Вы находитесь на странице: 1из 37
BAB II OBJEK DAN METODE PENELITIAN TUGAS AKHIR- 3.1 Objek Penelitian Tugas Akhir Penelitian tugas akhir ini dilakukan pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan, berikut ini sekilas tentang seluk beluk KPBS. 3.1.1 Sejarah Koperasi Peternakan Bandung Selatan Sejak zaman penjajahan Belanda di Pangalengan sudah dikenal peternakan sapi perah yang dikelola oleh Belanda, perusahaan tersebut diantaranya : > De Frieche Terp > Almanak > Van Der Els > Big Man Keempat perusahaan tersebut berjalan baik melalui pemasaran Bandungche Melk Center (BMC), Sewaktu penjajahan Jepang perusahaan tersebut hancur dan beberapa ekor sapinya dipelihara oleh penduduk sekitamya, pada saat itulah petemnakan sapi perah diusahakan oleh masyarakat secara usaha keluarga. Untuk meningkatkan populasi sapi perah serta meningkatkan pendapatan para petani peternak sapi perah, maka mulai dibina melalui wadah koperasi yang didirikan pada bulan Nopember 1949 dengan nama GAPPSIP ( Gabungan Petani peternak Sapi Indonesia Pangalengan). GAPPSIP pada saat itu sangat dirasakan manfaatnya oleh para anggotanya, namun mulai tahun 1961 GAPPSIP tidak mampu lagi menghadapi_labilnya perekonomian Indonesia, sehingga akhimya GAPPSIP yang sangat dibanggakan tersebut tidak mampu lagi berperan sebagai koperasi. Kemudian tataniaga susu di Pangalengan diambil oleh para kolektor (tengkulak). Dalam kondisi demikian para peternak di pangalengan menderita kerugian yang sangat besar oleh karena mereka menerima harga susu yang sangat rendah dan tidak sedikit jerih payah mereka tidak dibayar oleh para tengkulak. Menyadari keadaan tersebut disepakati untuk mendirikan lagi wadah koperasi. Bersamaan dengan dimulainya REPELITA 1, maka dengan pembinaan dari Pemerintah n dari Gubernur Jawa Barat, Direktur Jenderal Kabupaten DT Il bandung, bantu Petermakan dan bantuan UNICEF, maka pada tanggal 1 April 1969 berdirilah Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. Periode tahun 1969 sampai dengan 1979 KPBS cukup mendapat tantangan ‘yang sangat besar terutama dari segi pemasaran produksi air susu, hal ini disebabkan oleh : > Penerimaan susu oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) hanya pada harichati kerja. > Permintaan dari Pabrik Susu adalah produksi susu yang telah diproses dengan pendingin ‘pasteurisasi > Pemasaran susu ke konsumen langsung cukup sulit, hal ini disebabkan kualitas susu tidak terjamin serta pemalsuan susu oleh pengecer. 59 > Hal tersebut mengakibatkan produksi sus yang diterima KPBS rata- rata 2,200,000 literitahun dengan tingkat kerusakan di koperasi 250.000 sampai dengan 300.000 liter’tahun dan kerusakan eka petemak antara 200,000 sampai dengan 250.000 liter‘tahun. Untuk mengatasi kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, maka berdasarkan hasil keputusan Rapat Anggota Tahunan tahun 1976 dan tahun 1977, KPBS bekerjasama dengan PT. Ultra Jaya dengan jangka waktu pengembalian lima tahun, Cara pembayaran diangsur dengan saham anggota sebesar Rp. 25/liter sus. Penyelesaian pinjaman dari PT. Ultra Jaya tersebut dilaksanakan pada bula juli 1983, sedangkan penandatanganan peralihan manajemen dari PT. Ultra Jaya ke KPBS dilaksanakan pada tanggal 28 Nopember 1982 yang disaksikan oleh Bapak Menteri Koperasi dan wakil Gubernur Propinsi Jawa Barat, Opersional MT KPBS ini sangat dirasakan manfaatnya oleh seluruh anggota KPBS kkarena : Sejumlah susu dari anggota dapat diserap setiap hari walaupun IPS tidak menerima susu pada hari raya, v Alat kelengkapan KPBS beserta seluruh anggotanya bergairah karena kkerusakan susu dapat ditekan baik di tingkat koperasi maupun di tingkat petemak. v KPBS dapat meningkatkan investasi untuk pengembangan_usaha dalam rangka mempercepat perbaikan kesejahteraan anggota. 60 > Tahun 1980-1983 KPBS bisa membantu penerimaan susu dari KUD di Jawa Barat karena saat itu Milk Treatment GKSI Ujung Berung belum, beroperasi. Kebijakan kerjasama dengan PT. Ultra Jaya ui ‘uk mendirikan MT ke II di Kertasari, tiada lain untuk mengantisipasi perkembangan KPBS yang cukup pesat. Sejak berdirinya KPBS, masyarakat Pangalengan khususnya anggota KPBS telah melakukan uji coba pemanfaatan produksi susu. yang tidak terjual dengan ‘memprosesnya menjadi beberapa produk ( caramel, dodol susu, krupuk susu, tahu susu, dan lain-lain ) yang bersifat tidak komersiil, Baru pada tahun 1986 beberapa industriawan rumah tangga yang juga anggota KPBS dibina/mendapat bimbingan dari KPBS, Dinas Peternakan Kecamatan Pangalengan termasuk pembinaan dari Departmen Perindustrian Kabupaten Bandung untuk lebih menigkatkan mut produk industri rumah tangga tersebut. Bantuan/pembinaan dimaksud adalah : > Penyediaan bahan baku pokok (susu) dan bahan baku tambahan (gula, dan sebagainya) sesuai dengan permintaan para industriawan rumah tangga tersebut. > Pembinaan manajemen usaha industri kee > Membantu dalam pemasaran produk industri rumah tangga melalui pameran-pameran yang diadakan pada tingkat kabupaten, Kotamadya sampai ke tingkat Nasional (Pekan Raya Jakarta) 61 Keadaan umum dan keadaan fisik daerah kerja KPBS, dimana keadaan umumnya, yakni Nama : Koperasi Petemakan Bandung Selatan disingkat KPBS Pangalengan 21 April 1969 Alamat : Jalan Raya Pangalengan Nomor 340 Desa/Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Selatan 40378 Telepon 022.5979362, 5979360, 5979373 dan Faksimile 022.5979360 Badan Hukum : 4353 B/BH/DK-10/20 Daerah kerja KPBS Pangalengan di tiga kecamatan meliputi : 1, Kecamatan Pangalengan 2. Kecamatan Kertasari 3. Kecamatan Pacet Yang meliputi dua puluh satu Desa yaitu : Daerah Kerja KPBS Pangalengan 1. Desa Pangalengan 12, Desa Santosa 2. Desa Margamukti 13, Desa Taruma Jaya 3. Desa Margamulya 14, Desa Cibeureum 4. Desa Tribakti Mulya 15, Desa Sukapura 5. Desa Pulosari 16, Desa Girimulya 6. Desa Mekarbakti 17, Desa Cihawuk 7. Desa Wamasari 18, Desa Wanasuka 8. Desa Margaluyu 19, Desa Cikembang 9. Desa Sukaluyu 20, Desa Neglawangi 10. Desa Banjarsari 21. Desa Cikalong 11, Desa Sukamanah 62 Wilayah kerja KPBS terbagi pula dalam 26 Komisaris Daerah dengan 70 kelompok petemak sapi perah dengan 35 Tempat Pelayanan Koperasi (TPK). Tabel 3.1.1.1 ‘Tempat Pelayanan Koperasi ‘No. ‘TPK JmlKLP | No ‘TPK Jml KLP 1_| Lebak Seat 6 18_| Ciawi_ 3 2 Norogteg 3 19 | Cipanas 8 3__| Pangalengan_ 3 20_| Pangkalan_ 3 4 Bojongwwaru 4 21_| Loseimaung 7 3__| Keton lamba 3 22 | Cisabukc 6 6 | Pulosari T 23. | Citawa 6 7 Wamasat 3 24 | Kertsat 8 8 | Cipangsikan 4 25. | Goha 6 9 | Wates 9 26 | Lembang Sact 4 10_| Gunung Cupu 10/37 | Cikembang 1 4 1 [ Pints 4 28 | Cikembang II 4 12_| Barusalam 4 29 | Cibeureum I 5 13_| Ciere 6 30_| Cibeureum I 4 14_| Babakan Kiara 5 31_| Cimwa 5 15_| Cinangs 4 32_| Sukepura 5 16_| Cisangkuy_ 4 33_| Cihawuk 5 17 | Sukamenake 3 34_| Wanasuka 6 35_| Dangdan 3 Sumber : Buku Koperasi Petemakan Bandung Selatan Wilayah kerja KPBS memiliki keadaan fisik yang sangat menguntungkan bagi perkembangan sapi perah. Wilayah kerja KPBS dikelilingi gunung dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 1,000-1.420 meter, suhu udara antara 12-28 derajat celeius, basah udara (Kelembaban) antara 60-70 persen, Struktur fisik tanahnya adalah andosol. Kondisi alam tersebut cocok untuk perkebunan_serta tanaman sayuran, 63 3.1.2 Visi dan Misi KPBS © Visi KPBS: Menjadi koperasi yang alamiah, modern, schat organisasi, schat usaha dan sehat mental serta unggul di tingkat regional dan nasional, © Misi KPBS: 1 memotivasi Anggota secara. mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri, sekaligus mengangkat citra Perkoperasian. Meningkatkan kesejahteraan Anggota sehingga menjadi Anggota yang, “ tata tengtrem kerta raharja, salieuk beh” Melaksanakan Tata Kelola Operasional dengan baik, efektif’ dan efisien. Melaksanakan —ketentuan/ketetapan dalam = Undang-Undang Perkoperasian dan peraturan pelaksanaanya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan yang berlaku. Meningkatkan sumber daya koperasi. Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan. 3.1.3 Struktur Organisasi ‘Tingkatan paling tinggi yang terdapat pada Struktur organi si KPBS diawali dengan Rapat Anggota Tahunan, dimana Rapat Anggota Tahunan bertujuan untuk : 64 1 Menyampaikan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas kepada para anggota, mengenai hasil pelaksanaan Tahun buku yang bersangkutan, Menyampaikan Reneana Kerja berikut Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun buku yang akan datang. Untuk tingkatan-tingkatan berikutnya di sebut struktur operasional KPBS yang terdiri dari 1) Pengurus, adalah penanggungjawab bagi perkembangan usaha KPBS Pangalengan sebagai pemegang kebijakan (police) dan pembuat keputusan-keputusan strategis, dengan fungsi dan wewenang. sesuai dengan perundang-undangan koperasi, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tanga, untuk dipertanggungjawabkan dalam Rapat Anggota. 2) Pembina adalah instansi_pemerintah terkait yang melaksanakan pembinaan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hal organisasi, usaha, manajemen dalam rangka kemajuan KPBS. 3) Konsultan adalah advisor yang memberikan saran atau masukan-masukan kepada Pengurus dan Pengawas dalam rangka mengembangkan usaha- usaha KPBS Pangalengan baik diminta ataupun tidak. 4) Pengawas adalah orang perorangan yang dipilih oleh anggotanya yang bertugas melakukan pengawasan jalannya operasional KPBS Pangalengan yang dilaksanakan oleh Pengurus dan bertanggungjawab secara Periodik kepada anggota 65 5) Auditor adalah pelaksana pemeriksa yang independen alas dasar permintaan Pengurus, Pengawas dan sepertiga anggota KPBS yang dilaksanakan oleh akuntan publik. 6) Kesekretariatan adalah bagian unit kerja yang mngelola dan mengurus, kegiatan atau aktivitas sekretaris yang membawahi Pelsek, Logistik, dan Pelaksana SDM, dalam pelaksanaan tugasnya lebih banyak Koordinasi dengan pengurus 7) Humas dan Penyuluhan adalah bagian dari unit kerja yang bertugas menyelenggarakan kegiatan publikasi/informasi kepada anggota dan pihak yang membutuhkan mengenai perkembangan, situasi, Kondisi KPBS serta menjalin hubungan baik dengan intansi pemerintah, swasta dan lembaga perguruan tinggi terkait untuk menigkatkan dan mempertahankan citra koperasi 8) Administrasi dan Keuangan adalah bagian dari unit kerja yang menata dan mengelola akuntansi yang berhubungan dengan bidang keuangan dan bertanggungjawab atas pembuatan laporan ~ Neraca dan laba rugi bulanan setiap tanggal 15 bulan berikutnya. = Neraca dan laba rugi akhir tahun dan laporan perubahan modal selambat-lambatnya setiap tanggal 20 Januari ~ Laporan pertanggungjawaban keuangan dan evaluasi kinerja usaha antara reneana kerja dengan realisasinya dalam satu tahun buku 66 berikut lampiran-lampirannya selambat-lambatnya tanggal_ 10 Pebruari sebagai bahan laporan RAT. - Menyusun rencana kerja tahunan KPBS secara bottom up. 9) Litbang adalah bagian dari unit kerja yang bersifat insidentil sesuai kebutuhan untuk melaksanakan penelitian, pengkajian dan menghimpun permasalahan dalam hal: aspek pengembangan usaha, _aspek zooteknikiteknologi petemakan sapi perah, aspek sosial ekonomi anggota untuk pengembangan usaha KPBS yang para personilnya terdiri dari tenaga abli di bidang masing-masing dan bertanggung jawab kepada pengurus, 10) Manajer adalah pimpinan unit yang diangkat oleh Pengurus dengan tugas merencanakan dan melaksanakan rencana kerja, mengkoordini au menggerakkan karyawan untuk mencapai produktivitas kerja yang optimal dan bertanggungjawab kepada Pengurus. 11)Koordinator Komda adalah atasan langsung dari komda-komda yang diangkat oleh Pengurus untuk mengkoordinir komda-komda, menampung atau memecahkan —permasalahan di wilayah—kerjanya dan bertanggungjawab kepada Pengurus, 12)Komda adalah petugas yang diangkat oleh Pengurus untuk melayani berbagai kebutuhan anggota di TPK. wilayah kerjanya, berkoordinasi dengan seluruh unit usaha dan memecahkan permasalahan yang ada di Japangan dengan koordinator Komda. 67 3.1.3.1 Uraian Unit Kerja 1. Uraian Bidang Administrasi dan Keuangan v isi: Menciptakan sistem akuntan aang cepat, tepat waktu dan akurat Misi 1, Membuat laporan yang sistematik 2. Melaksanakan kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan, transaksi keuangan yang terjadi di KPBS © Manajer Tugas 1. Membuat konsep rencana kerja dan anggaran tahunan setiap tanggal 15 Desember 2. Membuat rencana kerja dan anggaran tahunan tiap tangal 15 Januari 3. _Membuat laporan bulanan setiap tanggal 10 bulan berikutnya 4. Menjelaskan data administrasi dan keuangan pada rapat pleno 5. Pemeriksaan pencocokan kas fisik dan pembukuan 6. Pemeriksaan kebenaran transaksi keuangan 7. Melaksanakan tugas lain dati pi npinan, ‘Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab atas kebenaran. transaksi-transaksi keuangan 2. Bertanggung jawab atas rekonsiliasi Bank 3. Bertanggung jawab atas penerbitan laporan keuangan KPBS. 68 4, Bertanggung jawab atas pengaturan kebutuhan keuangan Kas dan Kas Keeil Kewenangan : - Memutus pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui pengurus + Teller/kasir Tugas : 1. Mengurus kas fisik MT KPBS. 2. Menditribusikan keperluan kas kecil 3. Membayarkan dan memeriksa kebenaran Daftar Gaji Karyawan 4, Membayarkan uang muka setelah mendapat persetujuan pengurus 5. Menerima hasil penjualan susu dari konsumen, distributor dan IPS 6. Membayarkan hasil produksi susu kepada anggota melalui petugas yang ditunjuk 7. Membayarkan barang-barang yang telah dibeli Catatan : setiap pengeluaran uang harus disetwjt oleh pengurus atau pejabat yang telah ditunjuk * Pembuku ‘Tugas : 1, Menerima bukti-bukti pembukuan untuk dicatat dalam buku jumal 2. Menditribusikan bukti-bukti (voucher) untuk dicatat/dibukukan oleh pelaksana pembuku 3. Membuat rekapitulasi jumal pembukuan kepada buku besar 69 4, Memeriksa kebenaran peneatatan dari pelaks: 5, Memeriksa rincian/ daftar tagihan barang 6. Meneatat buku kas dan Bank (rekonsiliasi) 7. Membukukan bayaran gaji personil 8, Membukukan pembelian obat-obatan 9. Mengadministrasikan keuangan Unit Santunan 10, Membuat neraca harian * Pelaksana Utang Tugas : 1. Mencatat bukti-bukti hutang/piutang 2. Membuat daftar nominatif penagihan 3. Membuat daftar nominatif piutang 4. Meneatat piutang dan tagihan intern © Pelaksana Barang Tugas : 1. Mencatat Penerimaan dan pengelwaran barang 2. Melaporkan nominatif dan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran barang kepada pembuku. 3. Membuat jadwal pengiriman barang 4. Input data tagihan Rekapitulasi stock barang untuk bahan pemeriksaan 70 * Pelaksana Produksi ‘Tugas Menerima formulir penerimaan susu dari komda (tembusannya) Meneatat bukti penerimaan susu dari MT Cross cek formulir penerimaan susu dari komda dengan bukti penerimaan dari MT dengan memperhitungkan toleransi penyusutan 0,2 persen Cross cek formulir penerimaan susu dari komda dengan rekap penerimaan dari operator Menerima laporan Kualitas susu dari Laboratorium MT, sebagai dasar pethitungan harga susu dan evaluasi kualitas susu harian dan bulanan yang, kemudian diserahkan kepada operator * Pelaksana Gudang MT Tugas 1 Inventarisasi kebutuhan bahan pelengkap pembuatan susu pasteurisasi Mendistribusikan bahan pelengkap ke petugas processing susu pasteurisasi Melaksanakan pembelian bahan-bahan pelengkap atas persetujuan manajer Mencatat dan mengadministrasikan bahan yang dibeli maupun bahan yang didistribusikan Melaporkan hasil peneatatan kepada pembuku. n * Pelaksana Keanggotaan ‘Tugas 1 2. Menginventarisir data kenggotaan untuk peningkatan pelayanan Menerima dan menyeleksi anggota baru untuk mendapat persetujuan pengurus Mengajukan pemberhentian anggota-anggota yang tidak aktif’ dan yang melakukan pelanggaran anggaran dasar dan rumah tangga kepada pengurus Mengurus proses mutasi anggota Mengurus proses balik nama keanggotaan © Operator ‘Tugas 1 Menerima formulit penerimaan susu dari Komda (asli), sebagai bahan input hasil produksi susu Cross cek formulir penerimaan susu dengan petugas produksi secara harian dan bulanan Membuat daftar data produksi susu, pengambilan barang, potongan, simpanan dan tunggakan sebagai bahan cross cek anggota dengan administrasi KPBS Menerima data kualitas susu dari petugas produksi sebagai input penentuan harga Menerima dan menginput data harga susu dari Unit Penerimaan dan Pengolahan n 6. Memperhitungkan wang muka untuk para anggota sebagai bahan pertimbangan putusan pengurus 7. Up date data keanggotaan dan utang piutang para anggota 8. Membuat struk bayaran anggota dengan kode rahasianya Keordinasi Kerja Administrasi dan Keuangan : 1. Koordinasi dengan pengurus dalam rangka melaksanakan kebijakan-kebijakan perusahaan yang terkait dengan bidang administrasi dan keuangan 2. Koordinasi dengan konsultan akuntansi dalam rangka penertiban administrasi dan keuangan 3. Koordinasi dengan programmer dalam rangka pembuatan atau pengembangan program-program yang diperlukan serta maintenance software dan hardware 4, Koordinasi dengan Usaha dan Unit Kerja Operasional KPBS dalam rangka ketertiban administrasi dan keuangan sesuai dengan tugasnya Koordinasi dengan mitra kerja KPBS dalam rangka menyelesaikan administrasi dan keuangan 6. Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka menyelesaikan kewajiban- Kewajiban keuangan KPBS 2. Uraian Bidang Organisasi dan Manajemen a, Keanggotaan Keanggotaan koperasi pada tahun 2005 bertambah sebanyak 381 orang dari 6,893 orang, setelah dikurangi dengan anggota yang keluar (baik yang meninggal atau yang mengundurkan diri) sebanyak 118 orang, maka jumlah anggota KPBS B Pangalengan per 31 Desember 2005 menjadi 7.516 orang yang terdiri dari anggota aktif sebanyak 4.588 orang dan yang tidak aktif sebanyak 2.568 orang, b. Pengurus Kepengurusan koperasi terjadi perubahan sesuai dengan hasil_pemilihan pengurus, pengurus terpilih untuk periode 2005-2009 sebagai berikut: Ketua Umum : HLM. Tavip Danuwidjaja Drs. Ketua I Bidang Prabudidaya dan Penunjang Usaha : H. Engkun Maskun Ketua II Bidang Proses Produksi dan Pemasaran 2H. Aun Gunawan S.E, Ketua III Bidang PMT : H. Emus Musyar Ketua IV Bidang Sarana dan Prasarana |. Amay Mulyana Sekretaris 2H M. Nasrum Ir, Bendahara Hj. Rahmi Hartini ¢. Pengawas, susunan untuk periode 2005-2009 adalah sebagai berikut Ketua 2H. Herman 8, Rahmat BA. Anggota Ato Sugiarto Anggota i Dimyati 4. Pembina 1, Bupati Kabupaten Bandung 2. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung 14 3. Kepala Dinas Peterakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, 4, Muspika Kecamatan Pangalengan, Kertasari dan Pacet Sesepuh 1. H. Aman Sulaeman 2. Hj. Euis Karmasih Sugianto f. Penasehat + Bapak R. H. Lily Sumantri g. Konsultan : 1, Organisasi/ Administrasi : Duyeh Abdulah Hidayat BA. 2. Administrasi Pembukuan : Drs. Gandara Sargo S.E., Ak 3. Pabrik Makanan Terak :DR. Ir. Nuraini Sigit MS. 4, Pabrik Makanan Ternak : Ir. Rini D. Sujono Msc. 5. Konsultan Keswan : Dth. H. Sutisna Agus Kama 6. Konsultan Hukum, 2H. Mansur 8.1, 7. Penelitian dan Pengembangan Prof. DR. Ir. Dadi Suryadi MS. 8. Bimbingan dan Konsultasi Akuntansi dan Implementasi : Akuntan Publik KIA. “ANDIKA” Jawa Barat h.Unit-unit Usaha 1. Unit Usaha SuswMT. 2. Unit Usaha Barang dan Pakan Ternak 3. Unit Usah PMT Cirebon 1. Unit Usaha Pembibitan dan Hijauan Unit Pelayanan Keschatan Hewan dan Anggota Unit Usaha Pariwisata Unit Usaha PT. BPR Bandung Kidul i, Manajemen, sclama tahun 2005 ada perubahan manajemen dengan mengangkat beberapa orang Manajer dan Bagian setingkat manajer, sebagai berikut : A. Manajer 1, Manajer Produksi dan Pengolahan y Manajer Angkutan dan Pemasaran 3. PLH Manajer PMT Cirebon 4, PLH Manajer Pembibitan dan Hijau 5. Manajer Barang dan Pakan Ternak 6. Bagian Personalia dan Pembukuan Bagian Operator 8, Bagian Penyuluhan ° Unit Pelayanan Keswan dan Anggota 10. Bagian Sekretariat dan Humas: B.Komisaris Daerah 1. TPK Pangalengan ( Pejabat ) 2. TPK Cisangkuy 3. TPK Citere 4, ‘TPK Norogtog/Ciawi/Bojongwaru : It, Paizal NW. : Masli Hidayat 2H. Emus Musyar 2H. Amay Mulyana :Dani R. S.Pt. :Didin AM. Agus S. S.Pt, Ir. Adang S. : rh. Asep R. KHL : Andri N. S.Pt : Aris Munandar : Hera Wibawa 2 Ayi Carli : Almad Syam 6 3. TPK Lebaksaat 6, TPK Wamasari 7. TPK Cipangisikan 8. TPK Wates 9. TPK Gunung Cupu 10. TPK Pintu 11. TPK Bbk Kiara dan Cinangsi 12. TPK Pulosari (Pejabat) 13. TPK Sukamenak (Pejabat) 14. TPK Los Cimaung LI] 15. TPK Cipanas 16. TPK Pangkalan 17. TPK Wanasuka (Penabat) 18. TPK Cisabuk 19. TPK Kertasari~ Lodaya 20. TPK Citawa 21. TPK Goha 22. TPK Cikembang - Plered 23. TPK Cirawa/Cihawuk (Pejabat) 24, TPK Dangdang dan Sukapura 28. TPK Cibuereum dan Cihalimun 26. TPK Lembangsari 2 Asep S. 2 Wawan : Ade Rusmana Suhara : Wahyu : Cucu Rohaeni Agus W. S.Ag : Eman :NediK. : Jaja Suarja : Enok Nurjanah : Nina Rost : Tyep Hendi : Caca Saripudin Anung Rohana :U, Warsa : Udin Saripudin Tato : Wardiat : Asep Ridwan 2 HL Entur : Dedeh Atikah, 1 C Pegawai 1. Unit Usaha Susu/MT +108 orang 2. Unit Usaha Barang dan Pakan Temak 2 orang 3. Unit Usaha PMT Cirebon 76 orang 4, Unit Usaha Pembibitan dan Hijauan orang 5. Unit Pelayanan Kesehatan Hewan dan Anggota 246 orang 6. Unit Usaha PT. BPR Bandung Kidul 2B orang 7. Kantor Pusat :13- orang 8, Perwakilan Bandung dan Jakarta 2° orang Jumlah Pegawai pada akhir tahun 2005 2272. orang 3.1.4 Aktivitas KPBS KPBS adalah salah satu koperasi tunggal usaha, yakni usaha di bidang persusuan. Kegiatan usaha ini diterapkan dengan pola usaha agribisnis yang meliputi tiga subsistem yakni : Pra-budidaya, proses Budidaya, Pemasaran Hasil Budidaya, Sub sistem Pra-budidaya meliputikegiatan-kegiatan : Pembibitan, Penyedia Peralatan, Penyediaan Pakan Temak dan Obat-obatan (untuk Kesehatan hewan'ternak). Dalam hal pembibitan KPBS Pangalengan telah merintis usaha pembibitan baik di tingkat peternak maupun tingkat KPBS, yaitu dengan telah dibangunnya satu unit perkandangan untuk pembesaran sapi dan penggemukan dengan kapasitas 150 ekor. Dan diprogramkan pula untuk merintis pembibitan secara besar dengan lokasi ‘memanfaatkan areal PT, Alba dengan kerjasama dengan PT, Ultra Jaya, 18 Subsistem Proses budidaya meliputi kegiatan-kegiatan : Manajemen Koperasi, Penyebaran Input (masukan), Manajemen Peternakan Sapi Perah dan Penanganan Susu. Sub sistem Pemasaran Hasil Budidaya meliputi kegiatan-kegiatan : Pemasaran susu ke Industri Pengolahan Susu (IPS) dan pemasaran susu ke konsumen langsung (baik berupa susu. muri maupun susu yang diolah dalam bentuk jajanan seperti Karamel, dodol susu, kerupuk susu, dan lain-lain) Untuk kelanearan usaha KPBS dan kepentingan anggota, KPBS memi unit-unit penunjang, misalnya Unit BPR Bandung Kidul, Unit Pariwisata, Asuransi Petemak dan Temaknya serta kendaraan sebagai sarana angkutan susu baik dari TPK ke Milk Treatment (MT) maupun MT ke IPS. Berikut ini adalah perkembangan KPBS dari mulai tahun 1969 sampai dengan tahun 2004: Tabel 3.1.4.1 Perkembangan Koperasi Petemnakan Bandung Selatan No | Uraian 1969 1973 1978 1 | Jumlah Anggota 616 537 O14 2 | Sumlah Sapi 2.805 2271 2.893 3 | Produksi susu (kg) -Terima 1,360.486,50 | 1,135.151,00 | 1.844.559,00 ~erjual 1.203.308,50 925.857.80 | 1.629.172,50 Tak Terjual 157.178,00 209,293.20 215.366,50 4 | Harga susu (ka) ~Anggota 23,00 37,50 105,00 PS 33,00 57.30 143,00 -Konsumen 56,00 75,00 225,00 3__| Simpanan Anggota (Rp) 708.183,00 | 4.264.516,46 | 6.542.051,00 6 | Asset (Rp) 4707.971,06 | 13.095.750,07 | 84.806.154,42 7 | Omzet (Rp) 18.159.796,80 | 45.402.296,35 ‘Sumber : Buku Koperasi Petemakan Bandung Selatan ‘Tabel 3.1.42 No | Uraian 1983 1988 1993 1 | Jumlah Anggota 4705 7.605 7757 2 | Jumlah Sapi 10.404 14.777 17.826 3 Produksi susu (kg) -Terima 12.651.376,13 | 31.521,060,50) 56.824.832,88 -Terjual 11.639.649,21 | 31.172.057,06 | 56.122.585.82 -Tak Terjual 1.011.726,92 349,003.42 102.247,06 4 Harga susu (kg) -Anggota 260,00 37.50 105,00 “PS 317,00 57.50 145,00 -Konsumen 550,00 75,00 225,00 5__| Simpanan Anggota (Rp) | 811.317.567.94 | 1.326.347.872.56 | 6.225.302.055,46 6 | Asset (Rp) '5.217.078.329,80 | 10.843,701,504,94 | 14,580.479.211,94 7 | Omzet (Rp) £8.027.457.878,60 | 20.750.950.336,05 | 39.781.646.946,78 ‘Sumber : Buku Koperasi Peterakan Bandung Selatan Tabel 3.1.43 No | Uraian 1996 1999 2000 1 | Jumlah Anggota 7.001 6.785 6a 2 | Jumiah Sapi 12512 13.334 13.872 3 | Produksi susa (kg) -Terima 43,762.240,59 | 36,923.089,00 | 37.605.260.41 “Terjual 43,129.077,59 | 36.462.006,00 | 36.961.694,66 Tak Texjual 1633.163.00 481,063.00 643.385,53 4 | Harga susu (kg) -Anggota 950,00 1.128,30 308,12 IPS 1.100,00 1288.78 550,00 -Konsumen 1.500,00 1,550.92 1,800.00 3___| Simpanan Anggota (Rp) | 6.933.869.058,64 | 5.093.249,733,00 | 5.115.577.824,92 6 _| Asset (Rp) 14.729,362.651,60 | 15.542.361,529,96 | 17.205.990. 127.4 7 | Omzet (Rp) {68.865,067.018,26 | $3.572.520,215.29 | 97.309.172.929.46 ‘Sumber : Buku Koperasi Peterakan Bandung Selatan ‘Tabel 3.1.44 No | Uraian 2001 2002 2003 1 | Jumfah Anggota 6.577 6570 6.768 2__| Jumlah Sapi 1.2190 1.6525 15812 3-_| Produksi susu (kg) ~Terima 14,871.554.57 39,316.533.43 39,100.788.62 ~Terjual 41,379.689,70 38.880.087.48 38.731.008,15 -Tak Terjual 491,364.87 357.529.17 302.655.47 4 | Harga susu (kg) ~Anggota 1.450,00 1,495.61 15756 -IPS 1,700,00 1,800.00 1.800,00 -Konsumen 2.00000 2.40.00 2.400,00 3 | Simpanan Anggota | 5.224.123.737,42 | 3.859.447.858.74 | 5.972,900.372,50 (Rp) 6 | Asset (Rp) 18.541.151.002,89 | 20.320.165.090.39 | _22.147.014.087,84 7 | Omzet (Rp) 117.124.933.416,11 | 121,374.435.900,17 | 128.014.811.865,85 Sumber : Buku Kopetasi Petemakan Bandung Selatan Tabel 3.1.4.5 No | Uraian 2004 1 | Jumlah Anggota 6.893 2 | Jumlah Sapi 15.042 3 | Produksi susu (kg) “Terima 40.029343,26 ~Terjual 39,562.579,12 -Tak Terjual 389.548,14 4 | Harga susu (kg) ~Anggota 1.645,34 -PS 1,850.40 -Konsumen 2.79.05 5__| Simpanan Anggota (Rp) 6.444.830 ,560,08 6 | Asset (Rp) 24.877.899.080,72 7 | Omzet (Rp) 132,250.715.370,57 Sumber : Buku Koperasi Peternakan Bandung Selatan 3.2. Metode Penelitian Tugas Akhir Penelitian yang dilakukan untuk tugas akhit ini yakni Deskriptif Analisis, dimana tujuannya adalah membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu 81 3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 1, Penelitian Lapangan, yang terdiri dari 1. Observasi Partisipasi, kegiatan pengamatan dan peneatatan sistematis atas fenomena yang diselidiki dimana pengamat jadi partisipan, artinya bahwa pencliti merupakan bagian dari kelompok atau objek yang diteliti, Dalam hal ini peneliti melakukan kerja praktik yang dilakukan pada objek penelitian yaitu KPBS. Peneliti di tempatkan pada bagian administrasi dan keuangan dan diberi kesempatan untuk membantu dalam menyiapkan pembukuan pada ‘objek penelitian. 2. Wawaneara, merupakan komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dari objek yang ditel 2. Studi Literatur, dilakukan mengenai pencarian preferensi dan teori-teori yang. relevan serta dijadikan sebagai dasar kriteria dalam membahas masalah yang akan ditemukan pada saat penelitian lapangan 3.2.2. Teknik Pengolahan Data Data yang berasal dari objek penelitian tersebut diklasifikasikan berdasarkan pos-pos serta perhitungan yang akan dilakukan, Kemudian dihitung berdasarkan teori yang ada, yang di dapat dari studi literatur. 82 BABIV ANALISIS 4.1 Hasil Kerja Praktik KPBS merupakan koperasi yang bergerak di segala bidang kegiatan usaha Kegiatan usahanya antara lain usaha susu, barang dan pakan temak, pembibitan dan jauan, pariwisata, serla. bank perkreditan, Maka untuk menilaitingkat perkembangan dari sefuruh kegiatan usaha yang dilakukan oleh KPBS maka diperlukan analisis terhadap laporan keuangan yang bermanfuat dalam proses pengambilan keputusan yan akan berpengaruh bagi perkembangan serta berjalannya scluruh kegiatan usaha yang ada di KPBS. 4.1.1 Efektivitas Analisis Laporan Keuangan KPBS 1.Pelaksana Analisis Laporan Keuangan Pelaksanaan analisis laporan keuangan yang terjadi di KPBS dilakukan oleh pihak yang tepat, Proses analisis laporan keuangan ini dilakukan oleh Manajer Administrasi- dan Keuangan, Dimana manajer tersebut bertanggung jawab menerbitkan Iaporan keuangan, serta bertugas menjelaskan semua data tentang administrasi dan keuangan, Pelaporan keuangan serta analisis laporan keuangan pada KPBS dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tanga serta Visi dan Misi KPBS. 2. Waktu Pelaksanaan Analisis Lap« ran Keuangan Waktu. melaksanakan analisis laporan keuangan adalah setelah laporan Keuangan selesai disusun oleh Manajer Adiminstrasi dan Keuangan. Dimana laporan Keuangan dibuat setiap akhir tahun buku, menjelang diadakannya Rapat Anggota Tahunan yang merupakan tempat untuk mempertanggungjawabkan atas laporan keuangan yang telah diterbitkan, Untuk tahun buku 2005 Rapat Anggota Tahunan dilaksanakan pada bulan Maret 2006, Pra-RAT pada tanggal 1 Maret 2006 dan untuk RAT ke daerah dilaksanakan dari tanggal 13 sampai 16 Maret 2006. 3. Karakteristik Laporan Keuangan Hal pertama dalam proses menganalisis laporan Keuangan tersebut adalah ‘menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik laporan keuangan dan berdasarkan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan yang akan menghasitkan Japoran keuangan yang wajar. Laporan keuangan yang wajar akan mempermudah dalam proses menganalisis laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan di KPBS sesuai dengan Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 27. Dimana laporan Keuangan yang disusun dan disajikan oleh KPBS terdiri dari Neraca, Perhitungan Sisa Hasil Usaha, Laporan Perubahan Posisi Kekayaan Bersih, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana, dan Laporan Perubahan Modal Kerja. Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan ya KPBS memperoleh software dari Akuntan Publik KJA “ANDIKA” Jawa Barat, 84 4. Penyajian Hasil Analisis Laporan Keuangan Dalam mendapatkan hasil dari analisis Japoran keuangan dimulai dari tahap penyustnan laporan keuangan, Setelah itu kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan teknik-teknik yang berlaku umum, selanjutnya mendiskusikan dengan seluruh bagian administrasi dan keuangan dan terakhir dilaporkan pada saat Rapat Anggota Tahunan. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada KPBS untuk Neraca berbentuk skronto, sedangkan untuk Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha berbentuk single-step. Penyajian hasil analisis laporan keuangan KPBS dicantumkan pada Buku Laporan Tahunan KPBS. Dimana buku tersebut menjadi pegangan bagi pengurus, pengawas serta para anggota dalam Rapat Anggota Tahunan. Digunakan Teknik Analisis Umum Analisis laporan keuangan yang dilakukan KPBS menggunakan_teknik analisis umum, Teknik anali umum tersebut diantaranya analisis rasio yang terdiri dari analisis likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan rentabilitas. Selain itu perhitungan analisis laba kotor juga biasa digunakan dalam menganalisis laporan keuangan, Dapat Dibandingkan Analisis laporan keuangan yang baik adalah yang dapat dibandingkan dengan kkinerja masa lalu, Pada KPBS hasil analisis laporan keuangan untuk tahun 2005 dan tahun 2004 dapat dibandingkan. Hal ini akan mempermudah KPBS dalam melakukan perbaikan serta meningkatkan kinerja koperasi dari tahun yang sebelumnya. 4.1.2 Kinerja Keuangan KPBS Difinjau dari Analisis Rasio Keuangan dan Analisis Laba Kotor 1. Analisis Rasio Liki itas Analisis likuiditas atau kemampuan KPBS untuk melunasi hutang jangka pendek diketahui dengan cara membandingkan jumlah aktiva Jancar dengan jumlah utang lancar. Tabel 4.1.2.1 Analisis Rasio Likuiditas Keterangan Tahun Tahun Kenaikan/ 2004 (Rp) 2005 (Rp) Penurunan (%) Aktiva Lanear | 16.368.806.418,04 | 25.884.586.672,22 38.13, Kewajiban Lancar | 11,105.401.346,86 | 16.833.733.071.16 51,58 a 147,39 153,76 432 Sumber Buku Laporan Tahunan KPBS Tahun Buku 2005 Dari data diatas dapat dikatakan bahwa untuk jumlah aktiva lanear pada KPBS mengalami kenaikan sebesar 58,13% dari tahun sebelumnya, Kenaikan ini muncul akibat kenaikan yang terjadi pada Kas di Bank, Piutang Anggota, Piutang ‘Non-Anggota, dan petsediaan. Selain pada aktiva lancar kenaikan juga diiringi dengan kenaikan pada utang lancar sebesar 51,38%, Kenaikan ini terjadi karena adanya penambahan pada Hutang Non-Anggota, Simpanan-simpanan, Dana-dana, dan Hutang lain-lain Selain itu dapat diketahui bahwa tingkat likuiditas KPBS telah baik. Untuk tahun 2004, dari Rp.16,368.806.418,04 aktiva lancar, dibandingkan dengan Kewajiban lancar Rp. 11.105.401.346.86 menghasilkan tingkat likuiditas sebesar 86 147,39%, Atau dapat diartikan dari Rp.1,47 aktiva lancar dapat meni min Rp.1,00 kewajiban lancar. Dan pada tahun 2005 hal tersebut mengalami kenaikan yaitu 32%, Pada tahun 2004 setiap Rp.1,00 kewajiban lanear dijamin dengan Rp.1.47 aktiva lancar tetapi pada tahun 2005 untuk Rp 1,00 kewajiban lancar dijamin dengan Rp.1.54 aktiva lancar. Ditinjau dari tingkat likuiditas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan KPBS mengalami peningkatan dari 147,39% menjadi 153,76 % pada tahun 2005 2. Analisis Rasio Solvabilitas Analisis solvabilitas mengukur berapa besamya aktiva KPBS dapat_ memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjangnya apabila dilikuidasi, Dapat diketahui dengan cara membandingkan antara jumlah semua utang dengan seluruh aktiva, Tabel 4.1.2.2 Analisis Rasio Solvabilitas Keterangan Tahun Tahun an’ 2004 (Rp) 2005 (Rp) Penurunan (%) Total Kewajiban | 12.737.430.673,88 | 18.808.305.418,55 47.66 Total Aktiva | 24.877.899.080,72 | 32.685.608.505.05 3138 % 31,19 S754 12.40 Sumber : Buku Laporan Tahunan KPBS Tahun Buku 2005 Dapat di simpulkan dari tabel diatas pada total kewajiban KPBS mengalami peningkatan sebesar 47,66 %, Kewajiban ini meningkat akibat peningkatan yang terjadi pada sebagian kewajiban lancar dan pada kewajiban jangka panjang untuk perkiraan Kredit Kendaraan, Dan untuk total aktiva mengalami kenaikan 31,38 %, kenaikan pada total aktiva paling besar dipengaruhi oleh kenaikan aktiva lancar, 87 Selain itu juga pada aktiva tetap mengalami kenaikan kecuali pada perkiraan Perlengkapan Kantor. Pada tahun 2004 untuk total kewajiban Rp.12.737.430.673,88 dibandingkan dengan total aktiva sebesar Rp.24.877.899.080.72 diperoleh tingkat solvabilitas KPBS sebesar 51,19 %, Dalam arti lain dari setiap Rp 1,00 total aktiva dapat menjamin Rp 0,52 total kewajiban, lebih dari setengah total aktiva dapat memenuhi, total kewajiban. Ini berarti apabila KPBS mengalami likuidasi, KPBS dapat memenuhi kewajibannya, Untuk tingkat solvabilitas pada tahun 2005 mengalami kemaikan sebesar 12,40 % dari tahun 2004, Pada tahun 2005 dari setiap Rp. 1,00 total aktiva dapat menjamin total kewajiban Rp.0,58. Selain ditinjau dari tingkat likuiditas KPBS, ditinjau dari tingkat solvabilitas KPBS juga mengalami kenaikan hal ii Ivabi berarti peningkatan kinerja keuangan juga terjadi pada tingkat s tas KPBS. 3. Analisis Rasio Rentabilitas/profitabilitas Analisis rentabilitas mengukur kemampuan KPBS dalam menghasilkan taba dihitung dengan cara membandingkan jumlah sisa hasil usaha dengan jumlah seluruh ekuitas Tabel 4.1.2.3 Analisis Rasio Renrabilitas/profitabilitas Keterangan Tahun Tahun Kenaikan’ 2004 (Rp) 2005 (Rp) Penurunan (6) Sisa Hasil Usaha | 691.042.346,38 | 714.527.510.40 3.40 Total Ekuitas | 12.140.468.406,84 | 13.062.775.576,10 7.60 % 5.69 3.46 (4,02) Sumber : Buku Laporan Tahunan KPBS Tahun Buku 2005 88 Dari tabel diatas, diketahui bahwa pada tahun 2004 Sisa Hasil Usaha KPBS adalah Rp.691.042.346,38 dan pada tahun 2005 naik sebesar 3,40 % menjadi Rp.714.527.510,40 hal ini dipengaruhi oleh peningkatan penjualan dan pendapatan KPBS. Untuk Total Ekuitas KPBS juga mengalami kenaikan 7,60 % dari tahun 2004, yang pada awalnya Rp.12.140.468.406,84 pada tahun 2005 berubah menjadi Rp.13.062.775.576,10 Kemampuan KPBS dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan semua ekuitas yang tersedia atau rentabilitas KPBS pada tahun 2004 adalah dengan Rp.12.140.468.406,84 bisa menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.691,042,346,38 atau dengan Rp. 1,00 ekuitas dapat menghasilkan Rp.0,057 sisa hasil usaha, Dan pada tahun 2005 tingkatrentabilitas~KPBS — mengalami —penurunan dari Rp.13.062.775.576,10 menghasitkan laba Rp.714.527.510,40 atau sebanding dengan Rp.1,00 ekuitas menghasilkan Rp. 0,055. Ditinjau dari tingkat rentabilitas, kinerja keuangan KPBS mengalami penurunan sebesar 4,02% dari tahun sebelumnya yang asalnya 5,69% menjadi 5,46%, Maka secepatnya manajemen harus segera mengambil Keputusan yang tepat dalam menangani hal tersebut. 4. Analisis Rasio Aktivitas Analisis aktivitas mengukur berapa besamya aktiva KPBS menciptakan penjualan dan dapat dihitung dengan cara membandingkan antara penjualan dan pendapatan bersih dibandingkan dengan total aktiva, 89 Tabel 4.1.2.4 Analisis Rasio Aktivitas Keterangan Tahun Tahun Kenaikan’ 2004 (Rp) 2005 (Rp) Penurunan (%) Penjualan dan | 2.920.781.564,04 | 17.418.010.041,51 496,35 Pendapatan bersih Total Aktiva | 24.877.899.080,72 | 32.685.608.505,05 31,38 % 174 53,29 353,92 Sumber : Buku Laporan Tahunan KPBS Tahun Buku 2005 Penjualan dan pendapatan bersih yang diperoleh KPBS pada tahun 2004 adalah Rp.2.920.781.564,04 dan terjadi kenaikan yang sangat tinggi pada tahun 2005, menjadi Rp.17.418.010.041,51 atau sebesar 496,35 % dari tahun 2004. Dan untuk total aktiva yang digunakan dalam meneiptakan penjualan pada tahun 2005 mengalami kenaikan dari tahun 2004 dari Rp.24.877.899.080,72 meningkat sebesar 31,38 % pada tahun 2005 menjadi Rp.32.685.608.505,05, Untuk tingkat aktivitas KPBS pada tahun 2004, kemampuan total aktiva sebesar Rp.24.877.899.080,72 dapat menghasilkan Penjualan dan pendapatan bersih sebesar Rp.2.920,781.564,04 atau dari Rp 1,00 aktiva dapat menghasilkan Rp. 0,12 penjualan dan pendapatan bersih. Kemampuan total aktiva sebesar Rp. 32.685.608,505,05 pada tahun 2005 dapat menghasilkan penjualan dan pendapatan bersih sebesar Rp. 17.418.010.041,51 atau untuk setiap Rp.0.53 penjualan dan pendapatan bersih dihasilkan dari Rp.1,00 total aktiva. Ditinjau dari tingkat aktivitas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan KPBS mengalami kenaikan yang sangat tinggi dari 11,74% menjadi 53,29%, atau meningkat sebesar 353,92%. 90 5. Analisis Laba Kotor Analisis laba kotor dapat digunakan dalam perencanaan keuangan KPBS, Perhitungan faba kotor dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara penjualan dengan laba kotor. Tabel 4.1.2.5 Analisis Laba Kotor Keterangan Tahun Tahun Kenaikan’ 2004 (Rp) 2005 (Rp) Penurunan (°%) Penjualan dan | 132,250.715.370,57 | 148.286.077.274,04 10.81 Pendapatan HPP dan | (129.329.933.806,53) | (130.868.067.232,53) 1,20 Pembiayaan Laba Kotor 2.920.781.564,04 | 17.418.010.041,51 496,35 % 2,21 11,75 431,67 Sumber : Buku Laporan Tahunan KPBS Tahun Buku 2005 Seperti telah dijelaskan diatas penjualan dan pendapatan KPBS mengalami peningkatan sebesar 10.81% pada tahun 2005. Pada tahun 2004 penjualan dan pendapatan adalah Rp.132.250.715.370,57 dan pada tahun 2005 menjadi Rp.148.286.077.274.04. Dan untuk Harga Pokok Penjualan dan Pembiayaan meningkat sebesar 1,20% dari Rp. 129.329.933.806,53 pada tahun 2004 menjadi Rp.130.868.067.232,53 di tahun 2005. Maka Laba kotor untuk tahun 2005 meningkat sangat tinggi dari tahun 2004 yaitu sebesar 496,35% dari Rp. 2.920.781.564.04 menjadi Rp, 17.418.010.041,51 Analisis laba kotor dapat melihat apakah koperasi dapat mengalokasikan dana secara efektif dan efisien dalam menghasilkan penjualan dan pendapatan, Pada tahun 1 2004 dalam setiap Rp.1,00 penjualan menghasilkan Rp.0,02 kaba kotor dan meningkat pada tahun 2005 sebesar 431,67% menjadi Rp.17.418.010.041,51 dimana setiap Rp.1,00 penjualan dan pendapatan KPBS dapat menghasilkan Rp.0.12 laba kotor. Ditinjau dari peningkatan atas laba kotor yang sangat tinggi, hal ini juga ‘menunjukkan peningkatan atas kinerja keuangan koperasi. 4.1.3 Penggunaan Analisis Rasio Keuangan dan Analisis Laba kotor dalam mengukur ja Keuangan KPBS. Penggunaan analisis laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan KPBS salah satunya adalah untuk mengetahui apakah KPBS telah melakukan kegiatannya secara efektif dan cfisien atau tidak. Sclain itu juga analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen KPBS dalam menentukan segala keputusan tentang segala kegiatan di setiap bidang usaha KPBS. Adapun analisis laporan keuangan juga berperan dalam berbagai hal seperti 1.Penentuan Sisa Hasil Usaha Periode Yang Akan Datang Setelah analisis terhadap laporan keuangan dilakukan, maka pihak manjemen dalam hal ini pihak pengurus dapat mengambil keputusan tentang penentuan sisa hasil usaha untuk tahun yang akan datang, Yakni dengan memperhatikan kinerja keuangan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya. Untuk tahun 2006 sisa hasil usaha ditentukan sebesar Rp.800.993.935,60. Jumlah ini ditentukan oleh kinerja keuangan tahun 2005 serta pertimbangan-pertimbangan lain yang di ambil oleh para pengurus. 92 2.Pengambilan Keputusan Investasi Berdasarkan analisis laporan Keuangan yang dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan KPBS. Hal ini dapat membantu pengurus dalam mengambil keputusan tentang investasi yang akan dilakukan, Setelah melihat kinerja keuangan tahun 2005, pihak pengurus merencanakan akan melakukan penambahan dan perbaikan beberapa jumlah aktiva tetap untuk setiap unit usaha yang ada di KPBS dan berusaha_menambah unit usaha di beberapa daerah seperti mengusahakan kepemilikan MT Goha atau membangun Cooling Unit di Cibeureum/Goha dan Cisabuk/Wanasuka. 3.Meningkatkan Efisiensi Dari analisis rasio keuangan dan analisis laba kotor dapat diketahui bahwa agian besar pengurus KPBS sudah dapat meningkatkan atau memperbaiki kinerja Keuangannya. Untuk tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan Iaba kotor pada KPBS telah menunjukkan peningkatan kinerja keuangan yang sangat baik, Tetapi untuk tingkat rentabilitas. yang mengukur kemampuan seluruh ekuitas dalam ‘menghasilkan sisa hasil usaha, KPBS perlu meningkatkan efektivitas dan efisiensiny karena dibandingkan tahun 2004, pada tahun 2005 tingkat rentabilitasnya lebih kecil. Maka untuk mengatasi hal tersebut_ pengurus merencanakan beberapa hal dibawah i diantaranya: a) Mengusahakan menghimpun saham anggota, b) Mengusahakan menyempurnakan sistem penerimaan kualitas dan kuantitas produksi susu, salah satunya dengan mengusahakan penggantian alat 93 pengujian Milkana superior dengan alat pengujian Lackto Scan bua Bulgaria, ©) Mengusahakan meningkatkan volume penjualan susu non IPS. 4) Mengusahakan menyempurnakan sistem penerimaan dan distribusi serta adn strasi pada unit usaha barang dan pakan temnak. €) Mengusahakan peninjauan harga RC setiap tuga bulan sekali pada unit usaha PMT Cirebon f) Mengusahakan pengembangan pembibitan melalui pemeliharaan sapi laktasi dan dara dengan komposisi 50:50. g) Optimalisasi pengelolaan reproduksi dan kemampuan produksi sapi perah. h) Mengusahakan penyaluran dana kepada anggota dan masyarakat agar kualitas Aktiva Produktif tetap sehat 4.Penentuan Kebijakan Antisipasi Hutang Berdasarkan, igkat likuiditas dimana mengukur tingkat pemenuhan aktiva Jancar dalam menutupi kewajiban lancar, pada tahun 2005 mengalami peningkatan dari 147,39 % mengalami kenaikan 4,32 % menjadi 153.76 %. Dan berdasarkan tingkat solvabilitas KPBS, dimana pada tahun 2004 tingkat solvabilitas 51,19 % dan meningkat menjadi 57, 54 % bertambah sebesar 12,40 %. Melihat dari peningkatan likuiditas dan solvabilitas KPBS maka ditentukan kebijakan untuk mengantisipasi hhutang jangka panjang maupun jangka pendeknya. Kebi kan tersebut_berupa Cadangan yang diambil sebesar 20% dari sisa hasil usaha per tahun, Sejauh ini KPBS dapat dikatakan sebagai koperasi yang likuid dan solvabel. 94

Вам также может понравиться