Вы находитесь на странице: 1из 25

Batik: Pengertian & Macam Berdasarkan Cara

Pembuatan
Penulis :Merriel Razak & Andian Anggraeni
Batik adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan
menggunakan lilin batik (wax / malam) sebagai alat perintang warna. Pada
pembuatan batik, lilin batik (malam) diaplikasikan padakain untuk mencegah penyerapan
warna pada saat proses pewarnaan. Definisi batik ini telah disepakati pada Konvensi
Batik Internasional di Yogyakarta pada tahun 1997. Meskipun demikian, masyarakat
awam mengenal batik sebagai kain yang memiliki corak dan motif yang khas. Dengan
kata lain, orang awam mengenal batik sebagai motif, bukan sebagai teknik pembuatan
kain.
Terdapat beberapa versi tentang asal kata batik. Dua versi yang paling terkenal adalah
bahwa kata batikberasal dari bahasa proto-austronesia dan bahasa Jawa. Batik berasal
dari bahasa proto-austronesia becik yang artinya membuat tato dan berasal dari
bahasa Jawa yaitu amba atau menulis dan titik.
Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk
budaya lisan dan non-bendawi pada tanggal 2 Oktober 2009. Pengakuan UNESCO ini
meliputi teknik, teknologi serta motifBatik Indonesia.

Berdasarkan cara pembuatannya, batik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Batik tulis
Proses penggambaran lilin batik pada kain menggunakan canting.
2. Batik cap
Proses penggambaran lilin batik pada kain menggunakan cap yang dibentuk sesuai
dengan motif yang diinginkan.
3. Batik kombinasi cap tulis
Proses penggambaran malam pada pada kain menggunakan canting dan cap.
Seiring dengan perkembangan teknologi tekstil dan kebutuhan akan adanya produksi
massal, saat ini banyak beredar kain bermotif batik atau yang terkenal dengan nama
batik print. Pembuatan batik print dilakukan dengan cara mencetak motif batik diatas
kain yang kemudian disusul dengan pewarnaan sebagaimana proses sablon. Batik print
jika mengacu pada pengertian batik secara umum jelas bukan merupakan batik karena
pada proses pembuatannya tidak menggunakan metode rintang warna atau tidak
mengaplikasikan lilin batik pada kain.
Pada perkembangan lebih lanjut, saat ini mulai dikenal suatu metode baru yang
menghasilkan batik print malam. Batik print malam merupakan perpaduan antara sablon
dan batik. Pada metode ini, materi yang dicetak ke atas kain bukan pasta sebagaimana
pada teknik sablon tetapi berupa lilin batik. Selanjutnya kain tersebut mengalami proses
pencelupan (pewarnaan) sebagaimana pada proses pembuatan batik tulis dan/atau batik
cap. Jika ditinjau dari sisi definisi batik, maka batik print malam dapat dikategorikan
sebagai batik sebagaimana batik tulis dan batik cap.

Menurut Irwan Tirta, Pengertian Batik adalah teknik menghias kain atau testil dengan menggunakan
lilin dalam proses pencelupan warna, yang semua proses tersebut menggunakan tangan.
Pengertian Batik menurut Santosa Doellah, Batik adalah sehelai kain yang dibuat secara tradisional
dan terutama juga digunakan dalam matra tradisional, memiliki beragam corak hias dan pola tertentu
yang pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan lilin batik sebagai bahan perintang
warna. Oleh karena itu, suatu kain dapat disebut batik apabila mengandung dua unsur pokok, yaitu
jika memiliki teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai perintang warna dan pola yang
beragam hias khas batik.
Menurut Hamzuri, Pengertian Batik ialah lukisan atau gambar pada mori yang dibuat dengan
menggunakan alat bernama canting. Orang yang melukis atau menggambar pada mori memakai
canting disebut membatik. Membatik ini menghasilkan batik yang berupa macam-macam motif dan
mempunyai sifat khusus yang dimiliki oleh batik itu sendiri.
Pengertian Batik menurut Afif Syakur adalah serentang warna yang meliputi proses pemalaman
(lilin), pencelupan (pewarnaan) dan pelorotan (pemanasan), hingga menghasilkan motif yang halus
yang semuanya ini memerlukan ketelitian yang tinggi.
Selain itu, banyak jenis kain tradisional Indonesia yang memiliki cara pemberian warna yang sama
dengan pembuatan batik yaitu dengan pencelupan rintang. Perbedaannya, pada batik
dipakai malam sebagai bahan perintang warna, sedangkan jenis-jenis kain tradisional digunakan
berbagai jenis bahan lain sebagai bahan perintang warna. Adapun jenis-jenis kain yang cara
pemberian warnanya serupa dengan pembuatan batik yaitu kain simbut (suku Baduy, Banten), kain
Sarita dan kain Maa (suku Toraja, Sulawesi Selatan), Kain Tritik (Solo, Yogyakarta, Banjarmasin, Bali,
Palembang) dan lain sebagainya.
Seni batik maupun cara pembuatannya sudah dikenal di Indonesia sejak zaman dulu. Namun
mengenai asal mula batik masih menimbulkan perdebatan. Ada sebagian pihak yang menyetujui
bahwa batik memang berasal dari Indonesia, tetapi ada juga pihak yang tidak menyetujuinya. Pihak
yang tidak setuju dengan pendapat bahwa batik berasal dari Indonesia mengemukakan bahwa batik
dibawa oleh nenek moyang kita ketika melakukan perpindahan penduduk atau mungkin juga
diperkenalkan oleh nenek moyang kita pada kaum pendatang. Pendukung pendapat ini mengatakan
bahwa batik sebenarnya berasal dari Mesir dan Persia. Itu sebabnya cara pembuatan dan
penghiasan batik tidak hanya dikenal di Indonesia, akan tetapi ada juga di Thailand, Jepang, India,
Srilangka dan Malaysia.
Sementara pihak yang setuju mengatakan bahwa batik di Indonesia adalah suatu bentuk kesenian
yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan batik yang berkembang di negara lain. Cara
pembuatan maupun corak-corak dan cara hiasan yang ada pada batik Indonesia tidak mempunyai
kemiripan dengan cara pembuatan batik asing. Alat dan pola hiasan batik Indonesia benar-benar

mencerminkan cipta, rasa dan karsa bangsa Indonesia. Jika pola tersebut berbentuk hiasan, maka
hiasan tersebut merupakan hiasan yang terdapat di Indonesia.
Terlepas dari kedua pendapat tersebut, sesungguhnya batik memiliki latar belakang yang kuat
dengan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala bidang dan bentuk kebudayaan serta kehidupan
sehari-hari. Batik di Indonesia terus mengalami perubahan seiring dengan pengaruh dan
perkembangan zaman. Pengaruh ini akan membawa konsekuensi motif dan pola yang dibuat pada
batik.
| Jenis Jenis batik |
1. Batik Tulis
Pengertian Batik Tulis adalah batik yang dianggap paling baik dan tradisional, yang proses
pembuatannya melalui tahap-tahap persiapan, pemolaan, pembatikan, pewarnaan, pelorodan dan
penyempurnaan. Pada batik tulis sangat sulit dijumpai pola ulang yang dikerjakan persis sama, pasti
ada selintas perbedaan, contohnya : lengkungan garis atau sejumlah titik. Kekurangan tersebut
merupakan kelebihan dari hasil pekerjaan tangan. Pada proses pembatikan sering terjadi gerakan
spontan, tanpa dihitung atau diperhitungkan lebih rinci. Batik tulis dibuat masal dengan standar
ketetapan yang sama dari faktor tangan manusia.
2. Batik Modern
Batik Modern dibedakan menjadi Batik Cap, Batik Kombinasi dan Tekstil Motif Batik.
Pengertian Batik Cap adalah batik yang proses pembuatanya melalui tahap-tahap persiapan,
pencapaan, pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan. Pelaksanaan pembuatan batik cap lebih
mudah dan cepat. Kelemahan pada batik cap ialah motif yang dapat dibuat terbatas dan tidak dapat
membuat motif-motif besar. Selain itu pada batik cap tidak terdapat seni coretan dan kehalusan motif
yang dianggap menentukan motif batik.
Pengertian Batik Kombinasi (tulis dan Cap) adalah batik yang dibuat dalam rangka mengurangi
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada produk batik cap, seperti motif besar dan seni coretan
yang tidak dapat dihasilkan dengan tanga. Dalam proses pembuatan batik kombinasi ini memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit, terutama pada penggabungan motif yang ditulis dan motif capnya,
sehingga efisiensinya rendah (hampir sama dengan batik tulis) dan nilai seni produknya disamakan
dengan batik cap. Adapun proses pembuatannya melalui tahap persiapan, pemolaan (untuk motif
besar), pembatikan (motif yang tidak dapat dicap), pecapaan, pewarnaan, pelorodan dan
penyempurnaan.
Tekstil motif batik ini tumbuh dalam rangka memenuhi kebutuhan batik yang cukup besar dan tidak
dapat dipenuhi oleh industri batik yang biasa. Tekstil motif batik ini diproduksi oleh industri tekstil
dengan mempergunakan motif batik sebagai desain testilnya. Proses produksinya dilakukan dengan
sistem printing, sehingga produk tersebut dikenal sebagai batik printing dan dapat diproduksi secara
besar-besaran. Namun demikian ciri-ciri khas yang mendukung identitas batik tradisional tidak
terdapat pada batik printing, tetapi harganya relatif murah sehingga dapat dijangkau semua lapisan
masyarakat yang memerlukannya.
Sekian pembahasan mengenai pengertian batik dan jenis-jenis batik, semoga tulisan saya mengenai
pengertian batik dan jenis jenis batik dapat bermanfaat.
Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Batik dan jenis jenis batik :
Afrillyana Purba, Gazalba Saleh dan Andriana Krisnawati, 2005. Judul : TRIPs-WTO dan Hukum
HKI Indonesia. Yang Menerbitkan PT Rineka Cipta : Jakarta.

Pengertian Puasa
Secara bahasa puasa berarti menahan atau mencegah. Menurut istilah, puasaadalah
menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa serta
mengendalikan diri dari hawa nafsu, mulai dari terbit fajar hingga tenggelamnya
matahari.

Dalil

Puasa

Ramadhan

Dalil Al Qur'an yang memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan puasa ramadhan
antara lain surat al-Baqarah 183.

.






Artinya:
Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (yaitu) dalam
beberapa hari tertentu. (QS. Al Baqarah 183)

Puasa ramadhan disyariatkan pada tahun kedua hijriah. Puasa ramadhanhukumnya


wajib bagi umat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT:















...

:Artinya
dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu
,fajar.

...

Kemudian

sempurnakanlah puasa itu

sampai

malam

(QS. Al-Baqarah: 187 )

Cara Menentukan Awal Bulan Ramadhan


Kapankah bulan Ramadhan tiba? Ada beberapa cara untuk mengetahui datangnya bulan
Ramadhan, antara lain:

Ruyatul hilal (melihat bulan yang disaksikan oleh orang yang adil).

Istilal (menyempurnakan bulan Syaban menjadi 30 hari) apabila cuaca buruk.

Ilmu hisab (ilmu perhitungan).

Niat

Puasa

Ramadhan

Niat Puasa merupakan salah satu rukun puasa yang tidak boleh ditinggalkan. Puasa
tanpa niat berarti tidak sah puasa kita. Berbeda dengan puasa sunah yang dapat
melafazkan niat kapan pun, pada puasa Ramadhan kita harus melafazkan niat pada
malam
Ada

hari
dua

pendapat

atau
yang

berkaitan

sebelum
dengan

niat

imsak.
puasa,

yaitu:

Pertama, niat puasa dilaksanakan (dibaca dalam hati atau dilafazkan) setiap
malam

pada

bulan

Ramadhan:

"Dan diwajibkan menginapkan niat (niat puasa sebelum fajar), dan diwajibkan
memperjelas niat (melafalkan niat puasa ramadhan, nazar, qodho, atau puasa
kifarat). (KH. Asrori Ahmad, Sulam Taufiq, Hal. 88)

Kedua, niat puasa dilaksanakan satu kali niat untuk satu bulan. Untuk menjaga
jika suatu hari kita lupa, maka ada baiknya kita melaksanakan niat sekali untuk
satu bulan, disamping kita juga melaksanakan niat setiap malam.

Bacaan Niat Puasa Ramadhan:














"Nawaitu shouma ghodin an adaa-I fardhi syahri romadhona hadzihis-sanati fardhollillahi taaala"
Artinya:
Aku berniat puasa esok hari sebagai kewajiban pada bulan Ramadhan tahun ini fardhu
karena Allah taala.
Doa Buka Puasa






"Allahumma laka sumtu wabika amantu waala rizqika afthortu birokhmatika yaa
arkhamar-rokhimin"
Artinya:
Yaa Allah karena-Mu lah aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman dan dengan rezekiMu dan rahmat-Mu aku berbuka, wahai Tuhan sebaik-baik pemberi rahmat.
Syarat Wajib Puasa

Beragama Islam

Berakal

Baligh

Mampu mengerjakan puasa

Syarat Sah Puasa

Suci dari haid dan nifas

Pada waktu yang diperbolehkan puasa

Rukun Puasa

Niat, dilakukan malam hari sebelum terbit Fajar.

Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga
tenggelamnya matahari.

Hal yang Memperbolehkan untuk tidak berpuasa

Wanita

Haid

atau

Nifas

Keluarnya darah haid dan nifas membuat tubuh menjadi lemas, tak berdaya, dll.
Begitu juga dengan puasa juga membuat tubuh menjadi lemas, tak berdaya.
Sedangkan syara' mementingkan untuk mejaga kesehatan badan. Oleh karena itu
bagi wanita yang haid atau nifas tidak diwajibkan puasaramadhan, dan wajib
mengqodho.

Orang

yang

sedang

dalam

perjalanan

Perjalanan yang dimaksud adalah perjalanan jarak jauh yang memperbolehkan


seseorang untuk melakukan shalat qasar. Walaupun orang yang melakukan
perjalanan tidak merasakan berat jika tetap berpuasa, namun ia tetap boleh
untuk membatalkan atau tidak berpuasa, dan tentunya juga harus mengqodho.

Orang sakit, wanita hamil, dan wanita yang sedang menyusui. Mereka
diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan mengqodho di lain waktu jika memang
keadaan yang ada pada mereka membuat berat untuk melakukanpuasa. (KH.
Asrori Ahmad, Sulam Taufiq, Hal. 87 - 88)

Sunah Puasa

Menyegerakan berbuka

Berbuka dengan sesuatu yang manis (kurma)

Berdoa sewaktu berbuka

Mengakhirkan makan sahur

Memperbanyak iktikaf di masjid

Memberikan makan untuk orang yang berbuka

Memperbanyak sedekah dan membaca Al Quran

Melaksanakan salat sunah tarawih dan salat sunah witir

Hikmah Puasa Ramadhan

Puasa merupakan salah satu cara meraih ketakwaan. Takwa dalam beribadah,
giat beramal saleh, membiasakan diri dengan perilaku terpuji, meninggalkan
segala perilaku tercela.

Puasa melatih diri untuk bersabar menghadapi segala cobaan. Sabar ada tiga
macam: sabar dalam menaati perintah Allah, sabar dalam mengendalikan diri dari
berbuat maksiat, dan sabar dalam menghadapi penderitaan.

Puasa melatih diri untuk bersikap disiplin.

Puasa merupakan belajar mengendalikan diri. Orang yang berpuasa tidak boleh
berdusta, berkhianat dan menipu.

Puasa membuat jasmani dan rohani menjadi sehat dan kuat.

Hadis Anjuran Sahur saat Puasa


Bulan Ramadhan
Sahur saat akan berpuasa sangat dianjurkan bagi muslim yang dapat menunaikannya. Anjuran
ini bersifat sunnah muaqqadah, meskipun demikian terdapat beberapa perbedaan mengenai
waktu yang cocok untuk menyantap makanan saat subuh hari. Ada beberapa hadis yang
menganjurkan untuk berpuasa di antaranya sabda Nabi SAW :


Bersahurlah kamu sekalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat
barakah . (HR. Bukhary dan Muslim)
alam memaknai hadis ini, para ulama sepakat bahwa perintah sahur dalam hadis ini merupakan
anjuran yang dituntu bagi orang yang hendak melaksanakan puasa.

Kapankah
Sahu

Waktu

terbaik

Malaksanakan

gama tidak menerangkan dengan rinci kapan seharusnya seseorang bersahur, hanya saja dari
riwayat-riwayat yang ada dapat dipahami bahwa sebaiknya sahur dilaksanakan pada akhir
malam menjelang terbit fajar / Shubuh.





"dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam,
yaitu fajar. (QS. Al Baqoroh: 187)
Selain hadis ini, terdapat sebuah riwayat yang menerankan bahwa nabi melakukan
sahur sesaat sebelum waktu subuh, jika dihitung dalam frekuensi jam ada hadi yang
menerankan bahwa nabi membaca al-Quran sebelum subuh.
Adapun orang yang ketika Adzan Shubuh berkumandang masih memegang gelas
minumannya atau belum selesai sahur, maka hendaklah dia tunaikan hajatnya
sampai selesai. sabda Nabi SAW :







Apabila seseorang dari kalian mendengar suara adzan sedangkan gelas masih
berada di tangannya maka janganlah ia letakkan hingga memenuhi hajatnya (HR.
Abu Dawud, Ibnu Jarir , Hakim, Baihaqi & Ahmad)
Keutamaan Siyam Puasa Bulan Ramadhan - Alhamdulillah pada bulan ramadhan kali ini, kita
masih diberi umur yang panjang untuk menambah amalan kita hingga akhir hayat. Ramadhan
tidak akan hilang meskipun kita tidak merayakannya. Begitulah untaian yang pantas bagi orang
yang tidak senang dengan kedatangan bulan yang suci.
Ada banyak amalan yang menanti untuk dikerjakan, salah satu di anataranya adalah puasa
ramadhan. Ada beberapa dalil al-Qur'an maupu Hadis nabi yang menyebutkan kemulian puasa
bulan ramadhan. dari sekian banyaknya dalil tersebut, kami rangkumkan beberapa di antaranya
yang populer di masyarakat.
Keutamaan Bulan Ramadhan

1. Puasa merupakan ibadah yang paling utama dan ketaatan yang paling besar
sehingga Allah SWT mewajibkan puasa kepada semua umat manusia sejak dahulu.

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kalian puasa, sebagaimana


diwajibkan puasa bagi orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (QS. Al
Baqoroh : 183)
2. Orang yang berpuasa akan mendapat ampunan dari Allah dan pahala yang besar,
sebagaimana firman Allah SWT :

Sesungguhnya kaum muslimin dan kaum Muslimat, kaum Mukminin dan kaum
Mukminat, orang-orang yang taat laki-laki dan perempuan, orang-orang yang jujur
laki-laki dan perempuan, orang-orang yang sabar laki-laki dan perempuan, orangorang yang suka bersedekah laki-laki dan perempuan, orang-orang yang suka
berpuasa laki-laki dan perempuan, orang-orang yang memelihara kehormatan lakilaki dan perempuan, orang-orang yang suka menyebut-nyebut nama Allah banyak
sekali, laki-laki dan perempuan, maka Allah menyiapkan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar. (QS. Al Ahzab : 35)
Sabda Rasulullah SAW:

((

))

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala


Allah, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhary
dan Muslim)






Shalat lima waktu, dari Jumat ke Jumat, dan dari Ramadhan ke Ramadhan,
menghapus semua dosa yang terjadi di antaranya apabila dijauhi dosa-dosa
besar. (HR. Muslim)
3. Puasa berfungsi sebagai tameng (perisai) dari api neraka. Sabda Rasulullah SAW :

Puasa itu perisai/penangkal dari api neraka seperti perisai bagi salah seorang kalian
dari perang (HR. Ahmad)
4. Puasa berfungsi sebagai pengekang hawa nafsu syahwat. Sabda Rasulullah SAW :





Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang telah mampu maka
menikahlah karena ia lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih membentengi
kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa karena
puasa merupakan obat penawar gejolak syahwat. (HR. Bukhary dan Muslim)

5. Puasa akan memasukkan ke dalam surga.

t )) :
:

((

Dari Abu Umamah ra ia berkata : Wahai Rasulullah, perintahkanlah aku satu
amalan yang Allah akan memberiku manfaat dengannya (masuk surga). Maka
beliau bersabda : Lakukanlah puasa, tak ada amalan yang setara dengannya. (HR.
Nasai)

6. Disediakan pintu khusus di surga bagi orang yang berpuasa, bernama Royyan
yang tidak dimasuki kecuali oleh orang yang berpuasa. Sabda Nabi SAW








Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang bernama Ar-Royyan, pada hari
kiamat orang-orang yang berpuasa masuk melewati pintu itu. dan tidak
diperkenankan masuk ke dalamnya kecuali mereka. Maka dikatakan : Mana orangorang yang berpuasa ? Maka mereka berkata : Tidak diperkenankan masuk ke
dalamnya kecuali mereka, apabila mereka telah memasukinya maka ditutuplah
pintu itu dan tidak seorang pun yang masuk ke dalamnya kecuali mereka. (HR.
Bukhary dan Muslim)
7. Orang yang berpuasa akan diganjar oleh Allah tanpa hitungan.
8. Orang yang berpuasa akan mendapat dua kesenangan.
9. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum daripada aroma misk,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

:

))

:

((
Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya dan satu kebaikan dibalas
sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Taala berfirman :
Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan aku yang langsung membalasnya. Ia telah
meninggalkan syahwat , makan dan minumnya karena Aku. Orang yang berpuasa
mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan
kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi. (HR. Bukhary dan
Muslim)

10.Puasa akan memberi syafaat (pertolongan kepada orang yang berpuasa kelak
pada hari kiamat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

:


: .
Puasa dan Al Quran memberi syafaat kepada hamba Allah pada hari kiamat. Puasa
berkata : Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya makan minum dan syahwatnya
pada siang hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat baginya. Dan Al Quran
pun berkata: Aku telah menghalanginya tidur pada malam, maka perkenankanlah
aku memberi syafaat baginya. (HR. Ahmad)

9 Ibadah dan Amalan Utama Bulan Ramadhan Yang


Dianjurkan untuk Dikerjakan
Ramadhan

Advertisement
Tongkronganislami.net - Sesungguhnya bulan Ramadhan yang mulia ini akan
terasa begitu singkat. Hari-harinya akan berlalu begitu cepat, meninggalkan kita
penuh penyesalan jika tidak segera tersadar untuk mengisinya dengan berbagai
kebaikan. Isyarat begitu dalam tentang hari-hari Ramadhan kita dapatkan setelah
ayat

perintah

kewajiban

berpuasa,

dimana

Allah

SWT

berfirman

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam
beberapa

hari

yang

tertentu

(QS

Baqoroh

183184)

Hanya beberapa hari tertentu saja, karena ia tidak akan lebih dari 29 atau 30 hari.
Karenanya, tanpa mengetahui seluk beluk dan keutamaan ragam amal dalam
Ramadhan, bisa jadi Ramadhan yang singkat akan benar-benar berlalu begitu saja,
nyaris tanpa amal dan kenangan yang berarti. Setidaknya ada lima kunci sukses
Ramadhan, yang jika kita menjalankannya dengan baik, insya Allah akan menjadikan
Ramadhan kita lebih berharga, lebih terasa, dan lebih berkah insya Allah.
Bulan Ramadhan adalah bulan Ibadah, bulan berbuat baik, bulan kebaikan, bulan

simpati, bulan pembebasan dari neraka, bulan kemenangan atas nafsu. Pada bulan
tersebut, Allah melimpahkan banyak kerunia kepada hamba-hamba-Nya dengan
dilipatgandakan pahala dan diberi jaminan ampunan dosa bagi siapa yang bisa
memanfaatkannya dengan semestinya. Berikut ini kami hadirkan beberapa amalamal utama yang sangat ditekankan pada bulan Ramadhan.

9 Ibadah dan Amalan Utama Bulan


Ramadhan
Yang Dianjurkan untuk Dikerjakan
1. Puasa Ramadhan





"Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan
berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya,
karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya
karena Aku. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika
berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan
sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau
minyak kesturi. (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik Muslim)




"Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap
pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak diragukan lagi, pahala yang besar ini tidak diberikan kepada orang yang
sebatas

meninggalkan

makan

dan

minum

semata

(Baca: Kemuliaan

Puasa

Ramadhan). Ini sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka
Allah tidak butuh dengan ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari
dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu) ini merupakan kiasan bahwa Allah tidak
menerima puasa tersebut.
Dalam sabdanya yang lain, "Jika pada hari salah seorang kalian berpuasa, maka
janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, membaut kegaduhan, dan juga tidak
melakukan perbuatan orang-orang bodoh. Dan jika ada orang mencacinya atau
mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku
sedang berpuasa'." (HR. Bukhari dan Muslim
Maka jika Anda berpuasa, maka puasakan juga pendengaran, penglihatan, lisan, dan
seluruh anggota tubuh. Jangan jadikan sama antara hari saat berpuasa dan tidak.
2. Tarawih Ramadhan



"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan keimanan
dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan
Muslim)





"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam
hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka." (QS. Al-Furqan: 63-64)
Qiyamul lail sudah menjadi rutinitas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para
sahabatnya. 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata, "Jangan tinggalkan shalat malam,
karena

sesungguhnya

Rasulullah

Shallallahu

'Alaihi

Wasallam

tidak

pernah

meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau melemah maka beliau shalat dengan
duduk." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Umar bin Khathab Radhiyallahu 'Anhu biasa melaksanakan shalat malam sebanyak
yang Allah kehendaki sehingga apabila sudah masuk pertengahan malam, beliau
bangunkan keluarganya untuk shalat, kemudian berkata kepada mereka, "al-shalah,
al-Shalah." Lalu beliau membaca:




"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang
memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa." (QS. Thaahaa: 132)


"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?" (QS. Al-Zumar: 9)
Ibnu

Umar

Radhiyallahu

'Anhuma

berkata,

"Luar

biasa

Utsman

bin

Affan

Radhiyallahu 'Anhu" Ibnu Abi Hatim berkata, "Sesungguhnya Ibnu Umar berkata
seperti itu karena banyaknya shalat malam dan membaca Al-Qur'an yang dikerjakan
amirul Mukminin Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu sehingga beliau membaca AlQur'an dalam satu raka'at."
Dan bagi siapa yang melaksanakan shalat Tarawih hendaknya mengerjakannya
bersama jama'ah sehingga akan dicatat dalam golongan qaimin, karena Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Siapa yang shalat bersama imamnya
sehingga selesai, maka dicatat baginya shalat sepanjang malam." (HR. Ahlus Sunan)

3. Shadaqah Ramadhan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah manusia paling dermawan. Dan beliau
lebih demawan ketika di bulan Ramadhan. Beliau menjadi lebih pemurah dengan
kebaikan daripada angin yang berhembus dengan lembut. Beliau bersabda,
"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan." (HR. alTirmidzi dari Anas)

Sesungguhnya shadaqah bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan kelebihan,


maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya sesuai kemampuan. Dan di
antara bentuk shadaqah di bulan ini adalah:
a. memberi makan
Allah menerangkan tentang keutamaan memberi makan orang miskin dan kurang
mampu yang membutuhkan, dan balasan yang akan didapatkan dalam firman-Nya:






"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari
kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (azab)
Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh
kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan
kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan
kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera."
(QS. Al-Nsan: 8-12)
Para ulama salaf sangat memperhatikan memberi makan dan mendahulukannya
atas banyak macam ibadah, baik dengan mengeyangkan orang lapar atau memberi
makan saudara muslim yang shalih. Dan tidak disyaratkan dalam memberi makan ini
kepada orang yang fakir.
Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Wahai manusia, tebarkan salam,
berilah makan, sambunglah silaturahim, dan shalatlah malam di saat manusia tidur,
niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan
dishahihkan oleh Al-Albani)
Sebagian ulama salaf ada yang mengatakan, "Aku mengundang sepuluh sahabatku
lalu aku beri mereka makan dengan makanan yang mereka suka itu lebih aku
senangi dari pada membebaskan sepuluh budak dari keturunan Islmail."

Ada beberapa ulama yang memberi makan orang lain padahal mereka sedang
berpuasa, seperti Abdullan bin Umar, Dawud al-Tha'i, Malik bin Dinar, dan Ahmad bin
Hambal Radhiyallahu 'Anhum. Dan adalah Ibnu Umar, tidaklah berbuka kecuali
dengan anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
Ada juga sebagian ulama salaf lain yang memberi makan saudara-saudaranya
sementara ia berpuasa, tapi ia tetap membantu mereka dan melayani mereka, di
antaranya adalah al-Hasan al-Bashri dan Abdullah bin Mubarak.
Abu al-Saur al-Adawi berkata: Beberapa orang dari Bani Adi shalat di masjid ini.
Tidaklah salah seorang mereka makan satu makananpun dengan sendirian. Jika ia
dapatkan orang yang makan bersamanya maka ia makan, dan jika tidak, maka ia
keluarkan makanannya ke masjid dan ia memakannya bersama orang-orang dan
mereka makan bersamanya.
b. Memberi hidangan berbukan bagi orang puasa
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa yang memberi berbuka
orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi
dari pahalanya sedikitpun." (HR. Ahmad, Nasai, dan dishahihkan al-Albani)
Dan dalam hadits Salman Radhiyallahu 'Anhu, "Siapa yang memberi makan orang
puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya, dibebaskan dari neraka,
dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikitpun
dari pahalanya."
. . . Sesungguhnya shadaqah di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan
kelebihan,

maka

bersegeralah

dan

semangat

dalam

menunaikannya

sesuai

kemampuan. . .
4. Membaca Al-Qur'an
Sebagaimana telah kami sebutkan pada artikel Kemuliaan Lailatul Qadar, salah satu
kekhususan bulan ramadhan dibandingkan bulan lain adalah yaitu bulan dimana AlQur'an diturunkan, sehingga ada banyak keberkahan di dalamnya. salah satu amalan
yang dianjurkan untuk ditingkatkan adalah memperbanya kmembaca al-Qur'an.
5. Duduk di Masjid sampai Matahari Terbit
Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, apabila shalat Shubuh beliau duduk
di

tempat

shalatnya

hinga

matahari

terbit

(HR.

Muslim).

Imam

al-Tirmidzi

meriwayatkan dari Anas, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau


bersabda,





"Siapa shalat Shubuh dengan berjama'ah, lalu duduk berdzikir kepada Allah hingga
matahari terbit, lalu shalat dua raka'at, maka baginya seperti pahala haji dan umrah
sempurna, sempurna , sempurna." (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Keutamaan ini berlaku pada semua hari, lalu bagaimana kalau itu dikerjakan di bulan
Ramadhan? Maka selayaknya kita bersemangat menggapainya dengan tidur di
malam hari, meneladani orang-orang shalih yang bangun di akhirnya, dan
menundukkan nafsu untuk tunduk kepada Allah dan bersemangat untuk menggapai
derajat tinggi di surga.
6. I'tikaf Akhir Ramadhan
Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam senantiasa beri'tikaf pada bulan
Ramadhan selama 10 hari. Dan pada tahun akan diwafatkannya, beliau beri'tikaf
selama 20 hari (HR. Bukhari dan Muslim).
I'tikaf merupakan ibadah yang berkumpul padanya bermacam-macam ketaatan;
berupa tilawah, shalat, dzikir, doa dan lainnya. Bagi orang yang belum pernah
melaksanakannya, i'tikaf dirasa sangat berat. Namun, pastinya ia akan mudah bagi
siapa yang Allah mudahkan. Maka siapa yang berangkat dengan niat yang benar dan
tekad kuat pasti Allah akan menolong. Dianjrukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir
adalah untuk mendapatkan Lailatul Qadar.
I'tikaf merupakan kegiatan menyendiri yang disyariatkan, karena seorang mu'takif
(orang yang beri'tikaf) mengurung dirinya untuk taat kepada Allah dan mengingatNya, memutus diri dari segala kesibukan yang bisa mengganggu darinya, ia
mengurung hati dan jiwanya untuk Allah dan melaksanakan apa saja yang bisa
mendekatkan kepada-Nya. Maka bagi orang beri'tikaf, tidak ada yang dia inginkan
kecuali Allah dan mendapat ridha-Nya.
7. Umrah Bulan Ramadhan



"Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) dalam
riwayat lain, "seperti haji bersamaku." Sebuah kabar gembira untuk mendapatkan
pahala haji bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
8. Menghidupkan Lailatul Qadar


"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan." (QS. Al-Qadar: 1-3)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


"Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar didasari imandan mengharap pahala,
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berusaha mencari Lailatul Qadar dan
memerintahkan para sahabatnya untuk mencarinya. Beliau juga membangunkan
keluarganya pada malam sepuluh hari terakhir dengan harapan mendapatkan
Lailatul Qadar. Dalam Musnad Ahmad, dari Ubadah secara marfu', "Siapa yang shalat
untuk mencari Lailatul Qadar, lalu ia mendapatkannya, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang." (Di dalam Sunan Nasai juga terdapat riwayat
serupa, yang dikomentari oleh Al-hafidz Ibnul Hajar: isnadnya sesuai dengan syarat
Muslim)
. . . Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada malammalam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27-nya,
sebagaimana yang diriwayatkan Muslim. . .
Terdapat beberapa keterangan, sebagian ulama salaf dari kalangan sahabat tabi'in,
mereka mandi dan memakai wewangian pada malam sepuluh hari terakhir untuk
mencari Lailatul Qadar yang telah Allah muliakan dan tinggikan kedudukannya.
Wahai orang-orang yang telah menyia-nyiakan umurnya untuk sesuatu yang tak
berguna, kejarlah yang luput darimu pada malam kemuliaan ini.

Sesungghnya satu amal shalih yang dikerjakan di dalamnya adalah nilainya lebih
baik daripada amal yang dikerjakan selama seribu bulan di luar yang bukan Lailatul
Qadar. Maka siapa yang diharamkan mendapatkan kebaikan di dalamnya, sungguh
dia orang yang jauhkan dari kebaikan.
Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada malammalam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27-nya,
sebagaimana yang diriwayatkan Muslim, dari Ubai bin Ka'ab Radhiyallahu 'Anhu,
"Demi Allah, sungguh aku tahu malam keberapa itu, dia itu malam yang Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk shalat, yaitu malam ke-27."
Dan Ubai bersumpah atas itu dengan mengatakan, "Dengan tanda dan petunjuk
yang telah dikabarkan oleh Ramadhan Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada kami,
matahari terbit di pagi harinya dengan tanpa sinar yang terik/silau."
Dari 'Aisyah, ia berkata: Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan Lailatul Qadar, apa
yang

harus

aku

baca?

Beliau

menjawab,

"Ucapkan:


"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, menyukai pemberian maaf maka
ampunilah aku." (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, dishahihkan Al-Albani
9. Memperbanyak Dzikir, Doa dan Istighfar
Sesungguhnya malam dan siang Ramadhan adalah waktu-waktu yang mulia dan
utama, maka manfaatkanlah dengan memperbanyak dzikir dan doa, khususnya pada
waktu-waktu istijabah, di antaranya:
- Saat berbuka, karena seorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang
tak ditolak.
- Sepertiga malam terkahir saat Allah turun ke langit dunia dan berfirman, "Adakah
orang yang meminta, pasti aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni
dia."
- Beristighfar di waktu sahur, seperti yang Allah firmankan, "Dan di akhir-akhir
malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Al-Dzaariyat: 18)

. . . Sesungguhnya berpuasa tidak hanya sebatas meninggalkan makan,


minum, dan hubungan suami istri, tapi juga

mengisi hari-hari dan

malamnya dengan amal shalih. . .

Anjuran dan keutamaan Doa Bulan


Ramadhan
Banyak sekali nash-nash yang memotivasi untuk berdo'a, menerangkan fadhilah
(keutamaan)nya dan mendorong agar suka melakukannya. disini kami akan
sebutkan secara umum dalil yang memerintahkan berdo'a. Meskipun hal ini bersifat
umum amun daat diteapkan di bulan ramadhan, mengingat segala amal ibdah di
bulan yang penuh keberkahan ini dilipatgandakan termasuk doa. Di antaranya
adalah
sebagai
berikut
:
1.

Berdo'a

dan

akan

dikabulkan

Firman Allah SWT: "Dan Tuhanmu berfirman: Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu." (Ghaafir: 60). Di dalamnya Allah SWT memerintahkan
berdo'a
dan
Dia
menjamin
akan
mengabulkannya.
2.

Do'a

dengan

Rendah

Diri

Firman Allah SWT:"Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas."
(Al-A'raaf:
55).
Maksudnya, berdo'alah kepada Allah SWT dengan menghinakan diri dan secara
rahasia, penuh khusyu' dan merendahkan diri. "Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas." Yakni tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas, baik dalam berdo'a atau lainnya, orang-orang yang melampaui
batas
dalam
setiap
perkara.
Termasuk melampaui batas dalam berdo'a adalah permintaan hamba akan berbagai
hal yang tidak sesuai untuk dirinya atau dengan meninggikan dan mengeraskan
suaranya dalam berdo'a.

Dalam Shahihain, Abu Musa Al-Asy'ari berkata: "Orang-orang meninggikan suaranya


ketika berdo'a, maka Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sekalian manusia,
kasihanilah dirimu, sesungguhnya kamu tidak berdo'a kepada Dzat yang tuli, tidak
pula ghaib. Sesungguhnya Dzat yang kamu berdo'a pada-Nya itu Maha Mendengar
lagi
Maha
Dekat."
3.

Doa

Menghilangkan

Kesusahan

Firman Allah SWT: "Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam
kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan?". (AnNaml:
62).
Maksudnya, apakah ada yang bisa mengabulkan do'a orang yang kesulitan, yang
diguncang oleh berbagai kesempitan, yang sulit mendapatkan apa yang ia minta,
sehingga tak ada jalan lain ia baru keluar dari keadaan yang mengungkunginya,
selain Allah semata? Siapa pula yang menghilangkan keburukan (malapetaka),
kejahatan
dan
murka,
selain
Allah
semata?
4.

Do'a

adalah

Ibadah

Dari An-Nu'man bin Basyir, dari Nabi SAW, beliau SAW bersabda:"Do'a adalah
ibadah." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, At-Tirmidzi berkata, hadits hasan shahih).
5.

Do'a

Menghilangkan

Keburukan

Dari Ubadah bin Asb-Shamit ia berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW


bersabda:"Tidak ada seorang muslim yang berdo'a kepada Allah di dunia dengan
suatu permohonan kecuali Dia mengabulkannya, atau menghilangkan daripadanya
keburukan yang semisalnya, selama ia tidak meminta suatu dosa atau pemutusan
kerabat. Berkatalah seorang laki-laki dari kaum: "Kalau begitu, kita memperbanyak
(do'a)."

Вам также может понравиться