Вы находитесь на странице: 1из 18

Laporan Praktek Pemetaan Digital

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kita dihadapkan pada era globalisasi dimana ilmu dan teknologi
berkembang pesat. Perkembangan teknologi yang terus terjadi menuntut kita untuk
bisa menyiapkan diri agar siap menghadapi segala perubahan yang akan terjadi, salah
satu caranya adalah terus mempelajari semua teknologi yang terbaru.
Pada khususnya perkembangan teknologi terjadi secara signifikan dalam
bidang pemetaan.Yang pada periode sebelumnya metode pemetaan hanya memakai
metode pengukuran konvensional yang masih menggunakan alat alat ukur
sederhana untuk mengukur jarak dan sudut suatu wilayah. Alat alat tersebut masih
memiliki presentase kesalahan cukup besar sehingga dapat menghambat sebuah
pekerjaan pengukuran. Selain itu, pekerjaan pengukuran pada wilayah yang relatif
luas tentu saja membutuhkan efisiensi waktu dan ketelitian alat yang baik agar didapat
data yang cukup teliti. Oleh karena itu perkembangan teknologi yang terjadi sangat
penting terhadap perkembangan metode pemetaan. Pada masa sekarang telah
diciptakan sebuah alat ukur yang dapat digunakan untuk pekerjaan pengukuran dan
memiliki ketelitian yang tinggi sehingga dapat memudahkan para surveyor untuk
menyelesaikan pekerjaan pengukuran maupun saat penggambaran dan penyajiannya.

Alat ukur T S (Total Station) yang merupakan penyempurnaan dari alat ukur
Theodolite memiliki keunggulan dalam pengambilan data dari lapangan dan
pengolahan data. Pada praktikum Pemetaan Digital yang kami lakukan, kami
menggunakan alat ukur T S untuk pekerjaan pengukuran jarak dan sudut untuk
memperoleh koordinat X,Y,Z. Serangkaian praktikum yang kami lakukan meliputi
pengenalan alat ukur TS, kalibrasi alat ukur untuk menentukan ketelitian alat ukur
yang akan kami gunakan, pengukuran poligon dan detil, serta download data dan
plotting detil (penggambaran).

1
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

B. Maksud dan Tujuan

Serangkaian praktikum yang dilakukan bertujuan untuk melatih mahasiswa


dalam penggunaan alat ukur TS mulai dari pengenalan alat secara teknis hingga
aplikasi menggunakan alat tersebut. Sehingga dari praktikum mahasiswa mempunyai
kompetensi:
Mengetahui kondisi instrument pemusat pada alat total station
Mengetahui besar kesalahan indeks dan kolimasi
Melakukan pembuatan job dan mengedit dan menghapus job
Melakukan setting satuan(unit), setting station dan backsight
Melakukan pengukuran kerangka peta metode poligon menggunakan alat total
station dan menerapkan konsep hitungannya.
Melakukan unduh data dan penggambaran dengan software
Laporan Akhir ini dibuat berdasarkan praktikum praktikum yang telah
dilakukan dan ditujukan sebagai Tugas Akhir Praktikum Pemetaan Digital.

C. Materi Pekerjaan
1. Pengukuran kerangka peta metode poligon dan pengukuran detil
2. Mengunduh data serta ploting atau penggambaran dengan menggunakan software

D. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi : Fakultas Biologi UGM
Waktu : Jumat, 23 November 2012 s/d Minggu, 30 Desember 2012

BAB II

2
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

LANDASAN TEORI

Pemetaan digital adalah proses pembuatan peta dalam format digital.Input data yang
dilakukan menggunakan alat-alat digital pula, seperti TS yang kita gunakan.Dalam
praktiknya, pembuatan peta dalam format digital memerlukan alat yang memiliki ketelitian
yag tinggi. Dikarenakan hampir semua proses input data hingga output data melalui proses
digital yang sangat teliti.Format gambar yang biasanya digunakan untuk membuat peta digital
adalah berbentuk vektor.Format gambar dalam vektor ,memiliki keunggulan dibanding
dengan raster terutama dalam proses pembesaran dan pengecilan.

A. Total Station (Alat Pengumpul Data Teristrik Otomatik)


Total Station merupakan gabungan atau kombinasi antara Theodolite dan EDM
(Electronic Distance Measure) dimana Theodolite sebagai alat ukur sudut sedangkan EDM
sebagai alat ukur jaaraknya. Keduanya dipadukan dalam satu alat dan dilengkapi dengan
siistem memori untuk penyimpanan data dan mikro komputer untuk melakukan proses
hitungan sederhana. Sehingga Total Station memudahkan penggunanya dalam kegiatannya.
Total Station dapat dihubungkan dengan komputer melalui kabel data (konektor), sehingga
data hasil pengukuran dapat disimpan ke dalam komputer yang nantinya dapat diproses lebih
lanjut menjadi sebuah peta.

Keunggulan
1. dapat merekam data ukuran secara otomatis.
2. Memiliki ketelitian yang baik (2 s/d 5, 3 s/d 5 mm, 3 s/d 5ppm).
3. Memiliki modul-modul pengukuran khusus seperti koordinat, stake out,
remote elevasi,missing line, perhitungan area, offset sudut, offset jarak, offset
bidang, offset kolom.
Total Station terdiri atas bagian-bagian:
1. Unit pengukur sudut eletronik

2. Unit pengukur jarak elektronik

3. Unit pengontrol

4. Unit penyimpan data

Klasifikasi alat ukur jarak elektronik berdasarkan pada jenis gelombang yang
digunakan :
1. Infra red

3
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

2. Laser
3. Micro wave (gelombang radio)
Kesalahan
1. Zero error (independent of distance)
2. Cyclic error (varies with distance)
3. Scale error ( proportional to distance)
Sumber kesalahan lain
1. Reduksi ke bidang proyeksi
2. Kesalahan eksentrisitas ( khususnya pada EDM non Co-axial)

B. Kerangka Peta
Kerangka peta merupakan tahapan penting dalam pemetaan yang dapat diadakan
melalui berbagai cara, salah satunya metode poligon yang sering digunakan karena paling
mudah menyesuaikan dengan keadaan lapangan dan mudah dalam persiapan maupun
pengukuran dilapangan.
Poligon Tertutup
Merupakan poligon yang diawali dan diakhiri pada titik yang sama dan berhimpit.

Poligon Tertutup ABCDE

Unsur yang diperlukan dari bentuk poligon tersebut adalah:

- Sudut tiap titik (1 sampai dengan 5)


- Jarak tiap sisi (d1 sampai dengan d5)
- Azimuth salah satu sisi (AB)

Syarat geometri poligon tertutup:

1. Syarat sudut = (n-2) x 1800


Hasil ukuran = (n-2) x 1800 f
2. Syarat absis d Sin = 0
Hasil ukuran d Sin = 0 fx
3. Syarat ordinat d Cos = 0
Hasil ukuran d Cos = 0 fy

Dengan : = jumlah = Azimut sisi poligon

= sudut fx = kesalahan penutup absis


4
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

fB = kesalahan penutup sudut fy = kesalahan penutup ordinat

d = jarak sisi poligon (m) n = banyaknya titk sudut

Kerangka kontrol vertikal (KKV) adalah kerangka yang dibuat dari


penghubungan sekumpulan titik yang mempunyai nilai-nilai tinggi dan memiliki
penyebaran tertentu. Kerangka dasar vertikal berfungsi sebagai pengontrol dan
pengikat dalam kerangka penentuan koordinat. Pengukuran KKV dalam pemetaan
digital sekaligus pada saat pengukuran KKH pada total station.

C. Detil

Salah satu cara pengambilan detil pada pengukuran mengunakan total station
yaitu dengan cara memancar dengan metode kutub/polar. Alat didarikan pada titik
kontrol dengan memasukan (X,Y,Z) kemudian diikatkan pada backsigh dan
masukan(X,Y,Z) BS tersebut kemudian dibidik pada setiap detil yang akan diukur
maka secara otomatis akan di dapat sudut dan jarak serta koordinat titik detil. Selain
itu dalam pengambilan harus memperhatikan penomoran titik detil dan kode
(alphanumerik) titik detil.

metode pengukuran detil

BAB III

PELAKSANAAN

A. Peralatan yang digunakan


- Total Station (Tremble M3 & Nikkon DTM 352) 1 buah

- Statip 3 buah
- Reflektor 3 buah
5
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

- Tongkat reflektor 1 buah


- Payung 1 buah
- Alat tulis
- Patok/ Paku Payung
- Laptop / PC

B. Langkah Pengukuran
Spesifikasi pengukuran sudut dan jarak untuk titik-titik kerangkan peta:
1. Pengukuran sudut dilakukan dengan metode repetisi
2. Jumlah pengulangan sebanyak 1 seri rangkap
3. Jarak diukur dengan EDM
4. Jumlah pengurangan jarak sebanyak 5 kali untuk setiap arah

Pengukuran Kerangka Peta


1. Merencanakan titik-titik kerangka peta dan menggambar sketsa serta pemberian
kode titik-titik kerangka peta (A,B,C,D,E, dan F).
2. Melakukan peminjaman alat sesuai yang dibutuhkan.
3. Dirikan total station diatas statif dititik A dan dirikan prisma diatas statif dititik B
dan F, kemudian lakukan sentering instrument dan ukur tinggi alat.
4. Hidupkan total station lalu lakukan setting satuan (unit) untuk sudut(DMS),
jarak(m), tekanan(Bar/Hg), temperature ( 0 C), konstanta prisma (mm), dan
masukan nilai konstanta prisma serta average measurement 5 kali.
5. Membuat job untuk mengalokasikan ruang didalam memori untuk menempatkan/
menyimpan data pengukuran.
6. Melakukan setting station dititik A dengan memasukan koordinat (X,Y,Z), data
tinggi, dan kode titik.
7. Lakukan pengikatan ketitik acuan (titik F) dengan memasukan azimuth/ koordinat,
data tinggi taget, nomor ID dan kodenya (besar azimuth diperoleh dari azimuth
pendekatan dengan kompas) lalu tekan Meas/ Ent.
8. Kemudian bidik ke titik B dan masukan data tinggi target, nomor ID dan kodenya
lalu tekan Meas/ Ent.
9. Putar instrument ke posisi F2 (Luar Biasa) bidik ketitik B dan masukan nomor dan
kodenya lalu tekan Meas/ Ent.
10. Bidik titik F dan masukan data tinggi target, nomor dan kodenya lalu tekan Meas/
Ent.
11. Matikan instrument, lepas instrument dari statif dan masukan kedalam instrument
kedalan kotak penyimpanan.
12. Pindahkan alat dan target ke titik kerangka berikutnya kemudian lakukan hal yang
sama (langkah 3 s/d 10) untuk setiap kali pindah kedudukan alat di titik poligon
berikutnya sampai semua titik poligon.

Pengukuran Detil
6
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

1. Dirikan total station diatas statif dititik A dan dirikan prisma diatas statif dititik F,
kemudian lakukan sentering instrument dan ukur tinggi alat.
2. Hidupkan total station dan membuka job serta lakukan setting unit.
3. Melakukan setting station dengan masukan koordinat titik station(X,Y,Z) dan
tinggi alat kemudian bidik/ ikatkan pada titik BS dan masukan koordinat titik BS
(X,Y,Z) dan tinggi target/ prisma, lalu tekan Meas/ Ent.
4. Arahkan teropong ke setiap detil dan masukan nomor dan kode detil yang dibidik
lalu tekan Meas/ Ent.
5. Matikan instrument, lepas instrument dari statif dan masukan kedalam instrument
kedalan kotak penyimpanan.
6. Pindahkan alat dan target ke titik kerangka berikutnya kemudian lakukan hal yang
sama (langkah 1 s/d 4) untuk setiap kali pindah kedudukan alat di titik poligon
berikutnya sampai semua titik poligon dan semua detil terukur.
(cat: mahasiswa diperkenankan untuk mencatat data hasil pengukuran)

C. Perhitungan Data
Perhitungan koordinat poligon menggunakan meode Bouwditch dengan tahapan
berikut:
1. Melakukan pengecekan kesalahan penutup sudut.
2. Jika terdapat kesalahan penutup sudut memenuhi toleransi 5 n (n = jumlah
titik sudut),lakukan koreksi ke masing-masing sudut ukuran. Besarnya koreksi
adalah nilai kesalahan penuup sudut dibagi jumlah titik sudut yang diukur. Jika
kesalahan penutup sudut tidak memenuhi toleransi maka dilakukan pengecekan
data dan bila perlu melakukan pengukuran ulang.
3. Hitung azimuth/arah setiap sisi poligon dengan besaran sudut yang sudah
terkoreksi dan azimuth sisi yang diketahui.
4. Lakukan hitungan beda absis dan beda ordinat, kemudian hitung kesalahan
penutup liniernya.
5. Jika kesalahan penutup sudut linier memenuhi toleransi 1 : 7000, lakukan koreksi
pada setiap beda absis dan beda ordinat.
6. Jika kesalahan penutup linier tidak memenuhi toleransi, lakukan pengecekan data
dan bila perlu melakukan pengukuran ulang.
7. Hitung koordinat masing-masing titik kerangka peta.

Perhitungan koordinat Z atau detil tinggi

1. Hitung beda tinggi pergi dan pulang antar titik kerangka peta.
2. Hitung rata-rata beda tinggi antar titik kerangka peta.
7
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

3. Hitung nilai kp yaitu jumlah nilai rata-rata beda tinggi antar titik kerangka peta.
4. Selisihkan nilai kp dengan jumlah beda tinggi pergi dan selisihkan juga nilai kp
dengan jumlah beda tinggi pulang.
5. Bandingkan hasil tersebut dengan toleransi sebesar 12mm D (D dalam km).
6. Jika tidak memenuhi toleransi lakukan cek data atau bila perlu lakukan
pengukuran ulang.
7. Lakukan koreksi beda tinggi pergi dan pulang antar titik sebesar jarak antar titik
dibagi jumlah jarak total dikalikan jumlah beda tinggi.
8. Lakukan koreksi pada setiap tinggi titik pergi dan pulang dan hitung rata- rata
setiap tinggi titik.
D. Penggambaran Peta
Mengunduh data pengukuran
1. Melakukan peminjaman alat total station.
2. Menginstal software TransIT dan port USB pada laptop / PC.
3. Menghubungkan kabel USB (penghubung) dari TS ke laptop /PC.
4. Memeriksa parameter- parameter pada setting interface.
5. Menyesuaikan dan mencocokan com dan bawdrate pada laptop / PC dengan TS.
6. Pada komputer buka TransIT, sesuaikan parameter bawdrate, com, parity, length
dan stop bit, seperti pada TS lalu tulis nama file dan format data yang akan di
unduh.
7. Jika semua parameter sudah sesuai, posisikan menu TS pada Transfer/ download
data, pilih job yang akan diunduh.
8. Tekan Ok pada TransIT, kemudian tekan enter pada TS. Jika transfer data berhasil
maka pada layar laptop/ PC akan tampil data secara berurutan.

Penggambaran peta secara digital

1. Membuka software Autodesk Land Desktop 2004

2. Klik button New untuk membuat file dan project baru.

3. Buat nama file pada baris dialog Drawing Name pada kotak isian Name File
tersebut adalah yang disebut sebagai file dengan extension dwg

8
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

4. Klik button Create Project pada dialog Project base untuk membuat project baru

5. Pilih Default ( Meters ) pada kotak pilihan Prototype untuk setting unit yang akan
digunakan pada project. Ketik nama project pada kotak isian Name yang terdapat
baris dialog Project Information dan kotak isian Description untuk menjelaskan
keterangan project. KemudianKlik button OK, maka akan kembali ke tampilan
dialog Project base.
6. Klik button OK. Maka akan ditampilkan dialog Create Database Point seperti di
bawah ini

7. Ketik angka jumlah karakter pada Kotak isian Point Description Field size seperti
diatas lalu Klik OK, Maka ditampilkan dialog seperti gambar dibawah ini :

8. Klik jenis Setting atau Klik Load untuk jenis setting yang akan digunakan seperti
pada dialog Setting Parameter.
9. Klik button Next >

9
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

10. Klik lingkaran checklist Meters pada kolom dialog Linear Units untuk setting unit
Jarak, klik lingkaran checklist Degrees pada kolom dialog Angle Units untuk
setting Sudut, klik pilihan / ketik angka jumlah decimal pada kotak isian masing
masing parameter pada kolom dialog Display Precision untuk menentukan jumlah
presisi angka dibelakang koma, dan klik lingkaran checklist North Azimuth pada
kolom dialog Angle Display Style untuk menggunakan jenis referensi arah Utara
Azimuth.
11. Pada kolom dialog Sample menampilkan resume setting parameter yang telah
ditentukanpada dialog Setting Units lalu klik Finish

Pada dialog ini menampilkan resume Setting Parameter yang sudah dibuat.

12. Klik Points => Import / Export Points => Import Point

13. Lakukan pengambilan file sesuai dengan format data yang telah di siapkan lalu
klik OK

14. Maka tampil dialog COGO Database Import Options, Klik lingkaran checklist
Use untuk penomoran sesuai no point data yang di input, klik lingkaran checklist
Use next point number untuk memberikan penomoran selanjutnya
15. Klik lingkaran checklist overwrite lalu Klik OK.
16. Klik menu View => Zoom => Extents untuk melihat data yang telah di plot.
10
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

17. Klik kanan > Display properties > lakukan pengaturan pada unit Text, Marker,
dan Reset.

18. Melakukan management/ pengaturan layer

19. Lakukan digitasi untuk detil pada masing- masing layer dengan menggunakan
3dpoly

20. Membuat kontur, Klik menu Terrain Terrain Mode Explore untuk pembuatan
garis kontur.

21. Klik kanan mouse Folder Terrain pada dialog Terrain Model Explore untuk
membuat surface Baru.
11
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

22. Pada surface1 masukan pointfile > add point from AutoCAD object > point >
select point.

23. Pada surface1 masukan breakline > define by polyline > select poline.

24. Klik kanan pada surface1 > build.

25. Close kotak dialog Terrain Model Explorer lalu Klik Terrain Create Contours.

26. Ketik atau pilih nilai Interval Minor dan Interval Mayor pada kolom isian masing-
masing, klik Contour Object untuk menampilkan Jenis properties garis contour,
klik Style manager untuk setting tampilan kontur.

12
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

27. Klik Apply dan klik OK, klik Button Preview pada dialog Create Contur untuk
melihat contoh kontur yang akan ditampilkan , Klik OK untuk menutup Contour
Style preview.
28. Klik OK pada Dialog Create Contour > Ketik Yes pada command line untuk
menghapus kontur yang sudah ada sebelumnya > Enter.

29. Membuat Label Kontur, Klik Terrain Contour Style Manager Text Style.

30. Klik Kolom Pilihan Jenis Text Style untuk memilih style yang akan digunakan,
Klik / Ketik Kolom isian Precision untuk menentukan jumlah angka dibelakang
koma pada Tampilan label kontur lalu Klik OK.
31. Klik Terrain > Contour Label > Group Interior > select kontur.
32. Membuat grid dan kontur sesuai skala dan ukuran kertas.

13
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Praktikum
Survey pendahuluan dan pengenalan alat total station
Dilakukan pada praktikum 1, kegiatan yang dilakukan yaitu survey lapangan dan
pemasangan titik-titik kontrol peta dan menggambar skets gambar poligon.
Jumlah titik kontrol peta sbanyak 6 titik. Setelah itu belajar mengenal alat total
station.
Pengukuran Kerangka Peta
Dilakukan pada praktikum 2 sampai dengan praktikum 4. Pada praktikum 2 dapat
diukur 2 titik dari 6 titik.Pada praktikum 3 dapat diukur semua titik dan dilakukan
perhitungan baowditch. Hasilnya kesalahan linier jauh dari toleransi yaitu 1: 200,
dari hasil cek data dan lapangan ternyata terjadi kesalahan pengukuran titik
salah satu titik( F) dan ternyata titik F tersebut hilang karena proyek pekerjaan
galian saluran air di fakulatas biologi. Pada praktikum 4 dilakukan pengukuran
ulang di 3 titik (E,F, dan A). Kemudian dilakukan kembali hitungan baouwditch
dan didapat kesalahan pentup sudut sebesar +3,5 detik. Selain itu untuk kesalahan
linier dan detil tinggi juga memenuhi toleransi.
Pengukuran detil
Dilakukan pada praktikum 5, dan didapat 69 detil dari dua titik poligon., dan
dilanjutkan praktikum 6 namun pada hari tersebut hujan. Pengukuran detil juga
dilakukan diluar jadwal praktikum dan didapat 169 detil dan 6 titik poligon.
Ploting atau penggambaran
Pada praktikum terakhir dilberikan materi tentang cara ploting detil secara digital
menggunakan software Autodesk Land Desktop 2004. Namun ploting detil di
lakukan pada hari praktikum tersebut. Dari 238 detil yang terukur dan dilakukan

14
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

seleksi sehingga dalam ploting detil hanya sejumlah 224 detil sudah termasuk titik
poligon.

B. Evaluasi Hasil
Kerangka kontrol peta
1. Kerangka kontrol horizontal
Hasil: Terlampir
Dari hasil praktikum di peroleh:
fs = + 3,5 TOR= 5 6 =
12,743
fx = 0.029833413
fy = -0.016
fl = 0.033866294
Ketelitian linier = 1: 16980.68878 TOR = 1: 7000

Dari hasil praktikum memenuhi TOR yang ditetapkan.

2. Kerangka kontrol vertikal


Hasil: Terlampir
Dari hasil praktikum diperoleh:
H pergi = - 0.008 m
H pulang = 0.005 m
Kp = H rata-rata = -0.0015 m
Kp - H pergi = 0.006 m TOR = 12mm 0.575073 =
9.1mm
Kp - H pulang = 0.0065 m = 0.009 m

Dari hasil praktikum memenuhi TOR yang ditetapkan.

Detil
Hasil: Terlampir
Dari pengukuran diperoleh 238 titik detil dari 6 titik poligon. Karena
keterbatasan waktu praktikum maka tidak semua detil terukur. Dari pengukuran
detil agar mendapatkan koordinat yang tepat maka harus teliti khususnya pada
pengambilan tinggi detil, maka tinggi reflector dan tinggi instrument harus diukur
secara teliti dan keadaan reflector datar (tegak). Selain itu pengambilan detil juga
harus memperhatikan bentuk geometris detil,misal: detil bangunan dan taman.
Pengambilan detil harus memperhatikan pula nomor dan kode detil yang di
ukur, untuk mempermudah dalam pengeplotan. Pada saat pengukuran detil
15
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

menggunakan TS Trimble M3 data yang terekam merupakan sudut, jarak, dan


tinggi maka untuk memperoleh koordinat X,Y harus dilakukan perhitungan.

Penggambaran
Hasil: Terlampir

Tidak semua hasil ukuran detil saat diploting sesuai dengan yang diharapkan.
Dari 238 detil hanya 224 detil yang digambar karena ada beberapa detil yang
double / lebih dari satu kali dalam pengukuran. Dari hasil ploting detil untuk detil
planimetris tergambar sesuai sketsa dan keadaan yang ada. Namun dari hasil
penggambaran kontur masih terdapat kesalahan dimana garis kontur memotong
bangunan selain itu juga karena titik-titik highspotnya kurang banyak dan tidak
tersebar merata maka juga mempengaruhi kontur yang dihasilkan dari ploting.
Oleh karena itu, dalam pengambilan detil tinggi harus benar-benar teliti dan
cermat (lebih diperhatikan saat pengukuran tinggi alat dan keadaan reflector harus
tegak/datar) dan tersebar merata pada area yang dipetakan.

C. Permasalahan dan Hambatan


1. Kurangnya pemahaman tentang alat pada saat awal praktikum sehingga
menghambat jalannya pengukuran.
2. Adanya proyek galian saluran air sehingga satu titik poligon hilang.
3. Keadaan baterai lemah pada saat baru memulai praktikum.
4. Banyaknya kendaraan disekitar daerah yang di petakan menghambat saat
pengambilan detil.
5. Banyak detil yang tidak dapat dijangkau oleh titik-titik poligon utama sehingga
dibuat poligon cabang.
6. Kesalahan dalam menginput data masukan( misal: tinggi alat ataupun koordinat
titik).
7. Kesalahan dalam menekan tombol pada TS sehingga dilakukan pengukuran ulang.
8. Keadaan cuaca yang tidak mendukung (misal: hujan) sehingga tidak dilakukan
praktikum.

BAB V

PENUTUP

16
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

A. Kesimpulan
Dari serangkaian praktikum yang telah dilakukan mahasiswa dapat mengenal dan
dapat mengoperasikan alat total station untuk aplikasi pekerjaan pemetaan. Selain itu terdapat
beberapa keunggulan dan kekurangan dari pemetaan secara digital, yaitu:
1. Pemetaan terestris secara digital lebih efisien dan efektif dibandingkan
pemetaan terestris secara konvensional dan hasil pemetaan digital
memiliki ketelitian yang tinggi sehingga peta yang dihasilkan lebih akurat.

2. Dengan menggunakan pemetaan digital data dan hasil dapat di sebar


luaskan dan diperbanyak dengan cepat dikarenakan data dan hasilnya
dalam bentuk digital.
3. Alat bergantung pada baterai, jika baterai habis alat tidak dapat digunakan.
Dalam praktikum cuaca dan kondisi lapangan yang kurang mendukung seringkali
menghambat proses pengambilan data.

B. Saran
Dalam kegiatan pengukuran/pengambilan data lapangan dan pengolahan data hasil
pengukuran, kita dituntut harus teliti dan bisa menyiasati medan yaitu bagaimana melakukan
pengambilan data lapangan dapat bergerak cepat dan mendapat hasil yang seakurat mungkin.
1. Sebelum melakukan pemetaan dengan alat digital, alat yang akan dipakai harus di
cek terlebih dahulu dari mulai kondisi alat sampai besaran besaran dalam alat.
2. Sebelum melakukan praktikum dilapangan perlu kematangan progres agar setiap
kali praktikum lebih terarah dan hasilnya sesuai timeline.

3. Diperlukan ketelitian dalam mendefinisikan koordinat baik koordinat berdiri alat


maupun BS nya, hal ini dikarenakan jika salah dalam memasukkan koordinat titik
kontrol akan menyebabkan kesalahan dalam pengukuran detil.
4. Dalam menentukan lokasi titik kontrol diutamakan dengan geometri yang
seimbang dan dalam pengambilan detil harus diperhatikan saat pengukuran tinggi
alat (cermat dan teliti) dan keadaan reflector harus tegak/datar.

Daftar Pusaka

Kun cahyono,bambang.petunjuk praktikum ilmu ukur tanah II.Yogyakarta :

Labolatorium Ilmu Ukur Tanah Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universits Gadjah

Mada
17
Diploma 3 Teknik Geomatika
Laporan Praktek Pemetaan Digital

Basuki,Slamet. Ilmu Ukur Tanah II.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

2011

http://geomaticsandsurveying.blogspot.com/2010/12/penggunaan-total-stasion-

dalam.html

18
Diploma 3 Teknik Geomatika

Вам также может понравиться