Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
dapat
memperhitungkan
waktu
yang
dibutuhkan
dalam
yaitu
didapatkan oleh penulis selama praktek kerja dan juga mampu memberikan
saran / jalan keluar dari semua permasalahan - permasalahan yang timbul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengerian Dasar
Perkembangan industri konstruksi dewasa ini mengalami perkembangan yang
pesat dengan berbagai jenis bahan sebagai struktur utamanya. Beton bertulang
merupakan salah satu di antara sejumlah jenis bahan yang digunakan sebagai
pendukung utama pada suatu bangunan.
Berdasarkan kenyataan bahwa pada bangunan tertentu struktur beton
bertulang merupakan salah satu pilihan yang telah banyak digunakan dan terbukti
mempunyai kelebihan jika dibanding dengan jenis bahan yang lainnya.
Dalam membentuk beton plastis menjadi bentuk beton seperti yang
diinginkan tidak lepas dari peranan cetakan atau pembentuknya. Salah satu
keuntungan penggunaan beton bertulang sebagai bahan bangunan struktur utama
adalah dapat dibuatnya beton tersebut menjadi berbagai kemungkinan bentuk dan
ukuran sesuai dengan keinginan maupun bentuk arsitekturnya.
Dalam proses mewujudkan bentuk struktur beton yang diinginkan, maka hal
ini tidak lepas dari pekerjaan bantu ( awal ) yang dikenal dengan pekerjaan acuan dan
perancah atau pekerjaan bekisting atau formwork.
Dari ketiga istilah tesebut di atas mempunyai arti dan tujuan yang sama,
namun yang umum digunakan sebagai istilah di lapangan atau proyek adalah istilah
bekisting.
Walaupun bekisting merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara,
namun mempunyai fungsi :
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA
papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu berukuran balok maupun berukuran
papan tergantung dari perencanaan pemakaian bahan, tetapi yang pasti gelagar yang
berpenampang 8 x 12 cm akan digunakan untuk menopang beban yang lebih berat
jika dibandingkan balok kasau berukuran 4 x 6 cm maupun papan 2 x 20 cm.
Jarak pemasangan gelagar tergantung dari ;
Ukuran penampang bahan gelagar
Beban yang dipikul
Ketebalan papan acuan.
4. Tiang penyangga
Tiang penyangga, khususnya sesuai dengan pembatasan pembahasan ini dapat
terbuat dari bahan kasau, dolken maupun bambu. Tiang penyangga menopang
langsung kedudukan gelagar, sehingga panjang tiang penyangga merupakan fungsi
dari ketinggian kedudukan acuan. Jarak pemasangan tiang penyangga tergantung
dari :
Beban yang ditopang
Ukuran balok
Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu tersendiri
Skor atau pengaku.
Skor merupakan bagian dari acuan dan perancah yang berfungsi untuk
memperkokoh atau memperkaku dari sistem acuan dan perancah yang ada. Agar
didapat suatu sistem acuan dan perancah yang memenuhi persyaratan kekakuan,
maka skor dipasang pada dua posisi :
Skor
horizontal
merupakan
skor
yang
mempunyai
fungsi
untuk
pendek dan dibelah miring. Dengan dibelah miring, maka diharapkan dapat dipakai
untuk menyetel kedataran secara halus.
2.3
2.3.1
Bahan-bahan pembantu :
Kapur juga dipakai untuk menahan lekatnya beton pada cetakan beton, cepat
kering akan tetapi kapur mudah menempel atau lepas, oleh karena itu bahan ini cocok
untuk permukaan licin.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Definisi
Cetakan beton juga sering disebut bekisting, adalah suatu konstruksi
pembantu yang merupakan mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah dari bentuk
beton yang dikehendaki. Dapat dikatakan juga adalah suatu konstruksi sementara dari
suatu bangunan yang fungsinya untuk mendapatkan konstruksi beton yang
dikehendaki.
3.2
Bagian Konstruksi
Bagian-bagian pada acuan :
Papan cetakan
Pengaku / penyokong
Pengaku cetakan
Gelagar
Bagian-bagian pada perancah
Pasak / baji
Tiang acuan
3.3
10
1. Perubahan Dimensi
Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya
jika terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya.
Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal
ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya.
2. Perubahan Geometrik
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan
rencana, misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya
akan mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan pekerjaan
finishing lagi.
3. Penurunan Mutu Beton
Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan
air yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi berkurang.
..
Beton
::::::::::::::::::::
::::::::::::::::::::
Celah
::::::::::::::::::::
Cetakan
Klam Perangkai
Pada saat ini, sudah ada beton jadi atau beton siap pakai ( ready mix ), maka
kontraktor pada umumnya telah menyiapkan acuan dan perancahnya untuk kemudian
dituangkan beton yg telah dipesan sebelumnya. Kemudian dalam perkembangannya
cetakan atau acuan dan perancah ini memiliki variasi dalam hal harga baik persiapan
maupun bahan dengan mempertimbangkan syarat - syarat acuan dan perancah yang
harus dipenuhi serta efesiensi dalam hal pemakaian berulang kali.
11
3.4
~ plat baja
~ suren
~ plywood
~ albasia
Kayu Lokal
Di dalam pekerjaan acuan dan perancah banyak dipergunakan kayu lokal,
kayu - kayu tersebut harus cukup baik dan jangan terlalu basah, bila kayu tersebut
berkadar air tinggi dan mutu kayu sangat rendah maka cetakan akan mudah
mengalami perubahan bentuk dan akan mudah melengkung sehingga hasil cetakan
beton tidak memuaskan.
Kayu yang biasanya digunakan untuk peracah dan acuan antara kelas III dan
kelas IV, yang mempunyai tegangan ijin tekan sejajar kayu adalah 45 60 kg/cm2.
Macam-macam kayu yang digunakan untuk acuan :
Terentang
Termasuk kelas kuat III IV dan kelas awet V. Mengenai ukuran - ukuran
kayu terentang ini di dalam perdagangan biasanya dengan ketebalan 2 3 cm, lebar
17,5 cm dengan panjang 4 meter.
Kayu Kamper / Kapur
Termasuk kelas kuat I II dan kelas awet III dan macam - macam ukuran
yang ada di perdagangan dan sering dipergunakan untuk bekisting, ialah 3/20 x 400
cm; 6/12 x 400 cm; 5/7 x 400 cm dsb.
Kayu Kruing
12
Termasuk kelas kuat I II dan kelas awet III dan macam - macam ukuran
yang ada di perdagangan dan sering dipergunakan untuk bekisting, ialah 3/20 x 400
cm; 6/12 x 400 cm; 5/7 x 400 cm dsb.
Kayu Meranti
Termasuk dalam kelas kuat II IV dan kelas awet II IV. Adapun ukuran
-ukuran yang ada di perdagangan dan sering dipergunakan untuk bekisting adalah
dengan ukuran 3/20 x 400 cm; 6/12 x 400 cm; 5/7 x 400 cm; dan sebagainya.
Kayu Albasia
Mutu kayu kelas IV ( tegangan ijin tekan sejajar kayu adalah 45 kg/cm 2 ).
Ukuran yang ada di perdagangan dan sering digunakan untuk bekisting antara lain :
2/20 x 250 cm; 4/10 x 250 cm; dan lain-lain.
3.4.2
Plywood / Multiplex
Plywood banyak digunakan sebagai bahan papan acuan, plywood biasanya
digunakan pada pekerjaan yang cukup besar dan untuk permukaan beton yang tidak
diplester lagi dan tidak memerlukan finishing ( exposhed concrete ). Pada acuan yang
menggunakan plywood diusahakan agar tidak banyak pemakuan, agar pembongkaran
dapat mudah dilakukan dan kemungkinan plywood akan rusak sangat kecil. Sehingga
dapat digunakan berkali - kali (yang baik dapat digunakan 10 kali ). Untuk plywood
berkualitas baik, penggunaan paku yang sedikit pada plywood dapat dilaksanakan
kalau kestabilan konstruksi perencanaannya dilaksanakan dengan baik. Ukuran
plywood yang seringkali digunakan untuk acuan adalah dengan ketebalan 1,8 2,4
cm; lebar 122 cm; dan panjang 244 cm. Plywood yang sering diperdagangkan di
Indonesia khusus untuk acuan termasuk kelas II dengan ketebalan 1,8 cm.
3.4.3
Paku
13
Bentuk penampang paku yang digunakan dalam acuan dan perancah ialah
yang berpenampang bulat. Hal ini untuk mempermudah di dalam pembongkarannya.
Dan panjang paku yang digunakan tergantung dari tebal sambungan yang dibuat atau
maksimal sepanjang tebal sambungan. Paku tidak boleh melebihi tebal sambungan
karena ujung paku yang dibengkokkan akan menyukarkan pekerjaan pembongkaran.
Jarak minimum pemakuan harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
Dalam arah gaya
3.4.4
waktu peleburan ialah setelah acuan selesai dan sebelum penuangan dimulai. Fungsi
dari bahan bahan ini ialah untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya
lekat antara cetakan dan beton. Sehingga dapat menambah keawetan ataupun
mengurangi kerusakan kayu akibat pembongkaran.
Bahan bahan yang digunakan :
a. Minyak pelumas
Keuntungan dari minyak pelumas ini adalah murah harganya. Sedangkan
kerugiannya ialah apabila di dalam pemakaian mengenai tulangan maka tulangan
sukar melekat pada beton.
b. Cat / meni
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA
14
Bahan ini baik untuk mencegah pelekatan beton pada papan acuan. Cat / meni
setelah di laburkan / dioleskan pada cetakan ditunggu sampai kering baru pekerjaan
penulangan dimulai, jadi tulangan tidak akan menempel pada cat / meni. Tetapi
karena harganya yang mahal, maka cat / meni ini jarang digunakan.
c. Plastik
Dalam pekerjaan yang kecil biasanya kita cukup menyirami air sebelum
pengecoran beton. Fungsi plastik di dalam pekerjaan beton ialah untuk menahan air
semen supaya tidak terserap oleh cetakan atau keluar dari celah celah atau lubang
lubang yang ada pada acuan dan mencegah lekatnya beton pada acuan. Plastik
biasanya hanya digunakan untuk permukaan beton yang tidak akan terlihat karena
permukaan yang dihasilkan tidak akan rata & bergelombang. Plastik biasanya dipakai
di dalam pekerjaan :
Lantai yang permukaan bawahnya akan tertutup, misalnya : plafond, lapangan
terbang, dll.
Lantai lapangan tennis, basket, dll.
Apabila pada pekerjaan ini tidak digunakan lapisan plastik, air semen akan
meresap ke lapisan di bawahnya. Hal ini akan menghasilkan mutu beton lebih rendah
dari yang direncanakan.
d. Rambu rambu
Selain berfungsi mencegah lekatnya pada papan acuan juga memberi bentuk
permukaan yang baik dari segi keindahan.
3.5
Penyimpanan bahan-bahan
3.5.1
Papan
15
Papan disimpan dalam gudang dan harus terlindung dari cuaca, peresapan air
tanah. Penumpukan ini tidak boleh diletakkan langsung di atas lantai / tanah tetapi
harus diberi tumpuan / ganjal 30 cm dari tanah sehingga kadar air dari papan tidak
akan bertambah. Untuk penyimpanan kayu basah tiap tiap lapisan kayu harus diberi
tumpuan / ganjal. Tapi untuk kayu kering cukup tiap lima lapis baru diberi tumpuan /
ganjal
3.5.2
Plywood
Penyimpanan plywood hampir sama dengan penyimpanan kayu kayu yang
lain. Tetapi untuk plywood juga bisa disimpan dalam posisi miring.
3.5.3
Dolken / Gelam
Dolken yang biasa digunakan untuk perancah, jenis pinus akasia, kayu manis,
kayu laut, dll. Dolken ini harus lebih tinggi dari mutunya papan acuan dan tahan
terhadap cuaca. Jadi untuk keadaan yang memaksa penumpukan bisa diletakkan di
luar gudang. Adapun ukuran dolken yang biasa digunakan untuk perancah dan acuan
berdiameter 6 10 cm dengan panjang 4 meter.
3.5.4
Kasau
Tidak banyak berbeda dengan penyimpanan papan. Kasau yang biasa
digunakan termasuk jenis kamper, keruing, meranti, dsb. Ukuran yang ada di
perdagangan biasa digunakan untuk acuan : 4/6 x 400 cm ; 5/7 x 500 cm.
3.6
beton mencapai batas umur yang ditentukan. Untuk itu cetakan harus dibuat
sedemikian rupa agar mudah dibongkar setelah beton mencapai umur, akan tetapi
harus cukup kuat dan kaku selama dalam waktu penggunaan.
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA
16
17
3.7
Sambungan-Sambungan
3.7.1
benar rapat dan tidak bocor. Bagian tepi papan diketam lurus dan bila dihubungkan
dengan tepi papan yang lain kelihatan rongga udara di sela selanya.Untuk lantai,
papan papan dihubungkan satu sama lain di atas gelagar galagar yang siap
terpasang di bawahnya dan ujung ujung papan dibuat berselang seling .
Untuk balok, papan papan dirangkaikan dengan klem klem yang dipasang
melintang arah serat papan dengan jarak 50 60 cm sesuai dengan jarak tiang yang
dipakai.Untuk kolom, papan papan dirangkaikan dengan klem dengan jarak 40 - 55
cm. Pemakuan papan dengan klem lihat.
3.7.2
sambungannya dengan tiang cukup dipakukan saja tanpa adanya sambungan Tapi
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA
18
untuk konstruksi cetakan yang memikul beban berat biasanya gelagar yang dipakai
ukuran 6/12 untuk gelagar utama sedang pembaginya ukuran 5/7. Dan sambungan
dengan tiang gelagar menumpang di atas tiang
gelagar dari atas tiang pada tiap sambungan diberi klem yang dipakukan pada tiang
dan gelagar.
3.7.3
3.8.1
Dengan air
Penggunaan air untuk memulas permukaan cetakan sebelum beton
dituangkan. Biasanya untuk pekerjaan beton yang masih akan diplester. Sebab sifat
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA
19
air tidak akan menghalangi / mengemulsi beton dengan plesteran. Juga penggunaan
air sangat sering untuk pekerjaan kecil, misalnya untuk acuan kolom, balok, sloof, dll.
Yaitu dengan cara menyiramkannya pada seluruh permukaan cetakan sebelum beton
dituangkan.
3.8.2
meni. Kejelekan oli yang lainnya adalah apabila cetakan dibongkar maka masih ada
sisa oli yang menempel pada beton. Hal ini sangat menyulitkan di dalam pekerjaan
finishing, misalnya pemolesan / pengecatan, sebab sifat dari oli adalah mengemulsi
benda yang ditempelinya. Sedang untuk meni kejelekan kejelekan dari oli ini
hampir tidak dimilikinya.
3.8.3
Dengan Kapur
Kapur juga bisa dipergunakan untuk mempermudah pelepasan cetakan.
Dengan cara yang sama apabila kita menggunakan air, oli ataupun meni. Cuma untuk
pekerjaan luar dan mudah tersentuh oleh benda, misalnya untuk lantai, kapur ini
jarang digunakan. Sebab apabila kapur sudah kering dan misalnya terinjak,kapur ini
akan hilang, Jadi kapur hanya digunakan untuk permukaan sempit, misalnya di dalam
pembuatan tiang pancang. Pada pembuatan tiang pancang biasanya cetakan distel
selebar tiang pancang. Hal ini dimaksudkan agar setelah cetakan dibongkar akan
didapatkan jarak antara satu sama lain selebar tiang pancang itu. Maka jarak ini bisa
digunakan sebagai cetakan untuk pengecoran tiang pancang berikutnya. Untuk
menjaga agar tiang yang di-cor tidak menempel dengan acuan. Maka sebelum di-cor
tiang tiang dipulas dahulu dengan kapur dan seandainya beton sudah kering maka
satu dengan lainnya tidak akan melekat.
20
3.9
3.9.1
Papan Duga
3.9.1.1
Pengertian
Papan duga atau stake out ialah papan yang dipakai untuk pedoman sementara
dari as bangunan, ketinggian ( elevasi ) bangunan, letak bangunan agar sesuai dengan
rencana. Sedang wujud dari papan duga itu sendiri adalah selembar papan yang
diratakan salah satu sisinya. Kemudan papan itu dipakukan pada tiang tiang yang
telah ditancapkan pada tempatnya dengan ketinggian yang telah ditentukan. Dan sisi
papan yang diketam tadi ialah yang dipakai untuk pedoman ketinggian dan peletakan
as bangunan.
3.9.1.2
tidak terganggu oleh kegiatan selama bangunan dikerjakan. Pada pekerjaan bangunan
gedung, papan duga ini diletakkan pada sudut sudut bangunan dengan jarak 1,5
meter di luar as bangunan. Ini dimaksudkan agar papan duga tidak terganggu oleh
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA
21
tanah galian yang menumpuk di sekitar lubang galian. Juga agar papan duga ini tidak
mengganggu pekerjaan bangunan itu sendiri.
3.9.1.4
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan papan duga adalah sebagai berikut :
1. Posisi bangunan terhadap garis, tetapi biasanya sudah direncanakan dalam
penggambaran denah denah. Dan pembuatannya tinggal menurut gambar
rencana tadi. Ketinggian dari papan duga terhadap lantai ( 0,00 ). Ini biasanya
dibuat + 0,25 di atas lantai. Hal ini dimaksudkan agar di dalam kita bekerja,
misalnya menarik benang dari papan duga yang satu ke lainnya tidak terganggu
oleh pekerjaan yang telah selesai ( misalnya sloof ). Juga ketinggian papan duga
arah memanjang dan arah melebar di buat berbeda, yaitu arah memanjang lebih
rendah 15 cm terhadap arah pendeknya. Ini dimaksudkan agar benang yang
ditarik antara papan duga memanjang dan memendek tidak saling menyentuh,
maka akan didapatkan hasil yang lebih teliti.
2. Pemancangan tiang papan duga. Pada tanah yang keras, untuk memasang tiang
maka tanah perlu digali terlebih dahulu dengan kedalaman yang cukup kemudian
tiang ditanam pada galian tersebut yang sebelumnya telah diratakan dengan diisi
pasir lalu diurug dengan tanah dan batu batu kecil. Untuk tanah jenis sedang
cukup dengan membuat tiangnya runcing bagian bawahnya dan pemancangannya
hingga masuk ke tanah sedang tersebut. Pada tanah lembek, pemasangan tiang ini
harus hati hati. Dengan cara digali terlebih dahulu dengan kedalaman yang
cukup. Kemudian sebelum tiang ditanam, terlebih dahulu bagian bawahnya diberi
papan alas agar kemungkinan penurunan tiang setelah ditanam bisa kecil bahkan
tidak turun sama sekali.
3.9.1.5
22
23
pengertian bahwa semakin besar berat bangunan, maka semakin besar pula daya
dukung tanah yang diperlukan dan semakin luas pula dasar pondasi yang diperlukan.
Jika pondasi mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berbagai hal, misalnya
pondasi retak dan mengalami penurunan ( settlement ), maka akan diikuti oleh
kerusakan bagian bangunan di atasnya antara lain :
Tembok menjadi retak - retak dan miring
Lantai tidak rata lagi atau bergelombang dan retak - retak
Secara keseluruhan bangunan akan mengalami penurunan
Berubahnya posisi kusen - kusen yang ada sehingga daun pintu maupun daun
jendela selit untuk ditutup
Terjadi kerusakan pada tangga terutama tangga dari bahan beton yang berupa
retak - retak maupun berubahnya sudut kemiringan.
Dalam perencanaan pondasi yang perlu mendapat perhatian lebih daripada
yang lainnya adalah kekuatan struktur pondasi yang berkaitan dengan bahan pondasi
serta kekuatan tanah di bawahnya. Dua hal ini akan saling bertalian, apabila tanahnya
mampu mendukung beban pondasi, tetapi pondasi kurang mempunyai daya dukung
yang cukup, maka akan terjadi kerusakan, begitu juga sebaliknya jika pondasi cukup
kuat tetapi tanah di bawahnya kurang mampu menopang beban ( tegangan izin tanah
terlampaui ), maka juga akan terjadi kerusakan.
Ditinjau dari kedalamannya pondasi dapat dikelompokkan menjadi :
1.
Pondasi dangkal
a. Pondasi menerus
24
c. Pondasi Gabungan
Jenis pondasi ini sebenarnya sama dengan pondasi setempat, namun dari
beberapa kolom digabung dengan satu plat sebagai alas atau dasar pondasi. Hal ini
dilakukan guna meningkatkan daya dukung pondasi maupun jarak kolom terlalu
dekat.
d. Pondasi Plat
Pondasi plat merupakan pondasi yang dibuat di seluruh luas bangunan yang
pada umumnya terbuat dari beton bertulang dan diperkuat dengan balok - balok beton
di bawahnya. Pondasi ini dibuat pada lantai di bawah permukaan tanah ( basement )
dan di atasnya dapat berfungsi sebagai tempat parkir, gudang maupun ruang mesin.
Pada umumnya, pondasi ini menyatu dengan dinding yang juga terbuat dari beton
bertulang.
2.
25
Pondasi dalam mempunyai kedalaman lebih dari 6,00 meter dari permukaan
tanah asli. Kelompok pondasi ini meliputi hal berikut;
26
Agar kedudukan kolom - kolom berdiri dengan kokoh, maka kolom tersebut
dihubungkan antara satu dengan yang lainnya pada arah horizontal dengan sloof dan
ring balok. Disarankan kolom di-cor tidak bersamaan dengan balok maupun lantai,
tetapi harus di-cor lebih dahulu guna menjaga kestabilan pada bekisting pengecoran
berikutnya. Beban-beban yang bekerja pada acuan merupakan tekanan samping oleh
balok beton cair meupun pengaruh pemadatan. Guna memperkecil tekanan samping
akibat beton segar yang dipengaruhi oleh tinggi jatuh serta untuk mengurangi agar
tidak terjadi kerusakan agregat maupun segregasi, maka saat pengecoran digunakan
pipa pengantar ( tremi ) yang berdiameter minimal 4 inchi ( 10 cm ).
1.9.3
mempunyai penampang tidak banyak variasinya karena kadang - kadang balok tidak
kelihatan atau hanya kelihatan sebagian, sehingga jika ditinjau dari segi artistiknya
kurang berperan jika dibandingkan dengan kolom yang berdiri di tengah ruangan.
Pada umumnya balok berpenampang segi empat dan ada juga berpenampang
lain. Penampang segi empat panjang mempunyai daya dukung yang besar terhadap
beban yang bekerja.
Ditinjau dari bentuk segi empat pembebanannya, umumnya merupakan beban
yang vertikal dan tegak terhadap penampangnya sehingga acuan perancah
Macam-macam balok
1. Sloof
27
Sloof merupakan balok yang berada di bawah permukaan lantai atau tanah
yang berfungsi menopang beban terutama dinding yang selanjutnya diteruskan ke
pondasi. Balok ini menghubungkan antara pangkal bawah kolom yang satu dengan
yang lainnya agar bangunan lebih kokoh maupun untuk menjaga agar tidak terjadi
pergeseran pondasi ke arah mendatar.
Selain balok ini ada balok lain lagi yang disebut balok pengikat. Balok ini
berada melintang di bawah lantai pada bangunan yang mempunyai ruangan
memanjang ( misalnya aula ) tanpa dipisahkan oleh dinding. Balok ini berfungsi
untuk mengikat antara kedua jalur dinding dan pondasi untuk mencegah pergeseran
horizontal.
2. Balok induk dan Balok Anak
Jenis balok ini merupakan balok yang menopang langsung lantai -lantai
bangunan, berarti merupakan kombinasi antara balok dengan lantai. Dengan adanya
balok tersebut, ukuran lantai dapat diperkecil ( lebih tipis ) jika dibandingkan dengan
lantai yang direncanakan tanpa memakai balok. Balok induk merupakan penopang
utama dari balok anak dan sebagian lantai beban lantai yang selanjutnya diteruskan
ke kolom sebagian pendukungnya. Selain fungsi - fungsi di atas, maka balok ini
berfungsi mengikat antara kolom yang satu dengan yang lainnya agar bangunan dapat
lebih kokoh.
3. Balok ring
Balok ring atau ring balok berada di ujung atas dinding pada suatu bangunan
gedung berfungsi mengikat antara kolom yang satu dengan yang lainnya dan
mendukung beban di atasnya berupa sebagian beban atap, kemudian diteruskan ke
kolom.
4. Balok lantai
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA
28
Jenis belok ini membentang di atas kusen pintu dan jendela. Pada bangunan
yang struktur utamanya dari beton bertulang, maka balok lantai ini berada di atas
pintu dan jendela di sepanjang dinding.
Jadi, fungsi utamanya adalah menopang dan meneruskan beban dari dinding
ke kolom pendukungnya agar tidak membebani kusen di bawahnya. Pada
prisnsipnya, kusen tidak boleh dibebani dari atas karena dapat mengakibatkan
terjadinya lendutan pada kusen tersebut dan akhirnya daun pintu dan jendela tidak
dapat berfungsi dengan baik.
5. Balok - balok kantilever
Balok kantilever merupakan balok yang salah satu ujungnya bebas. Balok ini
tidak ada batasan letaknya, misalnya menopang atap teras, menopang lantai dan
sebagainya. Lihat gambar 17 dan 18.
1.9.4
29
mempunyai ukuran tertentu dan untuk selanjutnya tinggal memasangnya. Cara ini
dilaksanakan karena semakin majunya teknologi khususnya industri konstruksi serta
tuntutan pelaskanaan yang sangat terbatas oleh waktu kontrak.
Untuk mengenal letak masing-masing lantai secara berurutan dan jumlah
keseluruhannya, maka di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut :
Lantai di bawah permukaan tanah ( basement ) adalah lantai yang terletak di
bawah permukaan tanah pada gedung bertingkat banyak, biasanya lantai ini
juga dimanfaatkan untuk aktivitas; misalnya sebagai ruang parkir, penempatan
genset / ruang mesin, gudang dan sebagainya. Lantai dan dinding biasanya
dibuat dari beton bertulang yang kedap air.
Lantai pada permukaan atau lantai 1 ( Ground Floor ). Lantai ini terletak di
atas permukaan tanah dan langsung berhubungan dengan halaman dan
umumnya diberi referensi peil + 0,00 meter.
Lantai 2 adalah lantai tingkat di atas lantai 1
Dan seterusnya sampai lantai teratas pada gedung yang bersangkutan.
Atap ( roof ) merupakan lapisan plat yang paling tinggi dan berhubungan
langsung dengan ruang terbuka. Pada sebagian bangunan gedung, atap ini ada yang
dimanfaatkan sebagai landasan helikopter, kolam renang ,dsb.
Agar lantai beton dapat berfungsi dengan sepenuhnya, maka harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
Lantai harus horizontal dan rata
Lantai harus kaku
Lantai harus mempunyai ketebalan yang cukup
Lantai harus kedap air.
1.9.5
30
= 20 cm
4. Antride minimum 25 cm
5. Lebar tangga untuk :
bangunan umum = 120 cm
rumah tinggal
= 80 - 120 cm
31
32
33
Selain syarat ekonomis harus juga diperhatikan syarat syarat keamanan. Hal
ini penting sekali, jangan sampai di dalam pembongkaran urutan pembongkaran tidak
diperhatikan sehingga bagian yang belum terbongkar ataupun yang sudah terbongkar
dapat mencelakakan pekerja yang sedang bekerja. Misalnya di dalam pembongkaran
acuan / perancah lantai. Pertama dibongkar dahulu skor skornya kemudian tiang
tiangnya. Dalam pembongkaran tiang, harus hati hati karena tiang ini yang
menyangga seluruh beban di atasnya. Kalau tidak hati hati maka apa apa yang ada
di atasnya bisa rubuh dan menimpa pekerja yang sedang berada di bawahnya.
Gunakan pakaian kerja ( sepatu, pakaian kerja, helm, dll ).
Syarat Konstruktif
Pembongkaran tiang secara teoritis perlu diperhatikan bidang momen yang
timbul harus sama dengan bidang momen yang direncanakan. Jadi pada
pembongkaran tiang perancah lantai harus dimulai dari tengah dulu kemudian ke arah
tepi. Hal ini dimaksudkan agar bidang momen yang timbul akan sama dengan bidang
momen yang direncanakan. Sedang pada pembongkaran konsol ( balok kantilever ),
dimulai dari ujung. Dengan maksud untuk mendapatkan bidang momen yang sama.
BAB IV
URAIAN KERJA
Job
: I ( Satu )
Judul
A. Tujuan Praktek
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
34
Membuat cetakan dan acuan kolom segi empat dengan menggunakan rapid
klem
Menyetel cetakan kolom menjadi vertical
Meluruskan kedudukan cetakan kolom yang satu dengan cetakan kolom yang
lainnya
B. Peralatan yang Digunakan
Pensil
Rol meter
Siku
Ketam
Benang
Gergaji
Unting - unting
Palu cakar
Selang plastik
35
Catatan
36
Untuk klem perangkai pada papan cetakan bagian sisi lebar ukuran klem
ditambah 1,5 - 2 cm dari tepi papan, dan pada bagian sisi panjang dikurangi
0,5 - 1 cm dari tepi papan
Tiang - tiang harus kuat dan kokoh menahan getaran dari beton dan beban
manusia
Perhatikan kedudukan dan ketegakan cetakan kolom, tidak boleh berubah.
37
38
39
Job
: II ( Dua )
40
Judul
menggunakan
plat besi Sebagai pengklem cetakan
A. Tujuan Praktek
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
Membuat acuan dan cetakan kolom
Menyetel cetakan kolom menjadi vertikal
Meluruskan cetakan kolom yang satu dengan yang lainnya
Memasang plat besi sebagai pengklem
B. Peralatan yang Digunakan
Pensil
Rol meter
Siku-siku
Ketam
Benang
Gergaji
Selang plastic
Waterpas
Unting - unting
Palu cakar
41
D. Keselamatan kerja
Tempatkan alat - alat kerja pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Konsentrasi pada waktu bekerja
Tempatkan bahan - bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
selama pekerjaan berlangsung
E. Langkah Kerja
Pelajari dan pahami gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan-bahannya
Persiapkan alat dan bahannya
Membuat dan merangkai multiplex sesuai dengan ukuran yang tercantum
dalam
42
TAMPAK ATAS
43
TAMPAK DEPAN
44
Job
: III ( Tiga )
Judul
A. Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
Membuat cetakan dan acuan untuk balok
Menyetel cetakan balok menjadi horizontal
Mendirikan steel prof dengan bentuk yang benar
B. Peralatan yang Digunakan
Pensil
Ketam
Siku-siku
Gergaji
Benang
Palu cakar
Unting - unting
Waterpass
Selang plastik
Rol meter
C. Bahan yang Dibutuhkan
Papan terentang
Steel prof
Balok
Rapid klam
Paku
Pipa paralon
Besi / kawat
Multiplex
D. Keselamatan Kerja
Tempatkan alat - alat pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Konsentrasi pada waktu bekerja
Tempatkan bahan-bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
selama berlangsungnya pekerjaan
E. Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan - bahannya
Persiapkan alat dan bahannya
Mendirikan tiang perancah yang pertama, yang berkedudukan dekat kolom.
Untuk tiang perancah selanjutnya dapat kita dirikan sepanjang balok arah
membujur
Pada kedua tiang tadi kita hubungkan dengan balok membujur
Dirikan tiang perancah yang terletak disampingnya dan dengan langkah kerja
yang sama
Pada kedua balok membujur tersebut kita hubungkan dengan papan pengaku
pada kedua ujungnya, jarak kedua balok membujur tersebut sejauh 120 - 160
cm
Pasang balok arah melintang dengan jarak sesuai gambar (60 - 80cm) dan
ketinggian dari balok-balok melintang tersebut harus level, adapun panjang
balok melintang tergantung dari besar / kecilnya balok beton
Pasang tiang - tiang steel proof diantara dua buah tiang yang telah terpasang
tersebut diatas dengan jarak 70 - 130 cm
Pasang acuan balok pada kedua sisinya, yang disebelah bawah dapat kita
lakukan dengan papan penjepit
2/3 dari ketinggian acuan balok kita pasangkan rapid klem, dan pasang balok
-balok pengeklem untuk rapid klem
Pada acuan balok tersebut kita pasang papan pengaku pada kedua sisi acuan
sehingga kedudukan dari acuan balok stabil, kokoh dan kaku
Tiang perancah harus disokong / dikakukan baik arah melintang maupun arah
membujur serta antara tiang - tiang perancah harus kita sokong hingga
kedudukan dari tiang - tiang dari perancah tersebut kaku dan kuat
Kontrol sermua hasil pekerjaan sesuai gambar dan ketentuan lainnya
Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya
Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa
Job
: IV ( Empat )
Judul
A.Pengertian
Cetakan lantai adalah lantai yang bisanya terletak diatas lantai dasar yang
mana lanta itu harus kuat dan plat lantai harus terikat kuat satu sama lainnya.
Cetakan lantai biasanya disuatu konstruksi bangunan rumah lantai 2 dan seterusnya
dan gedung.Lantai ini harus terikat denngan balok
B.Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat cetakan lantai dengan benar.
2. Meperhitungkan kekuatan terhadap lantai.
3. Mepergunakan bahan dan perlata dengan baik dan benar.
C.Instruksi Umum
1. Perhatikan Keselamatan Kerja.
2. Pahamilah Instruktur menerangkan dan bertanyalah jika kurang mengerti.
3. Pahamilah cara menghitung kebutuhan bahan dan lata yang digunakan.
4. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.
D.Bahan dan Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6. Palu Cakar
2. Siku
7. Gergaji Tangan
3. Rol Meter
4. Unting-Unting
5. WaterPass
uk.90 cm
14. Helm
Catatan
Pada saat pemasangan Cetakan lantai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Pengikatan balok penyangga harus kuat.
2. Gelagar harus dengan kaedah WaterPass.
3. Pada saat penyambungan antara lanta dan balok cetakan lanta rapat dengan
cetakan balok dari tebal papan balok 30 cm agar pada saat pembongkaran
lebih mudah.
Job
: V ( Lima )
Judul
A.
Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
Membuat cetakan dan acuan dinding
C.
D.
Ketam
Siku-siku
Gergaji
Benang
Palu cakar
Unting-unting
Rol meter
Waterpas
Selang plastic
Rapid klem
Paku
Multiplex
Besi beton
Balok
Pipa paralon
Keselamatan Kerja
Tempatkan alat-alat pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Konsentrasi pada waktu bekerja
Tempatkan bahan-bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
selama berlangsungnya pekerjaan
E.
Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan bahannya
Persiapkan alat dan bahannya
Semua ukuran dari ketebalan balok-balok pengeklem harus disamakan
terlebih dahulu
Dirikan pada sisi luar dinding cetakan balok-bal;ok pengeklem vertical pada
tempatnya dan kedudukan dari balok-balok tersebut kita levelkan serta
dikakukan
Pasang multiplex yang terbawah (setebal 25-30 cm) pada balok-balok tersebut
Pasang multiplex pada kedudukan kawat pengiakat setinggi 100-120 cm
(jarak rapid klem kearah vertical)
Ulangi langkah kerja tersebut untuk langkah-langkah selanjutnya sampai
acuan terbentuk seperti gambar
Pasang pada dinding cetakan tersebut cetakan pintu, jendela, dan cetakan
kotak pada tempat yang telah direncanakan pada gambar
Bila semua pemasangan balok - balok pengklem horizontal telah selesai dan
masing-masing kawat pengikat telah dikencangkan, semua hasil pekerjaan
kita periksa kembali apakah sudah sesuai dengan gambar kerja, dan ketentuan
- ketentuan lainnya
Semua hasil pekerjaan harus kokoh dan kaku
Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya
Laporkan pada instruktur bhwa pekerjaan telah selesai dan siap untuk
diperiksa
Job
: VI ( Enam )
Judul
A. Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
Merencanakan tangga yang ideal
Membuat cetakan dan acuan tangga dengan bentuk lingkaran
Menentukan panjang antride, lebar antride dan sebagainya
B. Peralatan yang Digunakan
Pensil
Siku-siku
Benang
Unting - unting
Waterpass
Selang plastik
rol meter
Gergaji
Palu cakar
Gergaji lindkaran
Jangka / kompas
C.
D.
Keselamatan Kerja
Tempatkan alat-alat pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Konsentrasi pada waktu bekerja
Tempatkan bahan - bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu selama berlangsungnya pekerjaan
E.
Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan - bahannya
Persiapkan alat dan bahannya
Rencanakan jumlah optride dan antride tangga
Rencanakan pada optride keberapa tangga tersebut mulai membentuk
lingkaran
Dirikan dinding cetakan sebelah dalam sesuai dengan gambar dan langkah
kerjanya, sesuai dengan cara pembuatan cetakan dinding
Gambar pada kedua dinding cetakan kedudukan dari pada tangga tersebut
sesuai dengan yang kita rencanakan
Pada gambar cetakan untuk lantai tangganya harus kita turunkan setebal
papan - papan cetakannya
Potong papan borneo 3/20 x 400 cm sesuai dengan gambar tersebut dan
masing - masing kita pakukan pada dinding cetakan hingga sampai selesai
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Acuan dan perancah atau bekisting atau formwork adalah pekerjaan sementara
sebagai mal / as pada bagian sisi dan bawah dari bentuk yang kita inginkan. Dalam
bentuk struktur beton Acuan dan Perancah merupakan pekerjaan yang sangat
menentukan, maka dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut harus
mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup dan
paham tentang acuan dan perancah.
Dari praktek kerja Acuan dan Perancah ini, penulis dapat mengambill
kesimpulan :
Dengan praktek acuan dan perancah, mahasiswa dapat mengetahui betapa
pentingnya acuan dan perancah dalam sebuah konstruksi
Dengan praktek acuan dan perancah, mahasiswa dapat membuat acuan dan
perancah yang biasa digunakan dalam dunia teknik sipil yaitu konstruksi
bangunan
Pekerjaan acuan dan perancah adalah pekerjaan yang sederhana dan
sementara, namun sangat menentukan keberhasilan dari sebuah konstruksi
bangunan.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktek acuan perancah sering dijumpai permasalahan
permasalahan di lapangan dan permasalahan tersebut harus kita selesaikan demi
keselamatan pengerjaan acuan dan perancah itu sendiri. Oleh karena itu penulis
memberikan beberapa saran untuk permasalahan - permasalahan tersebut ;