Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Lily Kresnowati
International
Classification of Primary
Care (ICPC)
Reference Classifications
International
Classification of
Diseases (ICD)
International
Classification of
Diseases for Oncology,
Third Edition (ICD-O-3)
The ICD-10
Classification of Mental
and Behavioural
Disorders
International
Classi fication of External
Causes of Injury (ICECI)
The Anatomical,
Therapeutic, Chemical
(ATC) classification
system with Defined
Daily Doses (DDD)
Derived Classifications
International
Classification of
Functioning,
Disability and
Health (ICF)
International
Classification of
Health
Interventions
(ICHI)
under
development
Application of the
International
Classification of
Diseases to Dentistry
and Stomatology, Third
Edition
(ICD-DA)
Application of the
International
Classification of
Diseases to Neurology
(ICD-10-NA)
International
Classification of
Functioning, Disability
and Health, Children &
Youth Version (ICF-CY)
[1]
Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, 2. Description of the International Statistical Classification of Diseases and Related
Health Problem.
ICD-10 :
International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems
10th Rev.
TUJUAN :
1. Mempermudah perekaman sistematis,
untuk analisis, interpretasi, komparasi data
morbiditas/mortalitas
2. Menerjemahkan diagnosis penyakit &
masalah kesehatan lain kode alfanumerik
IMPLEMENTASI ICD-10
WHO dalam sidang World Health Assembly ke-43
telah menetapkan ICD-10 sebagai pedoman
klasifikasi internasional tentang penyakit edisi
terbaru yang harus dipakai oleh seluruh negara
anggotanya.
Di Indonesia telah ditetapkan berlakunya ICD-10
untuk pedoman klasifikasi penyakit melalui
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
50/MENKES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan
Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit
Revisi ke-Sepuluh tertanggal 13 Januari 1998.
DAFTAR TABULASI
MANUAL INSTRUKSI
INDEKS ALFABETIK
VOLUME 1
Bagian terbesar memuat klasifikasi utama, terdiri
dari kategori tiga-karakter dan subkategori empat
karakter dalam 22 Bab
Tanda Baca ; inclusion, exclusion, NOS, NEC, dll
Morfologi neoplasma
Daftar tabulasi khusus (special tabulation lists)
Definisi
Regulasi nomenklatur
VOLUME 2
deskripsi tentang sejarah ICD
struktur dan prinsip klasifikasi
aturan-aturan koding morbiditas dan
mortalitas
presentasi statistik
petunjuk praktis bagi pengguna ICD
agar dapat memanfaatkan klasifikasi
sebaik-baiknya.
VOLUME 3
Merupakan Indeks Alfabetik, tempat
memulainya pencarian kode
SUSUNAN : terdiri dari 3 bagian (section)
Sect I
: Diseases & nature of injury
Sect II : External causes of injury
Sect III : Table of drugs & chemicals
STRUKTUR : berisikan daftar lead term,
modifiers, perkiraan kode ( cross-check dg
volume 1)
TANDA BACA : parentheses, NEC dan crossreferences (see dan see also)
22 BAB
Bab II
Bab III
blok kategori
D50-D53
D55-D59
D60-D64
kategori 3-karakter
D50
D51
D52
D51.0
subkategori 4 karakter
D51.1
D51.2
A37.1
Karakter 1
(Alfabetik)
2 digit
titik
subkategori
3 karakter kategori
4 karakter sub-kategori
Karakter ke-5 subklasifikasi (+notes)
KARAKTER KE-5
Bab XIII anatomical site
Bab XIX indikasi fraktur ; terbuka/ttutup
- pada cedera intracranial,
intrathoracic dan intraabdominal
dengan/tanpa
Bab XX indikasi tipe aktivitas saat peristiwa
terjadi
KODING
Translasi dari suatu diagnosis, prosedur, jasa
maupun pelayanan ke dalam kode numerik
dan/atau alfanumerik untuk tujuan pelaporan
statistik dan reimbursement.
Kode yang dipilih harus menggambarkan
perjalanan dan pelayanan terhadap pasien
selama episode rawat tsb
KEMAMPUAN PENUNJANG
Membutuhkan pemahaman klinis yang memadai
guna melakukan analisis dokumen RM
Membutuhkan pengetahuan tentang regulasi dan
standar-standar dokumentasi klinis
Membutuhkan pengetahuan tentang terminologi
medis menyangkut diagnosis, dan prosedur untuk
dapat mengalokasikan kode secara akurat
Bahasa Inggris yang memadai, terutama terkait
letak anatomik dan istilah2 medis
Bielby, Judy A. "Coding with Integrity: Top Coding Tips from AHIMA
Experts." Journal of AHIMA 84, no.7 (July 2013): 28-32
PROSEDUR KODING
1. Persiapan koding :
Alat bantu koding (Buku ICD-10 Vol.1 & 3,
Kamus kedokteran/ Bhs Inggris)
Dokumen Rekam Medis (RM) lengkap
(post-assembled)
ANALISIS DOKUMEN
REKAM MEDIS
Tujuan : agar kode terpilih dapat
merepresentasikan dengan tepat isi
dokumen rekam medis episode ybs
Bagian RM yang dianalisis :
Cara Menggunakan
ICD-10
Kode Penyakit
Diagnosis
Utama
(Lead Term)
Volume 1
ICD-10
Volume 3
ICD-10
INGAT KONVENSI
TANDA BACA
Inclusion term
Exclusion term
Glossary descriptions
Tanda kurung/ Parentheses ( )
Kurung besar/ Square brackets [ ]
NOS (Not Otherwise Specified)
NEC (Not Elsewhere Classified)
And & Point Dash (.-)
Kode rangkap : Dagger (+) & Asterisk (*)
KODE KHUSUS
DALAM ICD-10 DIKENAL ;
1. KODE KOMBINASI
2. KODE GANDA DAGGER & ASTERISK
3. KODE GANDA LAIN
KODE KOMBINASI
Kode tunggal yang digunakan untuk
mengklasifikasi dua diagnosis, atau satu
diagnosis utama dengan proses sekunder
(manifestasi) atau dengan komplikasi terkait.
Kode kombinasi dapat diketahui dari subterm
yang muncul dalam indeks alfabetik dan
dengan melihat pada inclusion & exclusion
KODE GANDA
Kode Ganda digunakan untuk beberapa
kondisi yang tidak dapat dialokasikan dengan
kode kombinasi
Penggunaan kode ganda dapat diketahui dari
Indeks Alfabetik maupun Daftar Tabulasi
Terkadang ada instruksi untuk menambahkan
kode pada kategori tertentu.
KODE GANDA
DAGGER & ASTERISK
Merupakan lanjutan dari ICD-9
Dua kode untuk satu pernyataan diagnostik
Dibuat untuk tujuan statistik mendata
underlying disease untuk tujuan preventif &
promotif
Tanda dagger () kode primer untuk
penyakit yang mendasari
Tanda asterisk (*) kode tambahan
opsional untuk menggambarkan manifestasi
klinis
Kode Asterisk tidak bisa berdiri sendiri
ATURAN DALAM
KODING ICD-10
Volume 2 ICD-10 berisikan manual instruksi tentang
penggunaan ICD-10, termasuk di dalamnya adalah :
Aturan Koding Morbiditas : pedoman dan aturan dalam
menetapkan kondisi tunggal yang menjadi diagnosis
utama (single-condition morbidity analisis), serta tata
cara kodingnya.
DIAGNOSIS LAIN
Kondisi Lain (Dx Lain/Dx Sekunder) Kondisi
yang coexist atau berkembang selama (dalam)
episode pelayanan kesehatan, dan
mempengaruhi manajemen pasien. Kondisikondisi yang terkait episode sebelumnya yang
tidak membawa dampak terhadap episode
saat ini seharusnya tidak dicatat (di-kode).
Extracted from ICD-10 , 2010 Edition, 4. Rules and guidelines for mortality
and morbidity coding.
TIPs N TRICKs
Perhatikan penulisan diagnosis, utk penentuan
lead term
Dlm Bhs Indonesia/Latin di depan
Dlm Bhs Inggris di tengah / di belakang
Termasuk apa ?
Nature of condition/disease Section 1
External causes Section 2
Poisoning (intoxication) Section 3
Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases of the digestive system
CATATAN KHUSUS
Dalam koding .. adanya tambahan keterangan
tentang karakteristik pasien, misalnya umur,
dapat menjadi modifier pemilihan kode,
meskipun tidak selalu demikian.
Terdapat chapter-specific notes
Terdapat Inclusion & exclusion
Sifilis
congenital
pada anak
berumur 18
bulan
Bronchitis,
NOS