Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cleaning, desinfeksi, dan sterilisasi merupakan proses yang merusak (membunuh)
microorganisme yang terdapat pada alat-alat, permukaan lingkungan dan kulit. Yang
mana proses tersebut tergantung dari resiko yang berkaitan dengan pengguanaannya
masing-masing, target microorganismenya dan kemampuan untuk bertahan terhadap
proses dekontaminasi.Sterilisasi merupakan suatu proses fisikal dan kemikal yang
menghilangkan dan membunuh semua bentuk microorganisme, termasuk bakteri
endospore.Desinfeksi merupakan suatu proses
sterilisasi yang melayanai proses sterilisasi dari seluruh unit yang ada dari Rumah Sakit.
Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah
resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indicator
keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi
1
Pedpel/KBD/02/Rev.00
2
Pedpel/KBD/02/Rev.00
pada
instrumen/alat
bedah
dengan
menggunakan
larutan
berikutnya. Packing adalah proses pengepakan satu set instrumen bedah dengan
menggunakan kain, kertas krep packing maupun pouches, sehingga sterilitas isi set
tetap terjaga.
Proses pelabelan adalah proses pemberian label pada setiap set indtrumen yang
sudah dipak, pada label berisi informasi nama alat, tanggal sterilisasi, tanggal
kadaluwarsa dan nama petugas penyeteril.
7. Proses desinfeksi dan sterilisasi
4
Pedpel/KBD/02/Rev.00
Proses pelaporan adalah proses pencatatan dan pelaporan semua aktivitas /proses
pencucian/dekontaminasi , seting dan packing, sterilisasi , monitoring dan distribusi
semua jenis alat yang dilayani oleh CSSD.
1. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437 )
4. Undang-undang Republik Indonesia No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah
antara
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Propinsi
dan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 148 tahun 2010 tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktik keperawatn
7. Keputusan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/2006
tentang Pedoman organisasi rumah sakit Umum
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1457/Menkes/SK/XII/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota
6
Pedpel/KBD/02/Rev.00
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
No
Jenis Tenaga
Pendidikan Formal
Sertifikasi
Jumlah
.
- D III Keperawatan Pelatihan
1
Kepala
dengan
Unit
Managemen CSSD
CSSD
5 tahun
pelatihan PPI
Pelaksana
CSSD
Deseminasi CSSD
B. Distribusi Ketenagaan
Jadwal Dinas
Dinas Pagi
(Pukul 07.00-14.00)
Dinas Sore
(Pukul 09.50-17.00)
Jenis Tenaga
Jumlah
1 Orang
- Orang
Pelaksana CSSD
- Orang
Dinas malam
7
Pedpel/KBD/02/Rev.00
(pukul 21.00-07.00)
Pelaksana CSSD
- Orang
C. Pengaturan Jaga
1. Jaga pagi
Jam kerja mulai pukul 07.00-14.00 atau selama 7 jam
1 orang bertugas di bagian pencucian dan dekontaminasi sedang 1 orang lainya
bertugas di ruang sterilisasi yang merangkap bagian distribusi
2. Jaga siang
Jam kerja mulai pukul 14.00-21.00 atau selama 7 jam
1 orang bertugas di bagian pencucian dan dekontaminasi sedang 1 orang lainya
bertugas di ruang sterilisasi yang merangkap bagian distribusi
3. Jaga malam
Jam kerja mulai jan 21.00-0700, atau 10 jam kerja
1 orang bertugas untuk semua pelayanan CSSD
8
Pedpel/KBD/02/Rev.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
1. Kondisi Bangunan Dan Prasarana fisik
No
.
1
2
3
4
JENIS KELENGKAPAN
KETERANGAN
Gedung
Ventilasi
Penerangan (Lampu)
m2
Menggunakan dinding kaca
Mengacu pada pedoman, 100-200
lux
menggunakan air bersih dengan RO
9
Pedpel/KBD/02/Rev.00
5
6
processing
220 x 380 volt
Setiap ruang dipisahkan oleh dinding
Daya Listrik
Tata Ruang :
material
yang
mudah
dibersihkan
a. Ruang
dekontaminasi
exhaust fan
b. Ruang bersih
c. Ruang steril
Tempat
Penampungan
Tempat
Penampungan
/ Limbah
cair
B3
seperti
cidex
tajam
selanjutnya
pemusnahan
dengan
dilakukan
incenerator,
JENIS PERALATAN
JUMLAH
10
Pedpel/KBD/02/Rev.00
JENIS PERALATAN
Indikator tape
Pouches packing
Sterilite
Cidex
Attes
Kertas label
Detergent ph netral/enzymatic
JUMLAH
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Alur pelayanan
Instrumen kotor yang di tempatkan pada kontainer instrumen kotor dikirim ke CSSD
oleh petugas ruangan melalui loket penerimaan barang kotor untuk selanjutnya di kelola
11
Pedpel/KBD/02/Rev.00
instrumen yang terdiri dari beberapa bagian harus dilepaskan dan kemudian
direndam. Perendaman instrumen menggunakan larutan deterjen PH Netral
/larutan enzimatic
Instrumen berongga/berlumen
bertekanan
: Menggunakan handuk halus untuk bagian dinding
luar dan menggunakan udara bertekanan untuk
meniup rongga
13
Pedpel/KBD/02/Rev.00
2) Kain/linen
3. Proses pelabelan
Proses pelabelan adalah proses pemberian label pada setiap set intrumen yang sudah
dipak, pada label berisi informasi nama alat, tanggal sterilisasi, tanggal kadaluwarsa
dan nama petugas
tape ekternal
Pedpel/KBD/02/Rev.00
berbagai jenis bahan plastik adalah penting untuk menjaga konsentrasi pada
tingkat yang tepat. Untuk mencapai ETO ini kadang-kadang ditambahkan ke
ruangan setelah beberapa saat. Ini adalah sangat penting untuk memastikan
tingkat konsentrasi yang tepat dari ETO dalam ruang untuk mencapai sterilisasi
yang efektif dan aman.. Guideline for disinfection and sterilization in healthcare
facilities, 2008
Untuk alat yang tidak dapat dilakukan dengan sterilisasi uap maupun suhu rendah dapat
dilakukan dengan desinfeksi tingkat tinggi. Di RSUD Blambangan Banyuwangi
desinfeksi dilakukan dengan kimia.
Kimia
Desinfektan yang digunakan adalah aniosme ddi 2%
Pengenceran dengan perbandingan dan harus diganti baru setelah 2 minggu atau kalau
sudah terlihat kotor sekali. Ini digunakan untuk alat endoscopy.
container alat steril mengambil alat melalui loket khusus pengambilan barang steril yaitu
pada loket yang bercat hijau. Pada saat serah terima petugas ruangan harus verifikasi
ulang tentang kesterilan alat yaitu dengan melihat label, perubahan warna indikator tape,
keutuhan packing. Jika ditemukan kerusakan packing maupun indikator tape yang tidak
ada perubahan maka alat harus dikembalikan untuk diproses ulang. Pada saat serah
terima petugas CSSD dan Petugas Ruangan harus menulis pada logbook serah terima
6. Proses monitoring dan evaluasi
Proses monitoring dan evaluasi adalah proses pemantauan proses dan hasil sterilisasi
yaitu dengan melakukan monitoring mekanik, kimia dan biologi.
1. Pemantauan mekanik ( mechanical monitoring)
Pemantauan dilakukan dengan mencatat proses waktu steril, suhu dan pemantauan
tekanan. Di print terus dicatat di log book
2. Pemantauan kimiawi ( chemical monitoring)
Pemantauan kimiawi dilakukan dengan dengan memberikan indikator tape ekternal
dan internal. Indikator akan menunjukan adanya perubahan strip warna dari warna
terang menjadi gelap. Pada pemakaian pouches packing indikator internal tidak
diberikan. Untuk autoclave dilakukan uji kebocaran pompa vaccum dengan
menggunakan bowie-Dick Test, pengujian dilakukan setiap hari pada pagi hari dalam
kondisi kosong sebelum alat digunakan. Saat ini autooclave yang ada belum dapat
dilakukan uji bowie dick karena belum menggunakan pompa vakum
3. Pemantauan biologi (biological monitoring)
Pemantauan biologi dilakukan dengan uji mikrobiologi pada spora (Attes) yang di
masukan pada mesin Autoclave. Indikator biologi dinilai melalui proses pembiakan
spora yang di tanam setelah dimasukan dalam autoclave, jika tidak ada pertumbuhan
maka kualitas steam dikatakan masih memenuhi standar sterilisasi. Proses monitoring
dengan indikator biologi dilakukan setiap dua minggu sekali. Sedangkan swab pada
dinding bagian dalam autoclave dan alat yang sudah di steril dilakukan enam bulan
sekali.
7. Proses pelaporan
18
Pedpel/KBD/02/Rev.00
Proses pelaporan adalah proses pencatatan dan pelaporan semua aktivitas /proses
pencucian/dekontaminasi, seting dan packing, sterilisasi, monitoring dan distribusi
semua jenis alat yang dilayani oleh CSSD
1) Harian
Pelaporan harian dibuat setiap shift jaga meliputi:
Jumlah set instrumen dan linen masuk dan yang diseteril
Jumlah set instrumen yang sudah didistribusikan
Frekuensi pemakaian mesin
Kondisi mesin termasuk adanya masalah teknis yang muncul
Kecukupan Stok BHP
Laporan insiden
2) Bulanan
Laporan utilisasi mesin sterilisasi
Laporan mutu (uji mekanik, kimia dan biologi)
Inventaris instrumen dan peralatan
Laporan stok opname BHP
3) Tahunan
Laporan hasil uji kalibrasi alat
Evaluasi mutu pelayanan
BAB V
LOGISTIK
A. Perencanaan
Perencanaan Barang rutin dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan melihat sisa stok
yang ada, sementara itu untuk barang non rutin seperti adanya penambahan dan atau
penggantian alat baru disusun dan di usulkan melalui program kerja dan anggaran
Tahunan unit CSSD
1. Barang rutin
CSSD melakukan inventarisasi kebutuhan BHP rutin tiap 2 minggu, dengan melihat
stok opname yang ada, kemudian membuat permintaan untuk beberapa jenis BHP
yang memang stok menipis, dengan menggunakan Print out permintaan barang dan
19
Pedpel/KBD/02/Rev.00
diketahui oleh kepala ruang dan kepala Bagian bon permintaan/anfrah diserahkan
pada gudang farmasi. Yang termasuk barang BHP misalnya larutan enzimatic,
pouches,alat kantor dan lain lain
Untuk usulan BHP/ Alkes yang baru : usulan di tulis pada lembar formularium
Rumah sakit untuk selanjutnya diteruskan pada bagian pembelian
2. Barang non rutin
Pengadaan barang non rutin dilihat berdasar pada urgensi pemakaian, untuk yang
segera dipakai maka permintaan di tulis pada lembar permintaan dan selanjutnya
diketahui oleh kepala ruang dan kepala bagian kemudian diserahkan pada bagian
pembelian rumah sakit. Untuk barang/alat yang tidak segera dipakai maka usulan
pengdaan bisa dilakukan melalui Program Kerja dan Anggaran Tahunan Unit CSSD
Namun jika ada kebutuhan pengadaan barang non rutin dapat dilakukan sewaktu
waktu
2.
Tempat penyimpanan.
3.
Suhu / kelembaban
4.
Sirkulasi udara.
20
Pedpel/KBD/02/Rev.00
adalah penyusunan
prosedur dan formulir pengeloaan persedianan bahan mulai dari pemesanan sampai
dengan penyimpanan.
Prosedur Persediaan Bahan yang harus dimiliki CSSD, yaitu :
21
Pedpel/KBD/02/Rev.00
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Unit CSSD tidak terkait langsung dengan SKP sehingga hanya mendukung
Implementasi SKP meliputi:
Sasaran I Ketepatan Identifikasi Pasien
Sasaran II Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Sasaran III Peningkatan Keamanan Obat Kewaspadaan Tinggi
Sasaran IV Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Pada Pembedahan
Sasaran V Menurunkan Resiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
Sasaran VI Menurunkan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh
22
Pedpel/KBD/02/Rev.00
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Penanganan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja disini adalah kecelakaan yang terjadi dari karyawan berangkat
dari rumah ke tempat kerja, kejadian di tempat kerja dan dalam perjalanan dari tempat
kerjake rumah dengan rute yang sama. Bila terjadi kecelakaan kerja , karyawan yang
bersangkutan / keluarga karyanwan / rekan kerja melaporkan kepada kepala bagian
terkait untuk seterusnya dilaporkan ke bagian SDM paling lambat dalam waktu 2 x 24
jam. Penanganan
Apabila kecelakaan terjadi diluar RSUD Blambangan maka penanganan dapat dilakukan
di fasilitas kesehatan terdekat untuk selanjutnyadi tangani atau di rujuk RSUD
Blambangan
B. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1. Area kotor
APD yang dipakai adalah wear pack, Google, apron, Masker. Sarung tangan rumah
tangga, sepatu/sandal tertutup
2. Area bersih
APD yang dipakai adalah wear pack, sandal, masker, penutup kepala
3. Area kering
APD yang di pakai adalah wear pack, sandal, masker, penutup kepala,sarung tangan
kain anti panas
C. Program Pemeriksaan Kesehatan
1. Pemeriksaan Kesehatan Prakerja
Merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum karyawan bekerja di
RSUD Blambangan, meliputi : pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah rutin,
23
Pedpel/KBD/02/Rev.00
24
Pedpel/KBD/02/Rev.00
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Kalibrasi Alat
Sesuai dengan perundangan yang berlaku ,mesin autoclave dilakukan kalibrasi 1
(satu) kali dalam setahun. Kalibrasi dilakukan oleh pihak eksternal, yaitu badan/lembaga
kalibrasi peralatan medis yang sudah terakreditasi. Penjadwalan Kalibrasi alat disusun
instalasi CSSD dan diajukan kebagian IPSRS untuk selanjutnya dapat dilanjutkan ke
pihak eksternal. Peralatan terkalibrasi, diberikan stiker terkalibrasi dan pada kartu
maintenance di tuliskan waktu kaliibrasi dan nama petugas/vendor.
Kalibrasi internal pada mesin autoclave dilakukan dengan menggunakan test Bowie Dick,
untuk mengetahui kelaikan autoclave untuk proses sterilisasi. Test ini bertujuan untuk
mengetahui adanya kebocoran sistem vaccum. Hasil uji dilakukan pencatatan pada log
book, bukti media uji dilakukan penyimpanan sebagai barang bukti
B. Preventive Maintenance Alat
Secara berkala dilakukan pencatatan terhadap pemakaian alat yang meliputi :
1. Mesin autoclave:
Pencapaian suhu
Tekanan dalam mesin
Waktu proses sterilisasi
2. Mesin low temperatur
Pencapaian target suhu
Waktu proses
Pemeliharaan rutin dilakukan dengan membersihkan fisik mesin dari kotoran debu
25
Pedpel/KBD/02/Rev.00
26
Pedpel/KBD/02/Rev.00
BAB IX
PENUTUP
Demikianlah pedoman ini disusun sebagai acuan dalam menjalankan pelayanan
CSSD. Pedoman ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu pedoman pelayanan CSSD ini
akan ditinjau kembali setiap 2 sampai 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar
akreditasi, baik Akreditasi Nasional 2015 maupun standar Internasional/JCI
.
Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal
Direktur,
27
Pedpel/KBD/02/Rev.00