Вы находитесь на странице: 1из 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
a. Mazhab Sosialisme
Pemikiran-pemikiran mazhab Klasik dinilai oleh para pemikir
ekonomi

selanjutnya

banyak terdapat

kelemahan-kelemahan,

dan

merugikan masyarakat, terutama banyak merugikan kaum buruh. Maka


kemudian lahirlah mazhab baru yang dinamakan mazhab sosialisme.
Mazhab Sosialisme dikatakan lahir an bekembang sebagai reaksi
terhadap akibat buruk dariadanya revolusi industri. Revolusi Industri
memang membawa kemajuan dan banyak kekayaan,sungguhpun pada
kenyataannya banyak dari rakyat terutama kaum buruh yang hidupnya
tetap miskinkarena gaji buruh bukan hanya sangat rendah tetapi juga selalu
ditekan.
Para tokoh pemikir Sosialisme sangat anti terhadap kapialisme dan
individualisme, karenameraka yang semakin kaya itu adalah hanya kaum
pemilik modal atau kaum kapitalis, dengan demikiantejadi kesenjangan
ataupun ketimpangan pola hidup, yaitu jurang yang semakin dalam antara
si kaya danmiskin.
Sosialisme merupakan doktrin yang menyokon pemilikan dan
pengawasan publik terhadap alat-alat produksi utama, adapun tujuannya
untuk mencapai distribusi barang yang lebih efisien dan adil.

Prinsip Ajaran Sosialisme Prinsip-prinsip ajaran Sosialisme berakar


pada transformasi ekonomi, sosial, dan kultural ropaselama abad 18
sampai 19. Ide pokok lahirnya adalah dari suatu ketidak puasan manusia
yang terusmenerus akan kondisi eksistensinya. Ketidak-puasan itu
tercermin dalam hasrat mereka untuk mengatasiberbagai rupa kelangkaan,
ketidakadilan, dan persoalan sosial serta kerinduan akan keadilan,
kebahagiaan, kesempurnaan.
Secara garis besar, faktor-faktor yang mendorong lahirnya
Sosialisme:
1. Karena adanya revolusi Industri
2. Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat
(buruh)
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar, dan lebih
rasional terhadap kehidupanmanusia & masyarakatnya.
4. Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil revolusi
Perancis.
Perkembangan dan upaya semua pengejaran terhadap kekayaan
pribadi dianggap oleh mazhab Sosialisme sebagai akar ketidak adilan
diantara manusia, dan sebagai penyebab keruntuhan moral serta buruknya
orde masyarakat. Oleh sebab itu, penghapusan atas hak-hak milik swasta
atau pun pengawasan terhadap manifestasinya yang tidak diinginkan
adalah merupakan ajaran pokok Sosialisme.
Para tokoh pemikir Sosialisme menyatakan bahwa sesungguhnya
kaum buruh (tenaga kerja) adalah sumber dari seluruh kekayaan, oleh
sebab itu kaum pekerja seharusnya mendapatkan seluruhhasil usahanya.

Sosialisme juga mempertahankan bahwa karena produksi adalah


usaha kolektif, dibawahsistem pabrik industri, maka kepemilikan berbagai
rupa alat-alat produksi harus pula secara kolektif.
b. Mazhab Historis
Volkgeist Terminology inilah yang paling sering ditemui jika
membuka lieteratur, dan kemudian membaca bahagian aliran pemikiran
hukum dalam lintasan Mazhab sejarah. Istilah tersebut pertama kalinya
dikembangkan oleh murid Friedrich Carl Von Savigny (1779-1861) yang
bernama G. Puchta, hukum merupakan pencerminan jiwa dari rakyat.
Hukum itu tidak dibuat, tetapi tumbuh dan berkembang bersama
masyarakat (Das Recht Wird Nicht Gemacht, Est Ist Und Wird Mit Dem
Volke). Di dunia ini terdapat banyak bangsa, dan tiap-tiap bangsa tadi
memiliki suatu Volkgeist (jiwa rakyat). Jiwa ini berbeda, baik menurut
waktu maupun tempat.
Mencermati

pemikiran

Savigny,

dalam

konteks

yang

melatarbelakanginya sehingga muncul pemikiran perihal Jiwa Bangsa


atau Jiwa Rakyat, setidaknya dipengaruhi oleh dua Mazhab hukum.

B. Tujuan Penulisan
Dari perumusan masalah di atas. Tujuan penulisan makalah ini sebagai
berikut :
1. Mengetahui arti sejarah dari mazhab sosialisme
2. Mengetahui sejarah dari mazhab historis
3. Mengetahui pendapat masing-masng dari setiap mazhab mengenai
ekonomi

BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Perintis Sosialisme


1. Konsep-konsep ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama dalam ajaranajaran agama, kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral. Misalnya
dalam kitab Hammurabi dari Babilonia tahun 1700 SM, masyarakat Yunani
telah menjelaskan tentang rincian petunjuk-petunjuk tentang cara-cara
berekonomi.
2. Plato hidup pada abad keempat sebelum Masehi mencerminkan pola pikir
tradisi kaum ningrat. Ia memandang rendah terhadap para pekerja kasar dan
mereka yang mengejar kekayaan. Plato menyadari bahwa produksi merupakan
basis suatu negara dan penganekaragaman (diversivikasi) pekerjaan dalam
masyarakat merupakan keharusan, karena tidak seorang pun yang dapat
memenuhi sendiri berbagai kebutuhannya. Inilah awal dasar pemikiran Prinsip
Spesialisasi kemudian dikembangkan oleh Adam Smith.
3. Aristoteles merupakan tokoh pemikir ulung yang sangat tajam, dan menjadi
dasar analisis ilmuwan modern sebab analisisnya berpangkal dari data.
Konsep pemikiran ekonominya didasarkan pada konsep pengelolaan rumah
tangga yang baik, melalui tukar-menukar. Aristoteleslah yang membedakan
dua macam nilai barang, yaitu nilai guna dan nilai tukar. Ia menolak kehadiran
uang dan pinjam-meminjam uang dengan bunga, uang hanya sebagai alat
tukar-menukar saja, jika menumpuk kekayaan dengan jalan minta/mengambil
riba, maka uang menjadi mandul atau tidak produktif.

4. Xenophon seorang prajurit, sejarawan dan murid Socrates yang mengarang


buku Oikonomikus (pengelolaan rumah tangga). Inti pemikiran Xenophon
adalah pertanian dipandang sebagai dasar kesejahteraan ekonomi, pelayaran
dan perniagaan yang dianjurkan untuk dikembangkan oleh negara, modal
patungan dalam usaha, spesialisasi dan pembagian kerja, konsep perbudakan
dan sektor pertambangan menjadi milik bersama.
5. Thomas Aquinas (1225-1274) seorang filosof dan tokoh pemikir ekonomi
pada abad pertengahan, mengemukakan tentang konsep keadilan yang dibagi
dua menjadi keadilan distributife dan keadilan konvensasi, dengan
menegakkan hukum Tuhan maka dalam jual-beli harus dilakukan dengan
harga yang adil (just-price) sedang bunga uang adalah riba. Tetapi masalah
riba, upah yang adil dan harga yang layak ini merupakan masalah yang terusmenerus diperdebatkan dalam ilmu ekonomi.
a. Pemikiran ekonomi mazhab sosialisme
Sejarah Pemikiran Mazhab Sosialis dan Kritik terhadap Pemikiran
Ekonomi Klasik
1. Kritik yang dikemukakan oleh mazhab sosialis berhubungan dengan
doktrin laissez faire dengan pengendalian tangan tak kentara (invisible
hand) dan intervensi pemerintah. Pemikiran yang dibahas adalah tentang
teori nilai, pembagian kerja, teori kependudukan, dan the law of
deminishing return, dan kritiknya karena asumsi bahwa negaralah yang
berhak untuk mengatur kekayaan bangsa.
2. Para pengritik mazhab klasik terutama dari Lauderdale, Sismonde, Carey,
List dan Bastiat. Lauderdale mengajukan kritik bahwa nilai barang

ditentukan oleh kelangkaan dan permintaan, sedangkan Muller dan List


melihat bahwa nilai barang ditentukan juga tidak hanya oleh modal fisik,
tetapi juga oleh modal spiritual dan modal mental. Demikian juga Carey
melihat tentang teori nilai dari segi teori biaya reproduksi, sedangkan
Bastiat bahwa faktor-faktor yang menentukan nilai barang adalah besarnya
tenaga kerja yang dikorbankan pada pembuatan barang, menurut beliau
hal-hal yang menjadi karunia alam tidak mempunyai nilai, kecuali telah
diolah manusia.
3. Sismonde mengajukan keberatan terhadap teori kependudukan Malthus,
dan

tidak

mungkin

dapat

dikendalikan

dengan

cara-cara

yang

dikemukakan Malthus, sebab sangat tergantung pada kemauan manusia


dan kesempatan kerja, dan kawin yang selalu dikaitkan dengan
kemampuan ekonomi. Mesin mempunyai fungsi untuk menggantikan
tenaga kerja manusia, aspek mesin tidak selalu mempunyai keuntungan
dalam meningkatkan kekayaan bangsa. Carey berpendapat pertambahan
modal lebih cepat dari pertambahan penduduk.
4. Sismonde berpendapat bahwa pembagian kerja skala produksi menjadi
semakin besar dan tidak dapat dikendalikan sehingga terjadi kelebihan
produksi. Muller berpendapat bahwa pembagian kerja telah membawa
pekerjaan ke dalam perbudakan dan tenaga kerja menjadi mesin.
Pemikiran List bukan pembagian kerja yang paling penting tetapi
mengetahui dan menggunakan kekuatan-kekuatan produktif dalam usaha
meningkatkan kekayaan bangsa.
5. Pemikiran John Stuart Mill banyak dipengaruhi oleh Jeremy Bentam yang
beraliran falsafah utilitarian, bebannya sangat berat dalam mempelajari

falsafah, politik dan ilmu sosial, yang menjadikan mental breakdown.


Kritik terhadap ekonomi klasik terutama pada Smith, Malthus dan
Ricardo, dipelajari oleh Mill. Sementara itu pemikiran ekonomi sosialis
mulai berkembang, dasar sistem ekonomi klasik adalah laissez faire,
hipotesis kependudukan Malthus, hukum lahan yang semakin berkurang,
teori dana upah mendapat tantangan. Dalam era inilah pemikiran Mill
dituangkan dalam bukunya yang berjudul Principle of Political Economy,
dengan pemikiran yang eklektiknya.
6. Sumbangan yang paling besar Mill adalah metode ilmu ekonomi yang
bersifat deduktif dan bersama dengan metode induktif. Karena
hipotesisnya belum didukung dengan data empirik, di samping itu
pembahasannya tentang teori nilai tidak melihat dari biaya produksi, tetapi
telah menggunakan sisi permintaan melalui teori elastisitas. Mill
menjelaskan bahwa hukum yang mengatur produksi lain dengan hukum
distribusi pendapatan, juga memperkenalkan human capital investment
yaitu keterampilan, kerajinan dan moral tenaga kerja dalam meningkatkan
produktivitas.
b. Ekonomi mazhab sosialisme utopis
1. Dari pandangan pemikiran yang revolusioner Karl Marx dan Enggel
pemikiran ini biasa disebut kaum sosialis ilmiah dan ada yang tetap
mempertahankan dengan cara-cara yang bersifat ideal dan terlepas dari
kekuasaan politik disebut sosialis utopis dengan dipelopori oleh Thomas
More, Francis Bacon, Thomas Campanella, Oliver Cromwell, Gerard
Winstanley, James Harrington..

2. Perkataan Utopis berasal dari judul buku Thomas More dalam tahun 1516
Tentang Keadaan Negara yang Sempurna dan Pulau Baru yang Utopis.
Francis Bacon dalam bukunya Nova Atlantis (1623), dan Thomas
Campanella (1623) dalam bukunya Negara Matahari (Civitas Solis).
3. Saint Simon (1760-1825), dari Perancis bukunya The New Christianity
dan Charles Fourier (1772-1837) bercita-cita menciptakan tata dunia baru
yang lebih baik bukan dengan kotbah tetapi dengan model percontohan.
Louis Blanc mengusahakan agar didirikan ateliers sociesux yakni pabrikpabrik yang dihimpun negara. Pierre Joseph Proudhom (1809-1865 )
Beliau yakin akan asas persamaan dan lama sekali tidak setuju dengan hak
milik pribadi terhadap perusahaan.
c. Ekonomi mazhab sosialisme ilmiah
1. Karl Marx dilahirkan di Treves Jerman dan seorang keturunan Yahudi. Ia
seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin
Sosialisme Modern. Ia belajar di Universitas Bonn kemudian di
Universitas Berlin di Jerman dan memperoleh sarjana bidang Filsafat.
Dalam masa studinya ia banyak dipengaruhi oleh Friedrich Hegel seorang
Filosof Besar Jerman bidang falsafah murni.
2. Friedrich Engels, berasal dari kalangan usahawan besar di Jerman,
keluarganya memiliki sejumlah perusahaan industri tekstil di Jerman
maupun di Inggris. Sejak usia muda Engels menaruh minat terhadap ilmu
falsafah dan ilmu pengetahuan masyarakat. Nalurinya tergugah oleh apa
yang diamatinya dan disaksikannya sendiri mengenai kehidupan
masyarakat dalam lingkungan kawasan industri di Jerman dan di Inggris.

Engels bertemu dengan Marx tahun 1840 di Paris, sewaktu Marx hidup
dalam pembuangan.
3. Teori tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat
dibagi menjadi tiga bagian, pertama pemikirannya tentang proses
akumulasi

dan

konsentrasi,

kedua

teori

tentang

proses

kesengsaraan/pemiskinan yang meluas (die verelendung atau increasing


misery), ketiga teori tentang tingkat laba yang cenderung menurun.
4. Menurut teori konsentrasi perusahaan-perusahaan makin lama makin
besar, sedangkan jumlahnya makin sedikit. Perusahaan-perusahaan besar
bersaing dengan perusahan kecil maka perusahaan kecil akan kalah dalam
persaingan dan kemudian perusahaan kecil lenyap. Timbullah perusahaanperusahaan raksasa. Para pengusaha kecil dan golongan menengah
menjadi orang miskin.
5. Sedangkan teori akumulasi menyatakan bahwa para pengusaha raksasa
semakin lama semakin kaya dan menumpuk kekayaan yang terkonsentrasi
pada beberapa orang, dan para pengusaha kecil akhirnya jatuh miskin dan
pengusaha kecil yang berdiri sendiri menjadi proletariat. Sejauhmana
proses akumulasi yang dimaksud di atas bisa berjalan tergantung dari a)
tingkat nilai surplus, b) tingkat produktivitas tenaga kerja, dan c)
perimbangan bagian nilai surplus untuk konsumsi terhadap bagian yang
disalurkan sebagai tambahan modal.
d. Filosof sosialisme
1. Filsafat Sosial Thomas Aquinas
Thomas Aquinas adalah salah satu filosof abad pertengahan. Ciri
utama filsafat abad pertengahan adalah penekanannya pada intuisi
ketimbang menggunakan rasio. Begitu pula dengan Aquinas, dia juga

10

mendasarkan filsafatnya pada intuisi. Filsafat sosialnya Aquinas didasrkan


pada pemikiran filsafatnya yang menyatakan bahwa akal cocok (tidak
bertentangan) dengan wahyu Tuhan (dalam hal ini adalah ajaran Kristen).
Filsafat sosial Aquinas berkeyakinan bahwa Tuhan sepenuhnya rasional,
dan jika seseorang semakin rasional maka ia pun semakin mendekatkan
diri kepada Tuhan. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai
kemampuan untuk mematuhi hukum Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan
secara sadar.
2. Filsafat Sosial Hobbes, Locke dan Hume
Tokoh-tokoh seperti Thomas Hobbes, John Locke dan David Hume
merupakan filosof beraliran empirisisme. Empirisme merupakan suatu
paham yang mengatakan bahwa kebenaran hanya didapatkan melalui
pengalaman empiris (sensasi panca indera). Dalam ranah sosial, tentu saja
mereka mendasarkan pandapatnya terhadap aliran empirisisme yang
mereka anut.
Setiap individu, menurut Hobbes, memiliki hak alami untuk
bertindak

seperti

yang

diinginkan

untuk

mempertahankan

keberlangsungan hidupnya, meskipun hal itu akan menyakiti orang lain


atau bertentangan dengan hukum ilahi. Berbeda dengan Hobbes, Locke
memandang hak alami manusia sebagai serangkaian hak spesifik yang
terkait dengan kewajiban terhadap orang lain seperti hak untuk hidup dan
hak atas hasil kerjanya sendiri. Hume sama sekali menolak anggapan
Hobbes dan Locke karena bagi hume, semua pengetahuan hanya

11

dihasilkan dari apa yang didengar, dilihat, dirasakan dan sebagainya,


sehingga, bagi Hume, tidak ada yang namanya hak alami. Yang ada
hanyalah kontrak sosial berwujud lembaga-lembaga sosial yang
dibentuk secara berangsur-angsur. Lembaga-lembaga tersebut bermula dari
ketertarikan antara jenis kelamin, keperluan mengasuh anak, kegemaran
alami untuk berkumpul bersama orang lain, kecenderungan alami untuk
menolong sahabat dan keluarga dan sebagainya.
3. Filsafat Sosial Kant dan Hegel
Immanuel Kant dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel adalah dua
filosof yang beraliran idealis. Idealism adalah paham yang mengatakan
bahwa pengetahuan hanya didapatkan melalui ide mereka sendiri.
Dalam ranah sosial, Kant menolah gagasan tentang hak alami, dia
juga

menolak

anggapan

pengetahuan

hanya

didapatkan

melalui

pengalaman empiris. Bagi Kant, pengegtahuan diturunkan dari refleksi


atas hakikat pikiran manusia. Perilaku sosial manusia bukan diarahkan
oleh hukum alami melainkan oleh hukum akal.
Berbeda dengan Kant, Hegel mendasarkan filsafat sosialnya pada
filsafat sejarah yang dimulai dari tesis, antithesis dan akhirnya menjadi
sistesis. Hegel sepakat dengan kontrak sosialnya Locke namun konsep itu
lemah ketika individu-individu gampang menyalahpahami kebebasan
individu dalam masyarakat. Hegel juga sepakat dengan nurani individunya
Kant, namun hal ini juga masih tergantung pada tiap individu untuk
menentukan tindakan itu baik atau buruk. Filsafat sosialnya Hegel

12

mengikuti pemahaman Locke dan Kant dan hanya menolak sifatnya yang
satu sisi. Keluarga, menurut Hegel, didasarkan pada cinta alami di antara
dua jenis kelamin dan bukan melalui kontak sosial seperti dalam Hobbes
dan Kant. Hegel mengatakan:
Upacara perkawinan memang merupakan kontrak sosial namun
dampak perkawinan justru untuk menjauhi kebebasan legal dari dua
pribadi dan mencipta ruang yang melampaui hukum. Tujuan perkawinan
adalah untuk mencapai bentuk kebebasan yang lebih tinggi, di mana
perempuan akan memiliki domain yang aman dan tertutup, di mana ia bisa
mengembangkan perasaan naluriahnya, dan di mana seorang laki-laki bisa
bersantai sesudah bekerja, karena memang sudah sifat dasarnya untuk
bekerja di dunia luar.
4. Sosialisme Marx
Karl Marx adalah filosof beraliran materialime. Materialisme
adalah aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi
(alam) dan dunia fisik adalah satu. Pemikiran Marx banyak dipengaruhi
oleh dua filosof besar yaitu Hegel dan Feuerbach. Marx mengambil
materialisme dari Feuerbach dan filsafat sejarah (dialektika) dari Hegel.
Secara umum ajaran Marx disebut sosialime karena Marx menggunakan
pemikirannya untuk membela kelas proletar yang tertindas oleh kelas
borjuis, pemilik modal dan usaha. Sosialisme Marx digunakan untuk
menyerang system kapitalisme yang berkembang pada zamannya.

13

Marx memetakan materialisme menjadi materialisme historis dan


materialism dialektis. Materialisme historis merupakan pandangan
ekonomi terhadap sejarah. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan
perkembangan ekonomi masyarakat yang terjadi sepanjang masa.
Materialisme dialektis mengasumsikan benda merupakan kenyataan pokok
yang selalu berubah dan mengalami pertentangan. Perubahan dan
pertentangan tersebut merupakan sesuatu yang terjadi pada dunia nyata.
Apa yang terjadi pada dunia nyata mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kesadaran manusia. Bukan kesadaran yang menentukan adanya
manusia tapi kehidupan sosiallah yang membentuk kesadaran manusia.
Sosialime Marx bukan tanpa tantangan. Filosof sekaliber Max
Weber dan Emile Durkheim. Jika Marx menginginkan revolusi sosial
dengan mengganti kapitalisme dengan sosialime, maka Weber dan
Durkheim menginginkan reformasi sosial yaitu mereformasi system
kapitalis dan membenahi kesalahan-kesalahannya.
Pacsa kematian Marx, pemikiran Marx terpecah menjadi dua kubu
besar yaitu marxisme ortodok dan marxisme revisionis. Marxisme ortodok
menggeneralisasikan materialisme historis pandangan dunia universal dan
memandang perjalanan kapitalisme sebagai stabilisasi dunia justru
memicu krisis ekonomi dan mempertajam berbagai konflik. Sedangkan
marxisme revisionis menginginkan evolusi sosial yang memandang
kaum proletar bisa mengupayakan terus menerus perkembangan ekonomi
dan posisi politiknya dalam kerangka demokratis yang terorganisir seperti

14

yang dilakukan oleh kaum kapitalis. Marxisme ortodoks benar-benar


menjadi ideology dunia setelah setelah revolusi oktober pada tahun 1917
ketika terjadi persekutuan kaum buruh dan tentara yang di dalangi oleh
Partai Bolshevik. Yang memainkan peran dalam revolusi ini adalah Lenin,
yang kemudian diteruskan Stalin. Puncak dari revolusi ini adalah
berdirinya Uni Soviet yang berbasis di Rusia.
5. Positivisme Auguste Comte
Seorang filosof Perancis bernama Auguste Comte adalah yang
pertama kali membuahkan positivisme melalui fisika sosialnya (yang
kemudian disebut sosiologi). Secara sederhana pemikiran Comte dapat
dirumuskan sebagai pencarian bentuk kemapanan metodologis dari sebuah
ilmu bernama ilmu sosial. Melalui usaha pencarian bentuk inilah Comte
kemudian

mengajukan

serangkaian

metode

keilmuan

bagi

ilmu

pengetahuan (sosial) dengan upaya penyejajaran ilmu pengetahuan


sosial dengan ilmu pengetahuan alam. Pada jamnnya, kebenaran ilmu alam
merupakan primadona bagi perkembangan keilmuan saat itu. Comte yang
kebetulan seorang ilmu sosial, berusaha untuk menyejajarkan kedua
jenis ilmu yang kita kenal sebagai ilmu alam dan ilmu sosial.
Comte, sebenarnya, berusaha untuk memerangi hasil negatif
Revolusi Perancis dan Jaman Pencerahan. Di matanya, kedua even
fundamental tersebut tidak membawa perhatian yang memadai bagi
dinamika masyarakat (dengan pendekatan Holistik masyarakat, hasil
pengaruh keduanya). Melalui cabang ilmu barunya ini, fisika, sosial atau

15

sosiologi, Comte ingin mengajukan hukum yang dapat menerangkan


dinamika sosial masyarakat maupun struktur sosial yang telah ada.
Salah satu teori terkenal dari seorang Comte adalah teori evolusi
masyarakatnya. Comte melihat bahwa masyarakat dunia bergerak pada
tiga tingkatan intelektualitas. Tingkat pertama adalah tahapan teologis
dimana sistem pemikiran masyarakat tahap pertama ini dicirikan melalui
kepercayaan terhadap kekuatan supranatural (secara historis, masyarakat
dunia sampai tahun 1330-an merupakan masyarakat teologis). Tingkat
kedua adalah tahapan metafisis dimana masyarakat pada tahap ini dicirikan
melalui kepercayaan mereka terhadap kekuatan abstrak, dibandingkan
ide Tuhan yang personal, dalam menerangkan keberadaan dunia. Tahapan
kedua ini dipercayai Comte, dilalui oleh masyarakat dunia antara tahun
1300- sampai tahun 1800. Tingkat ketiga adalah tahapan positivistis
dimana masyarakat berkembang melalui kepercayaan mereka terhadap
ilmu pengetahuan (ala positivisme tentunya) yang secara fisik dialami
dunia pasca tahun 1800.
6. Methodenstreit Ilmu-ilmu Sosial Jerman
Usaha untuk menerapkan ilmu-ilmu alam pada kenyataan sosial
mengandung berbagai macam masalah. Realitas (kenyataan) selalu
berkembang seiring perjalanan waktu sementara ilmu-ilmu alam yang
diterapkan pada kenyataan sosial tersebut menghasilakan hukum yang
tetap. Oleh karena itulah muncul methodenstreit (perebatan tentang
metode) dalam ilmu-ilmu sosial di Jerman.

16

Pada Tahun 1870-an dan 1880-an muncul perdebatan antara


Schmoller dengan C. Menger. Dalam ekonomi, Menger membedakan
antara pemahaman teoritis dan historis. Pemahaman historis didapatkan
dari penelitian atas gejala sosial yang bersifal individual. Sementara
pemahaman teoritis menyoroti gejala sosial yang bersifat umum dan
teratur. Schmoller menolak perbedaan tersebut.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 muncul perdebatan
antara Windelband dan Rickert. Windelband membedakan antara
nomothetic sciences (ilmu-ilmu alam yang menyoroti gejala alam yang
terus-menerus sehingga didapatkan hukum) dan ideographic sciences
(ilmu-ilmu budaya yang meneliti peristiwa individual yang unik dan sekali
terjadi). Rickert melakukan koreksi terhadap distingsi tersebut. Dia
berpendapat bahwa ilmu-ilmu bidaya menghasilkan nilai dan ilmu-ilmu
alam menghasilkan hukum sehingga bebas nilai.
Pada tahun 1909 dan 1914 terjadi perdebatan antara Sombart dan
lawannya (Knapp dan Max Weber). Sombart mendukung kebebasan nilai
dalam ilmu-ilmu sosial sementara Knapp menolaknya karena pakar-pakar
ilmu-ilmu sosial pada waktu itu terlibat dalam politik sehingga tidak
mungkin bebas nilai. Weber mendukung kebebasan nilai itu namun dia
juga tidak memungkiri adanya relevansi nilai dalam penelitian ilmiah.
Weber menambahkan, ilmu-ilmu sosial bertidak saling melengkapi dengan
memberikan Erklaren (penjelasan) dengan mencari hubungan sebab akibat
dan Verstehen (memberi penafsiran).

17

18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kami mengambil kesimpulan dari mazhab sosialisme itu yang utama
disebabkan karena ada beberapa faktor-faktor yang mendorong lahirnya
mazhab Sosialisme:
1. Karena adanya revolusi Industri
2. Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletariat (buruh)
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar, dan lebih
rasional terhadap kehidupan manusia & masyarakatnya.
4. Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil revolusi
Perancis.
Sehingga mazhab sosialisme terbentuk akibat beberapa factor yang ada
di atas.

B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan informasi
dari mazhab sosialisme serta teori-teori yang di kemukakan dari beberap
filosof-filosof yang terkenal.dan mengetahui masing-masing perbedaan dari
tiap mazhab sosialisme.

19

DAFTAR PUSTAKA
http://junnaedymuis.blogspot.com/2012/05/sejarah-pemikiran-ekonomimazhab.html

20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNyalah sehingga makalah yang berjudul Latar Belakang dan Pokok
Pemikiran Mazhab Sosialisme dapat terselesaikan.
Tidak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
alam Nabi Besar Muhamad SAW seorang refomis yang telah membawa umatnya
dari kebodohan menjadi manusia yang berilmu dan berpendidikan.
Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat
keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan masukan, saran dan tanggapan dari pembaca, demi kesempurnaan
pada penulisan makalah selanjutnya.
Semoga segala bantuan dan dukungan dari berbagai pihak mendapat
Ridho dari Allah SWT. Dan penulis mengharapkan semoga dengan adanya
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan penulis khususnya.
Amin...

Mataram,

Oktober 2012

21

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................

KATA PENGANTAR ...........................................................................

ii

DAFTAR ISI .........................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

A. Latar Belakang............................................................................
B. Tujuan Penulisan ........................................................................

1
2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................

Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Perintis Sosialisme ............

a.
b.
c.
d.

Pemikiran Ekonomi Mazhab Sosialisme.....................................


Ekonomi Mazhab Sosialisme Utopis..........................................
Ekonomi Mazhab Sosialisme Ilmiah...........................................
Filosof Sosialisme.......................................................................

6
9
9
11

BAB III PENUTUP ..............................................................................

19

A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran ...........................................................................................

19
19

ii

DAFTAR PUSTAKA

iii
22

TUGAS
LATAR BELAKANG DAN POKOK PEMIKIRAN
MAZHAB SOSIALISME

DISUSUN OLEH :
Kelompok IV
1.
2.
3.
4.
5.

USWATUN HASANAH
M. ISNAWI
LIATI
MULIANA
ANA APRIANI

JURUSAN IPS - EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MATARAM
2012

23

Вам также может понравиться