Вы находитесь на странице: 1из 25

MAKALAH

Laporan tentang pergadaian dan perkoperasian

Lisa Oktaviani

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI..ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.1
Rumsan Masalah...1
Tujuan Penulisan...2
BAB II PEMBAHASAN
Sejarah Perkembangan di
Indonesia.3
Pengertian
Koperasi..4
Konsep Koperasi...5
Cirri-ciri ...5
Unsur-unsur
Koperasi...6
Fungsi dan Peranan
Koperasi6
Prinsip7
Tujuan Koperasi.8
Bentuk Koperasi.9
Kelebihan dan kekurangan
Koperasi11
Contoh Kasus12

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan Makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas Ekonomi dengan judul
Pegadaian dan Perkoperasian
Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli
atau membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang
kebutuhan yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang
dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau tidak mau kita mengurangi untuk
membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk
keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai
cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.
Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi
tugas sekolah.

A. Pengertian Pegadaian
Gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150,
gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang
yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang lain
atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut
memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan
barang bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila pihak
yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di
Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke
masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undangundang Hukum Perdata Pasal 1150 diatas.
B. Sejarah Pegadaian
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda
(VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang
memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan
di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda
(1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan
masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal
mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun
metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek
rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan
pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel
diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada
umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel
tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana
pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam
menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan
apa yang disebut dengan cultuur stelsel dimana dalam kajian tentang
pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian
ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan
manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131
tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan
monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara
pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April
diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan
Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan
perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat
Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan
Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan
Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut Sitji
Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang
bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M.
Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan
Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang
yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa
Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca
perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan
Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa
ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan
Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969
menjadi
Perusahaan
Jawatan
(PERJAN),
selanjutnya
berdasarkan
PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi
menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin
dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public
service obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan
kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada
Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam
situasi yang tidak menguntungkan.
C. Kegiatan Usaha Pegadaian
Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan keuangan yaitu :

1.

Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan
kegiatan usahanya berasal dari :
a)

Pinjaman jangka pendek dari perbankan

b)
Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini
(sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun)
c)
Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada
rekanan, utang kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus
dibayar, pendapatan diterioma dimuka, dan lain-lain)
d)

Penerbitan obligasi

e)
Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali
menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun.
Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliardan
penerbitan yang kedua kalinya adalh pada tahun 1994 juga sebesar Rp
25 miliar, sehingga sampai tahun 1994 total nilai obligasi yang telah
diterbitkan adalah Rp 50 miliar.

f)

Modal sendiri

Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari:


1)

Modal awal: kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205

2)

Penyertaan modal pemerintah

miliar

3)
Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba
sejak perusahaan pegadaian inio berdiri pada masa Hindia
Belanda.
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk
mendanai kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain
digunakan untuk hal-hal berikut:
a.

Uang kas dan dana likuid lain

Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan


seperti:kewajiban yang jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk
pembiayaan atas dasar hukum gadai, pembayaran pajak, dan lain-lain.
b.

Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris


Aktivas tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak
secara langsung dapat menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian
namun sangat penting agar kegiatan usahanya dapat dijalankan dengan
baik. Aktiva tetap dan peralatan ini antara lain adalah berupa tanah, kantor
atau bangunan, computer, kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.

c.

Pendanaan kegiatan operasional


Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak
kecil. Dana ini antara lain digunakan untuk: gaji pegawai, honor, perawatan
peralatan, dan lain-lain.

d.

Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk
pembiayaan datas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah
dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena
memang ini merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan
akan dapat menghasilkan keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk
mendapatkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah.
Penerimaan inilah yang merupakan penerimaan utama bagi Perum
Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan, meskipun tetap ,dimungkinkan
untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang lain seperti investasi
surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.

e.

Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai
kegiatan operasional maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat,
dapat ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek
dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum
Pegadaian, namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama
yang diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian
dapat memanfaatkan dananya untuk investasi dibidang property, seperti
kantor dan took. Pelaksanaan investasi ini biasanya bekerja sama dengan
pihak ketiga seperti pengembang (developer), kontraktor, dan lain-lain.

3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian

a.

Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai


Hal ini berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan
barang bergerak oleh penerima pinjaman.
b.
Penaksiran nilai barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini
mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah
berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan
digadaikan.
c.
Penitipan barang
Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa ini karena perusahaaan ini
mempunyai tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai.
d.
Jasa lain
Kantor Perum Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti:
a)

Penjualan Koin Emas ONH


Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan
untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.

b)

Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)

Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan


kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang
pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
c)
Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)
Kreasi merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan
kecil dengan konstruksi penjaminan secara fidusia (pengalihan hak
kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa
benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik benda) dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
d)
Kresna (Kredit Serba Guna)
Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai/karyawan dalam rangka
kegiatan produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.
e)
Galeri 24
Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual
perhiasan emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase perhiasan emas.
D. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
1. Barang yang dapat digadaikan

Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di


pegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barangbarang yng dapat digadaikan meliputi:
a.
Barang perhiasan
b.
Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara,
dan batu mulia.
c.

Kendaraan

d.

Mobil, sepeda motor, sepeda,dan lain-lain

e.

Barang elektronik

f.
Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player,
televise, dan lain-lain
g.

Barang rumah tangga

h.

Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain

i.

Mesin-mesin

j.

Tekstil

k.

Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan


sumber daya manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang
ditanggung oleh Perum Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang
berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak dapat digadaikan.
Barang-barang yang tidak dapat digadaikan meliputi :
a. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan
memerlukan cara pemeliharaan khusus
b. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak
c. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat
penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian.
d. Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
e.

Barang yang amat kotor

f.

Kendaraan yang sangat besar

g.

Barang-barang seni yang sulit ditaksir

h.

Senjata api, amunisi, dan mesiu

i.

Barang yang disewabelikan

j.

Barang milik pemerintah

k.
2.

Barang ilegal

Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang
bergerak sebagai jaminan pada loket yang telah ditentukan pada
kantor.pegadaian setempat. Mengingat besarnya jumlah pinjamna sangat
tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang
diterima dari calon peminjam terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh
petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah
mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan
penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman dasar penaksiran
telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar penaksiran atas suatu barang
bergerak dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang
dikelompokkan atas dasar jenis barang adalah sebagai berikut :

a.

Barang berkantong
1)

Emas

a)
Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar
taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman
untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan
harga yang terjadi.
b)

Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.

c)

Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

2)

Permata

a)
Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah
ditetapkan oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan pasar permata yang ada.
b)

Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata

c)

Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

3)

Barang gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)

a)
Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang.
Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan harga yang terjadi.
b)

Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak
ditentukan sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan
presentase tertentu. Sebagai contoh, emas yang menurut harga pasar
adalah senilai Rp 100.00, nilai taksirannya tidak sebesar Rp 100.000. Nilai
taksiran emas tersebut adalah sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar
88% ditentukan oleh Perum Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka baku
yang tetap sepanjang masa, dengan kata lain angka ini bisa mengalami
perubahan. Perum pegadaian sudah menetapkan pengali untuk berlian
adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah 83%, dan seterusnya. Nilai
taksiran inilah yang dijadikan acuan untuk menentukan besarnya pinjaman
yang akan diberikan kepada nasabah.
3.

Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan
besarnya pinjaman yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas
menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah
uang pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai
taksiran, dan presentase ini juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian
berdasarkan golongan yang besarnya berkisar antara 80-90%.
4. Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu
pemberian pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan
pinjaman yang telah diterima. Pada dasarnya nasabah dapat melunasi
kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu waktu jatuh tempo.
Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke
kasir disertai surat gadai. Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang
disertai dengan pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat
mengambil kembali barang yang digadaikan.
5. Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan
dilakukan oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka
apabila terjadi hal-hal berikut:
1) Pada saat masa habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa
menebus barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya
karena berbagai alasan, dan

2) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan
Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi
seluruh kewajiban nasabah kepada Perum pegadaian yang terdiri dari :
1)

Pokok pinjaman

2)

Sewa modal atau bunga

3)

Biaya lelang

Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan
harga yang lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada
wal pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang
yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang
timbul ditanggung oleh perum pegadaian.

E.

Kelebihan
dan Kekurangan Serta Keuntungan Pegadaian Dibandingkan Dengan
Lembaga KeuanganBank

Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya


mempunyai kelebihan maupun kekurangan dibandingkan dengan bank.
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

kelebihan-kelebihan tersebut yaitu:

Persyaratan mudah dan murah


Prosedurnya sederhana
Tidak dipungut biaya administrasi
Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito, ataupun giro
Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang diperoleh
Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat
diangsur sesuai kemampuan
8. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun, jadi bunga dibebanka
atas dasar sisa pinjaman

9.

Apabila jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar,
maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga
terlebih dahulu
10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan dua minggu setelah jatuh tempo
tanpa dibebani bunga (masa tunggu lelang)
b.

Adapun kelemahan pegadaian yaitu:

1.

Sewa modal pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga
perbankan
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian,
sehingga barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan
4. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas
Pegadaiaan menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang
berharga, meminjam uang kepegadaian bukan saja prosedurnya mudah dan
cepat, tetapi biaya yang dibebankan juga lebih ringan. Hal ini dilakukan
sesuai dengan salah satu tujuan dari pegadaian, dalam pemberian pinjaman
kepada masyarakat dengan motto mengatasi masalah tanpa masalah.
Hal tersebut berbeda dengan meminjam uang dibank, yang
membutuhkan prosedur yang rumit, dan waktu yang relatif lama,
persyaratan administrasi juga sulit dipenuhi. Seperti dokumen harus lengkap,
jaminan harus barang tertentu, karena tidak semua barang bisa dijadikan
jaminan di bank.
Pihak penggadai juga tidak menanyakan untuk apa meminjam uang, hal
ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang menanyakan
terlebih dahulu untuk apa uang dipinjam sebelum mengabulkan pinjaman
kepada nasabah. Sanksi yang diberikan juga ringan, karena apabila tidak
dapat melunasi maka barang akan dilelang untuk menutupi kekurangan
pinjaman yang telah diperolehnya.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian apabila dibandingkan dengan
lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya yaitu:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu
juga, hal ini disebabkan prosedurnya yang sederhana
2. Persyaratan yang sangat sederhana, sehingga memudahkan konsumen
untuk untuk memenuhinya
3. Pihak pegadaian tidak mempersalahkan uang tersebut digunakan untuk
apa, jadi sesuai dengan kehendak masyarakat atau nasabahnya
F.
1.

Manfaat Pegadaian
Bagi Nasabah

Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari


Perum Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif
lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila
dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu, mengingat jasa yang
ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka
nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain:
a.
Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang
telah berpengalaman dan dapat dipercaya.
b.
Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya.
2.

Bagi Perum Pegadaian

Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan
kepada nasabahnya adalah:
a.
Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh
peminjam dana.
b.
Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh
nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
c.
Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan
kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang
relatif sederhana.
d.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang
diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:
1)
Dana pembangunan semesta (55%)
2)

Cadangan umum (20%)

3)

Cadangan tujuan (5%)

4)

Dana sosial (20%)

A.

Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia

Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada
umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak
dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari
kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial
yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa
orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi
terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara
spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia
sesamanya.
Di Indonesia pada 1895 di Leuwiling, ide-ide perkoperasian diperkenalkan
pertama kali oleh Patih di Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja
mendirikan Bnk Simpan Pinjam untuk menulong teman sejawatan pada
pegawai negeri pribumi..
Pada 1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr.
JH. Boeke sebagai Adviser Voor Volks credietzwezen diberi tugas untuk
menyelidiki apakah koperasi bermanfaat di Indonesia.
Pada 1965 pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 14th
dimana perinsip NASAKOM di terapkan di koperasi. Tahun ini juga
dilaksankan munaskop II di Jakarta.
Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu diperbaiki.
Para pengusaha dan petani ekonomi lemah sering kali menjadi hisapan kaum
tengkulak dan lintah darat. Cara membantu mereka adalah mendirikan
koperasi di kalangan mereka. Dengan demikian pemerintah dapat
menyalurkan bantuan berupa kredit melalui koperasi tersebut. Untuk
menanamkan pengertian dan fungsi koperasi di kalangan masyarakat
diadakan penerangan dan pendidikan kader-kader koperasi.

B. Pengertian Koperasi
a. Pengertian Koperasi Menurut Istilah
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata co yang
berarti bersama dan operation (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian
koperasi adalah kerja sama. Sedangkan pengertian umum, Koperasi adalah
suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam
suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud
mensejahterakan anggota.
b. Pengertian Koperasi Menurut Undang Undang
UU No. 25 Tahun 1992 (Perkoperasian Indonesia)
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
c. Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli
Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :
1. Dr. Fay ( 1980 )
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama
yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masingmasing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat
imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
2. R.M Margono Djojohadikoesoemo
Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan
sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.
3. Prof. R.S. Soeriaatmadja
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan
dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan oleh
mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau dasar biaya.
Jadi, Koperasi adalah Asosiasi orang-orang yang bergabung dan
melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga

mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah melalui


perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.

C.Konsep Koperasi
a. Konsep Koperasi Barat
merupakan orgaisasi swasta yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang
yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi
kepentingan anggota.
b. Konsep Koperasi Sosialis
menurut konsep ini koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem
dari system sosialisme.
c. Konsep Koperasi Negara Berkembang
koperasi sudah berkembang dengan cirri tersendiri yaitu dominasi campur
tangan pemerintah dalam pebinaan dan pengembangan.
D. Lambang Koperasi
Lambang Koperasi Indonesia memiliki arti:
1.
Roda Bergigi, melambangkan upaya keras yang ditempuh secara
terus menerus.
2.
Rantai, memiliki makna ikatan kekeluargaan, persatuan, dan
persahabatan yang kokoh.
3.
Padi dan Kapas, melambangkan kemakmuran anggota koperasi
secara khusus dan rakyat secara umum yang diusahakan oleh koperasi.
4.
Timbangan, menggambarkan keadilan sosial bagi salah satu dasar
kopersi.
5.
Bintang dan Perisai, yang merupakan lambang dari PANCASILA yang
berarti landasan ideal koperasi.
6.
Pohon Beringin, menggambarkan simbol kehidupan yang memiliki
sifat kemasyarakatan dan kepribadian Indonesia yang berakar kokoh.

7.
Koperasi Indonesia, melambangkan kepribadian koperasi rakyat
Indonesia.
8.

Warna Merah dan Putih, menggambarkan sifat nasional Indonesia.

E. Ciri-ciri Koperasi :
Beberapa ciri dari koperasi ialah :
1.

Terdiri dari perkumpulan orang.

2.
Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal
dibatasi.
3.
Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki
kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
4.

Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.

5.
Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi
keanggotaan pribadi dengan prinsip kebersamaan.

F. Unsur-unsur Koperasi
Unsur-unsur yang terkandung dalam koperasi sabagai berikut:
a.
Mengusahakan keutuhan barang dan jasa untuk perbaikan
kehidupan anggotanya.
b.

Berasaskan kekeluargaan.

c.
Bertujuan menyejahterakan anggotanya khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
d.

Keanggotaannya bersifat sukarela.

e.
Pembagian SHU secara adil dan besarnya sesuai dengan
usahanya masing-masing.
f.

Kekuasaan tertinggi di tangan rapat anggota.

g.
Berusaha mendidik dan menumbuhkan kesadaran berkoperasi
anggota.

G. Fungsi dan Peran Koperasi


Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992,
fungsi dan peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini :
1.
Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Potensi dan kemampuan
ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui koperasi,
potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu
kesatuan, sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih besar. Dengan
demikian koperasi akan memiliki peluang yang lebih besar dalam
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial anggota koperasi pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2.
Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai
koperasi jika ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun
dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta
masyarakat disekitarnya.
3.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional. Koperasi adalah satu-satunya bentuk
perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu
maka koperasi diharapkan dapat memainkan peranannya dalam menggalang
dan memperkokoh perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus
berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan
efisien.

4.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Sebagai salah satu pelaku ekonomi
dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab
untuk mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama dengan
pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Dengan demikian koperasi harus mempunyai
kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga
dengan cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.

H. Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia

Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dibedakan menjadi


peranan segi ekonomi sebagai berikut:
a.
Membantu anggota meningkatkan penghasilan sehingga secara tidak
langsung ikut serta meningkatkan taraf hidup rakyat.
b.

Meningkatkan pendapatan secara adil dan merata.

c.
Ikut mengembangkan daya cipta, daya usaha orang-orang secara
individu maupun sebagai kelompok.
d.

Memperluas lapangan kerja dan meningkatkan produksi masyarakat.

Peranan segi sosial sebagai berikut:


1.

Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan anggota.

2.
Membantu membentuk masyarakat yang bertanggung jawab yang
mampu menyelesaikan masalah sendiri.

I. Prinsip Koperasi
Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, Pasal 5 Ayat 1 dan
Ayat 2, Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
1.

Prinsip ke dalam

Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka,


Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa:
siapapun.

Menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh

Seseorang dapat mengundurkan diri dari koperasinya sesuai


dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi
Sifat terbuka mengandung makna dalam keanggotaan tidak dilakukan
pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.

2.

Prinsip ke luar
Pendidikan perkoperasian

Untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan terlaksananya prinsipprinsip koperasi, maka penting sekali anggota, pengurus dan karyawan
koperasi ditingkatkan pemahaman, kesadaran dan keterampilannya melalui

pendidikan. Besarnya biaya pendidikan ditetapkan oleh anggota dalam rapat


anggota.

Kerjasama antar koperasi

Koperasi dapat bekerjasama dengan koperasi-koperasi lain di tingkat lokal,


nasional ataupun internasional. Di Indonesia, koperasi-koperasi primer bisa
membentuk pusat dan induk di tingkat regional dan nasional.
J.

Tujuan Koperasi

Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992, tujuan koperasi Indonesia


dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut :
a) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya;
b) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat; dan
c) Turut Serta membangun tatanan perekonomian nasional.
K.

Landasan Koperasi Indonesia

Sesuai dengan UUD 1945, maka dalam UU no. 12 tahun 1967 (UU
Perkoperasian yang lama), tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Pasal 2
menyebutkan tentang landasan koperasi sebagai berikut:
1.

Landasan Idiil

Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Dimana kelima


sila dari Pancasila tersebut harus dijadikan dasar dalam kehidupan koperasi
di Indonesia. Dasar idiil ini harus diamalkan oleh seluruh anggota maupun
pengurus koperasi karena pancasila disamping merupakan dasar negara
juga sebagai falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia.
2.

Landasan Struktural

Landasan struktural koperasi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar


1945. Sebagai landasan geraknya adalah Pasal 33 Ayat (1), Undang-Undang
Dasar 1945 serta penjelasannya. Menurut Pasal 33 Ayat (1), Undang-Undang
Dasar 1945: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan. Dari rumusan tersebut pasal 33 tercantum dasar demokrasi
ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan
atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.

3.

Landasan Mental

Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan


kesadaran berpribadi. Landasan itu mencerminkan dari kehidupan bangsa
yang telah berbudaya, yaitu gotong royong. Setia kawan merupakan
landasan untuk bekerjasama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
4.Landasan Operasional
Landasan Operasional koperasi Indonesia adalah ketentuanketentuan operasional yang harus di taati dan dipatuhi oleh anggota,
pengurus, manajer, dan karyawan koperasi dalam melaksanakan tugas,
fungsi dan tanggung jawab dalam koperasi. Landasan operasional koperasi
berupa undang-undang dan peraturan-peraturan yang disepakati secara
bersama. Berikut ini landasan operasional Koperasi Indonesia :
(a) UU No. 25 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian.
(b)

Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi.

L. Bentuk Koperasi
Koperasi terdiri dari dua bentuk, yaitu Koperasi Primer dan
Koperasi
Sekunder. Koperasi Primer adalah Koperasi yang beranggotakan orang
seorang,
yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang. Koperasi
primer memiliki otonomi untuk mengatur sendiri jenjang tingkatan, nama,
dan norma-norma yang mengatur kehidupan koperasi sekundernya.
Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang beranggotakan badanbadan hukum koperasi yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga)
Koperasi yang telah berbadan hukum. Koperasi sekunder didirikan dengan
tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan mengembangkan
kemampuan koperasi primer dalam menjalankan peran dan fungsinya. Oleh
sebab itu, pendirian koperasi sekunder harus didasarkan pada kelayakan
untuk mencapai tujuan tersebut.

M.
a.

Cara Mendirikan Koperasi


Syarat pendirian koperasi

Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (duapuluh)


orang;

Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga)


Koperasi;

Dibuat dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar;

Berkedudukan di wilayah Indonesia;

b.

Persiapan Mendirikan Koperasi :

1.
Anggota masyarakat yang akan mendirikan koperasi harus
mengerti maksud dan tujuan berkoperasi serta kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan oleh koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan manfaat
sebesar-besarnya bagi anggota.
2.
Agar orang-orang yang akan mendirikan koperasi memperoleh
pengertian, maksud, tujuan, struktur organisasi, managemen, prinsip-prinsip
koperasi dan prospek pengembangan koperasinya, maka mereka dapat
meminta penyuluhan dan pendidikan serta latihan dari Kantor Departemen
Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Setempat.
c.

Rapat Pendirian

Proses pendirian sebuah koperasi diawali dengan penyelenggaraan Rapat


Pendirian Koperasi oleh anggota masyarakat yang menjadi pendirinya
Hal - Hal yang dibicarakan dalam Rapat:
Tujuan mendirikan koperasi
Kegiatan usaha yang hendak dijalankan
Menetapkan modal yang akan disetor kepada koperasi diantaranya dari
simpanan pokok dan simpanan wajib
Memilih nama-nama pengurus dan pengawas koperasi
Menyusun anggaran dasar

d.

Prosedur permohonan pengesahan :

Adanya permohonan tertulis dari para pendiri dengan dilampiri akta


pendirian;

Bila permintaan pengesahan ditolak, alasan penolakan diberitahukan


kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah diterimanya permintaan;

Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat


mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak
diterimanya penolakan;

N.

Kelebihan dan kelemahan koperasi

Kelebihan Koperasi Yaitu:

Anggota koperasi berperan sebagai konsumen dan produsen.

Dasar sukarela, orang terhimpun dalam koperasi atau masuk menjadi


anggota dengan dasar sukarela.

Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja,


tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya

Koperasi dapat melakukan berbagai usaha diberbagai bidang


kehidupan ekonomi rakyat

Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada


anggota sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota
Kekurangan Koperasi Yaitu:

Koperasi sulit berkembang karena keterbatasan dibidang permodalan.

Kemampuan tenaga professional dalam pengelolaan koperasi.

Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.

Tidak semua anggota koperasi berperan aktif dalam pengembangan


koperasi.

Koperasi identik dengan usaha kecil sehingga sulit untuk bersaing


dengan badan usaha lain.

Вам также может понравиться