Вы находитесь на странице: 1из 3

Ketenangan Hidup Yang Tidak Aku

Dapatkan di Kota

Hiduplah dalam Kesederhanaan

Pagi ini ditempat yang sunyi, aku mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, ditengah
kesibukanku sebagai salah satu karyawan swasta di kota, aku belum pernah merasakan suasana
yang seperti ini, dimana aku bisa mendengar bunyi kokok ayam, siulan burung dan gemuruh
pepohonan yang selama ini tidak aku dapatkan di kota.

Iya inilah desaku Kalisangka, tempat dimana aku dilahirkan dan tempat dimana aku
mulai berjuang melawan kehidupan.

Suasana di desa yang sunyi, damai penuh keramah tamahan membuatku tidak ingin
beranjak pergi dari tempat ini. Namun hidup menuntut kita untuk terus belajar, berjuang dan
bekerja keras maka dari itu aku memilih merantau ke kota (Surabaya) seperti kata orang tua
bilang tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat. Dengan tujuan agar aku bisa belajar hidup mandiri
tanpa ketergantungan lagi sama orang tua dan mulai berpikir layaknya orang dewasa.

Waktu terus berlalu, 4 tahun sudah aku lewati hari demi hari di kota, sampai tiba
waktunya untuk pulang ke rumah tercinta ini, entah kenapa sesampainya dirumah perasaan
begitu tenang, pikiran menjadi segar, fisik seakan terasa jadi sehat seakan rumah ini begitu
antusias menyambut kedatanganku kembali.

Sebelum aku merantau dulu, aku sempat berfikir betapa enaknya mereka yang hidup di
kota, semua yang diinginkan tersedia, fasilitas lengkap, teknologi serba ada, pusat perbelanjaan
dimana-mana sedangkan didesa 360 berbanding terbalik dengan dikota.

Namun setelah aku merasakan kehidupan dikota, kenyataannya tidak demikian, kota
menuntut kita untuk terus tenggelam di perbudak dunia yang menuntut kita untuk berfikir
tentang materi dan materi itu saja. Sehingga kita lupa tujuan hidup kita didunia, prinsip
kesederhanaan yang dididik dari kecil seakan tergerus gaya hedonisme kota.

Iya itulah kota dengan berbagai pernak perniknya memberikan daya tarik bagi setiap
insan untuk berkunjung kesana namun sebagian dari mereka malah terjebak tipu daya kota
dengan berbagai daya muslihatnya membuat mereka lupa diri siapa sebenarnya. Begitu
mudahnya terbawa arus, tanpa sadar akan kehilangan kendali. Mereka kebanyakan tidak tahu
kalau kota tidak memberikan jaminan ketenangan hati dan pikiran layaknya yang kita dapatkan
di desa.

Bagaimanapun juga kita harus tetap berpegang pada prinsip hidup dan kepercayaan orang tua
agar bisa menyeimbangkan kehidupan dikota ini.

Ini merupakan pengalaman pribadiku, bahwa hidup yang berharga itu adalah hidup yang bisa
memberikan kenyamanan, ketenangan, dan kebahagiaan tanpa tuntutan dunia apalagi sampai
melupakan Sang Penguasa.

Hiduplah seperti yang Tuhan serukan, berbagilah dengan mereka yang membutuhkan,
bergumullah dengan mereka yang berkekurangan, hiduplah untuk saling mengasihi, karena
semua itu adalah kesederhanaan hidup dalam kebesaran Tuhan.

" Karena pada akhirnya tujuan kita hidup di dunia ini untuk kembali lagi pada sang ilahi "

Вам также может понравиться