Вы находитесь на странице: 1из 5

Pancasila dalam Kontek Ketatanegaraan

Republik Indonesia

Nama :
1.
2.
3.
4.
5.

Hendra Trio Prambudi


Laila Putri Ramadhani
Nano Eka Prayoga
Jefri Eka Pratama S
Reynaldi Dizky Herdiansyah

1610611035
1610611037
1610611042
1610611046
1610611099

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Pancasila dalam
Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bermanfaat dari makalah ini.
Jember.29 september 2016
Penulis

Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian


kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya
diatur didalam undang-undang dasar Negara
1. Hubungan antara UUD 1945 dengan Pancasila
Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan Undang-Undang Dasar 1945 diundangkan
dalam Berita Republik Indonesia Tahun II. No. 7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus
1945. Inti dari Pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya terdapat dalam alinea IV. Sebab segala
aspek penyelenggaraan pemerintahan negara yang berdasarkan pancasila terdapat dalam
Pembukaan alinea IV.
Oleh karena itu, justru dalam Pembukaan itulah secara formal yuridis pancasila ditetapkan
sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Maka hubungan antara Pembukaan UUD
1945 adalah bersifat timbal balik sebagai berikut:
2.

Hubungan secara formal

Dengan dicantumkannya pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka
pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik akan tetapi
dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asasasas kultural, religius, dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam pancasila.
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya pancasila secara formal dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahwa rumusan pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah merupakan pokok kaidah
negara yang fundamental dan terhadap tata tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam
kedudukan yaitu:
a. Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberikan faktorfaktor mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia.
b. Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum tertinggi.
3. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain
sebagai mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga
berkedudukan sebagai suatu yang bereksitensi sendiri,yang hakikat kedudukan hukumnya
berbeda dengan pasal-pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah tidak
tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
4.
Bahwa pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat,
kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, yang menjelmakan
dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

5.
Bahwa pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup
Negara Republik Indonesia.
Dengan demikian pancasila sebagai substitusi esensial dari Pembukaan dan mendapatkan
kedudukan formal yuridis dalam pembukaan. Sehingga baik rumusan maupun yuridiksinya
sebgai dasar negara adalah sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Maka
perumusan yang menyimpang dari Pembukaan tersebut adalah sama halnya dengan mengubah
secara tidak sah Pembukaan UUD 1945. Bahkan berdasarkan hukum positifnsekalipun dan hal
ini sebagaimana ditentukan dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966. (Juncto Tap. No.
V/MPR/1973)

Hubungan secara material


Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan pancasila selain hubungan yang bersifat formal.
Sebagaimana dijelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut:
Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan pancasila dan Pembukaan UUD 1945, maka
secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat
pancasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama Pembukaan
UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara pancasila berikutnya tersusunlah
Piagam Jakarta yang disusun oleh panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD
1945.
Jadi berdasarkan urutan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
tertib hukum Indonesia bersumberkan pada pancasila, atau dengan lain perkataan pancasila
sebagai sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia
dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagai sumber tertib
hukum Indonesia yang meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.
Selain itu dalam hubungan hakikatnya dan kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebgai pokok
kaidah negara yang fundamental. Maka sebebnarnya secara material yang merupakan esensi
atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila
(Notinagoro. Tanpa tahu ; 40
1. Hak Asasi Manusia berdasarkan sila 1
Sila 1 berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa", di dalam sila ini kita sebagai manusia
meyakini bahwa kita adalah makhluk ciptaan tuhan. Dalam sila ke 1 ini negara menjamin
kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai agama nya masing - masing.
Negara juga berkewajiban untuk menjamin hak dan kebebasan orang lain dalam urusan
agama, selain itu mengenai ketentuan perundang - undangan harus selalu mengacu pada nilai
ketuhanan dan bersifat universal.
2. Hak Asasi Manusia berdasarkan sila 2
Sila 2 berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab", maksud dari sila ke dua ini
memiliki makna yaitu adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan dengan
norma - norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia,
maupun terhadap alam dan sang pencipta.
Selain itu dalam sila ke 2 ini memiliki prisip, agar setiap individu memiliki kebebasan
mendasar yang dijamin negara, juga harus diperlakukan sama di hadapan hukum. Setiap
individu juga berhak mendapatkan kehidupan yang layak, nyaman dan aman, juga harus
mendapat perlindungan yang sama.
3. Hak Asasi Manusia berdasarkan sila 3
Sila 3 berbunyi "Persatuan Indonesia", sila ke tiga ini memiliki makna bahwa kita
harus menghormati setiap perbedaan yang ada, menghormati hukum dan masyarakat adat dan
juga harus memilki keharmonisan dan keseimbangan dalam bermasyarakat. Sila ini
mengandung ide dasar bahwa rakyat Indonesia meletakan kepentingan dan keselamatan
bangsa di atas kepentingan dan keselamatan pribadi.
4. Hak Asasi Manusia berdasarkan sila 4
Sila 4 berbunyi "Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan", mengandung makna bahwa kita dibebaskan untuk
mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan, berkumpul dan mengadakan rapat, memilki
hak ikut serta dalam pemerintahan juga berhak menduduki jabatan.
Dalam sila ini juga menunjukan bahwa kekuasaan yang mengatur negara diberikan
oleh rakyat kepada rakyat. Setiap warga juga memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama dalam pemerintahan

5. Hak Asasi Manusia berdasarkan sila 5


Sila ke 5 berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia", sila ke 5 ini mengandung
makna bahwa setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan seimbang dalam
hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Pemerintah juga harus memberi
perlindungan atas hak - hak rakyat agar dapat berlaku adil.

Вам также может понравиться