Вы находитесь на странице: 1из 5

Teknologi Informasi dan Komunikasi Masyarakat Pesisir, Tak Sekedar

Kesejahteraan Ekonomi

Jamaludin (Universitas Jenderal Soedirman)

Teknologi informasi dan komunikasi sangat bermanfaat untuk menunjang


kegiatan masyarakat pesisir terutama nelayan. Pemerintah Indonesia sendiri telah
melakukan beberapa upaya mendorong penyerapan teknologi ini oleh masyarakat
pesisir seperti pemberian bantuan GPS, Fish Finder, peluncuran aplikasi mFish
dan sebagainya dengan tujuan mengoptimalisasi hasil tangkapan nelayan yang
berujung pada peningkatan kesejahteraan. Teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini berkembang dengan pesat, upaya pengembangan teknologi ini untuk
masyarakat pesisir hendaklah diperluas tujuan penggunaannya, sehingga manfaat
yang diberikan semakin optimal serta mampu membantu mengatasi permasalahan
di bidang maritim lainnya, yang pada dasarnya tidak hanya berupa kemiskinan
nelayan yang kronik, tapi juga masalah sosial, lingkungan dan kedaulatan. Tulisan
ini berupa gagasan mengenai arah pengembangan teknologi informasi dan
komunikasi untuk masyarakat pesisir.
Membantu menghindari konflik pemanfaatan ruang
Konflik pemanfaatan ruang sering terjadi di kalangan masyarakat pesisir,
misalnya konflik antara kegiatan nelayan tradisional dan nelayan modern,
perikanan budidaya dengan kegiatan pelayaran, kepentingan konservasi dengan
budidaya dan lain sebagainyai. Hal ini dapat terjadi karena belum tersedianya
pengaturan yang baik dan ketidakpaduan antar kegiatan.
Tata ruang menjadi dasar pembangunan berkelanjutan termasuk di wilayah laut
dan pesisirii. Maka dalam penentuannya perlu untuk mempertimbangkan semua
aspek terkait. Semua stakeholder harus terlibat agar tercipta suatu pengaturan tata
ruang yang integral dengan tidak ada pihak yang dirugikan, Bila perencanaan
tataruang telah dibuat dengan baik, teknologi informasi dan komunikasi dapat
digunakan sebagai instrument untuk mengoptimalisasi penerapannya di lapang.
Seperti untuk memudahan masyarakat memperoleh informasi penggunaan ruang,
kebijakan terkait tata ruang, peta tata ruang dan lain sebagainya. Sehingga masing
masing pihak memahami hak dan kewajiban dalam pemaanfaatan ruang yang
berujung pada pencegahan konflik.
Menunjang Penengakan Keamanan Laut
Salah satu faktor yang sering dianggap hambatan penengakan keamanan laut ialah
kurangnya personel dan fasilitas keamanan. Masyarakat pesisir dapat didorong
untuk berpartisipasi dalam penegakan keamanan sehingga sedikit banyak dapat
membantu mengatasi hambatan tersebut. Namun perlu untuk meningkatkan
kesadaran berbangsa (rasa nasionalisme) masyarakat pesisir terlebih dahulu,
karena banyak kasus justru oknum masyarakat pesisir sendiri membantu kegiatan
illegal tersebutiii.
Dalam penegakan keamanan laut masyarakat pesisir seperti nelayan dapat
bertindak sebagai informan jika terjadi tindakan tindakan ilegal di wilayah laut
dan pesisiriv. Masyarakat pesisir sebetulnya juga dapat dimobilisasi untuk
membantu penegakan kemanan laut jika diperlukan tentu dengan sistem dan
aturan yang jelas. Maka pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat
diarahkan untuk peningkatan efektifitas peran masyarakat pesisir ini. Bentuk
teknologinya dapat berupa alat yang dapat mengirim informasi koordinat tempat
kejadian IUU Fishing, sistem jaringan komunikasi untuk memobilisasi nelayan
sekitar lokasi kegiatan ilegal jika diperlukan, dan lain sebagainya.
Membantu Upaya Konservasi
Upaya membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
konservasi lingkungan laut dan pesisir perlu terus dilakukan, guna tercapainya
pembangunan yang berkelanjutan. Upaya ini masih menghadapi kendala di
lapangan seperti kurangnya pemahaman masyarakat pesisir akan konservasi dan
tindakan yang harus mereka ambil serta masih adanya masyarakat yang
melakukan tindakan destruktif dalam memanfaatkan sumberdaya laut dan pesisir.
Teknologi informasi dan komunikasi dapat dikembangkan untuk membantu
mengatasi permasalahan tersebut. Teknologi dapat dibuat agar masyarakat pesisir
mudah menerima dan memahami hal hal terkait konservasi seperti informasi
zona konservasi, musim dan lokasi ruaya hewan dilindungi, informasi langkah
langkah konservasi dan sebagainya.
Arah pengembangan teknologi ini harus memperhatikan kondisi
masyarakat pesisir itu sendiri agar dapat teradposi dengan efektif. Perlu pua
diperhatikan agar teknologi ini tidak disalahgunakan oleh pihak tertentu.
Daftar Kutipan
i Pratikto, W. A. 2003. Kebijakan Penataan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil di Indonesia. Alami. 8 (3), 1-7.

ii Worosuprodjo, S. 2007. Tata Ruang Geografis Sebagai Dasar dalam Pembangunan Wilayah Berkelanjutan
di Indonesia. Makalah. disampaikan pada Seminar dan Kongres IGEGAMA ke 5 di Balairung UGM tanggal
27 Oktober 2007.

iii Pujayanti, A. 2011. Budaya Maritim, Geo-Politik dan tantangan keamanan Indonesia.
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim-3.pdf. Diakses 13 april 2015.

iv Siregar, C. N. 2008. Analisis Potensi Daerah Pulau-Pulau Terpencil dalam Rangka Meningkatkan
Ketahanan, Keamanan Nasional, dan Keutuhan Wilayah NKRI di NunukanKalimantan Timur. Jurnal
Sosioteknologi. 13 (7).

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Jamaludin
Perguruan Tinggi : Universitas jenderal Soedirman
Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 03 Januari 1994
Alamat : Kp. Pasawahan Rt. 04 Rw. 01 Ds. Pasawahan Kec. Cicurug Kab.
Sukabumi
Alamat kos : Jl. Bougenvil Gang Sukadame Rt. 02 Rw. 03 Kel. Grendeng Purwokerto
Utara, Purwokerto.
Alamat email : jmail.ocean@gmail.com
No Hp. : 081224302521

Вам также может понравиться