Вы находитесь на странице: 1из 65

ACUAN DAN PERANCAH 2

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang masalah


Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung,

jembatan maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunan terbuat dari


beton. Beton merupakan salah satu jenis struktur utama pada suatu bangunan yang
berfungsi menopang beban yang terjadi. Pada awalnya, beton merupakan bahan yang
plastis, tetapi setelah umur tertentu akan mengeras dan mempunyai kekuatan tertentu
pula, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk membentuk beton menjadi ukuran tertentu diperlukan suatu cetakan
yang memenuhi pesyaratan. Acuan dan perancah merupakan suatu pekerjaan yang
sangat menentukan dalam mewujudkan bentuk struktur beton, maka dalam
pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut harus mempunyai keterampilan
khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang acuan dan perancah.
Acuan perancah sendiri didefinisikan sebagai suatu konstruksi yang berupa
mal / cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah untuk suatu konstruksi beton
yang biasa disebut bekisting / mal / formwork.
Dalam laporan ini dibicarakan metode pelaksanaan acuan dan perancah,
khususnya yang konvensial mulai dari pengetahuan dasar atau praktis, langkah langkah pelaksanaan yang selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.
1.2 Masalah dan ruang lingkup masalah
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas masalah konstruksi acuan
perancah karena dalam hal mencetak sebuah kolom atau membuat cetakan lantai,
balok, tangga dan pondasi acuan perancah memegang peranan yang sangat penting.
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang maksimal, diperlukan keahlian
pekerja, teknologi yang maju, serta mutu bahan yang baik.
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1.3 Tujuan dan penulisan masalah


Adapun tujuan dari Praktek Acuan Perancah ini adalah :
Mengetahui teknik pengerjaan acuan perancah yang baik dan benar
Mengetahui fungsi / kegunaan dari alat - alat dalam proses pengerjaan
konstruksi acuan perancah
Mengetahui bahan - bahan apa saja yang dibutuhkan dalam pengerjaan
konstruksi acuan perancah dan akanestimasi bahan dan waktu
Mampu membedakan kualitas bahan berdasarkan kelasnya
Memberikan pengetahuan tentang perencanaan kerja acuan perancah sehingga
mampu untuk merencanakan serta melaksanakan suatu pekerjaan yang
menyangkut acuan perancah / beton
Dapat memperhitungkan komponen serta kebutuhan bahan yang akan
dipergunakan dalam kerja acuan perancah.

Adapun manfaat dari Praktek Kerja formwork ini adalah :


Dapat memperkaya diri guna bekal di kemudian hari mengenai konstruksi
acuan perancah
Dapat mengetahui teknik pengerjaan acuan perancah yang baik dan benar
Mahasiswa

dapat

memperhitungkan

waktu

yang

dibutuhkan

dalam

penyelesaian konstruksi acuan perancah


Mahasiswa dapat menyadari akan keberadaan potensi dirinya serta kondisi
lingkungan yang menunjang untuk dapat dikembangkan dan berupaya
menjadikan diri sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1.4 Metode penulisan


Pada penulisan Catatan Bengkel ini, data diperoleh pada saat penulis
mengikuti praktek kerja acuan perancah di Bengkel Terbuka serta merangkum buku
-buku jurusan Teknik Sipil khususnya Mata Kuliah Konstruksi Acuan Perancah.
1.5 Sistematika tulisan
Pada penulisan Catatan Bengkel ini, terbagi dalam beberapa bagian yaitu :
Bab I yaitu pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, masalah dan
ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat, metode penulisan, serta
sistematika penulisan.
Bab II yaitu tinjauan pustaka , berisi tentang landasan teori yang digunakan
dalam memahami dan mengetahui pengertian konstruksi acuan perancah,
unsur unsur apa saja yang diperlukan dalam acuan perancah, bahan bahan
apa saja yang diperlukan dalam pengerjaan acuan perancah.
Bab III yaitu pembahasan, berisi tentang penjelasan - penjelasan tentang
sambungan sambungan acuan perancah, teknik kerja acuan perancah,
penyimpanan bahan bahan pembuatan acuan perancah.
Bab IV yaitu uraian kerja, berisi tentang job sheet job sheet yang telah
dipraktekkan dalam Praktek Kerja Acuan Perancah di Bengkel Terbuka
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya.
Bab

yaitu

kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan yang

didapatkan oleh penulis selama praktek kerja dan juga mampu memberikan
saran / jalan keluar dari semua permasalahan - permasalahan yang timbul.

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengerian Dasar
Perkembangan industri konstruksi dewasa ini mengalami perkembangan yang
pesat dengan berbagai jenis bahan sebagai struktur utamanya. Beton bertulang
merupakan salah satu di antara sejumlah jenis bahan yang digunakan sebagai
pendukung utama pada suatu bangunan.
Berdasarkan kenyataan bahwa pada bangunan tertentu struktur beton
bertulang merupakan salah satu pilihan yang telah banyak digunakan dan terbukti
mempunyai kelebihan jika dibanding dengan jenis bahan yang lainnya.
Dalam membentuk beton plastis menjadi bentuk beton seperti yang
diinginkan tidak lepas dari peranan cetakan atau pembentuknya. Salah satu
keuntungan penggunaan beton bertulang sebagai bahan bangunan struktur utama
adalah dapat dibuatnya beton tersebut menjadi berbagai kemungkinan bentuk dan
ukuran sesuai dengan keinginan maupun bentuk arsitekturnya.
Dalam proses mewujudkan bentuk struktur beton yang diinginkan, maka hal
ini tidak lepas dari pekerjaan bantu ( awal ) yang dikenal dengan pekerjaan acuan dan
perancah atau pekerjaan bekisting atau formwork.
Dari ketiga istilah tesebut di atas mempunyai arti dan tujuan yang sama,
namun yang umum digunakan sebagai istilah di lapangan atau proyek adalah istilah
bekisting.
Walaupun bekisting merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara,
namun mempunyai fungsi :
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Memberikan bentuk kepada konstruksi beton


Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan
mampu memikul beban sendiri maupun beban luar
Mencegah hilangnya air semen ( air pencampur ) pada saat pengecoran
Sebagai isolasi panas pada beton.
2.2 Unsur unsur acuan perancah
Unsur-unsur yang terdapat dalam acuan dan perancah adalah sebagai berikut :
1. Acuan
Acuan merupakan bagian penting dari Acuan dan Perancah yang mempunyai
fungsi sebagai pembentuk beton dan dimensi yang diinginkan, serta merupakan unsur
penting untuk menentukan hasil akhir permukaan beton. Acuan terbuat dari bahan
papan yang disambung pada arah memanjang maupun melebar menggunakan klam
atau menggunakan multiplex.
2. Klam
Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi
Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun
melebar
Sebgai bahan pengaku acuan pada arah melebar klam dapat terbuat dari papan
seperti papan acuan, namun perlu dipotong - potong sesuai ukuran yang
dikehendaki.
3. Gelagar
Gelagar pada unsur acuan dan perancah mempunyai fungsi sebagai penopang
langsung dari acuan yang ada serta dapat berfungsi untuk mengatur elevasi yang
diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran balok maupun
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu berukuran balok maupun berukuran
papan tergantung dari perencanaan pemakaian bahan, tetapi yang pasti gelagar yang
berpenampang 8 x 12 cm akan digunakan untuk menopang beban yang lebih berat
jika dibandingkan balok kasau berukuran 4 x 6 cm maupun papan 2 x 20 cm.
Jarak pemasangan gelagar tergantung dari ;
Ukuran penampang bahan gelagar
Beban yang dipikul
Ketebalan papan acuan.
4. Tiang penyangga
Tiang penyangga, khususnya sesuai dengan pembatasan pembahasan ini dapat
terbuat dari bahan kasau, dolken maupun bambu. Tiang penyangga menopang
langsung kedudukan gelagar, sehingga panjang tiang penyangga merupakan fungsi
dari ketinggian kedudukan acuan. Jarak pemasangan tiang penyangga tergantung
dari :
Beban yang ditopang
Ukuran balok
Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu tersendiri
Skor atau pengaku.
Skor merupakan bagian dari acuan dan perancah yang berfungsi untuk
memperkokoh atau memperkaku dari sistem acuan dan perancah yang ada. Agar
didapat suatu sistem acuan dan perancah yang memenuhi persyaratan kekakuan,
maka skor dipasang pada dua posisi :

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Skor

horizontal

merupakan

skor

yang

mempunyai

fungsi

untuk

mempersatukan tiang penyangga yang ada, sehingga tiang-tiang tersebut akan


bekerja bersamaan pada saat mendapatkan gaya
Skor diagonal merupakan skor yang dipasang miring pada arah vertikal, yang
mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horizontal ( goyangan )
yang timbul pada tiang penyangga.
Skor horizontal saja tidak mampu mengatasi gaya. Skor diagonal saja tidak
mampu menerima gaya karena tidak ada persatuan antar tiang penyangga dan yang
bisa terjadi tiang akan melendut. Kombinasi antara skor horizontal dan diagonal akan
mempunyai kemampuan menopang gaya, karena terjadi kekompakan tiang dan skor.
5. Papan alas tiang perancah
Papan alas yang dimaksud di sini bukan berarti papan alas harus dibuat dari
papan, tetapi bisa saja papan alas tersebut dibuat dari balok kayu, baja atau beton.
Karena papan alas yang dimaksud di sini adalah papan atau bahan yang berfungsi ;
Sebagai bahan ( alat ) untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung
-ujung tiang penyangga
Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung - ujung tiang
akibat adanya gaya-gaya horizontal
Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang - tiang apabila
tiang - tiang tersebut harus dipasang pada tempat - tempat bergelombang.
6. Baji
Baji merupakan suatu perlengkapan acuan dan perancah yang berfungsi untuk
membuat acuan balok maupun lantai menjadi horizontal. Dengan adanya baji yang
dipasang di bawah tiang dan berhubungan dengan papan alas, maka dengan mudah
acuan dan perancah di-stel kedatarannya. Baji terbuat dari balok kayu yang dipotong
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

pendek dan dibelah miring. Dengan dibelah miring, maka diharapkan dapat dipakai
untuk menyetel kedataran secara halus.

2.3

Bahan-bahan pembuatan acuan perancah

2.3.1

Bahan bahan Utama

Bahan - bahan yang digunakan untuk membuat cetakan ;


a. Kayu
Kayu yang biasa dipakai untuk acuan dan perancah adalah kayu kelas III dan
kelas IV.
Misalnya :
Kayu Terentang; kelas kayu III-IV; kelas awet V; ketebalan 2-3 cm;
lebar 13,5 cm dan panjang 400 cm.
Kayu Kamper; kelas kuat I II; kelas awet III; ukuran yang sering
dipakai 3/20, 6/12, 5/7
Kayu Meranti; kelas kuat II III; kelas awet II IV; ukuran yang
dipakai yaitu 3/20, 6/12, 5/7
Kayu Albasia; kelas kuat IV; ukuran kayu yang dipakai 2/20 , 4/10
b. Plywood / multiplex
Multiplex digunakan sebagai bahan papan acuan dan dipakai untuk pekerjaan
yang cukup besar serta untuk permukaan beton yang tidak diplester lagi atau tidak
memerlukan finishing. Dalam penggunaan bahan ini diusahakan agar tidak banyak
pemakuan supaya bahan ini mudah dibongkar dan tidak cepat rusak.
Untuk ukuran multiplex yang sering digunakan adalah dengan ketebalan 1,8 2,4 cm; lebar 122 cm dan panjang 244 cm.
2.3.2

Bahan-bahan pembantu :

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Berguna untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat antara


cetakan dan beton, sehingga dapat menambah keawetan ataupun mengurangi
kerusakan kayu akibat pembongkaran.
Bahan pembantu ini dilaburkan pada pemukaan acuan, dilakukan setelah
acuan selesai dan sebelum penulangan dimulai. Bahan pembantu yang digunakan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Minyak pelumas atau oli bekas
Keuntungan menggunakan bahan ini adalah harganya yang murah, tetapi
apabila dalam pemakaian mengenai tulangan beton hal ini akan mengakibatkan
tulangan tadi tidak akan melekat pada beton. Oli termasuk senyawa emulsi tinggi dan
juga sulit mengering.
b. Cat / Meni
Sebelum pengecoran cat meni terlebih dahulu dilaburkan pada cetakan dan
ditunggu sampai kering, hal ini menghindari tulangan terkena cat tersebut. Akan
tetapi cat / meni jarang digunakan karena harganya yang mahal.
c. Plastik
Penggunaan bahan ini biasanya dipakai untuk permukaan yang perlu di
finishing lagi karena hasil cetakan yang menggunkan bahan ini akan bergelombang
atau tidak rata dan licin. Fungsi plastik dalam pekerjaan beton adalah untuk menahan
air semen tidak terserap oleh cetakan dan keluar dari celah-celah lubang. Plastik
dipakai dalam pekerjaan seperti :
Lantai yang permukaan bawahnya akan tertutup misalkan plafond, lapangan
terbang
Lantai lapangan tenis, basket dan lain-lain.
d. Kapur
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Kapur juga dipakai untuk menahan lekatnya beton pada cetakan beton, cepat
kering akan tetapi kapur mudah menempel atau lepas, oleh karena itu bahan ini cocok
untuk permukaan licin.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Definisi
Cetakan beton juga sering disebut bekisting, adalah suatu konstruksi

pembantu yang merupakan mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah dari bentuk
beton yang dikehendaki. Dapat dikatakan juga adalah suatu konstruksi sementara dari
suatu bangunan yang fungsinya untuk mendapatkan konstruksi beton yang
dikehendaki.
3.2

Bagian Konstruksi
Bagian-bagian pada acuan :
Papan cetakan
Pengaku / penyokong
Pengaku cetakan
Gelagar
Bagian-bagian pada perancah
Pasak / baji
Tiang acuan

3.3

Akibat acuan dan perancah yang kurang baik


Dalam pelaksanaannya jika pekerjaan acuan dan perancah ini kurang baik,

maka akan mendatangkan kerugian-kerugian seperti :

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

10

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1. Perubahan Dimensi
Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya
jika terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya.
Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal
ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya.
2. Perubahan Geometrik
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan
rencana, misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya
akan mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan pekerjaan
finishing lagi.
3. Penurunan Mutu Beton
Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan
air yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi berkurang.
..

Beton

::::::::::::::::::::
::::::::::::::::::::
Celah

::::::::::::::::::::

Cetakan
Klam Perangkai

Pada saat ini, sudah ada beton jadi atau beton siap pakai ( ready mix ), maka
kontraktor pada umumnya telah menyiapkan acuan dan perancahnya untuk kemudian
dituangkan beton yg telah dipesan sebelumnya. Kemudian dalam perkembangannya
cetakan atau acuan dan perancah ini memiliki variasi dalam hal harga baik persiapan
maupun bahan dengan mempertimbangkan syarat - syarat acuan dan perancah yang
harus dipenuhi serta efesiensi dalam hal pemakaian berulang kali.

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

11

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.4

Bahan yang di gunakan untuk membuat cetakan


Bahan-bahan yang biasa digunakan di dalam pembuatan cetakan antara lain :
Papan acuan dan gelagar :
~ terentang

~ plat baja

~ suren

~ plywood

~ albasia

Perancah biasanya menggunakan kayu Dolken, Usuk dan lain-lain.


3.4.1

Kayu Lokal
Di dalam pekerjaan acuan dan perancah banyak dipergunakan kayu lokal,

kayu - kayu tersebut harus cukup baik dan jangan terlalu basah, bila kayu tersebut
berkadar air tinggi dan mutu kayu sangat rendah maka cetakan akan mudah
mengalami perubahan bentuk dan akan mudah melengkung sehingga hasil cetakan
beton tidak memuaskan.
Kayu yang biasanya digunakan untuk peracah dan acuan antara kelas III dan
kelas IV, yang mempunyai tegangan ijin tekan sejajar kayu adalah 45 60 kg/cm2.
Macam-macam kayu yang digunakan untuk acuan :
Terentang
Termasuk kelas kuat III IV dan kelas awet V. Mengenai ukuran - ukuran
kayu terentang ini di dalam perdagangan biasanya dengan ketebalan 2 3 cm, lebar
17,5 cm dengan panjang 4 meter.
Kayu Kamper / Kapur
Termasuk kelas kuat I II dan kelas awet III dan macam - macam ukuran
yang ada di perdagangan dan sering dipergunakan untuk bekisting, ialah 3/20 x 400
cm; 6/12 x 400 cm; 5/7 x 400 cm dsb.
Kayu Kruing

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

12

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Termasuk kelas kuat I II dan kelas awet III dan macam - macam ukuran
yang ada di perdagangan dan sering dipergunakan untuk bekisting, ialah 3/20 x 400
cm; 6/12 x 400 cm; 5/7 x 400 cm dsb.

Kayu Meranti
Termasuk dalam kelas kuat II IV dan kelas awet II IV. Adapun ukuran
-ukuran yang ada di perdagangan dan sering dipergunakan untuk bekisting adalah
dengan ukuran 3/20 x 400 cm; 6/12 x 400 cm; 5/7 x 400 cm; dan sebagainya.
Kayu Albasia
Mutu kayu kelas IV ( tegangan ijin tekan sejajar kayu adalah 45 kg/cm 2 ).
Ukuran yang ada di perdagangan dan sering digunakan untuk bekisting antara lain :
2/20 x 250 cm; 4/10 x 250 cm; dan lain-lain.
3.4.2

Plywood / Multiplex
Plywood banyak digunakan sebagai bahan papan acuan, plywood biasanya

digunakan pada pekerjaan yang cukup besar dan untuk permukaan beton yang tidak
diplester lagi dan tidak memerlukan finishing ( exposhed concrete ). Pada acuan yang
menggunakan plywood diusahakan agar tidak banyak pemakuan, agar pembongkaran
dapat mudah dilakukan dan kemungkinan plywood akan rusak sangat kecil. Sehingga
dapat digunakan berkali - kali (yang baik dapat digunakan 10 kali ). Untuk plywood
berkualitas baik, penggunaan paku yang sedikit pada plywood dapat dilaksanakan
kalau kestabilan konstruksi perencanaannya dilaksanakan dengan baik. Ukuran
plywood yang seringkali digunakan untuk acuan adalah dengan ketebalan 1,8 2,4
cm; lebar 122 cm; dan panjang 244 cm. Plywood yang sering diperdagangkan di
Indonesia khusus untuk acuan termasuk kelas II dengan ketebalan 1,8 cm.
3.4.3

Paku

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

13

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Bentuk penampang paku yang digunakan dalam acuan dan perancah ialah
yang berpenampang bulat. Hal ini untuk mempermudah di dalam pembongkarannya.
Dan panjang paku yang digunakan tergantung dari tebal sambungan yang dibuat atau
maksimal sepanjang tebal sambungan. Paku tidak boleh melebihi tebal sambungan
karena ujung paku yang dibengkokkan akan menyukarkan pekerjaan pembongkaran.
Jarak minimum pemakuan harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
Dalam arah gaya

12 . d untuk tepi kayu yang dibebani

5 . d untuk tepi kayu yang tidak dibebani

10 . d untuk jarak antara paku


Dalam arah tegak lurus arah gaya

5 . d untuk jarak sampai tepi kayu

5 . d untuk barisan paku

3.4.4

Bahan bahan Pembantu


Bahan ini digunakan dengan jalan dilaburkan pada permukaan acuan, dan

waktu peleburan ialah setelah acuan selesai dan sebelum penuangan dimulai. Fungsi
dari bahan bahan ini ialah untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya
lekat antara cetakan dan beton. Sehingga dapat menambah keawetan ataupun
mengurangi kerusakan kayu akibat pembongkaran.
Bahan bahan yang digunakan :
a. Minyak pelumas
Keuntungan dari minyak pelumas ini adalah murah harganya. Sedangkan
kerugiannya ialah apabila di dalam pemakaian mengenai tulangan maka tulangan
sukar melekat pada beton.
b. Cat / meni
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

14

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Bahan ini baik untuk mencegah pelekatan beton pada papan acuan. Cat / meni
setelah di laburkan / dioleskan pada cetakan ditunggu sampai kering baru pekerjaan
penulangan dimulai, jadi tulangan tidak akan menempel pada cat / meni. Tetapi
karena harganya yang mahal, maka cat / meni ini jarang digunakan.

c. Plastik
Dalam pekerjaan yang kecil biasanya kita cukup menyirami air sebelum
pengecoran beton. Fungsi plastik di dalam pekerjaan beton ialah untuk menahan air
semen supaya tidak terserap oleh cetakan atau keluar dari celah celah atau lubang
lubang yang ada pada acuan dan mencegah lekatnya beton pada acuan. Plastik
biasanya hanya digunakan untuk permukaan beton yang tidak akan terlihat karena
permukaan yang dihasilkan tidak akan rata & bergelombang. Plastik biasanya dipakai
di dalam pekerjaan :
Lantai yang permukaan bawahnya akan tertutup, misalnya : plafond, lapangan
terbang, dll.
Lantai lapangan tennis, basket, dll.
Apabila pada pekerjaan ini tidak digunakan lapisan plastik, air semen akan
meresap ke lapisan di bawahnya. Hal ini akan menghasilkan mutu beton lebih rendah
dari yang direncanakan.
d. Rambu rambu
Selain berfungsi mencegah lekatnya pada papan acuan juga memberi bentuk
permukaan yang baik dari segi keindahan.
3.5

Penyimpanan bahan-bahan

3.5.1

Papan

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

15

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Papan disimpan dalam gudang dan harus terlindung dari cuaca, peresapan air
tanah. Penumpukan ini tidak boleh diletakkan langsung di atas lantai / tanah tetapi
harus diberi tumpuan / ganjal 30 cm dari tanah sehingga kadar air dari papan tidak
akan bertambah. Untuk penyimpanan kayu basah tiap tiap lapisan kayu harus diberi
tumpuan / ganjal. Tapi untuk kayu kering cukup tiap lima lapis baru diberi tumpuan /
ganjal
3.5.2

Plywood
Penyimpanan plywood hampir sama dengan penyimpanan kayu kayu yang

lain. Tetapi untuk plywood juga bisa disimpan dalam posisi miring.
3.5.3

Dolken / Gelam
Dolken yang biasa digunakan untuk perancah, jenis pinus akasia, kayu manis,

kayu laut, dll. Dolken ini harus lebih tinggi dari mutunya papan acuan dan tahan
terhadap cuaca. Jadi untuk keadaan yang memaksa penumpukan bisa diletakkan di
luar gudang. Adapun ukuran dolken yang biasa digunakan untuk perancah dan acuan
berdiameter 6 10 cm dengan panjang 4 meter.
3.5.4

Kasau
Tidak banyak berbeda dengan penyimpanan papan. Kasau yang biasa

digunakan termasuk jenis kamper, keruing, meranti, dsb. Ukuran yang ada di
perdagangan biasa digunakan untuk acuan : 4/6 x 400 cm ; 5/7 x 500 cm.

3.6

Syarat-syarat umum pekerjaan acuan dan perancah


Acuan merupakan konstruksi sementara yang akan dibongkar lagi setelah

beton mencapai batas umur yang ditentukan. Untuk itu cetakan harus dibuat
sedemikian rupa agar mudah dibongkar setelah beton mencapai umur, akan tetapi
harus cukup kuat dan kaku selama dalam waktu penggunaan.
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

16

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Syarat syarat umum acuan dan perancah :


1. Cetakan harus kuat
Sebelum beton mencapai umur, maka yang harus diketahui bahwa seluruh
berat beton basah disangga oleh acuan dan bangunan perancah termasuk beratnya
sendiri serta peralatan yang digunakan, maka bangunan perancah harus kuat dan
kaku. Untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan dari bangunan perancah tersebut,
harus diperhitungkan banyak hal, sebagai berikut :

Beban beban pelaksanaan termasuk beban vertikal, horizontal, dan pengaruh


kejutan.
Beban pelaksanaan, antara lain : berat sendiri cetakan, berat manusia, berat
alat, dan berat beban beton itu sendiri.
Tiang - tiang acuan harus diletakkan di atas papan papan kayu yang kokoh
agar tidak mudah mengalami penurunan akibat beban berat, juga harus mudah
di stel tinggi rendahnya dengan baji baji.
Tiang tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong
ke arah samping.
2. Cetakan harus kaku
Telah dijelaskan di atas bahwa beban yang menumpu pada cetakan di
antaranya beban horizontal. Beban horizontal ini yang mengakibatakan cetakan
mudah goyang atau labil. Apabila di dalam pembuatannya tidak kuat, untuk
menanggulangi hal hal tersebut maka perlu dipasang :
Skor pada tiang tiang acuan untuk lantai, balok, kolom
Papan batas cetakan untuk dinding balok sebelah bawah
Baji untuk menahan dinding kolom dari desakan beton dari dalam.
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

17

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3. Cetakan harus bersih


Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik kecuali syarat syarat di atas
untuk cetakan juga harus diperhatikan bahwa cetakan harus bersih. Apabila cetakan
tidak bersih maka dalam pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke dalam
adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton. Dan seandainya kotoran tidak
naik maka kotoran akan melekat pada permukaan beton dan sulit dibersihkan.
4. Cetakan harus mudah dibongkar
Pada saat pembongkaran, cetakan harus :

Tidak merusak beton yang sudah jadi

Bisa digunakan berkali kali

3.7

Sambungan-Sambungan

3.7.1

Sambungan papan dengan papan


Sambungan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga rangkaian benar

benar rapat dan tidak bocor. Bagian tepi papan diketam lurus dan bila dihubungkan
dengan tepi papan yang lain kelihatan rongga udara di sela selanya.Untuk lantai,
papan papan dihubungkan satu sama lain di atas gelagar galagar yang siap
terpasang di bawahnya dan ujung ujung papan dibuat berselang seling .
Untuk balok, papan papan dirangkaikan dengan klem klem yang dipasang
melintang arah serat papan dengan jarak 50 60 cm sesuai dengan jarak tiang yang
dipakai.Untuk kolom, papan papan dirangkaikan dengan klem dengan jarak 40 - 55
cm. Pemakuan papan dengan klem lihat.
3.7.2

Sambungan gelagar dengan tiang


Pada konstruksi yang labih, biasanya untuk gelagar dipakai papan dan

sambungannya dengan tiang cukup dipakukan saja tanpa adanya sambungan Tapi
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

18

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

untuk konstruksi cetakan yang memikul beban berat biasanya gelagar yang dipakai
ukuran 6/12 untuk gelagar utama sedang pembaginya ukuran 5/7. Dan sambungan
dengan tiang gelagar menumpang di atas tiang

dan untuk menjaga tergulirnya

gelagar dari atas tiang pada tiap sambungan diberi klem yang dipakukan pada tiang
dan gelagar.

3.7.3

Sambungan tiang dengan tiang


Karena ketinggian lantai yang tidak terjangkau oleh tiang, atau untuk

memanfaatkan potongan potongan tiang, maka perlu dibuat sambungan.


Konstruksi sambunagn tadi tidaklah terlalu sukar, cukup menyambungkan dua
potongan penampang kayu dan sekeliling sambungan diperkuat dengan klem.
Penempatan dari sambungan sambungan ini dibuat sbb :
usahakan sambungan jangan diletakkan di tengah tengah tinggi tiang, karena
pada tempat ini akan terjadi tekuk yang besar.
peletakan sambungan pada tiang perancah untuk satu dan lainnya jangan
diletakkan dalam satu garis lurus.
tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke
arah samping.
3.8

Perbandingan pemakaian bahan-bahan untuk mempermudah pelepasan


cetakan

3.8.1

Dengan air
Penggunaan air untuk memulas permukaan cetakan sebelum beton

dituangkan. Biasanya untuk pekerjaan beton yang masih akan diplester. Sebab sifat
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

19

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

air tidak akan menghalangi / mengemulsi beton dengan plesteran. Juga penggunaan
air sangat sering untuk pekerjaan kecil, misalnya untuk acuan kolom, balok, sloof, dll.
Yaitu dengan cara menyiramkannya pada seluruh permukaan cetakan sebelum beton
dituangkan.
3.8.2

Dengan Release Agent


Yang termasuk release agent di antaranya oli bekas / minyak pelumas dan

meni. Kejelekan oli yang lainnya adalah apabila cetakan dibongkar maka masih ada
sisa oli yang menempel pada beton. Hal ini sangat menyulitkan di dalam pekerjaan
finishing, misalnya pemolesan / pengecatan, sebab sifat dari oli adalah mengemulsi
benda yang ditempelinya. Sedang untuk meni kejelekan kejelekan dari oli ini
hampir tidak dimilikinya.

3.8.3

Dengan Kapur
Kapur juga bisa dipergunakan untuk mempermudah pelepasan cetakan.

Dengan cara yang sama apabila kita menggunakan air, oli ataupun meni. Cuma untuk
pekerjaan luar dan mudah tersentuh oleh benda, misalnya untuk lantai, kapur ini
jarang digunakan. Sebab apabila kapur sudah kering dan misalnya terinjak,kapur ini
akan hilang, Jadi kapur hanya digunakan untuk permukaan sempit, misalnya di dalam
pembuatan tiang pancang. Pada pembuatan tiang pancang biasanya cetakan distel
selebar tiang pancang. Hal ini dimaksudkan agar setelah cetakan dibongkar akan
didapatkan jarak antara satu sama lain selebar tiang pancang itu. Maka jarak ini bisa
digunakan sebagai cetakan untuk pengecoran tiang pancang berikutnya. Untuk
menjaga agar tiang yang di-cor tidak menempel dengan acuan. Maka sebelum di-cor
tiang tiang dipulas dahulu dengan kapur dan seandainya beton sudah kering maka
satu dengan lainnya tidak akan melekat.

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

20

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.9

Teknik kerja acuan dan perancah

3.9.1

Papan Duga

3.9.1.1

Pengertian
Papan duga atau stake out ialah papan yang dipakai untuk pedoman sementara

dari as bangunan, ketinggian ( elevasi ) bangunan, letak bangunan agar sesuai dengan
rencana. Sedang wujud dari papan duga itu sendiri adalah selembar papan yang
diratakan salah satu sisinya. Kemudan papan itu dipakukan pada tiang tiang yang
telah ditancapkan pada tempatnya dengan ketinggian yang telah ditentukan. Dan sisi
papan yang diketam tadi ialah yang dipakai untuk pedoman ketinggian dan peletakan
as bangunan.

3.9.1.2

Kegunaan Papan Duga


Seperti diterangkan pada definisi di atas bahwa guna papan duga ialah sebagai

pedoman sementara as bangunan, elevasi bangunan, dan letak bangunan sesuai


gambar denah; jadi papan duga ini setelah dianggap tidak perlu maka sewaktu
waktu bisa dibongkar. Tetapi selama papan duga masih diperlukan papan duga ini
harus dijaga keamanannya, jangan sampai berubah posisinya sedikitpun. Papan duga
dipergunakan pada hampir seluruh bangunan, misalnya bangunan gedung, saluran,
jalan kereta api, dam, dll.
3.9.1.3

Penempatan Papan Duga


Papan duga ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu dan

tidak terganggu oleh kegiatan selama bangunan dikerjakan. Pada pekerjaan bangunan
gedung, papan duga ini diletakkan pada sudut sudut bangunan dengan jarak 1,5
meter di luar as bangunan. Ini dimaksudkan agar papan duga tidak terganggu oleh
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

21

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

tanah galian yang menumpuk di sekitar lubang galian. Juga agar papan duga ini tidak
mengganggu pekerjaan bangunan itu sendiri.
3.9.1.4

Prinsip prinsip Pekerjaan Papan Duga

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan papan duga adalah sebagai berikut :
1. Posisi bangunan terhadap garis, tetapi biasanya sudah direncanakan dalam
penggambaran denah denah. Dan pembuatannya tinggal menurut gambar
rencana tadi. Ketinggian dari papan duga terhadap lantai ( 0,00 ). Ini biasanya
dibuat + 0,25 di atas lantai. Hal ini dimaksudkan agar di dalam kita bekerja,
misalnya menarik benang dari papan duga yang satu ke lainnya tidak terganggu
oleh pekerjaan yang telah selesai ( misalnya sloof ). Juga ketinggian papan duga
arah memanjang dan arah melebar di buat berbeda, yaitu arah memanjang lebih
rendah 15 cm terhadap arah pendeknya. Ini dimaksudkan agar benang yang
ditarik antara papan duga memanjang dan memendek tidak saling menyentuh,
maka akan didapatkan hasil yang lebih teliti.
2. Pemancangan tiang papan duga. Pada tanah yang keras, untuk memasang tiang
maka tanah perlu digali terlebih dahulu dengan kedalaman yang cukup kemudian
tiang ditanam pada galian tersebut yang sebelumnya telah diratakan dengan diisi
pasir lalu diurug dengan tanah dan batu batu kecil. Untuk tanah jenis sedang
cukup dengan membuat tiangnya runcing bagian bawahnya dan pemancangannya
hingga masuk ke tanah sedang tersebut. Pada tanah lembek, pemasangan tiang ini
harus hati hati. Dengan cara digali terlebih dahulu dengan kedalaman yang
cukup. Kemudian sebelum tiang ditanam, terlebih dahulu bagian bawahnya diberi
papan alas agar kemungkinan penurunan tiang setelah ditanam bisa kecil bahkan
tidak turun sama sekali.
3.9.1.5

Syarat syarat Utama Papan Duga


Syarat - syarat utama papan duga ini anatara lain adalah :

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

22

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Patok harus kokoh, tidak bergerak ke arah mendatar maupun tegak


( masuk ke dalam tanah )
Papan duga harus lurus, horizontal dan mempunyai ketinggian tertentu
dari permukaan tanah asli
Berjarak 1 - 1,5 meter dari tepi galian pondasi
Membentuk segi empat siku - siku.
1.9.1

Acuan Perancah Pondasi


Dalam pelaksanaan pondasi khususnya untuk bangunan gedung pada

umumnya, menggunakan bahan utama beton bertulang dengan maksud untuk


mendapatkan kekuatan pondasi yang memadai. Selain itu, juga untuk memudahkan
dalam pemilihan bentuk serta merealisasikan bentuk pondasi tersebut sesuai dengan
kebutuhan.
Pondasi merupakan struktur bawah bangunan ( gedung ) yang berfungsi
mendukung seluruh berat bangunan, yang meliputi berat sendiri dari berat beban beban yang ada meneruskannya ke tanah yang berada di bawahnya. Agar didapat
pondasi yang stabil, maka pondasi perlu ditanam masuk ke dalam tanah sampai
didapat lapisan tanah yang memadai dalam mendukung beban bangunan. Selain itu
lapisan tanah permukaan ( top soil ) merupakan jenis tanah humus yang banyak
mengandung bahan organik dan tidak dalam mendukung beban.
Sebuah pondasi harus mempunyai luas dasar yang cukup agar mempunyai
daya dukung bangunan yang mencukupi. Apabila luas dasar pondasi tidak memadai,
maka kemungkinan yang terjadi penurunan pondasi masuk ke dalam tanah. Hal ini
akan diperburuk lagi jika daya dukung tanah juga kecil.
Sebaliknya, jika dasar pondasi cukup luas, maka daya dukung juga semakin
besar dan tidak mudah amblas ke dalam tanah di bawahnya. Jadi, dapat diambil suatu
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

23

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

pengertian bahwa semakin besar berat bangunan, maka semakin besar pula daya
dukung tanah yang diperlukan dan semakin luas pula dasar pondasi yang diperlukan.
Jika pondasi mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berbagai hal, misalnya
pondasi retak dan mengalami penurunan ( settlement ), maka akan diikuti oleh
kerusakan bagian bangunan di atasnya antara lain :
Tembok menjadi retak - retak dan miring
Lantai tidak rata lagi atau bergelombang dan retak - retak
Secara keseluruhan bangunan akan mengalami penurunan
Berubahnya posisi kusen - kusen yang ada sehingga daun pintu maupun daun
jendela selit untuk ditutup
Terjadi kerusakan pada tangga terutama tangga dari bahan beton yang berupa
retak - retak maupun berubahnya sudut kemiringan.
Dalam perencanaan pondasi yang perlu mendapat perhatian lebih daripada
yang lainnya adalah kekuatan struktur pondasi yang berkaitan dengan bahan pondasi
serta kekuatan tanah di bawahnya. Dua hal ini akan saling bertalian, apabila tanahnya
mampu mendukung beban pondasi, tetapi pondasi kurang mempunyai daya dukung
yang cukup, maka akan terjadi kerusakan, begitu juga sebaliknya jika pondasi cukup
kuat tetapi tanah di bawahnya kurang mampu menopang beban ( tegangan izin tanah
terlampaui ), maka juga akan terjadi kerusakan.
Ditinjau dari kedalamannya pondasi dapat dikelompokkan menjadi :
1.

Pondasi dangkal

a. Pondasi menerus

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

24

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Pondasi menerus berada di seluruh tembok atau dinding bangunan, yang


mempunyai kedalaman tanah keras antara 80 - 120 cm dari permukaan tanah yang
asli.
b. Pondasi setempat
Pondasi setempat dibuat pada tempat - tempat tertentu, misalnya pada setiap
pertemuan dinding dan atau pada jarak tertentu pada dinding yang panjang kolom kolom utama dibuat. Pondasi ini mempunyai kedalaman lebih dari 1,20m dari muka
tanah asli, dengan pertimbangan kedalaman tersebut, maka jika dibuat pondasi
menerus akan banyak volume galian yang harus dilaksankan maupun bahan pondasi
yang diperlukan.

c. Pondasi Gabungan
Jenis pondasi ini sebenarnya sama dengan pondasi setempat, namun dari
beberapa kolom digabung dengan satu plat sebagai alas atau dasar pondasi. Hal ini
dilakukan guna meningkatkan daya dukung pondasi maupun jarak kolom terlalu
dekat.
d. Pondasi Plat
Pondasi plat merupakan pondasi yang dibuat di seluruh luas bangunan yang
pada umumnya terbuat dari beton bertulang dan diperkuat dengan balok - balok beton
di bawahnya. Pondasi ini dibuat pada lantai di bawah permukaan tanah ( basement )
dan di atasnya dapat berfungsi sebagai tempat parkir, gudang maupun ruang mesin.
Pada umumnya, pondasi ini menyatu dengan dinding yang juga terbuat dari beton
bertulang.
2.

Pondasi dalam ( deep foundation )

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

25

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Pondasi dalam mempunyai kedalaman lebih dari 6,00 meter dari permukaan
tanah asli. Kelompok pondasi ini meliputi hal berikut;

a. Pondasi Tiang Pancang


Pondasi tiang pancang merupakan pondasi dalam, pada umumnya terbuat dari
beton bertulang, yang dipancangkan menggunakan mesin. Jika dalam satu pondasi
terdapat lebih dari satu tiang pancang, maka untuk menyatukannya dibuat poer (pile
cap) yang nantinya menjadi tumpuan kolom utama.

b. Pondasi Tiang Bor ( bored pile )


Jeni pondasi ini hampir sama dengan pondasi tiang pancang, namun cara
pembuatannya dengan mengebor tanah, kemudian dipasang tulangan selanjutnya baru
di-cor dengan beton.
1.9.2

Acuan Perancah Kolom


Kolom ditinjau dari segi sturkturnya merupakan bagian yang penting karena

struktur ini berfungsi meneruskan beban di atasnya ke pondasi dan selanjutnya


diteruskan ke tanah dasar.
Penempatan kolom di dalam struktur bangunan, pada umumnya diletakkan
pada jarak - jarak tertentu, sehingga suatu saat kolom ditempatkan di bagian depan
bangunan atau bahkan di tengah ruangan.
Melihat kedudukan kolom tersebut sering mendapatkan perhatian oleh orang
banyak, maka sebaiknya kolom tadi dibuat dengan bentuk seindah mungkin dan pada
umumnya. Bentuk-bentuk kolom adalah seperti di bawah ini :

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

26

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Agar kedudukan kolom - kolom berdiri dengan kokoh, maka kolom tersebut
dihubungkan antara satu dengan yang lainnya pada arah horizontal dengan sloof dan
ring balok. Disarankan kolom di-cor tidak bersamaan dengan balok maupun lantai,
tetapi harus di-cor lebih dahulu guna menjaga kestabilan pada bekisting pengecoran
berikutnya. Beban-beban yang bekerja pada acuan merupakan tekanan samping oleh
balok beton cair meupun pengaruh pemadatan. Guna memperkecil tekanan samping
akibat beton segar yang dipengaruhi oleh tinggi jatuh serta untuk mengurangi agar
tidak terjadi kerusakan agregat maupun segregasi, maka saat pengecoran digunakan
pipa pengantar ( tremi ) yang berdiameter minimal 4 inchi ( 10 cm ).
1.9.3

Acuan Perancah Balok


Balok merupakan bagian konstruksi yang posisinya mendatar, yang

mempunyai penampang tidak banyak variasinya karena kadang - kadang balok tidak
kelihatan atau hanya kelihatan sebagian, sehingga jika ditinjau dari segi artistiknya
kurang berperan jika dibandingkan dengan kolom yang berdiri di tengah ruangan.
Pada umumnya balok berpenampang segi empat dan ada juga berpenampang
lain. Penampang segi empat panjang mempunyai daya dukung yang besar terhadap
beban yang bekerja.
Ditinjau dari bentuk segi empat pembebanannya, umumnya merupakan beban
yang vertikal dan tegak terhadap penampangnya sehingga acuan perancah
Macam-macam balok
1. Sloof

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

27

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Sloof merupakan balok yang berada di bawah permukaan lantai atau tanah
yang berfungsi menopang beban terutama dinding yang selanjutnya diteruskan ke
pondasi. Balok ini menghubungkan antara pangkal bawah kolom yang satu dengan
yang lainnya agar bangunan lebih kokoh maupun untuk menjaga agar tidak terjadi
pergeseran pondasi ke arah mendatar.
Selain balok ini ada balok lain lagi yang disebut balok pengikat. Balok ini
berada melintang di bawah lantai pada bangunan yang mempunyai ruangan
memanjang ( misalnya aula ) tanpa dipisahkan oleh dinding. Balok ini berfungsi
untuk mengikat antara kedua jalur dinding dan pondasi untuk mencegah pergeseran
horizontal.
2. Balok induk dan Balok Anak
Jenis balok ini merupakan balok yang menopang langsung lantai -lantai
bangunan, berarti merupakan kombinasi antara balok dengan lantai. Dengan adanya
balok tersebut, ukuran lantai dapat diperkecil ( lebih tipis ) jika dibandingkan dengan
lantai yang direncanakan tanpa memakai balok. Balok induk merupakan penopang
utama dari balok anak dan sebagian lantai beban lantai yang selanjutnya diteruskan
ke kolom sebagian pendukungnya. Selain fungsi - fungsi di atas, maka balok ini
berfungsi mengikat antara kolom yang satu dengan yang lainnya agar bangunan dapat
lebih kokoh.
3. Balok ring
Balok ring atau ring balok berada di ujung atas dinding pada suatu bangunan
gedung berfungsi mengikat antara kolom yang satu dengan yang lainnya dan
mendukung beban di atasnya berupa sebagian beban atap, kemudian diteruskan ke
kolom.
4. Balok lantai
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

28

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Jenis belok ini membentang di atas kusen pintu dan jendela. Pada bangunan
yang struktur utamanya dari beton bertulang, maka balok lantai ini berada di atas
pintu dan jendela di sepanjang dinding.
Jadi, fungsi utamanya adalah menopang dan meneruskan beban dari dinding
ke kolom pendukungnya agar tidak membebani kusen di bawahnya. Pada
prisnsipnya, kusen tidak boleh dibebani dari atas karena dapat mengakibatkan
terjadinya lendutan pada kusen tersebut dan akhirnya daun pintu dan jendela tidak
dapat berfungsi dengan baik.
5. Balok - balok kantilever
Balok kantilever merupakan balok yang salah satu ujungnya bebas. Balok ini
tidak ada batasan letaknya, misalnya menopang atap teras, menopang lantai dan
sebagainya. Lihat gambar 17 dan 18.
1.9.4

Acuan Perancah Lantai


Pembangunan gedung bertingkat bertujuan untuk mendapatkan jumlah

ruangan yang diperlukan ke arah vertikal dengan pertimbangan akan lebih


menguntungkan dengan cara tersebut.
Gedung bertingkat merupakan suatu konstruksi bangunan yang mempunyai
lapis lantai lebih dari satu yang bersusun dari bawah ke atas. Suatu bangunan yang
tinggi, tetapi hanya mempunyai satu lapis lantai tidak bisa disebut bangunan
bertingkat.
Secara umum, lantai dapat dibuat dari bahan kayu, baja dan beton. Lantai
kayu kebanyakan disesuaikan untuk bangunan semi permanen lainnya, sedangkan
bahan baja maupun beton untuk bangunan bertingkat yang permanen. Lantai dari
beton ada yang di-cor di tempat ( in site ) dan bahan pada akhir-akhir ini sudah
banyak dengan beton precast yaitu lantai dicetak di tempat lain berupa plat lebih kecil
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

29

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

mempunyai ukuran tertentu dan untuk selanjutnya tinggal memasangnya. Cara ini
dilaksanakan karena semakin majunya teknologi khususnya industri konstruksi serta
tuntutan pelaskanaan yang sangat terbatas oleh waktu kontrak.
Untuk mengenal letak masing-masing lantai secara berurutan dan jumlah
keseluruhannya, maka di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut :
Lantai di bawah permukaan tanah ( basement ) adalah lantai yang terletak di
bawah permukaan tanah pada gedung bertingkat banyak, biasanya lantai ini
juga dimanfaatkan untuk aktivitas; misalnya sebagai ruang parkir, penempatan
genset / ruang mesin, gudang dan sebagainya. Lantai dan dinding biasanya
dibuat dari beton bertulang yang kedap air.
Lantai pada permukaan atau lantai 1 ( Ground Floor ). Lantai ini terletak di
atas permukaan tanah dan langsung berhubungan dengan halaman dan
umumnya diberi referensi peil + 0,00 meter.
Lantai 2 adalah lantai tingkat di atas lantai 1
Dan seterusnya sampai lantai teratas pada gedung yang bersangkutan.
Atap ( roof ) merupakan lapisan plat yang paling tinggi dan berhubungan
langsung dengan ruang terbuka. Pada sebagian bangunan gedung, atap ini ada yang
dimanfaatkan sebagai landasan helikopter, kolam renang ,dsb.
Agar lantai beton dapat berfungsi dengan sepenuhnya, maka harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
Lantai harus horizontal dan rata
Lantai harus kaku
Lantai harus mempunyai ketebalan yang cukup
Lantai harus kedap air.
1.9.5

Acuan Perancah Tangga

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

30

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Pada setiap pembuatan bangunan bertingkat, maka pekerjaan tangga juga


diperlukan. Fungsi dari tangga ialah untuk menghubungkan lalu lintas dari satu lantai
ke lantai lain. Tangga bisa dibuat dari konstruksi kayu, baja, alumunium, beton dan
lain - lain. Sedang menurut bentuknya, tangga memiliki bentuk yang bervariasi
seperti : tanggga spiral, tangga lurus, tangga dengan burdes, tangga poros, tangga
lingkaran, dll.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan membuat tangga adalah :
Perencanaan tangga
Macam bentuk optride
Pembuatan cetakan tangga
Perencanaan tangga.
Yang harus kita ketahui sebelum merencanakan sebuah tangga ialah
ketinggian dari tangga. Syarat - syarat lain agar suatu tangga bisa ideal antara lain :
1. Kemiringan maximum 45 atau dengan mengunakan perbandingan
2. 2 x Optride + 1 x antride = 1 langkah = 57 65 cm
3. Tinggi optride untuk :
bangunan umum = 17 cm
rumah tinggal

= 20 cm

4. Antride minimum 25 cm
5. Lebar tangga untuk :
bangunan umum = 120 cm
rumah tinggal

= 80 - 120 cm

PEMBUATAN CETAKAN TANGGA


Tahap - tahap pembuatan cetakan tangga antara lain :

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

31

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

1. Pemasangan tiang - tiang


Sebelum pemasangan, tiang yang akan dikerjakan harus diukur dahulu tinggi
tiang yang dibutuhkan, dengan jalan menarik benang dari lantai di bawahnya
sepanjang bentang tangga yang direncanakan. Kemudian ditentukan letak tiang
tiangnya. Pada tempat tempat itu diukur tingginya dan ukuran ukurannya ini
adalah ukuran tinggi tiang yang dibutuhkan lalu dipasang pada masing - masing
tempat tadi. Tinggi tiang jangan diukur tepat dengan ukuran tadi tapi dikurangi
sedikit, dengan maksud agar lebih mudah di dalam penimbangan gelagar.
Pemasangan tiang tiang ini tidak berbeda dengan pemasangan tiang pada balok dan
lantai, baik dudukannya ataupun penyekorannya.
2. Penimbangan gelagar
Setelah pemasangan tiang tiang selesai lalu dilanjutkan dengan
penimbangan dan pemasangan gelagar. Penimbangan gelagar hampir sama dengan
penimbangan gelagar untuk cetakan lantai, hanya benang pedoman tidak horizontal,
tetapi sesuai dengan kemiringan tangga.
3. Pemasangan papan lantai
Pemasangan papan lantai tidak banyak berbeda dengan pemasangan papan
lantai acuan pada cetakan lantai. Kita tinggal memasang di atas gelagar gelagar
yang sudah terpasang di bawahnya dan memakukannya pada gelagar tadi.
4. Pemasangan dinding cetakan beserta penggambaran tride tridenya
Bagian tepi lantai yang sudah terpasang tadi harus lurus sesuai dengan lebar
tangga. Baru setelah itu, dinding cetakan dipasang pada tepi lantai cetakan, berdiri
vertikal kemudian disokong pada bagian atasnya dengan tiang bagian luar di samping
dinding tadi, sedang bagian bawah ditahan oleh papan penguat yang dipakukan pada
gelagar. Penggambaran tride tridenya dengan menggunakan waterpass, siku, dan
meteran.
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

32

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. Pemasangan papan pencetak optride


Setelah semua tride tergambar pemasangan papan papan pencetak, optride
tidak bisa langsung dipasang tapi harus terlebih dahulu dilakukan pemasangan
penulangan. Setelah pemasangan penulangan selesai, papan papan optride dipasang
dengan diperkuat oleh klos yang dipakukan pada dinding cetakan. Pada bagian tengah
papan ini diberi sokong dipakukan dengan sebilah kayu yang kita pasang miring dari
atas ke bawah.
1.9.6

Pembongkaran Acuan Perancah

3.9.7.1 Kapan Acuan Perancah Dibongkar


Pembongkaran acuan / perancah dilakukan apabila beton sudah mencapai
umur 28 hari. Pada konstruksi tertentu kita bisa membongkarnya lebih awal,
misalnya pada pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom, dll; biasanya pada konstruksi
yang tidak menggantung. Pembongkaran terpaksa dilakukan karena waktu yang
diperlukan oleh pekerjaan lain yang tergantung dari pekerjaan beton tersebut untuk
konstruksi yang menggantung jangan sekali kali dilakukan pembongkaran acuan /
perancah sebelum beton cukup umur, misalnya pada balok, lantai, konsol, luifel, dll.
Apabila hal ini dilakukan, maka akan berakibat buruk, misalnya retak pada beton,
atau lepasnya ikatan beton dengan tulangan.
3.9.7.2 Cara cara Pembongkaran Acuan Perancah
Dalam pembongkaran acuan perancah harus diperhatikan beberapa syarat,
misalnya syarat ekonomis, syarat keamanan, dan syarat konstruksi.
Syarat Ekonomis
Usahakan bekas bahan bongkaran supaya bisa dipakai lagi. hal ini dapat
dilakukan apabila dalam pembongkaran dilakukan secara hati hati.
Syarat Keamanan
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

33

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Selain syarat ekonomis harus juga diperhatikan syarat syarat keamanan. Hal
ini penting sekali, jangan sampai di dalam pembongkaran urutan pembongkaran tidak
diperhatikan sehingga bagian yang belum terbongkar ataupun yang sudah terbongkar
dapat mencelakakan pekerja yang sedang bekerja. Misalnya di dalam pembongkaran
acuan / perancah lantai. Pertama dibongkar dahulu skor skornya kemudian tiang
tiangnya. Dalam pembongkaran tiang, harus hati hati karena tiang ini yang
menyangga seluruh beban di atasnya. Kalau tidak hati hati maka apa apa yang ada
di atasnya bisa rubuh dan menimpa pekerja yang sedang berada di bawahnya.
Gunakan pakaian kerja ( sepatu, pakaian kerja, helm, dll ).
Syarat Konstruktif
Pembongkaran tiang secara teoritis perlu diperhatikan bidang momen yang
timbul harus sama dengan bidang momen yang direncanakan. Jadi pada
pembongkaran tiang perancah lantai harus dimulai dari tengah dulu kemudian ke arah
tepi. Hal ini dimaksudkan agar bidang momen yang timbul akan sama dengan bidang
momen yang direncanakan. Sedang pada pembongkaran konsol ( balok kantilever ),
dimulai dari ujung. Dengan maksud untuk mendapatkan bidang momen yang sama.

BAB IV
URAIAN KERJA
Job

: I ( Satu )

Judul

: Membuat cetakan dan acuan kolom


Dengan menggunakan rapid klem

A. Tujuan Praktek
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

34

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Membuat cetakan dan acuan kolom segi empat dengan menggunakan rapid
klem
Menyetel cetakan kolom menjadi vertical
Meluruskan kedudukan cetakan kolom yang satu dengan cetakan kolom yang
lainnya
B. Peralatan yang Digunakan
Pensil

Rol meter

Siku

Ketam

Benang

Gergaji

Unting - unting

Palu cakar

Selang plastik

Mesin rapid klam

C. Bahan yang Digunakan


Multiplex
Balok
Paku ukuran 1.5, 2, 2.5, 3
Besi beton
Rapid klem
D. Keselamatan Kerja
Tempatkan alat - alat kerja pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Tempatkan bahan - bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
selama pekerjaan berlangsung
Konsentrasi pada waktu bekerja
E. Langkah Kerja
Pelajari dan pahami gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan - bahan
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

35

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Persiapkan alat - alat dan bahan-bahan


Membuat dan merangkai multiplex sesuai dengan ukuran yang tercantum
didalam gambar sebagai cetakan dari kolom
Buat papan duga dengan ketinggian peil tertentu dan tentukan as untuk kolom
selanjutnya, dari as tersebut kita pindahkan ukuran kolom
Dirikan cetakan kolom pada tempatnya
Pasang balok - balok vertikal ditempat sisi kolom tersebut
Selanjutnya kita memasang dua balok pengklem pada sisi dihadapannya
dengan jalan kedua balok tersebut kita rangkaikan dengan rapid klam, setelah
itu kita memasang kedua sisi yang lainnya dengan langkah yang sama
Jarak balok pengklem yang berada disebelah bawah ( dari permukaan tanah /
lantai ) 15 - 25 cm dan jarak antara balok pengklem satu dengan yang lainnya
90 cm
Kontrol letak dari acuan kolom tersebut terhadap benang, dan untuk
ketegakan dari acuan kolom tersebut kita dapat gunakan dua buah unting unting atau waterpas
Pasang skor untuk acuan kolom tersebut sehingga kedudukan dari acuan
kolom betul - betul kaku dan kuat serta tidak goyang
Untuk mendirikan kolom selanjutnya, mengulangi langkah kolom tersebut
diatas
Kontrol kembali semua hasil pekerjaan sesuai dengan gambar
Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya
Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa.

Catatan

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

36

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Untuk klem perangkai pada papan cetakan bagian sisi lebar ukuran klem
ditambah 1,5 - 2 cm dari tepi papan, dan pada bagian sisi panjang dikurangi
0,5 - 1 cm dari tepi papan
Tiang - tiang harus kuat dan kokoh menahan getaran dari beton dan beban
manusia
Perhatikan kedudukan dan ketegakan cetakan kolom, tidak boleh berubah.

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

37

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

38

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

39

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Job

: II ( Dua )

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

40

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Judul

Membuat cetakan dan acuan kolom Dengan

menggunakan
plat besi Sebagai pengklem cetakan
A. Tujuan Praktek
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
Membuat acuan dan cetakan kolom
Menyetel cetakan kolom menjadi vertikal
Meluruskan cetakan kolom yang satu dengan yang lainnya
Memasang plat besi sebagai pengklem
B. Peralatan yang Digunakan
Pensil

Rol meter

Siku-siku

Ketam

Benang

Gergaji

Selang plastic

Waterpas

Unting - unting

Palu cakar

C. Bahan yang Digunakan


Multiplex
Papan terentang
Usuk
Paku ukuran 1, 1.5,2.5
Plat besi

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

41

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

D. Keselamatan kerja
Tempatkan alat - alat kerja pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Konsentrasi pada waktu bekerja
Tempatkan bahan - bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
selama pekerjaan berlangsung
E. Langkah Kerja
Pelajari dan pahami gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan-bahannya
Persiapkan alat dan bahannya
Membuat dan merangkai multiplex sesuai dengan ukuran yang tercantum
dalam

gambar sebagai cetakan dari kolom

Jarak klem perangkai 35 - 45 c


Buat papan duga dengan ketinggian peil tertentu dan tentukan as untuk kolom,
kemudian dari as tersebut kita pindahkan ukuran kolom
Dirikan plat - plat besi pengklem pada setiap klem perangkai
Kontrol letak dari acuan kolom tersebut terhadap benang serta untuk
pengontrolan ketegakan dari acuan kolom tersebut kita dapat menggunakan
dua buah unting - unting ataupun waterpass
Pasang sekat / pengaku untuk acuan kolom tersebut sehingga kedudukan dari
acuan kolom betul-betul kaku, kuat dan kokoh
Untuk mendirikan kolom selanjutnya kita dapat mengulangi langkah langkah kerja tersebut diatas
Kontrol kembali semua hasil pekerjaan sesuai dengan gambar atau ketentuan
kolom
M. Syahrizal Ilham Putra
061530100062
3SA

42

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya


Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa.

TAMPAK ATAS

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

43

ACUAN DAN PERANCAH 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139


Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

TAMPAK DEPAN

M. Syahrizal Ilham Putra


061530100062
3SA

44

Job

: III ( Tiga )

Judul

: Membuat cetakan dan acuan balok Dengan


menggunakan rapid klem

A. Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
Membuat cetakan dan acuan untuk balok
Menyetel cetakan balok menjadi horizontal
Mendirikan steel prof dengan bentuk yang benar
B. Peralatan yang Digunakan
Pensil

Ketam

Siku-siku

Gergaji

Benang

Palu cakar

Unting - unting

Waterpass

Selang plastik

Mesin rapid klam

Rol meter
C. Bahan yang Dibutuhkan
Papan terentang

Steel prof

Balok

Rapid klam

Paku

Pipa paralon

Besi / kawat

Multiplex

D. Keselamatan Kerja
Tempatkan alat - alat pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Konsentrasi pada waktu bekerja
Tempatkan bahan-bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
selama berlangsungnya pekerjaan

E. Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan - bahannya
Persiapkan alat dan bahannya
Mendirikan tiang perancah yang pertama, yang berkedudukan dekat kolom.
Untuk tiang perancah selanjutnya dapat kita dirikan sepanjang balok arah
membujur
Pada kedua tiang tadi kita hubungkan dengan balok membujur
Dirikan tiang perancah yang terletak disampingnya dan dengan langkah kerja
yang sama
Pada kedua balok membujur tersebut kita hubungkan dengan papan pengaku
pada kedua ujungnya, jarak kedua balok membujur tersebut sejauh 120 - 160
cm
Pasang balok arah melintang dengan jarak sesuai gambar (60 - 80cm) dan
ketinggian dari balok-balok melintang tersebut harus level, adapun panjang
balok melintang tergantung dari besar / kecilnya balok beton
Pasang tiang - tiang steel proof diantara dua buah tiang yang telah terpasang
tersebut diatas dengan jarak 70 - 130 cm
Pasang acuan balok pada kedua sisinya, yang disebelah bawah dapat kita
lakukan dengan papan penjepit
2/3 dari ketinggian acuan balok kita pasangkan rapid klem, dan pasang balok
-balok pengeklem untuk rapid klem
Pada acuan balok tersebut kita pasang papan pengaku pada kedua sisi acuan
sehingga kedudukan dari acuan balok stabil, kokoh dan kaku
Tiang perancah harus disokong / dikakukan baik arah melintang maupun arah
membujur serta antara tiang - tiang perancah harus kita sokong hingga
kedudukan dari tiang - tiang dari perancah tersebut kaku dan kuat
Kontrol sermua hasil pekerjaan sesuai gambar dan ketentuan lainnya
Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya

Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa

Job

: IV ( Empat )

Judul

: Membuat cetakan Lantai

A.Pengertian
Cetakan lantai adalah lantai yang bisanya terletak diatas lantai dasar yang
mana lanta itu harus kuat dan plat lantai harus terikat kuat satu sama lainnya.
Cetakan lantai biasanya disuatu konstruksi bangunan rumah lantai 2 dan seterusnya
dan gedung.Lantai ini harus terikat denngan balok
B.Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat cetakan lantai dengan benar.
2. Meperhitungkan kekuatan terhadap lantai.
3. Mepergunakan bahan dan perlata dengan baik dan benar.
C.Instruksi Umum
1. Perhatikan Keselamatan Kerja.
2. Pahamilah Instruktur menerangkan dan bertanyalah jika kurang mengerti.
3. Pahamilah cara menghitung kebutuhan bahan dan lata yang digunakan.
4. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.
D.Bahan dan Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan Cetakan Lantai:


Multiplex 2cm
Balok 8/12 X 400 cm
Papan 2/20 X 400 cm
Paku
Kawat Beton 1mm

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Cetakan Lantai:


1. Pensil

6. Palu Cakar

2. Siku

7. Gergaji Tangan

3. Rol Meter

8. Circular Hand Saw

4. Unting-Unting

9. Schaefolding uk.170 cm dan

5. WaterPass

uk.90 cm

10. Extra Folding

13. Rol Kabel

11. Penyambung Schaefolding

14. Helm

12. Kakak Tua


E.Langkah Kerja
1. Persiapkanlah bahan dan alat yang akan digunakan.
2. Taruhlah Schefolding 170 cm ditengah dengan jarak kanankiri 50 cm.
3. Pasanglah Extra folding Alas di Schaefolding dan pasanglah penyambung
Schaefolding dan pasanglah juga shcaefolding 90 cm dan taruhlah juga Extra
Folding terbuka,sebaiknya Schaefolding dialasi papan yang rata .

4. Aturlah ketinggian Schaefolding sampai dengan ketinggian 298 cm,yaitu:


Tinggi = Papan Alas+T.Schaefolding I+Schaefolding II+Balok
penyangga+Gelagar+Extrafolding[atur sampai sesuai dengan
ukurannya]

Jadi Tingginya yaitu:


[2 + 170 + 90 + 12 +12 + 7(Extrafolding Bawah)+7(Extrafolding)]=300
cm(Sisa 14 cm dibagi sehingga 7 cm untuk atas dan 7cm untuk bawah)
5. Setelah telah dipasang Schaefolding ,taruhlah Balok penyangga 8/12 300 cm
di extra folding atas ,pakukan dan ikat dengan kawat beton agar kuat.
6. Setelah Balok penyangga dipasang taruhlah gelagar dengan jarak 50-60
cm,dan kedataranya dilihat dengan WaterPass.
7. Setelah dipsang dan pakukan semuanya taruhlah papan multiplex uk.2.44
X1.22 m dengan tebal 2 cm diatas a gelagar dan harus rapat dengan dari
tebal tep balok 30 cm.
8. Setelah selesai ,periksanlah pekerjaan pada Instruktur.
9. Selanjutnya,rapikanlah bahan dan peralatan yang digunakan dan simpan pada
tempat semula.

Catatan
Pada saat pemasangan Cetakan lantai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Pengikatan balok penyangga harus kuat.
2. Gelagar harus dengan kaedah WaterPass.
3. Pada saat penyambungan antara lanta dan balok cetakan lanta rapat dengan
cetakan balok dari tebal papan balok 30 cm agar pada saat pembongkaran
lebih mudah.

Job

: V ( Lima )

Judul

: Membuat cetakan dan acuan dinding


Beton dengan sistim rapid klem

A.

Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
Membuat cetakan dan acuan dinding

Menegakkan atau melevelkan cetakan dan acuan dinding beton


Memasang, meletekkan cetakan dan acuan jendela, pintu dan kotak pada
dinding acuan tersebut
B.

C.

D.

Peralatan yang Digunakan


Pensil

Ketam

Siku-siku

Gergaji

Benang

Palu cakar

Unting-unting

Mesin rapid klem

Rol meter

Waterpas

Selang plastic

Rapid klem

Bahan yang Dibutuhkan


Papan terentang

Paku

Multiplex

Besi beton

Balok

Pipa paralon

Keselamatan Kerja
Tempatkan alat-alat pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Konsentrasi pada waktu bekerja
Tempatkan bahan-bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
selama berlangsungnya pekerjaan

E.

Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan bahannya
Persiapkan alat dan bahannya
Semua ukuran dari ketebalan balok-balok pengeklem harus disamakan
terlebih dahulu

Dirikan pada sisi luar dinding cetakan balok-bal;ok pengeklem vertical pada
tempatnya dan kedudukan dari balok-balok tersebut kita levelkan serta
dikakukan
Pasang multiplex yang terbawah (setebal 25-30 cm) pada balok-balok tersebut
Pasang multiplex pada kedudukan kawat pengiakat setinggi 100-120 cm
(jarak rapid klem kearah vertical)
Ulangi langkah kerja tersebut untuk langkah-langkah selanjutnya sampai
acuan terbentuk seperti gambar
Pasang pada dinding cetakan tersebut cetakan pintu, jendela, dan cetakan
kotak pada tempat yang telah direncanakan pada gambar
Bila semua pemasangan balok - balok pengklem horizontal telah selesai dan
masing-masing kawat pengikat telah dikencangkan, semua hasil pekerjaan
kita periksa kembali apakah sudah sesuai dengan gambar kerja, dan ketentuan
- ketentuan lainnya
Semua hasil pekerjaan harus kokoh dan kaku
Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya
Laporkan pada instruktur bhwa pekerjaan telah selesai dan siap untuk
diperiksa

Job

: VI ( Enam )

Judul

: Membuat cetakan dan acuan tangga


Dengan bentuk lingkaran

A. Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
Merencanakan tangga yang ideal
Membuat cetakan dan acuan tangga dengan bentuk lingkaran
Menentukan panjang antride, lebar antride dan sebagainya
B. Peralatan yang Digunakan

Pensil
Siku-siku
Benang
Unting - unting
Waterpass
Selang plastik
rol meter
Gergaji
Palu cakar
Gergaji lindkaran
Jangka / kompas

C.

Bahan yang Dibutuhkan


Multiplex
Balok
Papan borneo
Paku ukuran 1, 1.5", 2, 2.5, 3
Steel prof

D.

Keselamatan Kerja
Tempatkan alat-alat pada tempatnya
Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
Konsentrasi pada waktu bekerja
Tempatkan bahan - bahan yang sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu selama berlangsungnya pekerjaan

E.

Langkah Kerja
Pelajari gambar kerja dan kalkulasi kebutuhan bahan - bahannya
Persiapkan alat dan bahannya
Rencanakan jumlah optride dan antride tangga
Rencanakan pada optride keberapa tangga tersebut mulai membentuk
lingkaran
Dirikan dinding cetakan sebelah dalam sesuai dengan gambar dan langkah
kerjanya, sesuai dengan cara pembuatan cetakan dinding
Gambar pada kedua dinding cetakan kedudukan dari pada tangga tersebut
sesuai dengan yang kita rencanakan
Pada gambar cetakan untuk lantai tangganya harus kita turunkan setebal
papan - papan cetakannya
Potong papan borneo 3/20 x 400 cm sesuai dengan gambar tersebut dan
masing - masing kita pakukan pada dinding cetakan hingga sampai selesai

Potongan papan - papan borneo yang sudah dipasang harus disikong


hingga kedudukannya kuat dan kokoh
Pasang papan - papan cetakan lantai tangga yang telah dibelah pada
kedudukan papan papan borneo tersebut sampai selesai, mengenai
ukurannya dapat kita potong ditempat
Pada papan cetakan lantai tersebut, ditengah - tengah antara papan cetakan
kita buat penyokong
Pasang papan - papan optride pada dinding yang telah kita gambar
Pada masing-masing papan optride, ditengah - tengahnya kita pasang
papan penyokong
Kontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan ketentuan
lainnya
Kedudukan dari cetakan dan acuan tangga tersebut harus benar-benar
kuat, kokoh dan kaku
Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat - alat pada tempatnya
Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Acuan dan perancah atau bekisting atau formwork adalah pekerjaan sementara
sebagai mal / as pada bagian sisi dan bawah dari bentuk yang kita inginkan. Dalam
bentuk struktur beton Acuan dan Perancah merupakan pekerjaan yang sangat
menentukan, maka dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut harus
mempunyai keterampilan khusus dan mempunyai pengetahuan dasar yang cukup dan
paham tentang acuan dan perancah.
Dari praktek kerja Acuan dan Perancah ini, penulis dapat mengambill
kesimpulan :
Dengan praktek acuan dan perancah, mahasiswa dapat mengetahui betapa
pentingnya acuan dan perancah dalam sebuah konstruksi
Dengan praktek acuan dan perancah, mahasiswa dapat membuat acuan dan
perancah yang biasa digunakan dalam dunia teknik sipil yaitu konstruksi
bangunan
Pekerjaan acuan dan perancah adalah pekerjaan yang sederhana dan
sementara, namun sangat menentukan keberhasilan dari sebuah konstruksi
bangunan.

5.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktek acuan perancah sering dijumpai permasalahan
permasalahan di lapangan dan permasalahan tersebut harus kita selesaikan demi
keselamatan pengerjaan acuan dan perancah itu sendiri. Oleh karena itu penulis
memberikan beberapa saran untuk permasalahan - permasalahan tersebut ;

Pergunakan waktu se-efisien mungkin


Utamakan keselamatan kerja
Ikuti petunjuk dan prosedur pelaksanaan kerja
Tempatkan peralatan - peralatan pada tempat yang aman
Konsentrasilah pada pekerjaan dan tidak melakukan hal - hal yang tidak
berguna dalam praktek kerja
Ambil inisiatif jika menemukan permasalahan yang tidak ada di dalam buku
petunjuk praktek
Pada saat pembongkaran acuan dan perancah hendaknya jangan sembarangan,
lakukanlah sesuai dengan prosedur yang ada
Tempatkan bahan - bahan pembongkaran dengan rapi
Jangan ragu untuk bertanya kepada instruktur jika menemukan kesulitan
Pakailah pakaian keselamatan kerja ( pakaian kerja, helm, sepatu bengkel ).

Вам также может понравиться