Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan
masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi
harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya dengan masalah sehat sakit atau
kesehatan tersebut. Menurut Hendrik L.Blum (1974) dalam Mubarak (2009) ada 4 faktor
yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat,
yaitu keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan
tercapai secara optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama
mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang
terganggu, maka status kesehatan bergeser di bawah optimal (Mubarak, 2009).

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada jamban keluarga merupakan


masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Fasilitas jamban keluarga di masyarakat
terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat
yang biasanya sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan
pendidikan.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian
di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis
lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita.
Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi
kesehatan lingkungan (Depkes RI, 2004).
Penanganan masalah pembuangan kotoran manusia (tinja) merupakan salah satu upaya
penyehatan lingkungan, karena jika dilihat dari segi kesehatan masyarakat masalah
pembuangan kotoran manusia (tinja) merupakan hal yang sangat pokok untuk sedini
mungkin diatasi, karena kotoran manusia (tinja) adalah sumber penyebaran penyakit
yang multikompleks.
Kajian global terhadap sarana sanitasi/jamban pada tahun 2000, ditemukan 2,4 milyar
penduduk belum terakses sarana sanitasi/jamban yang memenuhi syarat. Sebagian besar
penduduk tersebut berada di benua Asia-Afrika dan lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia
belum memiliki kemudahan akses terhadap jamban (Depkes RI, 2002).
Keberadaan jamban di Indonesia menurut data Bank Dunia tahun 2010 sekitar 22% penduduk
Indonesia belum mempunyai jamban. Adapun cakupan jaga secara nasional untuk daerah

perkotaan yaitu 79 % dan untuk daerah pedesaan 49%. Sebagian besar pembuangan tinja masih
dilakukan ke sungai atau mempergunakan sumur galian yang tidak memenuhi persyaratan
sehingga mencemari air tanah (Depkes RI, 2010).
Cakupan jamban keluarga Propinsi Sumatera Selatan tahun 2009 sebesar 41,40% dan
tahun 2010 sebesar 45,32% (BPS Provinsi Sumsel, 2010). Data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) Tahun 2011 jumlah kepala
keluarga 58.136 yang telah memiliki jamban keluarga 19.579 (33,68%) dan yang tidak
memiliki jamban 38.557 (66,33%). Data yang diperoleh dari UPTD Puskesmas
Muaradua tahun 2011 cakupan jamban keluarga pada tahun 2009 sebesar 56,4 %, pada
tahun 2010 58,2% dan pada tahun 2011 sebesar 60,3 % (Laporan UPTD Puskesmas
Muaradua, 2011).
Di Desa Majar yang merupakan salah satu desa yang berada di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan, dari jumlah kepala keluarga 217 yang memiliki
jamban keluarga hanya 96 (44,23%) dan yang tidak memiliki jamban keluarga 121 (55,77%)
(Laporan UPTD Puskesmas Muaradua, 2011).
Data tersebut menunjukan bahwa cakupan ketersediaan jamban keluarga masih jauh dari
target standar pelayanan minimal (SPM) Puskesmas Muaradua yaitu sebesar 80% pada tahun
2011.
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada faktorfaktor yang berhubungan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majar Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan tahun 2012.

B. Rumusan Masalah
Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketersediaan jamban
keluarga di Desa Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU
Selatan tahun 2012.

C. Pernyataan Penelitian
1. Apakah ada hubungan pendidikan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majar
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan tahun 2012 ?

2. Apakah ada hubungan pengetahuan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majar
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan tahun 2012 ?

3. Apakah ada hubungan kebiasaan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majar
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan tahun 2012 ?

4. Apakah ada hubungan penghasilan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majar
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan tahun 2012 ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan ketersediaan jamban keluarga
di Desa Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan
tahun 2012.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan pendidikan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa
Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan tahun
2012.

a. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan ketersediaan jamban keluarga di


Desa Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan
tahun 2012.

b. Diketahuinya hubungan kebiasaan dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa


Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan tahun
2012.

c. Diketahuinya hubungan penghasilan dengan ketersediaan jamban keluarga di


Desa Majar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan
tahun 2012.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Kesehatan


Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi yang akurat sehingga
dapat mensukseskan program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang diakibatkan
oleh perilaku hidup yang tidak sehat dan kemungkinan ditemuinya faktor-faktor
penghambat lain.

2. Bagi Institut Pendidikan

Hasil penelitian dapat memberi masukan bagi pihak pendidikan tentang penerapan teori
dengan kenyataan dilapangan sehingga dapat dijadikan sarana guna meningkatkan mutu
pembelajaran, serta dapat dijadikan bahan referensi bagi pembaca.

3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman yang nyata bagi peneliti mengenai faktor - faktor yang berhubungan dengan
penyediaan jamban keluarga. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dipergunakan
sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan.

F. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan penyediaan
jamban keluarga. Variabel yang diteliti adalah pendidikan, pengetahuan, kebiasaan dan
penghasilan, dalam hubungannya dengan ketersediaan jamban keluarga di Desa Majar
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muaradua Kabupaten OKU Selatan tahun 2012.

B. Definisi Operasional

1. Variabel Dependen
Nama variabel : Ketersediaan jamban keluarga
Definisi operasional : Upaya kepala keluarga untuk menyediakan jamban sehat dan
menggunakannya untuk keperluan buang air besar.
Cara ukur : Checklist
Alat ukur

: Observasi

Hasil ukur : 1. Tersedia


2. Tidak Tersedia
Skala ukur

: Nominal

2. Variabel Independen
Nama Variabel : Pendidikan
Definisi operasional : Jenjang pendidikan formal yang diperoleh responden (kepala
keluarga).
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : 1. Tinggi (bila Tamat SMA ke atas).
2. Rendah (bila tidak tamat SMA).
Skala ukur : Ordinal
Nama variabel : Pengetahuan

Definisi operasional : Segala sesuatu yang diketahui


responden mengenai
syarat-syarat jamban
sehat.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : 1. Pengetahuan baik jika jawaban benar
mean.
2. Pengetahuan kurang jika jawaban benar

< mean

Skala ukur : Nominal


Nama variabel : Kebiasaan
definisi operasional : Kebiasaan
kepal
Alat ukur : Koesioner
Hasil ukur :1.Baik (jika setiap kali BAB di jamban keluarga).
2. Tidak baik (jika BAB di dilakukan di sungai atau selain jamban.
Skala ukur : Nominal
Nama vaariabel : Penghasilan
Definisi opeasional : Uang kas yang masuk kepada kepala keluarga setiap bulannya. Wujudnya
bisa berupa gaji, hasil jualan rutin di warung, jual keahlian dan dapat honor.Cara ukur :
Wawancara
Alat ukur : Koesioner
Hasil ukur : 1. Tinggi 1.048.000,-/bulan
2. Rendah < 1.048.000,-/bulan ( UMP Sum-Sel 2011)

Вам также может понравиться