarang lebuh dari tiga pengarang, nam pengarang pertama diikuti
singkatan dkk(dan kawan-kawan) atau et.al(et alli)
-judul buku dicetak miring
-judul buku yang diikuti informasi(sub jadul, jilid, edisi);tidak disisipi koma atau titik.
-informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nam kota(diikuti titik dua),
penerbit(diikuti koma)dan tahun, setelah kurung tutup diberu koma.
-dapat diikuti kata halaman(disingkat hlm atau h ) dan dapat juga, nomor halaman angka arab
dan diakhiri dengan titik.
2..Penerbitan pemerintah, lembaga, organisasi atau badan-badan yang terkemuka.
Cara penulisan:
Nama lembaga, judul penerbitan(diberi garis bawah), data tentang penerbitan(tabggal, bulan,
serta tahun diapit tanda kurung), nomor halaman(bisa disingkat hlm. Atau h).
3.Surat kabar
Cara penulisan:
Macam tulisan atau nama pengarang(jika ada), judul berita atau karangan, nama surat kabar, data
tentang penerbitan, bagian(jika ada, nomor halaman, kolom(jika ada).
4.Artikel dalam jurnal
Cara penuilisan:
Nama pengarang, juduk artikel(diikuti tanda petik), nama jurnal(dicrtak miring), nomor
volume:nomor halaman, (tempat, bulan dan tahun penerbitan), nomor halaman.
5.Terjemahan
Cara penulisan:
Nama asli pengarang, judul asli buku atau judul terjemahan, penerjemah(bisa disingkat terj.),
(nama kota;penerbit, tahun), nomor halaman.

6.Majalah
Cara penulisan:
Nama pengarang,judul artikel(diapit tanda petik),nama majalah dicetak miring(koma diletakkan
sebelum tanda petik terakhir) nomor dan tanggal penerbitan, nomor halaman.
Contoh Kutipan
Contoh kutipan langsung
Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini
merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja.
Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi
sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan (Bambang Hariyanto,
Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38)
Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan komponen untuk melakukan
format keluaran. Keuntungan pemisahan antara lain format keluaran benar-benar sangat kaya
melebihi yang dapat diperoleh di C++ (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa
Pemrograman Java, 2007, Hal. 78)
Contoh kutipan tidak langsung
Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi
berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah
gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk
memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator
menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi
Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174)
Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep pokok di dalam
perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai
antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang
Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357)
Contoh Kutipan dalam kutipan
Bahasa Java tidak lagi hanya untuk pemanis di web sebagai applet yang membikin Duke
berdansa. Java adalah kakas, tetap hanya perangkat, bagaimanapun tetap hanya orang hebat yang
dapat memberi arti penting kakas seperti dikatakan James Gosling, tokoh terpenting di Java :
All along, the language was a tool, not the end. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa
Pemrograman Java, 2007, Hal. 7-8)
B. Daftar Pustaka
Pengertian daftar pustaka
Daftar pudstaka ( bibliografi ) adalah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel dan
bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian
karanagn yang disertainya.
Bahan-bahan yan layak dimasukkan kedalam daftar pustaka, harus berupa kutipan yang diambil
dari sumber ynag dapat dipertangung jawabkan secara berbbot dan ilmiah. Semakin berbobot
referensi yang digunakan berarti menunjukkan sekin bernilai dan berbobot karangan tersebut.
Bahan yang tidak digunakan atau tidak dikutip dalam teks karangan atau sebaliknya. Karena itu,
kejujuran dan objektifitas dalam memasukkan kutipan adalah tanggung jawab penulis.
Cara membuat daftar pustaka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan daftar pustaka:

1. Jika satu pengarang, maka nama pengarang disusun dari belakang ke depan mengikuti urutan
dalam buku kecuali nama Tionghoa.
2. Penulis dua pengarang atau lebih, nama penulis pertama dibalik, penulis kedua dan seterusnya
tidk diblik.
3. Daftar pustaka ditulis menurut alphabtis, tanpa diberi nomer urut.
4. Semua referensi yang ada dalam kutipan dan catatan kaki dimasukkan dalam daftar pustaka.
Penyusunan bibliografi ada dua cara,yaitu:
1.Nama pengarang,judul,nama kota:nama penerbit,tahun penerbitan.
2.Nama pengarang.tahun penerbitan(angka tahum boleh diapit tanda kurung,asal
konsisten).judul,kota penerbit:nama penerbit.
Cara yang kedua lebih banyak digunakan karena berlaku secra internasionl,atau disebut model
APA(American Psychological Association).
Contoh daftar pustaka
1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua;
tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga;
tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan
kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal
pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:
Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From
http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3
August 2008
2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk
awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma),
dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua;
tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan
huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat
penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda
titik). Seperti contoh dibawah ini:
Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset.
Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server
2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama.
Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda
koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah
nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis
sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang
pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika
tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua
orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut
dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga;
judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok.
keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan
terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik)

ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya
Seperti dibawah ini:
Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung:
Penerbit Informatika.
Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods.
Indianapolis: McGraw-Hill Education.
3. Abstrak
Pengertian abstrak
Menurut American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari
isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen
yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan
dari tulisan.
Cara membuat abstrak
Dua konsep utama dalam membuat abstrak:
1. Conciseness
1. Significance
Fungsi
1. Current awareness: memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaru tentang
suatu bidang yang diminati, tanpa harus membaca seluruh isi dokumen
2. Menghemat waktu pembaca
3. Melanjutkan membaca atau tidak ?
4. Menghindari terjadi duplikasi tulisan
5. Keyword : memudahkan dalam penyimpanan secara elektronis
Tujuan (Purpose)
1. Apa alasan penulis ?
2. Apa ide utama (main idea) dari penulis ?
Cakupan (Scope)
1. Apa yang menjadi fokus penulis ?
2. Dimana yang menjadi konsentrasi dari penulis ?
Metode (Method)
1. Jenis-jenis temuan yang ditampilkan penulis ?
2. Bagaimana penulis meyakinkan pembaca tentang validitas dari ide utamanya ?
Contoh abstrak :
ABSTRAK
Dalam era persaingan kerja saat ini yang begitu pesat, suatu perusahaan harus mampu
menyesuaikan kondisi perusahaan dengan persaingan yang ada. Yaitu dengan mempunyai
karyawan karyawan yang berkualitas dengan keterampilan yang bisa diandalkan untuk bisa
masuk dalam era globalisasi pada persaingan sekarang ini. Bagi perusahaan yang sudah
mempunyai mutu dan kualitas yang bagus di mata masyarakat pastilah hasil yang dicapainya itu
merupakan sumber daya dari keterampilan keterampilan yang ada pada diri karyawannya
masing masing. Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan ingin mempunyai karyawan yang

berkualitas, peranan pelatihan dalam suatu perusahaan itu sangatlah penting. Pelatihan yang
dilakukan oleh perusahaan itu sendiri adalah untuk mengembangkan kemampuan karyawan
untuk memenuhi tuntutan pekerjaan atau jabatan yang sedang dijalaninya saat ini. Program
pelatihan merupakan salah satu unsur di dalam pengembangan karyawan, dengan
ditingkatkannya pengetahuan dan keterampilan karyawan diharapkan program pelatiham dapat
meningkatkan pula prestasi kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi
perusahaan. Program pelatihan pada PT. Hutama Karya dilaksanakan dengan metode on the job
training yang dilaksanakan oleh perusahaan itu sendiri dan off the job training yang dilaksanakan
oleh lembaga diklat di luar perusahaan. Pelatihan yang ada pada PT. Hutama Karya ini
menggambarkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan untuk meningkatkan prestasi kerja
karyawan. Adapun kendala yang dihadapi adalah masalah dana. Dana yang diperlukan tidaklah
sedikit, karena kebutuhan kebutuhan lainnya juga perlu dibiayai. Perusahaan mengatasinya
dengan cara menyusun program secara sistematik yang di dasarkan pada analisa jabatan.

Berbicara untuk keperluan akademik


Menurut bahasa akademik berarti pendidikan atau proses belajar mengajar. Pengertian akademik
itu sendiri jika dilihat dari latar belakang terminologis adalah sebuah keadaan dimana orangorang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, dan atau ilmu pengetahuan
sekaligus melakukan pengujian terhadapnya secara jujur, terbuka, dan leluasa. Selanjutnya jika
atmosfer akademik tumbuh maka kemudian akan berkembang menjadi kultur akademik, hal ini
ditandai dengan tumbuhnya minat baca yang tinggi, tradisi berdiskusi dan berbeda pendapat,
kreativitas menulis, serta proses belajar mengajar yang kondusif. Berbicara untuk keperluan
akademik meliputi : Presentasi, Seminar, berpidato dalam situasi formal, dan belajar mengajar
1. Presentasi
Membuat presentasi bukanlah hal yang gampang, bayangkan saja, kita harus mencari sumbersumber atau bahan yang akan dipresentasikan. Kemudian bahan-bahan tersebut harus kita edit
lagi menjadi lebih khusus, karena dalam hal presentasi, materi yang dimuat tidak harus banyak
tapi diambil kata kunci atau hal-hal pokok yang akan dibicarakan.
Nah jika semua sudah siap, maka hal yang harus dilakukan adalah mendesain presentasi
semanrik mungkin agar orang tidak merasa bosan, program yang biasanya digunakan orang
untuk presentasi adalah program Ms. PowerPoint. Dalam program itu anda dapat menggunakan
sebebas mungkin untuk membuat desain presentasi, seperti animasi, backrground, tulisan dan
lainnya dengan atraktif heboh dan spektakuler.
Namun jika anda belum terlalu menguasai program itu, maka gunakanlah animasi yang biasa
saja tidak apa, tapi jika ingin yang bagus tapi tidak terlalu repot untuk membuat animasinya,
anda bisa mencari animasi yang sudah jadi dengan gambar yang berformatkan GIF, gambar itu
bisa dicari di internet misalnya di situs google, pilih gambar lalu masukkan kata kunci misalnya
gambar kucing, maka tulis pada kotak dialog search kucing.gif setiap kata kunci diakhiri tanda
titik dan ditulis gif seperti contoh tadi. Maka pada hasil pencarian muncullah gambar-gambar
yang berformat gif.
Setelah anda mengambil gambar tersebut, maka masukkanlah gambar itu pada presentasi anda
sesuai dengan keinginan anda. Setelah semua selesai mengatur desain presentasi anda, maka
cobalah untuk menslide shownya dan lihat tampilanya, jika sudah cukup bagus, maka anda sudah
siap untuk presentasi anda.
Persiapan yang harus anda lakukan sebelum pelaksanaan presantasi yaitu :
1. Kenali audience 4. Siapkan alat peraga / bantu
2. Kuasai materi 5. Siapkan introduction
3. Buat outline 6. Siapkan penutup
Agar lebih baik dalam melaksanakan presentasi maka lakukan latihan, latihan adalah cara yang
paling efektif
Dapat mengeliminir kejelekan dalam presentasi.
Melatih transisi antar bagian supaya lebih halus.
Memberi gambaran waktu yang diperlukan
Meningkatkan percaya diri.

Adapun teknik latihannya yaitu dengan Mengumpulkan audience dan saat melakukan presentasi
rekamlah latihan itu dengan tujuan agar anda dapat tahu kekurangan anda saat berpresentasi.
Kemudian ada juga hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam melaksanakan presentasi
diantaranya :
Tentukan cara mengulang poin utama tanpa terlihat adanya pengulangan
Ciptakan transisi antar bagian dengan mulus
Kenali betul alat bantu / alat peraga yang digunakan.
Menyiapkan jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan muncul
Mengembangkan gaya sendiri
Hal-hal yang diperhatikan saat pelaksanaan presentasi
Kuasai alat peraga yang digunakan
Kuasai diri sendiri (be confident)
Bina relasi dengan audience
Jangan membelakangi audience
Jangan membaca materi presentasi
Gunakan terminologi yang umum
Singkat, padat (tepat waktu)
Bicara lugas, tegas
Selingi dengan sedikit humor
2. Seminar
Sebelum kita melihat bagaimana membuat sebuah seminar yang baik, baiklah kita perjelas
dahulu apa yang dimaksud dengan seminar dalam tulisan ini.
Yang pertama adalah apa tujuan seminar. Seminar di sini adalah untuk mengeksplorasi sebuah
ide. Dengan demikian seminar berbeda dengan pelatihan, di mana di dalam pelatihan, ada sebuah
keahlian yang dibawakan oleh seorang yang menguasainya dan di dalam pelatihan terjadi
transfer ilmu.
Yang kedua adalah bagaimana peran orang yang ikut di dalam seminar. Seminar adalah satu
pertemuan di mana semua para pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar yang dimaksud ini,
tidak ada pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada umumnya. Tidak ada
perbedaan antara pembicara dan peserta. Dengan demikian seminar dibedakan dari kuliah, di
mana ada seorang lektor membawakan suatu tema atau ide, dan peserta kuliah mendengarkan
dan bertanya. Lektor adalah seseorang yang menguasai tema tersebut, sedangkan peserta adalah
orang yang mempelajari tema tersebut.
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik perlulah dipikirkan beberapa syarat:
a) Ruang seminar
b) Peserta
c) Moderator
d) Jalannya seminar
Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi aktif selurah
peserta seminar. Sebuah meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik. Atau kursi yang
disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup terang untuk

memberikan iklim yang enak untuk berseminar. Adanya sebuah papan tulis dapat membantu.
Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas kosong yang
menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan
diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang diseminarkan. Bila
yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai
tanggapan dan kritik.
Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah
mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang
diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut masingmasing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.
Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah
seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar.
Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang akan
diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan
materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling tahu tentang
seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating).
Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi,
ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar
sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan,
menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun
pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal seminar
ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan
sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu
menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu
memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin
sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari.
Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan langsung dilanjutkan dengan
pertanyaan kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik:
1. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi
pembicaraan. Adalah tugas moderator untuk memperhatikan ini.
2. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu
mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas jawabannya.
Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat terbesar. Tidaklah banyak pertanyaan yang
seperti demikian.
3. Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika sebuah

pertanyaan atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan itu dan meminta
sang pengujar untuk memperjelasnya.
4. Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum ditanggapi
dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia
menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan pernyataan. Moderator juga harus
memperhatikan ini
5. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan lain yang lebih mendasar.
Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.
6. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa orang,
moderator harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu dipakai
sebelum melanjutkan seminar.
7. Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan. Bahasa
harus santun dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat
diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan
diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam
seminar. Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang
kadang membangkitkan tawa.
8. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk membenarkan
diri. Setiap orang harus kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik. Di dalam
seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9. Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap
orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Yang terpenting adalah mata mereka
lebih terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka.
Demikianlah sebuah seminar Sokratik sebaiknya dilaksanakan. Dengan seminar seperti ini,
semua peserta dapat mengambil manfaat. Sebuah seminar yang baik seperti ini dapat memberi
manfaat seumur hidup yang mengendap sebagai manfaat terbaik yang dapat diberikan oleh
sebuah pendidikan.
3. Berpidato dalam situasi formal
Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam situasi atau acaraacara formal. Berbicara formal dikelompokkan menjadi dua yaitu monolog dan dialog. Berbicara
monolog adalah berbicara satu arah, artinya dalam kegiatan berbicara tersebut tidak terjadi
interaksi antara pembicara dengan pendengar.Kegiatan berbicara yang bersifat monolog;
pidato/sambutan dan memandu. Memandu dapat berupa memandu acara atau mewara dan
memandu wisatawan. Kegiatan berbicara yang bersifat dialog; wawancara dan diskusi. Diskusi
memiliki ragam antara lain seminar dan symposium (pertemuan dengan beberapa pembicara
yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik
yang sama)
Untuk memperoleh keterampilan berbicara formal diperlukan penguasaan terhadap faktor-faktor
yang menentukan keberhasilan berbicara. Faktor-faktor tersebut adalah faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi keberaniaan, kelancaran, kenyaringan suara,
pandangan, gerak-gerik, penalaran, dan sikap yang wajar.
4. Belajar mengajar
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama yaitu; guru, siswa dan bahan

ajar. Proses belajar merupakan interaksi antarberbagai unsur, dengan unsur utama adalah siswa,
kebutuhan berbagai sumber, serta situasi belajar yang memberikan kemungkinan kegiatan
belajar. Meskipun demikian guru merupakan faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan
pengembangan bahan ajar serta perangkat lainnya.

Berbicara untuk Keperluan Akademik


17.25 |

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi ini dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai


suatu keterampilan berbahasa diperlukan untuk berbagai keperluan. Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) yang akan lakukan dalam perkuliahan ini berbentuk
simulasi, praktek berbicara yang sesungguhnya, dan pemberian atau penerimaan
umpan balik. Kegiatan tersebut dilakukan secara perorangan, berpasangan, dan
berkelompok.
Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk meningkatkan keterampilan
berbicara secara terpadu, fungsional, dan kontekstual. Artinya, setiap materi yang
diberikan selalu dikaitkan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa
(menyimak, membaca, dan menulis) dan pengetahuan bahasa (kosakata dan
struktur). Selain itu, agar pengajaran ini bersifat fungsional dan kontekstual maka
materi yang diberikan berupa bahan pengajaran yang betul-betul bermakna bagi
kita

sebagai mahasiswa maupun calon guru, seperti bercerita, berdialog,

berpidato/berceramah, dan berdiskusi.

B.

Rumusan

A. Apa hakikat berbicara?


B. Bagaimana menganalisis situasi dan pendengar?
C. Bagaimana menyusun bahan berbicara untuk presentasi?
D. Bagaimana berbicara untuk seminar dan situasi formal?

Masalah

C. Tujuan makalah
A. Untuk mengetahui apa konsep tentang berbicara.
B. Untuk mengetahui bagaimana menganalisis situasi dan pendengar.
C. Untuk mengetahui bagaimana menyusun bahan berbicara untuk presentasi.
D. Untuk mengetahui bagaimana berbicara untuk seminar dan situasi formal.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Berbicara

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan


sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi, karena
komunikasi lebihm efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan
seseorang

dalam

mengucapkan

bunyi-bunyi

artikulasi

atau

kata-kata

yang

bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,


gagasan dan perasaan orang tersebut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 144) berbicara adalah suatu berkata,
bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat, dengan berbicara manusia dapat
mengungkapkan ide, gagasan, perasaan kepada orang lain sehingga dapat
melahirkan suatu interaksi.

Berdasarkan

beberapa

pengertian

yang

dikemukakan

di

atas,

dapat

disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu kemampuan seseorang untuk bercakapcakap dengan mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan
berupa ide, gagasan, maksud atau perasaan untuk melahirkan interaksi kepada
orang lain.

B.

Menganalisis Situasi Pendengar

Sebelum mulai berbicara, pembicara harus menganalisa situasi yang


mungkin akan berlangsung ketika pembicara sedang melakukan presentasi. Dalam
menganalisa situasi ini, akan muncul persoalan-persoalan sebagai berikut:
a. Apa maksud hadirin berkumpul dalam pertemuan itu? Apakah pembicara
menghadapi anggota-anggota perkumpulannya atau suatu massa yang berkumpul
dengan maksud tertentu? atau apakah mereka berkumpul hanya secara kebetulan
saja?
b. Adat istiadat apakah yang mengikat mereka? Apakah mereka berani dan
senang mengajukan pertanyaan? Lebih suka manakah mereka antara pembicaraan
formal ataukah informal?

Selain beberapa hal yang telah disebut di atas, pembicara juga perlu
menganalisa pendengar. Dalam menganalisa pendengar ada beberapa topik yang
dipakai.
a.

Data umum.
Data umum meliputi: jumlah hadirin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan
politik atau sosial.
b. Data khusus.
Data khhusus meliputi: pengetahuan pendengar mengenai topik yang akan
dibawakan, minat dan keinginan pendengar, sikap pendengar.
Bila pembicara bisa menjawab semua pertanyaan yang ada, maka dapat
dikatakan pembicara telah bisa menganalisa situasi pendengar yang mungkin akan
dihadapi selama presentasi berlangsung.

C. Menyusun Bahan Berbicara untuk Presentasi

Dalam menyusun bahan berbicara untuk presentasi dapat dilakukan melalui


tiga tahap yaitu: mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan
menguraikan secara mendetail. Selain tiga hal di atas ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat presentasi. Hal-hal tersebut ialah:
1.

Bagaimana berhasil dalam presentasi.

2.

Komunikasi efektif.

3.

Menyiapkan materi yang akan disampaikan.

4.

Teknik berbicara dalam presentasi.

5.

Tanggung jawab pembicara.

6.

Kesalahan besar pembicara.

1.

Bagaimana berhasil dalam presentasi


MS Hidayat, mengutip dari Larry King, memberi enam filtur pembicara yang

a.
b.
c.
d.
e.
f.

2.

terbaik, yaitu:
Memiliki cakrawala yang luas.
Peka dan peduli terhadap respon pendengar.
Memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan kemauan tinggi untuk menggali ilmu.
Dapat beradaptasi dengan para pendengar.
Memiliki selera humor.
Memiliki gaya khas dalam bericara.

Komunikasi efektif
Komunikasi yang efektif dapat tercapai apabila maksud pesan yang
disampaikan oleh pembicara dapat dipahami baik oleh pendengar, dan pendengar
memberi umpan balik(feedback) sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
pembicara.

3.

Menyiapkan materi yang akan disampaikan

Paling tidak ada lima hal yang perlu dipersiapkan sebagai materi presentasi, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Topik atau subyek yang akan dibicarakan.


Tujuan umum, tujuan khusus, dan inti pembicaraan.
Pendahuluan (introduction).
Batang tubuh.
Kesimpulan/penutup (conclusion).

4.

Teknik berbicara dalam presentasi


Menurut

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

5.

beberapa

pakar

public

speaking,

seorang

pembicara

perlu

memperhatikan hal-hal berikut ini:


Pendekatan dan permulaan.
Mengatasi kegugupan di depan panggung.
Membuat pendengar tertarik dengan apa yang disampaikan.
Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan,dan volume suara.
Mempercayai diri sendiri.
Memperbanyak perbendaharaan kata.
Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat.
Tepat waktu.
Memiliki kelancaran dalam berbicara dan rasa humor.
Berbicara dengan wajar dan menyenangkan.
Menggerakkan tubuh secara alami.
Memakai pakaian yang sopan.
Penutupan dan pengakhiran.

Tanggung jawab pembicara


Pembicara yang sedang berbicara di depan umum memiliki tanggung jawab,

oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembicara, yaitu:
Pembicara harus memiliki etika yang baik.
Pembicara hendaknya tidak mengejek atau menyudutkan kelompok tertentu.
Pembicara harus berupaya untuk memberikan suatu pengetahuan intelektual yang
menakjubkan serta hiburan yang dapat mengalihkan pendengar dari aktifitas atau
pekerjaan sehari-hari.
Pembicara yang baik akan melakukan yang terbaik.

6.

Kesalahan besar pembicara

Menurut Hamilton Gregory, survei membuktikan, ada lima kesalahan besar


yang sering dilakukan oleh pembicara di Amerika Serikat di depan publik, yaitu:
Kesalahan dalam menyiapkan bahan pembicaraan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pendengar.
Kekurangan dalam persiapan.
Penyampaian materi yang terlalu banyak.
Kesalahan dalam memelihara kontak mata.
Pembicaraan yang tumpul.

D. Berbicara untuk Seminar dan Situasi Formal

D.1 Berbicara untuk seminar


Berdasarkan keefektifitasnya, seminar dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori, yaitu seminar yang efektif dan seminar yang tidak efektif. Dalam seminar
yang tidak efektif, meskipun pada akhirnya pendengar memberikan penghargaan
dengan tepuk tangan yang gemuruh, pendengar yang sama mungkin keluar dari
ruangan sambil bertanya pada diri sendiri, apa yang seharusnya dilakukan agar
waktu yang baru saja berlalu dapat dimanfaatkan lebih baik lagi. Sebaliknya,
seminar yang efektif merupakan wahana komunikasi dua arah (timbal balik) dan
bermanfaaat bagi penyaji maupun pendengarnya.
1.

Seminar yang tidak efektif


Menurut praktisi, alasan utama terjadinya seminar tidak efektif adalah

penyaji yang menganggap ringan upaya-upaya yang perlu dilakuakn untuk


menghasilkan seminar yang efektif, atau dengan kata lain penyaji kurang
mempersiapkan diri dengan baik. Untuk menjadi penyaji yang efektif, penyaji harus
banyak belajar. Bahkan upaya-upaya yang lebih luas perlu dilakukan untuk
menentukan pilihan topik yang diminati. Penyaji membutuhkan kemampuan untuk
meramu teknik beerbicara dengan penyajian yang baik, termasuk penggunaan alat
peraga.
2. Seminar yang efektif
Definisi sseminar yang lebih bebas adalah seminar merupakan pertemuan
untuk pertukaran ide dalam bidang tertentu. layak dicatat bahwa kata pertukaran
berarti member dan menerima secara berbalasan. Dengan kata lain, seminar harus
member manfaat baik bagi penyaji maupun pendengar. Namun, hal ini hanya akan

terjadi bila peserta mendengarkan dan mengerti. Oleh karena itu, komunikasi akan
sangat bergantung pada topik ilmiah penyaji dan teknik penyajian.

Penyaji yang efektif


Penyaji yang efektif adalah orang yang mampu membuat penyajiannya vital
dan bebas dari unsur-unsur pengganggu. Kriteria ini mampu membuat penyaji
mempertahankan suasana atau hubungan komunikatif antara penyaji dengan
pendengarnya.

Menyiapkan seminar
Tahap pertama yang dilakukan adalah menata informasi dalam bentuk
outline, kemudian mengembangkan liputannya dalam bentuk kerangka konsep
naratif dengan menata seluruh ide secara kronologis dan sistematis.
Setelah

alur

ide

tersusun,

tahap

berikutnya

adalah

menyisipkan

data/fakta/ringkasan informasi yang akan disampaikan. Apabila konsep naratif telah


dikembangkan, maka saatnya untuk berpikir alat peraga (visual aids) yang akan
digunakan untuk menggambarkan informasi tersebut. Alat peraga yang paling
sederhana dan umum digunakan adalah slide dan OHP transparansi; atau pada era
saat ini adalah dengan langsung menggunakan komputer yang dilengkapi dengan
transformator-proyektor; dengan programnya antara lain Microsoft power point.
Tips dalam penyajian seminar untuk membantu kelancaran seminar dan
penyaji mampu menguasai suasana seminar perlu diperhatikan beberapa hal
pada saat penyaji berbicara di depan peserta seminar, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Kontak mata
Intonasi suara
Sikap penyaji
Penggunaan tata bahasa
hormat)

Materi seminar

e. Penggunaan catatan
f. Lama penyajian
g. Antusiasme penyaji
h. Penampilan umum (membangkitkan rasa

Materi seminar umumnya berupa ulasan, yang biasanya diminta untuk sesi
gabungan dan hasil-hasil penelitian primer. Penyusunan materi ulasan setelah judul,
penulis, institusi pelaksana, dan pendahuluan pada umumnya, biasanya bersifat
bebas bergantung pada topik bahasan. Untuk materi hasil penelitian primer,
biasanya lebih baku dan tersusun sebagai berikut:
Judul
Penulis
Institusi Pelaksana
Pendahuluan
Tujuan dan Hipotesis
Metodologi
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran

Alat Bantu Peraga (visual aids)


Alat bantu peraga (ABP) memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan suatu penyajian dan oleh karena itu diperlukan persiapan yang
matang serta hati-hati dalam pembuatan ABP. Alat bantu peraga dapat membantu
mencapai hasil yang diharapkan apabila:
Mampu menjelaskan ide yang terkandung dalam materi pembahasan
Mampu menekankan topik-topik yang ingin disampaikan
Meningkatkan minat dan perhatian peserta seminar
Alat bantu peraga yang tidak memenuhi kriteria tersebut, mungkin hanya
akan membuat peserta seminar mengalihkan perhatiannya atau bahkan tertidur.
Berbagai jenis ABP yang paling umum digunakan adalah slidedan transparansi,
karena dianggappaling murah, ketersediaan bahan mudah didapat, pembuatannya

mudah

dan

praktis.

Peralatan

yang

lebih

canggih

adalah

computer

dan

perlengkapannya, dengan program khusus untuk penyajian, misalnya MS. Power


Point. Namun, selain mahal dan membutuhkan keterampilan dalam operasionalnya,
tak semua institusi memiliki peralatan ini, sehingga tidak menjadi praktis. Dalam
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)

pembuatan ABP sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Besar-kecilnya huruf/angka yang digunakan
Tata letak kalimat
Tabel dan grafik
Kombinasi warna (jika digunakan), dan juga
Intensitas cahaya dalam ruang seminar
Penyebab kegagalan yang paling sering terjadi dalan penyajian ABP adalah:

a.

Terlalu banyaknya materi dalam satu ABP dan

b.

Adanya anggapan bahwa apa yang dibaca dalam bentuk cetakan (missal buku
atau majalah), juga bisa dibaca dalam bentuk slide/transparansi

D.2 Berbicara dalam situasi formal


Berbicara dalam situasi formal, tidaklah semudah yang dibayangkan orang,
walaupun secara ilmiah setiap orang mampu berbicara. Namun, berbicara formal
atau situasi resmi sering meninggalkan kegugupan sehingga gagasan yang
dikemukakan tidak teratur dan akhirnya bahasanya pun menjadi tidak teratur.
Bahkan ada yang tidak berani berbicara sama sekali.
Berbicara dalam situasi yang formal memerlukan persiapan dan menuntut
keterampilan. Kemampuan ini tidak dapat hanya dicapai begitu saja, tetapi

a.
b.

menuntut bimbingan dan latihan yang intensif.


Persiapan berbicara secara formal yaitu:
Memilih topik pembicaraan
Menentukan tujuan, bahan, dan kerangka

Menentukan tujuan
Mengumpulkan bahan
Kartu informasi
Menyusun karangan

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan
dan perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Untuk
dapat menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara selayaknya memahami
makna atau segala sesuatu yang ingin disampaikan. Tiga faktor penting yang
menentukan keberhasilan seseorang ketika tampil berbicara di depan umum untuk
kepentingan apa pun, yaitu:
1.

Kesiapan diri

2.

Kesiapan materi

3.

Kesiapan hadirin
Berbagai jenis berbicara untuk keperluan akademik seperti, berbicara untuk
presentasi, berbicara untuk seminar dan berbicara untuk dalam situasi formal.

B.

Saran
Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi

penulis menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka
saran saran kritik dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan kami dan
menjadikan semua itu guna menjadi bahan acuan untuk memotivasi dan
menyempurnakan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Bandung : Erlangga

Arifin, E. Zaenal dan SAmran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesiauntuk


Perguruan Tinggi. Jakarta : Akapress
Kerf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah
Trigan, Henry Guntur. 1993. Berbicara. Bandung : Angkasa
http://eprints.uny.ac.id/8152/3/BAB%202-07205244140.pdf

Berbicara untuk keperluan akademik


Menurut bahasa akademik berarti pendidikan atau proses belajar mengajar. Pengertian
akademik itu sendiri jika dilihat dari latar belakang terminologis adalah sebuah keadaan dimana
orang-orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, dan atau ilmu pengetahuan
sekaligus melakukan pengujian terhadapnya secara jujur, terbuka, dan leluasa. Selanjutnya jika
atmosfer akademik tumbuh maka kemudian akan berkembang menjadi kultur akademik, hal ini
ditandai dengan tumbuhnya minat baca yang tinggi, tradisi berdiskusi dan berbeda pendapat,
kreativitas menulis, serta proses belajar mengajar yang kondusif. Berbicara untuk keperluan
akademik meliputi : Presentasi, Seminar, berpidato dalam situasi formal, dan belajar mengajar
1. Presentasi
Membuat presentasi bukanlah hal yang gampang, bayangkan saja, kita harus mencari sumbersumber atau bahan yang akan dipresentasikan. Kemudian bahan-bahan tersebut harus kita edit
lagi menjadi lebih khusus, karena dalam hal presentasi, materi yang dimuat tidak harus banyak
tapi
diambil
kata
kunci
atau
hal-hal
pokok
yang
akan
dibicarakan.
Nah jika semua sudah siap, maka hal yang harus dilakukan adalah mendesain presentasi
semanrik mungkin agar orang tidak merasa bosan, program yang biasanya digunakan orang
untuk presentasi adalah program Ms. PowerPoint. Dalam program itu anda dapat menggunakan
sebebas mungkin untuk membuat desain presentasi, seperti animasi, backrground, tulisan dan
lainnya
dengan
atraktif
heboh
dan
spektakuler.
Namun jika anda belum terlalu menguasai program itu, maka gunakanlah animasi yang biasa
saja tidak apa, tapi jika ingin yang bagus tapi tidak terlalu repot untuk membuat animasinya,
anda bisa mencari animasi yang sudah jadi dengan gambar yang berformatkan GIF, gambar itu
bisa dicari di internet misalnya di situs google, pilih gambar lalu masukkan kata kunci misalnya
gambar kucing, maka tulis pada kotak dialog search kucing.gif setiap kata kunci diakhiri tanda
titik dan ditulis gif seperti contoh tadi. Maka pada hasil pencarian muncullah gambar-gambar
yang berformat gif.
Setelah anda mengambil gambar tersebut, maka masukkanlah gambar itu pada presentasi anda
sesuai dengan keinginan anda. Setelah semua selesai mengatur desain presentasi anda, maka
cobalah untuk menslide shownya dan lihat tampilanya, jika sudah cukup bagus, maka anda sudah
siap untuk presentasi anda.
Persiapan yang harus anda lakukan sebelum pelaksanaan presantasi yaitu :
1. Kenali audience 4. Siapkan alat peraga / bantu
2. Kuasai materi 5. Siapkan introduction
3. Buat outline 6. Siapkan penutup
Agar lebih baik dalam melaksanakan presentasi maka lakukan latihan, latihan adalah cara yang
paling efektif

Dapat mengeliminir kejelekan dalam presentasi.


Melatih transisi antar bagian supaya lebih halus.
Memberi gambaran waktu yang diperlukan
Meningkatkan percaya diri.
Adapun teknik latihannya yaitu dengan Mengumpulkan audience dan saat melakukan presentasi
rekamlah latihan itu dengan tujuan agar anda dapat tahu kekurangan anda saat berpresentasi.
Kemudian ada juga hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam melaksanakan presentasi
diantaranya :
Tentukan cara mengulang poin utama tanpa terlihat adanya pengulangan
Ciptakan transisi antar bagian dengan mulus
Kenali betul alat bantu / alat peraga yang digunakan.
Menyiapkan jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan muncul
Mengembangkan gaya sendiri
Hal-hal yang diperhatikan saat pelaksanaan presentasi
Kuasai alat peraga yang digunakan
Kuasai diri sendiri (be confident)
Bina relasi dengan audience
Jangan membelakangi audience
Jangan membaca materi presentasi
Gunakan terminologi yang umum
Singkat, padat (tepat waktu)
Bicara lugas, tegas
Selingi dengan sedikit humor
2. Seminar
Sebelum kita melihat bagaimana membuat sebuah seminar yang baik, baiklah kita perjelas
dahulu apa yang dimaksud dengan seminar dalam tulisan ini.
Yang pertama adalah apa tujuan seminar. Seminar di sini adalah untuk mengeksplorasi sebuah
ide. Dengan demikian seminar berbeda dengan pelatihan, di mana di dalam pelatihan, ada sebuah
keahlian yang dibawakan oleh seorang yang menguasainya dan di dalam pelatihan terjadi
transfer ilmu.
Yang kedua adalah bagaimana peran orang yang ikut di dalam seminar. Seminar adalah satu
pertemuan di mana semua para pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar yang dimaksud ini,
tidak ada pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada umumnya. Tidak ada
perbedaan antara pembicara dan peserta. Dengan demikian seminar dibedakan dari kuliah, di
mana ada seorang lektor membawakan suatu tema atau ide, dan peserta kuliah mendengarkan
dan bertanya. Lektor adalah seseorang yang menguasai tema tersebut, sedangkan peserta adalah
orang yang mempelajari tema tersebut.
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik perlulah dipikirkan beberapa syarat:

a) Ruang seminar
b) Peserta
c) Moderator
d) Jalannya seminar
Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi aktif selurah
peserta seminar. Sebuah meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik. Atau kursi yang
disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup terang untuk
memberikan iklim yang enak untuk berseminar. Adanya sebuah papan tulis dapat membantu.
Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas kosong yang
menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan
diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang diseminarkan. Bila
yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai
tanggapan dan kritik.
Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah
mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang
diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut masingmasing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.
Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah
seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar.
Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang akan
diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan
materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling tahu tentang
seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating).
Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi,
ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar
sehingga
seluruh
tema
seminar
tidak
tereksplorasi
dengan
baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan,
menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun
pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal seminar
ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan
sebuah
diagram
yang
mencerminkan
ide
yang
akan
didiskusikan.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu
menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu
memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.

Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin
sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari.
Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan langsung dilanjutkan dengan
pertanyaan
kunci
yang
dibahas
oleh
semua
peserta
secara
bergiliran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik:
1. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi
pembicaraan. Adalah tugas moderator untuk memperhatikan ini.
2. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu
mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas jawabannya.
Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat terbesar. Tidaklah banyak pertanyaan yang
seperti demikian.
3. Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika sebuah
pertanyaan atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan itu dan meminta
sang pengujar untuk memperjelasnya.
4. Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum ditanggapi
dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia
menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan pernyataan. Moderator juga harus
memperhatikan ini
5. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan lain yang lebih mendasar.
Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.
6. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa orang,
moderator harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu dipakai
sebelum melanjutkan seminar.
7. Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan. Bahasa
harus santun dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat
diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan
diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam
seminar. Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang
kadang membangkitkan tawa.
8. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk membenarkan
diri. Setiap orang harus kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik. Di dalam
seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9. Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap
orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Yang terpenting adalah mata mereka
lebih terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka.
Demikianlah sebuah seminar Sokratik sebaiknya dilaksanakan. Dengan seminar seperti ini,
semua peserta dapat mengambil manfaat. Sebuah seminar yang baik seperti ini dapat memberi
manfaat seumur hidup yang mengendap sebagai manfaat terbaik yang dapat diberikan oleh
sebuah pendidikan.

3. Berpidato dalam situasi formal


Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam situasi atau acaraacara formal. Berbicara formal dikelompokkan menjadi dua yaitu monolog dan dialog. Berbicara
monolog adalah berbicara satu arah, artinya dalam kegiatan berbicara tersebut tidak terjadi
interaksi antara pembicara dengan pendengar.Kegiatan berbicara yang bersifat monolog;
pidato/sambutan dan memandu. Memandu dapat berupa memandu acara atau mewara dan
memandu wisatawan. Kegiatan berbicara yang bersifat dialog; wawancara dan diskusi. Diskusi
memiliki ragam antara lain seminar dan symposium (pertemuan dengan beberapa pembicara
yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik
yang sama)
Untuk memperoleh keterampilan berbicara formal diperlukan penguasaan terhadap faktor-faktor
yang menentukan keberhasilan berbicara. Faktor-faktor tersebut adalah faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi keberaniaan, kelancaran, kenyaringan suara,
pandangan, gerak-gerik, penalaran, dan sikap yang wajar.
4. Belajar mengajar
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama yaitu; guru, siswa dan bahan
ajar. Proses belajar merupakan interaksi antarberbagai unsur, dengan unsur utama adalah siswa,
kebutuhan berbagai sumber, serta situasi belajar yang memberikan kemungkinan kegiatan
belajar. Meskipun demikian guru merupakan faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan
pengembangan bahan ajar serta perangkat lainnya.

Вам также может понравиться