Вы находитесь на странице: 1из 6

One Way Flow

Dalam melakukan desain bangunan CSSD maka terdapat dua hal yang diperhatikan. Yang
pertama adalah ketersediaan lima bagian bangunan CSSD seperti artikel terdahulu. Dan yang
kedua yaitu alur barang yang satu arah, disebut dengan istilah One way flow.
Dalam alur barang one way flow maka gerak barang akan searah sehingga tidak ada arus
balik. Gerak barang akan dimulai dari area dekontaminasi berlanjut ke area pengemasan, area
sterilisasi, area penyimpanan, dan area distribusi secara teratur secara searah. Tidak ada alur
barang dari area sterilisasi kembali ke area dekontaminasi kemudian ke area penyimpanan
dan distribusi. Alur tersebut menyalahi kaidah one way flow.
One Way Flow akan mengurangi resiko kontaminasi terhadap barang yang sudah disterilkan.
Barang kotor yang berada di area steril dapat mengkontaminasi barang steril meskipun
barang steril berada dalam kemasan. Barang steril yang terkontaminasi akan sangat
berbahaya bagi pasien yang menggunakan barang tersebut. Resiko infeksi nosokomial akan
meningkat termasuk di dalamnya adalah infeksi luka operasi.
Dalam membentuk bangunan CSSD yang memenuhi kaidah one way flow maka perlu
dilakukan penyekatan antar ruang. Terdapat sekat antara ruang dekontaminasi dengan ruang
pengemasan dan sterilisasi serta antara ruang pengemasan dan sterilisasi dengan ruang
penyimpanan. Sekat antara ruang tersebut akan membatasi pergerakan barang dan personel.
Sementara itu aliran udara di tiap ruang juga tidak akan tercampur dengan bantuan ventilasi
dan sistem pengaturan udara yang baik.
Sekat antar ruang tidak hanya menghalangi pergerakan barang dan personel. Bila hanya
menghalangi pergerakan barang dan personel maka penggunaan partisi multiplek dapat
digunakan. Namun pada desain one way flow CSSD tetap memperhitungkan sistem
keselamatan. Penggunaan partisi yang menghalangi pandangan antar ruang dapat mengurangi
sistem deteksi bila terjadi bencana kebakaran. Partisi yang tertutup pada umumnya juga
membuat pekerja terutama pekerja wanita merasa tidak nyaman karena suasana yang sunyi.
Sehingga disarankan untuk menggunakan partisi yang tetap memungkinkan antar ruang tetap
terlihat. Penggunaan multiplek pada bagian bawah partisi dan kaca pada bagian atas
disarankan untuk partisi ini. Sehingga partisi dapat memberikan penyekatan yang baik dan
tetap menjamin keamanan dan kenyamanan pekerja.
Bila alur barang telah dibatasi dengan partisi antar ruang dan dapat berpindah ruang apabila
telah, bagaimana dengan perpindahan personel? Apakah tiap ruangan harus memiliki
personel khusus. Keterbatasan SDM menjadi masalah klasik di semua rumah sakit. Termasuk
di CSSD dimana kekurangan SDM menjadi masalah yang belum terpecahkan. Sehingga
setiap personel CSSD perlu bekerja pada dua ruangan yang berbeda. Perpindahan personel
antar ruang dapat pula menyebabkan kontaminasi pada barang yang telah disterilkan.
Terdapat prsedur yang perlu dilakukan mengenai perpindahan personel antar ruang.
Personel yang berpindah antar ruang wajib melewati area transfer antar ruang. Pada area
transfer terdapat fasilitas untuk berganti baju dan cuci tangan. Baju untuk tiap area adalah
spesifik dan harus digunakan secara tepat. Cuci tangan wajib dilakukan setiap personel. Cuci
tangan dapat dilakukan menggunakan air dan sabun maupun menggunakan cairan berbasis

alkohol. Alas kaki personel juga harus berganti untuk menghindari kotoran yang terbawa dari
tiap area.

Diposkan oleh Konsultasi CSSD di 16.25 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Link ke posting ini
Label: cssd

Kamis, 05 Januari 2012


Area Utama di CSSD
Kegiatan CSSD meliputi 5(lima) pekerjaan utama. Dekontaminasi dan pencucian, Inspeksi
dan Pengemasan, Sterilisasi, Penyimpanan, dan Distribusi. Masing-masing kegiatan
mempunyai area khusus yang mendukung pekerjaan tersebut.
Area dekontaminasi dan pencucian merupakan area dimana barang dan instrumen kotor yang
dapat diproses ulang berada. Di area ini barang dan instrumen tersebut didekontaminasi
menggunakan disinfektan yang sesuai dan dicuci bersih. Sehingga setelah melalui area ini
barang dan instrumen yang kotor dan terkontaminasi dapat diproses secara aman. Proses
dekontaminasi dan pencucian dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan cara
otomatis menggunakan mesin. Bahan deterjen kimia dan disinfektan mempunyai peranan
yang penting di area ini.
Area inspeksi dan pengemasan menjadi tempat selanjutnya untuk barang dan instrumen yang
telah mengalami dekontaminasi dan pencucian. Instrumen yang telah dicuci dilakukan
inspeksi untuk mengetahui adanya kerusakan. Instrumen yang rusak akan disingkirkan agar
tidak digunakan lagi. Pengemasan menggunakan pengemas sekali pakai maupun
menggunakan pengemas rigid yang digunakan berulang. Pengemasan linen yang digunakan
untuk operasi dilakukan di ruang tersendiri. Pengemasan linen perlu dipisahkan karena linen
mengeluarkan serat-serat yang dapat menggagalkan proses sterilisasi. Serat-serat tersebut
juga dapat mengganggu kesehatan pekerja, sehingga pada ruang pengemasan linen perlu
ditambahkan aliran udara ke luar gedung. Pengemasan kapas dan kasa juga perlu ditempatkan
di tempat tersendiri karena alasan yang sama dengan linen.
Area sterilisasi tempat mesin sterilisasi berada. Metode sterilisasi yang tersedia di rumah
sakit sebaiknya terdiri dari dua jenis. Metode sterilisasi suhu tinggi dan sterilisasi suhu
rendah. Sehingga semua jenis barang dan instrumen yang perlu disterilkan dapat disterilkan
di CSSD. Metode sterilisasi suhu tinggi yang paling diumumkan adalah sterilisasi uap.

Metode sterilisasi suhu rendah memiliki bermacam jenis, dapat menggunakan Etilen oksida,
Formaldehida, Hidrogen peroksida, maupun Gas Plasma. Pemilihan sterilisasi suhu rendah
memperhatikan kebutuhan rumah sakit.
Area penyimpanan merupakan tempat dimana barang dan instrumen disimpan sebelum
dikirimkan untuk digunakan pada pasien. Area penyimpanan harus mengikuti kaidah clean
room, dimana terdapat beberapa persyaratan yang membutuhkan pengaturan. Pengaturan
suhu dan kelembaban, pembatasan lalu lintas personel, ventilasi agar bertekanan positif, dan
mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu. Bila terdapat inventaris yang
mencukupi, maka akan banyak barang dan instrumen yang berada disini. Dibutuhkan sistem
penyimpanan yang baik.
Area distribusi bertanggung jawab pada ketersediaan instrumen dan barang steril yang
dibutuhkan oleh pasien. CSSD harus menjamin ketersediaan dengan mempertahankan par
level. Sistem distribusi harus dibuat seefisien dan seefektif mungkin. Meminimalisir personel,
mengurangi waktu simpan namun tetap siap untuk keadaan darurat. Di area distribusi juga
harus tersedia disinfektan untuk membersihkan kereta dari ruangan perawatan pasien yang
membawa barang atau instrumen steril.
Selain lima ruangan utama di atas, terdapat beberapa ruangan pendukung CSSD. Area
pimpinan dan adminstrasi diperlukan sebagai penyokong pekerjaan fungsional. Begitu pula
ruang ganti baju, agar pekerja CSSD berganti baju saat kerja, tidak menggunakan baju yang
dipakai dari rumah. Ruang santai atau ruang istirahat juga diperlukan karena beban kerja
pekerja CSSD termasuk berat.

Diposkan oleh Konsultasi CSSD di 12.53 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Link ke posting ini

Rabu, 04 Januari 2012


Tugas dan Fungsi CSSD
CSSD memberikan pelayanan pemrosesan barang dan instrumen kotor menjadi barang bersih
maupun steril. Unit dekontaminasi melakukan pembersihan barang dan instrumen kotor agar
aman bagi pekerja dan siap dilakukan pengemasan. Unit pengemasan melakukan pengecekan

barang dan instrumen mengenai kelayakan barang tersebut serta melakukan pengemasan agar
sterilitas dapat terjaga. Unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instumen yang telah
dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang optimal. Unit
penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan melakukan penjaminan kualitas
barang dan instrumen steril. Unit distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang
membutuhkan barang tersebut.
Komunikasi antar unit di CSSD harus berjalan dengan baik agar tidak terjadi saling lempar
tanggung jawab. Komunikasi yang efektif juga dapat mencegah terjadinya miskomunikasi
dalam membedakan barang yang sudah disterilkan dengan yang belum disterilkan. Kondisi
steril merupakan jaminan, CSSD merupakan bagian yang harus memberikan jaminan
sterilitas.
Beberapa fungsi CSSD antara lain:

Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang membutuhkan

Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat

Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang steril
lainnya

Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi, pencucian,


sterilisasi dan pengiriman barang steril

Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan set
operasi di seluruh lingkungan rumah sakit

Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrumen

Melakukan monitorin dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi sesuai


dengan arahan komite pengendalian infeksi

Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya

Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya operasional

Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan yang
berlaku

Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan pemrosesan


dan sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan
dan implementasi metode baru

Fungsi lainnya dapat berkembang sesuai dengan berkembangnya metode sterilisasi dan
berkembangnya rumah sakit.

Diposkan oleh Konsultasi CSSD di 14.26 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Link ke posting ini
Label: cssd, rumah sakit

Apa itu CSSD?


CSSD merupakan singkatan dari Central Sterile Supply Department. Bagian di institusi
pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang mengurus suplai dan peralatan bersih atau steril.
CSSD melayani suplai barang bersih dan steril yang digunakan di rumah sakit secara
terpusat, tidak ada bagian lain yang mengurusi barang bersih dan steril. Kegiatan utama di
CSSD adalah pembersihan, penyiapan, pemrosesan, sterilisasi, penyimpanan, dan distribusi
ke pasien.
Hingga tahun 1940-an kegiatan sterilisasi dilakukan di unit pemakai yang membutuhkan
barang steril. Sehingga terdapat duplikasi peralatan maupun personel yang menyebabkan
ketidakefisienan proses kerja di rumah sakit. Selain itu proses yang dilakukan tidak dapat
seragam, menyebabkan sulitnya mencapai hasil sterilisasi dengan kualitas tinggi secara terus
menerus. Sistem yang terpusat dibutuhkan dengan meningkatnya tindakan operatif,
bermacamnya instrumen operasi dan kebutuhan barang steril di ruangan. Kemajuan teknologi
yang meningkat juga memungkinkan adanya sistem pemrosesan yang tersentral. Pemrosesan
yang tersentral akan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga berorientasi pada patient
safety.
Istilah CSSD dapat berbeda di setiap rumah sakit. Dapat disebut Central Service, Central
Supply ataupun Theatre Sterilization Unit. Di Indonesia selain CSSD dikenal sebagai Pusat
Sterilisasi atau Sterilisasi Sentral. Apapun nama yang melekat, semuanya memiliki tugas
yang sama dalam penyediaan barang bersih dan steril di rumah sakit. Semua memiliki unit
dekontaminasi, penyiapan, sterilisasi, penyimpanan dan distribusi ke pasien.
CSSD membutuhkan dukungan bagian lain di rumah sakit untuk melakukan pelayanan yang
baik. Dukungan logistik untuk persuratan, linen dan transfer pasien dibutuhkan oleh CSSD.
Sehingga hubungan yang baik antar bagian yang didukung oleh pimpinan rumah sakit
merupakan syarat mutlak pelayanan yang prima.
CSSD perlu melakukan koordinasi dengan banyak bagian lain, seperti bidang keperawatan,
instalasi bedah, komite pengendalian infeksi, farmasi dan tata usaha. Koordinasi yang
dilakukan berupa laporan kegiatan untuk kemajuan rumah sakit.
Struktur organisasi CSSD akan bervariasi sesuai dengan beban pekerjaan yang dipunyai.
Struktur organisasi CSSD di rumah sakit besar akan berbeda di rumah sakit kecil. Struktur
organisasi harus bisa meliputi pelayanan minimum CSSD berupa pemrosesan ulang dan
distribusi. Struktur organisasi dapat dikembangkan bila memang dibutuhkan. Misalnya
membuat unit penelitian yang dapat mengevaluasi proses dan meningkatkan kualitas layanan.

Вам также может понравиться