Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada bab sebelumnya sudah disinggung klasifikasi teori akuntansi menjadi dua yaitu
normatif dan positivisme. Teori normatif merupakan pengembangan yang alami dan berbasis
pada penilaian mengenai bagaimana seharusnya tindakan yang dilakukan. Penelitian pasar modal
dominan sekali setelah tahun 1970an karena sudah jelas para peneliti mengetahui kapan dan
bagaimana investor menggunakan informasi akuntansi, merupakan hal yang mustahil dilakukan
untuk mengembangkan teori mengenai bagaimana akuntan mempersiapkan laporan keuangan
tanpa mengetahui hal tersebut. Namun bagaimanapun juga penelitian pasar modal belum
menyajikan keseluruhan kebutuhan peneliti, praktisi, dan regulator. Sebagai contoh, sulit sekali
untuk memprediksi bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi akuntansi manakala tidak
diketahui alasan pemilihan metode akuntansi oleh manajer. Selain itu, penelitian pasar modal
juga tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan stakeholder mengenai dampak regulasi
akuntansi terhadap lenders atau non shareholders lainnya yang juga menggunakan laporan
keuangan. Bilamana penelitian pasar modal mendasari gelombang teori positivisme akuntansi
yang pertama, gelombang teori positivisme yang kedua membahas hal- hal berikut:
Mengapa manajer mempersiapkan laporan akuntansi bila tidak ada regulasi yang
mengharuskannya?
Mengapa manajer membuat keputusan akuntansi yang sistematis dan me lobi para
pembuat standar untuk mempengaruhi praktik akuntansi yang diperbolehkan
berdasarkan standar?
Apa motivasi keputusan akuntansi manajer?
Jika perusahaan ingin mengganti praktik akuntansi nya, tindakan apa yang manajer
dapat lakukan yang dapat mempengaruhi reaksi investor pasar modal dan pihak lain?
Bab ini akan membahas mengenai gelombang kedua teori positivisme. Untuk
melakukannya, kita akan berfokus pada contracting theory, political cost theory, signaling
theory, dan perspektif informasi yang menjelaskan perhitungan akuntansi dan konsekuensinya.
Dibahas juga mengenai perhitungan dan konsekuensi dari keputusan akuntansi manajer. Secara
umum, berfokus pada pilihan kebijakan akuntansi dan manajemen akrual.
LATAR BELAKANG
Kebutuhan Awal akan Teori
Penelitian pasar modal pada 1970 an menyajikan langkah maju dalam menjelaskan
dampak akuntansi terhadap investasi dalam modal saham, secara umum dampak akuntansi
terhadap harga saham dan penjualan saham/ volume pembeliannya. Bagaimanapun juga hasilnya
belum mendapatkan suatu kesimpulan mengenai mekanismenya, belum ada hipotesis, dan belum
mendukung prediksi informasi akuntansi investor secara sistematis dalam membuat keputusan
membeli atau menjual saham. Hal ini membuat para peneliti sangat menghargai betapa sulitnya
memprediksi reaksi pasar terhadap akuntansi bilamana mereka tidak memiliki teori yang kuat
yang dapat menjelaskan mengapa manajer mengutamakan mempersiapkan laporan akuntansi
daripada menjelaskan alasan pemilihan prinsip akuntansi tertentu.
Untuk mengerti signifikansi pilihan akuntansi, penting untuk mengerti fundamental
prinsip akuntansi dan premis yang mendasarinya. Literatur yang membahas informasi pasar
modal mengandung hipotesis pasar yang efisien atau efficient market hypothesis (EMH) sebagai
deskripsi pasar yang ideal. Sebagaimana teori klasik harga, EMH berpijak pada asumsi pasar
sempurna seperti tersedianya informasi yang lengkap, tidak ada biaya transaksi, tidak ada pajak,
dan tidak ada monopoli. Berdasarkan asumsi ini, harga dan biaya sangat merefleksikan informasi
akuntansi. Bagaimanapun juga, meskipun kondisi ini merupakan kondisi rata-rata pada pasar
modal, terdapat pula hal dimana kondisi ini tidak terjadi. Itulah yang disebut penyimpangan.
Asumsi EMH yang sangat ketat pada awal akuntansi positivisme berarti bahwa penelitian
pasar modal tidak selalu dapat menjelaskan mengapa harga saham tidak bereaksi segera terhadap
informasi akuntansi sebagaimana diprediksi. Hal yang serupa saat harga saham merefleksikan
informasi akuntansi sehari setelah informasinya beredar. Asumsi bahwa tidak ada biaya transaksi
dan tidak ada asimetri informasi sama sekali tidak berlaku. Satu pertanyaan yang diajukan adalah
bilamana laporan akuntansi bertujuan mendukung pembuatan keputusan pasar modal ataukah
mereka mempunyai tujuan lain? Selain itu, bila laporan akuntansi dibuat bukan dengan tujuan
untuk menginformasikan pasar modal mengenai harga saham, mengapa seharusnya pasar modal
bereaksi terhadap terbitnya laporan akuntansi? Jadi, mereka menginvestigasi reaksi pasar
terhadap praktik akuntansi perusahaan dan peneliti membuat beberapa observasi mengenai
perkembangan teori positivisme dari pilihan kebijakan akuntansi. Observasi nya mencakup:
Berdasarkan aturan, tidak ada yang mengharuskan perusahaan membuat laporan
akuntansi. Bahkan laporan akuntansi tersebut diaudit dan dipersiapkan akuntan. Rasional
nya manajer tidak akan menghabiskan uang untuk melakukannya bilamana tidak ada
manfaat dari pembuatan laporan akuntansi. Observasi ini mendorong peneliti untuk
mencari tahu apa manfaat yang diperoleh perusahaan bila mereka mengeluarkan uang
untuk menyajikan informasi akuntansi.
Perusahaan melakukan lobi terhadap pembuat standar. Hal ini tentu membutuhkan biaya.
Peneliti akan mencari tahu apa manfaat dari lobi tersebut.
Perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi tertentu dan kebijakan akuntansi ini
biasanya berhubungan dengan karakteristik perusahaan. Peneliti mencari tahu apa alasan
dibalik asosiasi hubungan tersebut.
Secara keseluruhan, perusahaan cenderung memilih metode akuntansi tertentu yaitu
konservatisme. Kembali lagi para peneliti bertanya mengapa
Hipotesis bahwa akuntansi dibuat untuk mendukung investor pasar modal untuk membuat
keputusan yang tepat, tidak cukup memuaskan penjelasan atas observasi ini.
Konsekuensinya, peneliti mengembangkan teori berdasarkan premis biaya kontrak dan
pengawasan. Sehingga orang- orang dapat memahami literatur mengenai pilihan akuntansi,
kami juga menjelaskan aspek fundamental dari kontrak dan agency theory pada bagian
selanjutnya bab ini. Teori ini menyajikan rasionalisasi penyajian laporan akuntansi. Kami
juga mendiskusikan peran penting akuntansi pada politik dan proses kontrak. Teori
positivisme berargumentasi bahwa politik kurang efisien dibandingkan pasar modal dan
memberikan peluang transfer kekayaan via lobi politik dan campur tangan pemerintah. Lebih
jauh berdasarkan literatur, pilihan kebijakan berpijak pada asumsi bahwa orang bertindak
sesuai keinginan dirinya, secara ekonomi mereka rasional, dan akuntansi memainkan peran
penting dalam distribusi kekayaan. Teori akuntansi positif mengabaikan aspek non finansial
dari kebutuhan individu yang secara umum berasumsi semua individu mencoba untuk
memaksimalkan kekayaan finansial nya.
LO 1. CONTRACTING THEORY
Karakteristik contracting theory perusahaan adalah sebagai penghubung (nexus) antara
suppliers dan konsumen. Perusahaan ada karena biayanya lebih rendah dengan menggunakan
organisasi daripada individu bertransaksi sendiri. Sebagai contoh, jika ingin membeli es krim
kamu memiliki dua pilihan. Yang pertama adalah kamu dapat melakukan kontrak dengan
peternak susu, pembuat krim, dan petani cokelat dan berbagai kebutuhan lain untuk membuat es
krim. Saat kamu selesai melakukannya mungkin saja kamu sudah berada pada musim semi 2020
dan kamu tentunya akan lebih memilih semangkuk sup saat ini! Sedangkan pilihan kedua adalah
kamu membeli dari perusahaan yang menyediakan es krim seperti swalayan atau super market.
Perusahaan ini sudah memiliki sejumlah kontrak dengan penyedia sumber daya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan es krim. Oleh karena itu disebut nexus karena menghubungkan dengan
kontrak antara kamu sebagai konsumen dan berbagai penyedia sumber daya.
Ada contoh sejumlah kontrak seperti:
Dokumentasi syarat dan kondisi pekerjaan bagi manajer dari shareholderss.
Dokumentasi syarat dan kondisi dimana lender memberikan sejumlah bantuan keuangan.
Dari karyawan terhadap perusahaan.
Untuk penyajian barang
Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa.
Jadi, saat kita menyetujui realitas bahwa terdapat sejumlah kontrak dan transaksi termasuk
finansial dan non finansial mengenai syarat penjualan susu sebagaimana diuraikan diatas maka
saat itulah muncul keberadaan perusahaan. Alasan perusahaan ada adalah yang paling efisien
dalam membentuk sejumlah kontrak penghubung dan mengoordinasikan aktivitas ekonomi dan
mengurangi biaya kontrak. Meskipun penting untuk mengakui bahwa perusahaan terlibat dalam
berbagai kontrak, teori positivisme selalu mengacu pada dua jenis kontrak: kontrak manajemen
dan kontrak utang. Kedua kontrak ini merupakan kontrak agency dan teori agency menyajikan
berbagai penjelasan mengenai praktik akuntansi.
LO 2. AGENCY THEORY
Perusahaan adalah bentuk paling efisien dari kontrak dan paling original dimiliki oleh
individu atau keluarga. Selama 100 tahun belakangan terdapat deviasi antara pemilik dan
manajer perusahaan yang telah berkembang menjadi perusahaan besar dan kita tahu saat ini
dioperasikan oleh manajemen profesional. Jensen dan Meckling secara umum mendapatkan
kredit karena mengembangkan teori agency pada 1976. Bagaimanapun juga teori ini didahului
oleh Alchian dan Demsetz. Jensen dan Meckling menjelaskan bahwa hubungan agency muncul
saat adanya kontrak yang mengikat principal dan agen dimana agen memberikan pelayanan
mewakili principal. Berdasarkan kontrak ini, principal mendelegasikan sejumlah pembuatan
keputusan pada agen.
Terdapat situasi dimana principal dan agency memaksimalkan kebutuhannya dan tidak
ada alasan bagi principal untuk sepenuhnya percaya bahwa agency akan selalu bertindak sesuai
dengan keinginan principal. Di sinilah muncul masalah agency dimana masalahnya adalah
bagaimana caranya agar agency bertindak untuk memaksimalkan kekayaan principal. Seorang
agency dapat meningkatkan konsumsi perusahaan untuk hal- hal yang menjadi beban principal
karena agency memiliki otoritas untuk melakukannya. Selain itu ia juga dapat menghindari diri
dari pekerjaan terlalu banyak dan tidak berusaha terlalu keras untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Dan dapat pula agency melakukan transfer kekayaan terhadap dirinya bila principal
tidak mengintervensi.
Hal ini disebut sebagai masalah agency. Secara umum, biaya agency adalah jumlah dolar
yang merupakan penurunan kekayaan perusahaan yang diderita oleh principal karena perilaku
agency. Jensen dan Meckling membagi biaya agency menjadi:
Biaya pengawasan
Bonding costs
Kerugian residual
Biaya pengawasan adalah biaya yang timbul untuk mengawasi perilaku agency. Hal ini
merupakan pengeluaran principal untuk mengukur, mengobservasi, dan mengontrol perilaku
agency. Agency dengan reputasi bagus tentunya hanya akan membutuhkan biaya pengawasan
lebih kecil daripada agency dengan reputasi jelek karena biaya pengawasan agency dengan
reputasi bagus tentunya akan lebih kecil. Namun tentunya agency dengan reputasi bagus
membutuhkan remunerasi lebih baik pula. Oleh karena itu, principal akan membayar remunerasi
agency maksimal sesuai dengan biaya pengawasan. Dengan demikian hal ini dapat disebut
sebagai price protection.
Serupa dengan diatas, kontrak utang juga membutuhkan biaya pengawasan oleh lenders.
Semakin besar biaya pengawasan lenders maka semakin besar pula bunga yang akan
dibebankannya. Jadi, bunga pinjaman merupakan price protection dari lenders.
Jika terjadi efisiensi price protection maka agency membawa biaya monitoring dalam
kontraknya. Oleh karena itu, agency akan cenderung bertindak sesuai dengan keinginan
principal atau menjamin bahwa agency akan memberikan sejumlah kompensasi untuk
menunjukkan bahwa mereka telah bertindak sesuai keinginan principal. Biaya yang timbul
karena usaha menyesuaikan dengan mekanisme ini disebut sebagai bonding costs karena biaya
ini timbul karena penyesuaian tindakan agency agar sesuai dengan principal. Contoh biaya
bonding cost adalah agency menanggung keharusan untuk memberikan laporan keuangan
berkala pada principal, mengalami keterbatasan aktivitas karena melaporkan setiap tindakannya
Meskipun pengawasan dan bonding dilakukan, tetap saja ada kemungkinan agency tidak
bertindak sesuai keinginan principal. Hal ini disebut sebagai deadweight loss karena berbagai
usaha sudah dilakukan namun masih terdapat deviasi antara output agency dan harapan
principal. Inilah yang disebut sebagai residual loss.
Berdasarkan hal diatas dapat timbul dua pertanyaan yaitu: (1) siapa yang memberikan
insentif? (2) siapa yang menanggung biaya mekanisme tersebut?. Teori agency adalah jawaban
hal tersebut sesuai dengan kondisi EMH. Bila tidak ada asimetri informasi, principal akan
membayar remunerasi sebesar harapan sikap agency dalam menjalankan perusahaan. Hal ini
merupakan perlindungan harga. Ex post merupakan saat yang terjadi dimana performa agency
menjadi dasar penilaian gaji agency. Bila harapan principal yang diwujudkan dalam gaji agency
tidak sesuai, maka principal dapat membayar manajer kurang dari yang disyaratkan dalam
kontrak.
Fama memberikan poin bahwa pasar untuk tenaga kerja manajerial dapat mendisiplinkan
manajer yang bertindak oportunis. Manajer akan dibayar berdasarkan performa masa lalunya.
Bila performa nya baik maka ia akan mendapat gaji sesuai dengan harapan principal padanya.
Sedangkan manajer yang performa nya jelek akan terbuang.
LO 6. SIGNALLING THEORY
Sebagai tambahan perspektif kontrak, Holthausen menjelaskan perspektif lebih lanjut
dalam pilihan kebijakan akuntansi yaitu perspektif informasi. Berdasarkan perspektif ini,
manajer secara sukarela memberikan informasi pada investor untuk membantu pengambilan
keputusan mereka. Manajer dapat memilih opsi ini karena menguntungkan mereka di sisi
produksi dan pemberian informasi. Hal yang sama dengan perspektif kontrak efisien, manajer
menyajikan informasi karena mengurangi biaya pengawasan dan biaya penyelesaian ex post.
Holthausen kemudian memberikan perbedaan antara perspektif kontrak efisien dan perspektif
informasi dengan cara informasi yang disajikan pada perspektif informasi merupakan perkiraan
informasi akuntansi berupa arus, mengenai bagaimana prediksi nilai perusahaan ke depan.
Sedangkan perspektif kontrak efisien lebih kepada pemberian informasi yang telah dilaporkan
sebagai pengawasan.
Berdasarkan hipotesis informasi yang kebanyakan merupakan penelitian mengenai pasar
modal. Dalam studi pasar modal, manajer di asumsikan untuk memberikan informasi pembuatan
keputusan oleh investor. Sebagai contoh perubahan metode akuntansi berarti bahwa informasi
dan keputusan investasi berubah. Dampaknya hingga dapat merefleksikan perubahan harga
saham dalam volume perdagangan.
Hipotesis informasi sejalan dengan signaling hypothesis. Berdasarkan signaling
hypothesis, jika manajer mengharapkan pertumbuhan perusahaan yang tinggi maka mereka akan
memberikan sinyal tersebut pada investor melalui akun. Manajer akan diberikan insentif untuk
pemberian sinyal tersebut entah itu informasinya baik, netral maupun buruk. Dengan demikian
menggunakan signaling hypothesis maka perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih
daripada yang diharapkan.
Muncul pertanyaan bagaimana investor dapat yakin bahwa profit masa depan perusahaan
akan menguntungkan investor.
Salah satu caranya adalah dengan menyajikan informasi mengenai prediksi dividen masa
depan. Dengan demikian sejalan dengan harapan profit masa depan perusahaan.
LO 7. PROSES POLITIK
Teori akuntansi positivisme juga merupakan modal proses politik yang melibatkan
hubungan antara perusahaan dan pihak lain dalam perusahaan, seperti pemerintah, persatuan
perdagangan dan grup komunitas. Sebagaimana dalam konteks utang dan kontrak kompensasi
manajemen, akuntansi penting dalam proses politik sebagai salah satu sumber informasi
perusahaan.
Perbedaan utama pasar politik dan pasar modal adalah pasar politik kurang umum
sehingga insentifnya juga lebih sedikit dalam penyajian informasinya. Selain itu juga manfaat
dari informasi politik ini tidak sebesar manfaat informasi pasar modal. Dengan lebih sedikitnya
pihak yang membutuhkan informasi politik ini juga menyebabkan biaya yang semakin besar
untuk penyajian informasi politik ini.
Besarnya biaya informasi politik ini karena sifatnya yang hanya berdampak pada satu
individu saja. Berbeda dengan informasi pasar modal dimana tindakan seseorang dapat
berdampak pada kekayaan orang lain, pada pasar politik masing- masing individu hanya
memiliki satu suara saja yang tidak berdampak pada orang lain.
Perubahan CEO
Dechow dan Sloan menguji bahwa masalah horizon akan memotivasi CEO pada akhir masanya
di perusahaan untuk memperbaiki profit jangka pendek dan juga bonus mereka dengan
memotong biaya penelitian dan pengembangan. Tidak ada bukti pengurangan ini berdampak
buruk bagi perusahaan. Faktanya pada tahun pertama CEO maka biaya penelitian dan
pengembangan akan meningkat. Studi Dechow dan Sloan mengindikasikan kontrak manajemen
dapat menyeimbangkan pembagian saham dan insentif basis profit untuk memastikan percobaan
transfer kekayaan dari shareholders ke manajer tidak terjadi. Jadi akuntansi dan kontrak lainnya
dapat mengurangi biaya agency saat insentifnya tinggi.
Studi Lainnya
Respons terhadap Watts dan Zimmerman untuk penelitian tambahan menginvestigasi
motivasi pilihan akuntansi, Skinner menginvestigasi bilamana penjelasan tradisional pilihan
akuntansi mengabaikan penjelasan lain: bahwa akuntansi merefleksikan investasi, produksi dan
peluang pembiayaan perusahaan. Menggunakan data USA, Skinner menguji bilamana keputusan
akuntansi berkorelasi dengan variabel kontrak atau variabel yang menggambarkan atribut
ekonomi. Dia menemukan bukti bahwa atribut ekonomi perusahaan berdampak pada utang
perusahaan dan manajemen kompensasi, dan variabel kontrak tradisional berkaitan dengan
pilihan kebijakan akuntansi.
Berbeda sekali, Bradbury, Godfrey dan Koh menemukan bahwa keputusan akuntansi
goodwill di perusahaan selandia baru berkaitan dengan atribut ekonomi perusahaan daripada
variabel kontrak tradisional. Mereka memberi atribut beberapa perbedaan hasil dan fakta Skinner
bahwa akuntansi di Selandia Baru tidak terlalu ketat dibandingkan USA, jadi mereka memiliki
peluang lebih banyak untuk mengadopsi kebijakan untuk posisi ekonomi perusahaan. Bradbury,
Godfrey, dan Koh juga menetapkan pengukuran variabel dependen dan independen, dimana
memperbolehkan mereka untuk memberi implikasi.
Kritik Filosofi
Karena kepentingannya sebagai alternatif model dalam teori normatif, teori akuntansi positif
mendapatkan kritikan filosofi. Kritik ini disajikan sebagai berikut:
Tinker, Merino, dan Neimark menyarankan teori akuntansi positif bertentangan dengan klaim
dan nilai, karena peneliti memilih topik untuk di investigasi dan metode serta asumsi yang
diterapkan. Mereka menentukan nilai yang ingin didalami. Jadi, benar- benar penelitian. Watts
dan Zimmerman menyarankan, teori positif akuntansi menyajikan informasi yang diinginkan,
orang yang membutuhkan teori akuntansi akan memilih dari yang tersedia. Jadi, meskipun
penilaian mereka dilatih, mereka akan dibatasi oleh kompetisi antar penelitian.
Christenson menyebutkan karakteristik teori akuntansi positif bukanlah teori akuntansi, tetapi
sebagai sosiologi akuntansi karena terkonsentrasi pada perilaku manusia daripada perilaku
pengukuran pada entitas akuntansi. Menjawab hal tersebut, Watts dan Zimmerman berkomentar
bahwa entitas akuntansi dapat diakui hanya dengan syarat individu tersebut berkaitan dengan
perusahaan dalam hal ini shareholders, manajer, akuntan, dan auditor.
Sejumlah paper memandang bahwa metodologi akuntansi positif tidak perlu untuk disajikan.
Sebagai contoh, Christenson menghubungkan pendekatan positif dalam akuntansi abad ke 19
diajarkan pada sekolah sebagai positivisme logika. Merupakan metode ilmiah yang menyajikan
ilmu dan apa itu ilmu. Christenson mengatakan filosofi ilmiah bahwa teori positivisme tidak lagi
diperlukan. Lebih jauh dia mengatakan teori akuntansi positif mengabaikan metode fundamental
atau merupakan falsifikasi menurut popper. Watts dan Zimmerman tidak setuju dengan hal itu.
Metode teori akuntansi positif berasal dari ekonomi positif dimana mereka berargumen
menyajikan deskripsi dan prediksi mengenai bagaimana dunia bekerja. Kata positif untuk berarti
pendapat yang berdasarkan hal yang empiris dan positif, berbeda dengan pendapat normatif yang
berguna ketika teori masih awal.