Вы находитесь на странице: 1из 24

BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN

REFARAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Februari 2013

ABSES SKROTUM

DISUSUN OLEH :
Anuncia Gertrudis Witin
C 111 08220
PEMBIMBING:
dr. Ade H.Kainama
SUPERVISOR:
dr. Syakri Syahrir,Sp.U

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
Nama

: Anuncia Gertrudis Witin

NIM

: C 111 08 220

Fakultas

: Kedokteran

Universitas

: Universitas Hasanuddin

Judul Referat

: Abses Skrotum

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, 2013
Mengetahui,
Supervisor

dr. Syakri Syahrir,Sp.U

Pembimbing

dr.Ade H.Kainama

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
I. Pendahuluan4
II. Anatomi...4
III. Fisiologi ..........9
IV. Histologi.10
V. Etiologi ..............13
VI. Epidemiologi ..15
VII. Patofisiologi ..15
VIII. Manifestasi Klinis15
IX. Pemeriksaan Penunjang..17
X. Diferensial Diagnosis18
XI. Penanganan ..18
XII. Komplikasi pembedahan ......20
XIII. Komplikasi penyakit ....21
XIV. Prognosis ..21
DAFTAR PUSTAKA..22

Abses skrotum

I.Pendahuluan
Abses Skrotum merupakan salah satu kasus dalam bidang urologi yang harus segera
ditangani untuk mencegah terjadinya kerusakan pada testis dan terjadinya Fourniers
gangrene. Abses Srotum adalah kumpulan purulen pada ruang diantara tunika vaginalis
parietalis dan viseralis yang berada mengelilingi Testis [1] Abses skrotum,terjadi apabila terjadi
infeksi bakteri dalam skrotum. Bakteri dapat menyebar dari kandung kemih atau uretra atau
dapat berasal dari penyakit menular seksual (PMS). Apabila bila tidak diobati, infeksi dapat
mengakibatkan terjadinya abses skrotum.[2]
Abses Skrotum terjadi akibat suatu infeksi,dan membutuhkan tindakan pembedahan.
Pembentukan abses merupakan suatu komplikasi dari abses pelvis,dan komplikasi dari infeksi
pada suatu luka. Abses Skrotum dapat terjadi superficial maupun intraskrotal. Skrotum
merupakan kelanjutan dari lapisan dinding perut. Isi skrotum terdiri dari testis, epididimis,
dan struktur korda spermatika.[2]

II.Anatomi skrotum
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis dan skrotum( kantung
zakar).Struktur dalamnya terdiri dari: sepasang testis,epididimis,vas deferens. Sedangkan kelenjar
tambahan terdiri dari: vesikula seminalis,kelenjar prostat,dan bulbourethralis. Skrotum
merupakan kantong longgar yang tersusun dari: kulit,fasia,dan otot polos yang membungkus
dan melindungi testis di luar tubuh dan pada suhu optimum berfungsi untuk memproduksi
sperma.[3] Skrotum juga merupakan sebuah kantong dari jaringan fibromuskular yang terdapat
septum atau sekat dibagian tengahnya yang memisahkan skrotum kiri dan kanan. Setiap
skrotum terdiri dari: testis,epididimis dan bagian dari spermatic cord.[4]

Gambar organ Reproduksi Pria:

Gambar lapisan kulit skrotum dan testis

Lapisan pada skrotum terdiri dari: kulit skrotum,muskulus Dartos(kelanjutan dari fasia
colles),fascia spermatic external(kelanjutan dari apponeurosis dari muskulus oblikus
abdominus eksternus),fascia cremasteric(kelanjutan dari muskulus oblikus abdominus
internus),dan fascia spermatica internal(kelanjutan dari muskulus transversalis),yang mana
bagian luarnya berhubungan dengan lapisan parietal dari tunika vaginalis,lapisan visceral dari
tunika vaginalis yang melekat pada testis[2]
Kulit dan muskulus dartos pada skrotum disuplai oleh cabang arteri pudendal interna
pada daerah perineal,dan pudendal external yang merupakan cabang dari arteri femoralis.
Bagian paling dalam dari muskulus dartos disuplai oleh arteri cremasterica yang merupakan
cabang dari arteri epigastrika inferior.Vena pada skrotum berjalan bersama-sama dengan
arteri,yang menuju ke vena pudendal externa dan setelah itu ke vena safena magna. Aliran
sistim limfatik pada kulit skrotum dimulai dari pembuluh darah pudendal externa ke
pembuluh limfe secara superficial pada inguinal medial. Pada skrotum banyak terdapat saraf
sensorik yang disuplai oleh saraf genitofemoralis(padapermukaan skrotum bagian anterior
dan lateral),saraf ilioinguinal(permukaan anterior skrotum),dan oleh percabangan nervus
perineal(permukaan skrotum bagian posterior).Percabangan dari nervus cutaneus femoral
posterior(permukaan inferior skrotum).[3]
Skrotum merupakan sebuah kantong yang mempunyai isi. Isi dari skrotum terdiri dari:
6

Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis merupakan organ
reproductive primer pada pria dan memproduksi testosterone dan sperma. Setiap testis
mempunyai panjang: 4-5 cm.
Gambar Testis:

Testis bagian dalam terbagi atas lobus yang terdiri dari tubulus seminiferus,sel-sel
sertoli,dan sel-sel leydig. Setiap testis dibungkus oleh :tunika vaginalis testis,tunika
albuginea,tunika vaskulosa.[2]
Epididimis
Struktur berbentuk huruf C yang berada disisi posterior testis dan membesar dari
bagian caput,corpus dan cauda. Tunika vaginalis membungkus epididimis kecuali pada
bagian posterior.[3] Vaskularisasi dan inervasi epididimis sama dengan testis. Epididimis
juga merupakan tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki atau 4m-6m[4] .
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup-kutup testis, badan dan ekor
epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi
lapisan parietal. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, Duktuli efferent yang
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis.

Gambar epididimis:[2]

Cross-section illustration of a testicle and epididymis. A:


Caput or head of the epididymis. B: Corpus or body of the epididymis. C: Cauda or tail of
the epididymis. D: Vas deferens. E: Testicle. Illustration by David Schumick, BS, CMI.
Reprinted with the permission of the Cleveland Clinic Center for Medical Art and
Photography 2009.

Vas Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis dengan panjang 30-45 cm dan berfungsi untuk
membawa sperma ke duktus ejakulatorius. Lilitan portio dari duktus deferens menjadi lurus
dengan diameter 2-3mm,kemudian berjalan ke posterior dari testis dan ke arah medial
epididimis sesudah itu ke duktus asendens pada bagian posterior dari spermatic cord sampai
pada daerah cincin inguinal medial yang mana berperan dalam pembentukan spermatic cord.
[3]

Perjalanan duktus deferens sepanjang lateral dinding pelvik,medial,dan distal


ureter,sepanjang dinding posterior dari buli-buli sampai pada vesika seminalis dan bagian
dorsal dari prostat. Duktus deferens mempunyai arteri yang biasanya berasal dari arteri
vesikal superior. Dengan aliran vena ke pelvik pleksus venosus. Aliran limfe pada duktus
deferens menuju ke nodus iliaka eksternal dan internal,dan inervasi utamanya adalah saraf
simpatis dari pleksus pelvik.[3]
Spermatic Cord
Merupakan perpanjangan dari cincin inguinal yang ,menuju ke kanalis inguinalisdan
ke testis. Urutan lapisan spermatic cord dari luar ke dalam: fascia spermatic eksterna(berasal
dari fascia terdalam dari muskulus oblikus abdominalis eksterna,fascia Cremasterika(dari
muskulus oblikus interna),dan fascia spermatic interna(dari fascia tranversalis). Struktur
pambentuk spermatic cord terdiri dari:duktus deferens,hubungan pembuluh darah dan
persarafan(dinding posterior dari cord),arteri testikularis,pleksus venosus pampiniformis.
Akhirnya membentuk vena testikularis,dan percabangan genital dari nervus genitofemoral.[3]
8

Gambar spermatic cord dan komponennya:

III.Fisiologi
Skrotum merupakan kantong pembungkus organ reproduksi pria yang berfungsi untuk
membungkus dan menopang testis dari luar tubuh,sehingga pada suhu optimum testis dapat
memproduksi sperma.[4] Dalam skrotum terdapat testis yang berfungsi untuk menghasilkan
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon
testosterone, Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, yang terjadi di Tubulus
seminiferus dan Menghasilkan hormon testosterone yang dilakukan oleh sel interstinale yaitu
sel Leydig. Sedangkan sel sertoli berfungsi untuk menghasilkan makanan bagi sperma. Testis
mempunyai fungsi eksokrin dalam spermatogenesis dan fungsi endokrin untuk mensekresikan
hormon-hormon seks yang mengendalikan perkembangan dan fungsi seksual. Semua fungsi
dari sistem reproduksi laki-laki diatur melalui interaksi hormonal yang kompleks.[5]

Gambar sel sertoli dan sel Leydig:

IV.Histology
1. Skrotum
Merupakan kantong kulit berpigmen tipis dengan tunika dartos sebagai dasarnya, fungsinya:[6]
Tidak berlemak : untuk menjaga suhu testis agar lebih rendah dari bagian tubuh yang
lainnya.
Menopang dan melindungi testis dan epididimis
Muskulus dartos dalam tunika dartos menempel pada kulit yang berfungsi untuk
mengontrol kerutan kulit skrotum.
Struktur skrotum dibagi menjadi skrotum kiri dan kanan melalui septum skrotum(bagian
dalam)dan raphe skrotum (pada bagian luar). Pada minggu ke-3, sel-sel mesenkim di streak
primitif akan masuk ke membran kloakal untuk membentuk lipatan kloaka. Selanjutnya
kearah kranial lipatan kloakal membentuk tuberkulum genital dan kearah kaudal lipatan
kloaka akan membentuk lipatan uretra dan lipatan anal.[6]
2. Testis
Ditutupi oleh lapisan visceral tunika vaginalis testis, kecuali epididimis ditutupi oleh tunika
albuginea.[6]

10

Testis melekat pada skrotum melalui Gubernakulum yang merupakan: sisa ligamen atau ekor
embrio yang bertanggung jawab untuk membawa testis dari rongga abdomen menuju ke
skrotum. Hal ini analaog atau sama dengan ligamentum Rotundum pada wanita.
Fungsi testis : memproduksi spermatozoa (spermatogenesis) dan mensekresikan hormon seks
pada laki-laki.
Gambar histology pada testis:

Lapisan pada testis terdiri dari :[6]


1. mesoderm terletak memanjang di sepanjang dinding tubuh bagian dorsal
2. Epitel kolemik + sel mesoderm yang merupakan dasar testis
3. Korda seks primer yang berasal dari gonad
Tunika vaginalis testis & prosesus vaginalis:[6]
* Testis melekat pada skrotum melalui ujung dari Ligamentum testis & berjalan di atasnya
menuju ke peritonium
* Selama testis berada dalam peritoneum maka, perineum ditarik ke skrotum maka kantung
testis yaitu proses vaginalis menjadi tunika vaginalis.
Tunika vaginalis memiliki lapisan viseral dan parietal, seperti peritoneum
11

3. Epididimis
Dibentuk oleh banyak lekukan yang membentuk satu saluran yaitu epididimis:[6]
* Terletak pada permukaan posterior testis,dan merupakan satu - satunya tempat di
mana testis tidak ditutupi oleh tunika vaginalis
* Memiliki kepala, badan, ekor: Kepala terdiri dari 12-14 saluran eferen, dan
merupakan bagian depan dari rete testis, tubuh(corpus) merupakan duktus epididimis,dan
ekor menyambung keduktus deferens.

4. Duktus deferens:[6]
fungsinya adalah :
* Kelanjutan dari saluran epididimis
* Membawa spermatozoa dari testis / epididimis ke uretra prostat
* Mempersatukan duktus vesikula seminalis untuk membentuk saluran ejakulasi
* Terminal porsi atau ampula,
5. Spermatic cord[6]
* Berkembang dari lipatan kelamin embrio (analog dengan labia majora)
12

* Dikiri dan kanan lipatan genital bergabung untuk membentuk raphe skrotum di
garis tengah kantung skrotum.

V.Etiologi

13

Epididimitis dan epididymo-orkitis adalah dua yang paling umum penyebab nyeri
skrotum akut pada orang dewasa.[7] Infeksi biasanya berasal dari saluran genitourinari,
khususnya kandung kemih, uretra, dan prostat. yang paling patogen adalah Neisseria
gonorrhea,Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Proteus atau mirabilis.[7] Penyebab umum
dari infeksi skrotum, yang dapat menyebabkan abses, termasuk penyakit menular seksual,
seperti gonore dan klamidia. Infeksi virus,juga dapat mengakibatkan infeksi skrotum.[2]
Pada umumnya abses skrotum merupakan komplikasi dari suatu penyakit,seperti:
appendisitis,epididimitis,orchitis,trauma,varikokeldan abses pelvis[8]. Abses skrotum yang
superficial,biasanya berasal dari infeksi pada folokel rambut,ataupun luka bekas operasi pada
skrotum.[3] Abses intrascrotal paling sering muncul dari epididimitis bakteri, tetapi juga
mungkin terkait dengan infeksi dari epididimitis TB,selain itu dapat timbul dari abses testis
yang pecah melalui tunika albuginea, atau drainase usus buntu ke dalam skrotum melalui
prosesus vaginalis.[3] Abses skrotum dapat juga terjadi sebagai akibat dari ekstravasasi urin
yang terinfeksi dari uretra yang terjadi pada pasien dengan striktur uretra dan kandung kemih
neurogenik menggunakan perangkat koleksi eksternal.[3] Penyebab paling umum adalah
postneglected testis torsi atau epididymo orchitis necrotizing. penyebab lain termasuk infeksi
hidrokel atau TB infeksi.
Penyebab yang sangat jarang adalah apendisitis akut, dengan kurang dari 25 kasus
yang dilaporkan dalam literatur. Kebanyakan pasien datang dengan tanda-tanda skrotum akut
akibat apendikular patologi memiliki riwayat PPV(Paten Procesus Vaginaliss).[9]
Pada pria yang aktif secara seksual, organisme yang utama adalah Chlamydia trachomatis dan
Neisseria gonorrhea, klamidia yang menjadi lebih umum. Pada pria homoseksualengan usia
kurang dari 35 tahun, dan bakteri coliform yang menjadi penyebab utama. Pada laki-laki tua
yang biasanya kurang aktif secara seksual,bakteri patogen saluran kemih adalah organisme
yang paling umum, seperti: Escherichia coli dan pseudomonas menjadi lebih umum, namun,
patogen.[3] Trauma biasanya

bermanifestasi sebagai pembengkakan skrotum dengan

hematoma intratesticular dan skrotum dan berbagai tingkat ekimosis dinding skrotum.[10]

14

VI.Epidemiologi
Pada sumber tertentu menyebutkan bahwa Abses skrotum adalah suatu kondisi langka di usia
anak.[9] dan penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria yang aktif. Abses skrotum banyak
ditemukan pada pasien yang menderita diabetes mellitus.[8]

VII.Patofisiologi
Skrotum berkembang sebagai bagian dari rongga perut, dan prosesus vaginalis tetap paten 8090% dari bayi yang baru lahir, dan secara bertahap menurun sampai 15-37% selama
dewasa.[11]pada beberapa penyakit infeksi yang terjadi intraabdominal mungkin menemukan
jalan ke skrotum melalui PPV(Paten Prosesus Vaginalis)[11]
Abses skrotum terjadi karena adanya infeksi yang menyebabkan terkumpulnya cairan
dalams tunika vaginalis. Epididimitis dan orchitis mengakibatkan terjadinya akumulasi abses
yang mengganggu suplai darah ke testicular,terutama menimbulkan infeksi dan infark
testicular,sehingga terjadi

ruptur pada tunika albugenia. Trauma dapat mengakibatkan

terjadinya infeksi dan menimbulkan akumulasi abses , apabila bakteri masuk dan merusak
kulit sampai terjadinya hidrocel. Setelah infeksi intra-abdomen maka terjadi ,mekanisme
pembentukan abses maka dengan cepat terjadi penyebaran bakteri dari abdomen ke skrotum
melalui prosesus vaginalis.[8]

VIII.Manifestasi Klinik
Pada pasien yang mengalami abses skrotum mungkin memiliki gejala yang berkaitan
dengan etiologi abses seperti gejala infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual,
seperti frekuensi, urgensi, disuria,dan ukuran penis.[3] Diagnosis abses skrotum sering
ditegakan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Skrotum sering eritema dan terjadi
peradangan selain itu dapat teraba fluktuasi pada skrotum.[3]

Anamnesis
Dari anamnesis dapat di temukan: pasien yang baru menderita epididimitis atau orchitis
namun tidak menjalani pengobatan secara teratur,komplikasi dari perforasi appendisitis,
15

komplikasi dari operasi,sirkumsisi,vasektomi dan Chrons disease.[8] Pasien datang dengan


keluhan nyeri dan dapat pula disertai dengan demam. Hal ini juga dapat terjadi pada pasien
yang telah di drainase atau pada pasien dengan gejala massa pada testis.[8]
Pasien biasanya mengeluh rasa sakit skrotum yang hebat, kemerahan, panas, nyeri dan
toksisitas sistemik termasuk demam dan leukositosis. Pasien mungkin atau tidak mengeluh
muntah.
Gambar abses skrotum pada anak:[12]

Apabila terjadi trauma pada skrotum maka dapat ditemukan gambaran klinis : Nyeri
akut pada skrotum, pembengkakan, memar, dan kerusakan akibat cedera kulit skrotum yang
merupakan gejala klinis utama. Bahkan dapat terjadi pada luka terisolasi/tertutup, sakit perut,
mual, muntah, dan dapat menimbulkan kesulitan berkemih.[10]

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini sangat membantu karena ditemukan skrotum teraba lembut atau kenyal. Pada
pemeriksan fisik dapat ditemukan: bengkak pada skrotum,tidak keras,dan merah pada
skrotum,dan dapat menjadi fluktuan.
Selain itu palpasi pada testis untuk menentukan epididimo-orchitis dan gejala karsinoma
testis.[13] Pada pemeriksaan skrotum dapat juga menggambarkan ukuran,karakteristik,dan
massa yang terjadi pada testis.[14]

16

Adanya pembesaran pasa skrotum bisa berhubungan dengan pembesaran testis atau
epididimis,hernia,varikokel,spermatokel,dan

hidrokel.

Pembesaran

pada

testis

dapat

disebabkan oleh tumor atau peradangan. Pembesaran pada skrotum yang nyeri dapat
disebabkan oleh peradangan akut epididimis atau testis,torsio korda spermatika,atau hernia
strangulata. Apabila skrotum membesar dan dicurigai hidrokel maka dapat dilakukan tes
transluminasi.[15]

IX.Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
1. Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan peningkatan sel darah putih(leukosit)
yang diakibatkan oleh terjadinnya inflamasi atau infeksi pada skrotum.
2. Selain itu dapat dilakukan Kultur urin dan pewarnaan gram untuk mengetahui kuman
penyebab infeksi.
3. Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak
4. Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae.
5. Kultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi sistemik pada penderita
Ultrasonografi
Pada pemeriksaan Ultrasonografi pyocele akan memberikan gambaran yang lebih parah,
Hal itu membedakan dari hidrocele. Septa atau lokulasi, level cairan menggambarkan
permukaan dari hidrocele /pyocele,dan gas pada pembentukan organisme. Pemeriksaan USG
biasanya menunjukankan akumulasi cairan ringan dengan gambaran internal atau lesi
hypoechoic yang diserai dengan isi skrotum normal atau bengkak.[9]
USG skrotum sangat membantu dalam mendiagnosis abses intraskrotal terutama jika ada
massa inflamasi. USG skrotum dapat menggambarkan perluasan abses ke dinding skrotum,
epididimis, dan atau testis.[3] USG skrotum adalah tambahan yang berguna untuk
mendiagnosis dan pemeriksaan fisik dalam penilaian abses skrotum. Hal ini memungkinkan
17

untuk lokalisasi abses skrotum serta evaluasi vaskularisasi dari epididimis dan testis, yang
mungkin terlibat.[3]

Gambar:{dikutip dari kepustakaan 3}

Scrotal sonogram showing the testes adjacent to the inflamed epididymis with a reactive hydrocele.

CT-Scan
CT Scan juga dapat digunakan untuk melihat adanya penyebaran abses.[8]
Pemeriksaan Real-time ultrasound harus dilakukan jika terjadi fraktur,dan harus ditangani
dengan eksplorasi skrotal. Testis yang mengalami kontusio biasanya memberikan respon yang
baik terhadap istirahat dan analgesia.[16]

X. Diferensial diagnosis
Apabila dilakukan tindakan explorasi maka biasanya ditemukan cairan keruh. Jika
cairan recollects yang di temukan dan tidak didapatkan lokal patologi,maka ini harus
meningkatkan kecurigaan dari penyebab intra-abdominal.[9] Abses skrotum yang disebabkan
oleh epididimis biasanya terjadi pada pria dewasa yang aktif seksual dan telah berumur lebih
dari 20 tahun. Sedangkan torsio testis biasanya terjadi pada remaja yang mengalami pubertas.
[16]

Kontusio pada testis menimbulkan nyeri dan massa pada skrotum,dimana massa tidak

menunjukan transluminasi positif.[16]

XI.Penanganan

18

Manajemen abses intrascrotal, terlepas dari penyebabnya, memerlukan drainase bedah


dimana rongga abses harus dibuka dan dikeringkan, termasuk testis jika terlibat. Rongga
harus dibiarkan terbuka. Fournier gangren (necrotizing fasciitis) membutuhkan resusitasi
cepat dan eksplorasi bedah dan debridemen serta antibiotik yang agresif. Abses Superficial
juga memerlukan insisi dan drainase.[3] Untuk mengobati abses skrotum, diagnosis yang tepat
dari penyebab infeksi diperlukan untuk menentukan pengobatan yang cocok.[1]
Dapat dilakukan drainase dan pertimbangan untuk orkidoctomy yang diikuti dengan
pemberian agen antimicrobial untuk abses intratestikular. Abses skrotum yang terjadi
superficial dapat ditangani dengan insisi dan drainase. Tidak ada kontraindikasi terhadap
drainase abses intrascrotal,selain pada pasien yang terlalu sakit untuk menahan operasi. Pasien
dengan gangren Fournier (necrotizing fasciitis) membutuhkan penanganan yang cepat.
Abses skrotum Superfisial, yang terbatas pada dinding skrotum, sering dapat diobati
dengan infiltrasi kulit sekitar abses dan kemudian menggores diatas abses dengan pisau
sampai rongga dibuka dan dikeringkan. Rongga tersebut kemudian dibiarkan untuk tetap
terbuka dan dikeringkan.
Sayatan dan drainase abses intrascrotal biasanya dilakukan dengan anestesi umum. Kulit
yang, melapisi area fluktuasi massa.Pada Jaringan subkutan digunakan elektrokauter sampai
ditemui tunika vagina.[3].Jaringan devitalized, termasuk epididimis dan testis dilakukan
debridement. Luka skrotum dibiarkan terbuka dan dikeringkan untuk mencegah berulangnya
abses[3]
Gambar:{dikutip dari kepustakaan 11}

Scrotal drainage following groin exploration.

Langkah-langkah penanganan abses skrotum:[3]

19

Anestesi
Sayatan dan drainase abses skrotum yang dangkal sering dapat dilakukan
dengan infiltrasi daerah abses dengan anestesi intravena. Pengobatan bedah pada abses
intrascrotal sering memerlukan anestesi umum atau spinal. Pasien dengan gangren
Fournier(necrotizing fasciitis) sering dieksplorasi di bawah anestesi umum sesuai
keparahan penyakit dan luasnya potensi penyakit. Gangren Fournier merupakan
nekrosis dan fasikulitis pada perineum atau daerah kelamin laki-laki,yang merupakan
tanda awal gangguan pada skrotum.[17] Pasien-pasien ini memerlukan resusitasi agresif
dan institusi antibiotik spektrum luas yang mencakup kedua organisme aerobik dan

anaerobik.
Peralatan
Instrumentasi yang diperlukan untuk pengobatan abses intrascrotal adalah
bahwa banyak digunakan untuk berbagai eksplorasi bedah. Rongga luka harus
dibiarkan terbuka dan dikemas atau dibersihkan. Cystoscopt A harus tersedia untuk
menyingkirkan patologi uretra sebagai sumber infeksi serta instrumentasi untuk

sigmoidoskopi /anoskopis untuk menyingkirkan sumber anorektal penyakit.


Posisi pasien
Pada kebanyakan kasus, posisi pasien dalam posisi terlentang dengan skrotum dicukur

dan alat kelamin ditutup dan dibungkus. Jika diduga

Fournier gangren (necrotizing

fasciitis), maka posisi litotomi lebih berguna karena memungkinkan akses ke dinding
perut bagian bawah, genitalia, dan daerah perianal.

XII.Komplikasi Pembedahan
Tindakan bedah menjadi penanganan yang paling utama yang disertai dengan
pemberian Antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi akibat flora genitourinari.
Sayatan, debridement,merupakan penanganan dari pengobatan abses intrascrotal, dan
kegagalan yang terjadi dapat menyebabkan tindakan debridement dan drainase harus
dilanjutkan. Fournier gangren (necrotizing fasciitis) adalah sebuah operasi darurat dan
membutuhkan resusitasi hemodinamik cepat, antibiotik spektrum luas, dan intervensi bedah
yang agresif. Hal ini membutuhkan ruang operasi untuk debridement. Bahkan di era bedah
20

modern, tingkat kematian untuk Fournier gangren (necrotizing fasciitis) tetap tinggi,
mendekati 50%. Cedera isi intrascrotal mungkin terjadi akibat eksplorasi. Selain itu,
epididimitis yang parah dapat menyebabkan nekrosis epididimis dan hilangnya fungsi
kemudian terjadi perluasan ke testis dapat menyebabkan abses testis dan nekrosis.[3]
Penanganan pasca-pembedahan:
Setelah eksplorasi bedah awal, luka skrotum di jaga secara teratur untuk mencegah
akumulasi materi purulen dan debridement jaringan devitalized. Menjaga luka terbuka
memungkinkan untuk granulat dari dasar, mencegah terjadinya luka tertutup sehingga
mencegah terjadinya infeksi sekunder. Terapi antibiotik pascaoperasi harus disesuaikan
dengan kultur urin dan sensitivitas luka dan harus dilanjutkan sampai infeksi teratasi.[3]

XIII.Komplikasi
Apabila abses skrotum tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan
Fourniers

gangrene,yaitu:

nekrosis

pada

kulit

skrotum,dan

merupakan

kasus

kegawatdaruratan[1]. Fournier gangren (necrotizing fasciitis) dapat menyebabkan kehilangan


jaringan yang signifikan memerlukan pencangkokan kulit berikutnya untuk skrotum,serta
hilangnya kulit perut dan perineum. Individu mungkin memerlukan penempatan tabung
suprapubik untuk pengalihan cara berkemih serta kolostomi.

XIV.Prognosis
Abses skrotum dapat kambuh kembali apabila fokus infeksi primernya tidak diatasi dengan
baik. Kegagalan untuk mengidentifikasi sumber infeksi, seperti striktur uretra yang
mendasarinya, dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan.[3] Meskipun resusitasi agresif,
antibiotik spektrum luas, dan intervensi bedah agresif, angka kematian dengan Fournier
gangren tetap tinggi.[3]

21

Daftar Pustaka

1. Burner.david,Ellie L Ventura,Jhon J Devlin. Scrotal Pyocele:Uncommon Urologic


Emergency.[online Apr-Jun 2012].[cited 2013 February 09th]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3391854
2. Ellsworth,Pamela I. Scrotal Abscess Drainage. [online 2011].[cited
2013 January 22th]. Available from: www.medscape.com
3. Klaassen,Zachary W A. Male Reproductive Organ Anatomy.[online
2011].[cited 2013 January 22th]. Available from: www.medscape.com
4. Sloane,Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran. 1995.p:347-352.
5. Price,Sylvia A,Lorraine M Wilson. Patofisiologi 6th edition.Willson,Lorraine
M,Kathleen Branson Hillegas. Gangguan Sistem Reproduksi Laki-laki. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.2003. chapter: 65.p:1311-1329.
6. The Anatomy, Histology,and Development of Testis,Epididimys,and Ductus Deferens.
[cited 2013 January 22th].Available from:www.anatomytopic.com
7. Kitirattrakarn,P, M Muttarak, W Na Chiangmai. Necrotising epididymo-orchitis with
scrotal abscess. [online at http://www.biij.org/2005/2/e11doi: 10.2349/biij.1.2.e11].
[cited 2013 January 22th ] Available from :
http://www.biij.org.uk/system/index.php/biij
8. Roppolo Lyn P,Daniel Davis,Kelly Sean P,Rosen Peter. Emergency Medicine
Handbook. Atre,Deepta S,Jaime T Snarski,Traci Thoureen. Scrotal /Testicular Pain
and Swelling. Philadelphia :Mosby Elsevier.2007.chapter: 50.p:584-595.
9. Ast,Alyssa. Made Manual(How to Treat Scrotal Abscess).[online 2012].[cited 2013
January 22th ]. Available from: www.mademanual.comss
10. Mansoor,Khizer,Ram Samujh,Yasen Fayez AlAlayet. Scrotal abscess with a rare
cause. [online J Indian Assoc Pediatri Surg. 2009 Jul-Sep; 14(3): 119120. doi:
22

10.4103/0971-9261.57707].[cited

2013

January

22th].

Available

from:

www.NCBI.com
11.

Mevorach, Robert A.Scrotal Trauma.[online 2011].[cited 2013

January

th

22

].

Available

from:

http://emedicine.medscape.com/article/441272-workup
12. Saleem Muhammad M.Scrotal abscess as a complication of perforated appendicitis:
A case report and review of the literature.[online 2008].[cited 2013 January 22th].
Available from : (http://creativecommons.org/licenses/by/2.0)
13.

Srinivasa

,Abhay Simha ,

Kassa Darge.

Neonatal

scrotal

abscess: a differential diagnostic challenge for the acute scrotum.


[online

2008].[cited

2013

January

22th].

Available

from

http://link.springer.com/contactus
14. Adler,Michael, Frances Cowan, Patrick,French, Helen Mitchell, John Richens. ABC of
Sexually Transmitted Infections 5th edition. London: BMJ Publishing Group.
2004.p:15-16.
15. Humes, David H. Kelleys Textbook of Internal Medicine 4th edition.
Williams, Stephen D. Approach To The Patient With A Testicular Mass. Agst 15th
2000. Chapter :206.p:1131-1133.
16. Swartz,Mark H. Buku Ajar Diagnostik Fisisk. Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran.1995.chapter :15.p:263-277.
17. Townsend,Courtney M,R Daniel Beauchamp,B Mark Evers,Kenneth L Mattox. Buku
Saku Ilmu Bedah Sabiston 17th edition. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran.2010.
chapter :75.p:1077-1079.
18. Adams,Gregg A,Adella M Garland,Clayton H Shatney,John P Sherk,Sherry M Wren.
Surgery Clerkship Guide. Inguinal/Scrotal Swelling. Missouri :Mosby Elsiever.
3003.chapter :11.p:83-85,406-409.

23

24

Вам также может понравиться

  • Resume Asma
    Resume Asma
    Документ18 страниц
    Resume Asma
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Analisa Ok
    Analisa Ok
    Документ4 страницы
    Analisa Ok
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Soap
    Soap
    Документ1 страница
    Soap
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • NYERI PERUT
    NYERI PERUT
    Документ14 страниц
    NYERI PERUT
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Tugas Keperawatan Anak
    Tugas Keperawatan Anak
    Документ2 страницы
    Tugas Keperawatan Anak
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Resume Fixx
    Resume Fixx
    Документ7 страниц
    Resume Fixx
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Sop Play Therapy
    Sop Play Therapy
    Документ21 страница
    Sop Play Therapy
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Play Therapi
    Play Therapi
    Документ25 страниц
    Play Therapi
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Resume Fixx
    Resume Fixx
    Документ7 страниц
    Resume Fixx
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Terjemahan Newwwwwwwwwwwww
    Terjemahan Newwwwwwwwwwwww
    Документ4 страницы
    Terjemahan Newwwwwwwwwwwww
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Dops Kumala
    Dops Kumala
    Документ4 страницы
    Dops Kumala
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • COVERBJB
    COVERBJB
    Документ1 страница
    COVERBJB
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • DOP Antropometri
    DOP Antropometri
    Документ2 страницы
    DOP Antropometri
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Документ1 страница
    Analisis Jurnal
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Atk DJJ
    Atk DJJ
    Документ4 страницы
    Atk DJJ
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Purposive Sampling
    Purposive Sampling
    Документ1 страница
    Purposive Sampling
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Ira
    Pemeriksaan Ira
    Документ5 страниц
    Pemeriksaan Ira
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Tuberkulosis Paru TB
    Laporan Pendahuluan Tuberkulosis Paru TB
    Документ30 страниц
    Laporan Pendahuluan Tuberkulosis Paru TB
    ajay
    Оценок пока нет
  • F
    F
    Документ10 страниц
    F
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Cover Pra Skripsi
    Cover Pra Skripsi
    Документ1 страница
    Cover Pra Skripsi
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • CPNs
    CPNs
    Документ3 страницы
    CPNs
    Agit Martadinata
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Iraaaa
    Bab 1 Iraaaa
    Документ1 страница
    Bab 1 Iraaaa
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Iraaaa
    Bab 1 Iraaaa
    Документ1 страница
    Bab 1 Iraaaa
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Tugas Dokep
    Tugas Dokep
    Документ10 страниц
    Tugas Dokep
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Bab 4
    Bab 4
    Документ2 страницы
    Bab 4
    Raa Ira
    Оценок пока нет
  • Aku Punya Vaksin MMR Sebagai Seorang Anak
    Aku Punya Vaksin MMR Sebagai Seorang Anak
    Документ2 страницы
    Aku Punya Vaksin MMR Sebagai Seorang Anak
    Raa Ira
    Оценок пока нет