Вы находитесь на странице: 1из 12

LBM 3

DESAIN UJI FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI PENGOBATAN


HERBAL

1. Apa saja macam2 desain uji farmakologi?

Jenis-jenis Design Penelitian


Pengelompokkan design penelitian yang menyeluruh belum dapat
dibuat dewasa ini, karena masing-masing ahli mengelompokkan jenis design
penelitian sesuai dengan kondisi ilmuwan itu sendiri.
Ilmuwan McGrath (1970) mengelompokkan design penelitian
menjadi lima, yaitu :
Percobaan dengan control
Studi (belajar)
Survey (pengamatan)
Investigasi (meneliti)
Penelitian tindakan

Sedangkan menurut Barnes (1964), design penelitian dibagi menjadi :


Studi Sebelum Sesudah dengan kelompok control
Studi Sesudah Saja dengan kelompok control
Studi Sebelum Sesudah dengan satu kelompok
Studi Sesudah Saja tanpa control
Percobaan ex post facto

Shah (1972) mencoba membagi design penelitian menjadi enam kenis,


yaitu :
Design untuk penelitian yang ada control
Design untuk studi deskriptif dan analitis
Design untuk studi lapangan
Design untuk studi dengan dimensi waktu
Design untuk studi evaluatif - nonevaluatif
Design dengan menggunakan data primer atau data sekunder

Design penelitian memiliki beragam jenis dilihat dari berbagai perspektif,


antara lain :
a. Desain penelitian dilihat dari perumusan masalahnya ;
Penelitian eksploratif
Penelitian uji hipotesis

b. Desain penelitian berdasarkan metode pengumpulan data ;


Penelitian pengamatan
Penelitian Survai

c. Desain penelitian dilihat dari pengendalian variabel-variabel oleh


peneliti ;
Penelitian eksperimental
Penelitian ex post facto

d. Desain penelitian menurut tujuannya ;


Penelitian deskriptif
Penelitian komparatif
Penelitian asosiatif

e. Desain penelitian menurut dimensi waktunya ;


Penelitian Time Series
Penelitian Cross Section

f. Desain Penelitian dilihat dari lingkungan studi dapat dikelompokkan ;


Studi dan Eksperimen Lapangan
Ekspreimen Laboratorium

Design Dalam Merencanakan Penelitian


Dalam memecahkan masalah, design dimulai dengan
mengadakan penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang
sudah dikerjakan dan diketahui. Dari penyelidikan itu, akan terjawab
bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh
untuk memcahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari beberapa
petunjuk tentang design yang akan dibuat untuk penelitian yang akan
dikembangkan.

Design Pelaksanaan Penelitian


Design pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat
percobaan atau pengamatan serta memilih pengukuran,-pengukuran
variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk
mengumpulkan data kemudian membuat coding dan editing, serta
memproses data yang telah dikumpulkan.
Suchman (1967) telah membagi design dalam pelaksanaan
penelitian, yaitu :
Design sampel
Design alat (instrument)
Design administrasi
Design analisis

2. Apa saja kriteria yang menentukan in vitro atau in vivo, atau in vitro yang
dilanjutkan in vivo?
In Vitro adalah bahasa Latin untuk di kaca; mengacu pada
penelitian yang dilakukan dalam tabung uji atau media kultur di
laboratorium. Metode Uji In Vitro merupakan metode uji absorbsi obat
yang dilakukan di luar tubuh makhlik hidup, dapat menggunakan organ
terisolasi maupun lainnya. Uji in vitro ini terdiri atas beberapa jenis: uji
permeasi (uji difusi, metode usus terbalik, maupun caco -2 cell monolayer),
uji disolusi, maupun uji disintegrasi.
Banyak percobaan biologi seluler dilakukan di luar organisme atau
sel; karena kondisi pengujian mungkin tidak sesuai dengan kondisi di dalam
organisme, ini dapat mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dengan situasi
yang muncul dalam organisme hidup. Akibatnya, hasil eksperimen tersebut
sering dijelaskan dengan in vitro, bertentangan dengan in vivo.
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dari
variabel eksperimental pada subset dari bagian pokok suatu organisme. Hal
ini cenderung untuk memfokuskan pada organ , jaringan , sel , komponen
sel, protein , dan / atau biomolekul . Dalam penelitian in vitro yang lebih
cocok dibandingkan in vivo penelitian untuk menyimpulkan mekanisme
biologis tindakan.Dengan variabel yang lebih sedikit dan perseptual
diperkuat menyebabkan reaksi halus, hasil yang umumnya lebih jelas.
Penerapan besar murah in vitro biologi molekular teknik telah
menyebabkan pergeseran dari in vivo penelitian yang lebih istimewa dan
mahal dibandingkan dengan mitra molekulnya. Saat ini, dalam penelitian in
vitro adalah vital dan sangat produktif.
Namun, kondisi yang terkendali hadir dalam sistem in vitro berbeda
secara signifikan dari yang in vivo, dan dapat memberikan hasil yang
menyesatkan. Oleh karena itu, dalam studi in vitro biasanya diikuti oleh
studi vivo.
In Vivo adalah bahasa Latin untuk dalam organisme hidup;
mengacu pada penelitian yang dilakukan menggunakan subjek manusia
atau hewan. Syarat hewan yg digunakan sangat banyak tgt jenis obatnya,
missal yang jelas harus dilakukan control terhadap galur/spesies, jenis
kelamin, umur, berat badan (mempengaruhi dosis), dan harus dilakukan pada
minimal 2 spesies yakni rodent/hewan mengerat dan non rodent. Alasannya
krn system fisiologi dan patologi pada manusia merupakan perpaduan antara
rodent dan non rodent. Selain itu pemilihan jenis hewan yg dipilih pun harus
tepat menggambarkan kondisi yg diinginkan. eksperimen dengan
menggunakan keseluruhan, hidup organisme sebagai lawan dari sebagian
organisme atau mati, atau in vitro dalam lingkungan yang terkendali. Hewan
pengujian dan uji klinis dua bentuk dalam penelitian in vivo. Dalam vivo
pengujian sering mempekerjakan lebih in vitro karena lebih cocok untuk
mengamati efek keseluruhan percobaan pada subjek hidup. Hal ini sering
dijelaskan oleh pepatah di veritas vivo.
Dalam biologi molekular in vivo sering digunakan untuk merujuk
pada eksperimen dilakukan di sel isolasi hidup bukan di seluruh organisme,
misalnya, berasal dari sel-sel kultur biopsi. Dalam situasi ini, istilah yang
lebih spesifik adalah ex vivo . Setelah sel terganggu dan bagian individu
yang diuji atau dianalisis, ini dikenal sebagai in vitro. dalam percobaan vivo
dalam hidup; dalam studi in vitro dalam tabung reaksi.

http://farmasi.com/2010/10/perbedaan-in-vivo-in-vitro-dan-ex-vivo.html

3. Jelaskan tentang exvivo?


Ex vivo (Latin: keluar dari hidup) berarti yang terjadi di luar
organisme . Dalam ilmu, ex vivo mengacu pada percobaan atau
pengukuran dilakukan di dalam atau pada jaringan dalam suatu
lingkungan buatan luar organisme dengan perubahan minimum kondisi
alam; uji eksperimen pada jaringan suatu organisme, dengan kondisi
lingkungan buatan yang mirip dengan kondisi alami. Kondisi ex vivo
memungkinkan eksperimen dengan kondisi yang terkendali lebih dari
mungkin dalam organisme utuh, dengan mengorbankan mengubah "alam"
lingkungan.
Dalam biologi sel , ex vivo prosedur sering melibatkan sel hidup
atau jaringan yang diambil dari suatu organisme dan berbudaya dalam
laboratorium aparat, biasanya dalam kondisi steril dengan tanpa
perubahan sampai 24 jam. Percobaan berlangsung lebih lama dari ini sel-
sel hidup atau menggunakan jaringan biasanya dianggap in vitro. Satu
banyak dilakukan studi ex vivo adalah chick membran chorioallantoic
(CAM) assay. Dalam uji ini, angiogenesis adalah dipromosikan pada
membran CAM dari ayam embrio di luar organisme (ayam).

http://farmasi.com/2010/10/perbedaan-in-vivo-in-vitro-dan-ex-vivo.html

4. Apa kelebihan dan kekurangan dari uji in vitro dan in vivo, beserta
contohnya?

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN:

KELEBIHAN KEKURANGAN
IN - Sampel yang - Banyak percobaan biologi seluler dilakukan di
VITR dibutuhkan sedikit luar organisme atau sel, karena kondisi
O - Murah pengujian mungkin tidak sesuai dgn kondisi
- Cepat di dalam organisme mengakibatkan hasil
- Mengamati efek yang tidak sesuai dengan situasi yg muncul
keseluruhan dlm organisme hidup (sehingga hasil
percobaan pada eksperimen tsb sering dijelaskan dgn in vitro
objek hidup bertentangan dgn in vivo)
- Pada studi in vitro biasanya diikuti dengan studi
in vivo
- Dilakukan dalam tabung reaksi/cawan petri
yang kondisinya harus terkontrol
IN - Di dalam lingkungan - Dilakukan kontrol terhadap jenis
VIVO terkendali spesies/galurnya
- Syarat hewan yang digunakan sangat banyak
tergantung jenis obatnya
- Sampel yang dibutuhkan lebih banyak
- Lebih mahal
- Lama
CONTOH
IN - Antibiotik Uji pada mikroba
VITR
O - Obat anti kanker uji pada sel kanker

- Obat anti malaria uji pada plasmodium

- Obat anti keputihan/candidiasispada jamur

- Obat cacing pada cacing

- Obat anti virus pada virus

- Obat angina dan aritmia pada jantung hewan dlm chamber

IN - Obat fertilitas digunakan hewan uji tikus/rat galur Sprague


VIVO Dowley/SD bukan Wistar atau jenis tikus lainnya, krn tikus jenis SD
memiliki anak banyak shg pengamatan akan lbh baik dg jumlah
sample yg banyak.

- Uji painkiller digunakan mencit/mice jika utk menilai nyeri ringan


yakni dengan penyuntikan asam asetat glacial ke peritoneum mencit,
tapi jika sasarannya nyeri tekanan digunakan tikus bias Wistar atau
SD, karena tikus akan dijepit ekornya atau telapak jarinya dengan alat
tertentu, sementara kalo nyeri berupa panas, digunakan boleh mencit
atau tikus krn hewan akan diletakkan di hot plate.

- Antidiabetika seharusnya digunakan babi atau sapi yg pankreasnya


banyak kemiripan dg manusia, namun dengan tikus sudah cukup
dengan adanya keterbatasan subyek uji

- Antiemetik/anti muntah digunakan burung merpati, krn bisa


dirangsang utk muntah berkali-kali sbg kuantifikasi, sementara hewan
lain hanya muntah sekali.

- Obat antihipertensi digunakan kucing atau anjing teranestesi, krn


system kardiovaskulernya paling mirip dg manusia

- Obat antiinflamasi digunakan baik tikus yang disuntik karagenan di


bawah kulitnya shg melepuh atau telinga mencit disuntik croton oil,
bahkan kaki tikus sering dipotong utk menimbang udem yg terbentuk

- Antipiretik/penurun panasdigunakan kelinci utk diukur suhu


duburnya setelah disuntik pyrogen

- Asam urat digunakan ayam/burung yg dikasih makan jus hati ayam


(ayam makan ayam) krn metabolisme asam urat pada manusia mirip
dg yg terjadi dg biokimiawi di keluarga burung.

- Uji stamina digunakan tikus atau mencit, krn tubuhnya kuat dan
tahan di dalam air, hewan diuji dg berenang dan lari di treadmill.

- Libido digunakan tikus dalam keadaan estrus/siap menerima


pejantan.

- Uji kanker, digunakan punggung tikus yg diimplan dg sel kanker, atau


paru-paru tikus setelah dipejankan benzo(a)pirena

(Keputusan Meneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


761/Menkes/SK/IX/1992 Tentang Pedoman Fotofarmaka

5. Apa saja persamaan dan perbedaan in vitro dan in vivo?

PERBEDAAN:

IN VITRO IN VIVO
Subjek uji sedikit Subjek uji banyak
Lebih murah dan cepat Mahal dan lama
Dilakukan pada hewan seutuhnya Dilakukan pada
mikroorganisme/sel/lebih invasif ke
subjek coba
Fokus pada organ, sel, jaringan,
komponen sel, protein, dan atau
biomolekul
Mencerminkan kondisi tubuh -
manusia
Tidak bisa dilihat pengaruhnya ke Bisa
organ tubuh (farmakodinamiknya)

PERSAMAAN:

Kondisi lingkungan terkontrol/terkendali


Uji preklinik

(Keputusan Meneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


761/Menkes/SK/IX/1992 Tentang Pedoman Fotofarmaka

6. Bagaimana cara pemilihan subjek uji, parameter, serta uji analisis?


Cara pemilihan subjek uji
Uji in vivo digunakan hewan utuh dan kondisi hidup (baik sadar atau
teranestesi). Syarat hewan yg digunakan sangat banyak tgt jenis obatnya,
missal yang jelas harus dilakukan control terhadap galur/spesies, jenis
kelamin, umur, berat badan (mempengaruhi dosis), dan harus dilakukan pada
minimal 2 spesies yakni rodent/hewan mengerat dan non rodent. Alasannya
krn system fisiologi dan patologi pada manusia merupakan perpaduan antara
rodent dan non rodent.

Selain itu pemilihan jenis hewan yg dipilih pun harus tepat menggambarkan
kondisi yg diinginkan. Contohnya :

- utk obat fertilitas digunakan hewan uji tikus/rat galur Sprague Dowley/SD
bukan Wistar atau jenis tikus lainnya, krn tikus jenis SD memiliki anak
banyak shg pengamatan akan lbh baik dg jumlah sample yg banyak.
- Utk uji painkiller digunakan mencit/mice jika utk menilai nyeri ringan
yakni dengan penyuntikan asam asetat glacial ke peritoneum mencit, tapi
jika sasarannya nyeri tekanan digunakan tikus bias Wistar atau SD, karena
tikus akan dijepit ekornya atau telapak jarinya dengan alat tertentu,
sementara kalo nyeri berupa panas, digunakan boleh mencit atau tikus krn
hewan akan diletakkan di hot plate.

- Utk antidiabetika, seharusnya digunakan babi atau sapi yg pankreasnya


banyak kemiripan dg manusia, namun dengan tikus sudah cukup dengan
adanya keterbatasan subyek uji

- Utk antiemetik/anti muntah digunakan burung merpati, krn bisa dirangsang


utk muntah berkali-kali sbg kuantifikasi, sementara hewan lain hanya
muntah sekali.

- Utk obat antihipertensi, digunakan kucing atau anjing teranestesi, krn


system kardiovaskulernya paling mirip dg manusia

- Utk obat antiinflamasi digunakan baik tikus yang disuntik karagenan di


bawah kulitnya shg melepuh atau telinga mencit disuntik croton oil, bahkan
kaki tikus sering dipotong utk menimbang udem yg terbentuk

- utk antipiretik/penurun panas, digunakan kelinci utk diukur suhu duburnya


setelah disuntik pyrogen

- Utk asam urat digunakan ayam/burung yg dikasih makan jus hati ayam
(ayam makan ayam) krn metabolisme asam urat pada manusia mirip dg yg
terjadi dg biokimiawi di keluarga burung.

- Uji stamina digunakan tikus atau mencit, krn tubuhnya kuat dan tahan di
dalam air, hewan diuji dg berenang dan lari di treadmill.

- Uji libido, digunakan tikus dalam keadaan estrus/siap menerima pejantan.

Cara pemilihan uji analisis


- Valid = ketepatan dalam pengukuran sesuai SOP
- Reliabel = konsisten
- Ekonomis = tidak perlu banyak biaya
- Relevan = sesuai dengan tujuan awal
- Objektif = mengacu pada hasilnya
Efek farmakologi : dosis terapi ED50

7. Bagaimana cara pengambilan sampel in vitro?

Sebuah kemajuan besar dibuat oleh Philip R. Putih pada tahun 1939

bersama laporannya kultur berkelanjutan wortel dan tembakau dilakukan

sepenuhnya secara in vitro. Kemajuan lebih lanjut dibuat oleh Folke Skoog,

yang menemukan sifat baru dan penting dari hormon auksin. Skoog,

bersama dengan Toshio Murashige, melanjutkan untuk mengembangkan

masih banyak digunakan standar larutan nutrisi tanaman Murashige

Skoog-(MS) media.

Pekerjaan dimulai oleh Kenneth Vivian Thimann di akhir 1950-an,

yang menunjukkan bahwa kinetin mematahkan dormansi tunas lateral, yang

memungkinkan mereka untuk berkembang seolah-olah mereka berada di

ujung tanaman, membuka jalan bagi kemajuan cepat. Sejak saat itu, hasil

baru dan penting diumumkan hampir setiap tahun. Saat ini hampir semua

pohon bisa ditanam di bawah kontrol laboratorium dari awal serangkaian

jaringan.
Kultur dari sel-sel yang dikumpulkan dapat terjadi dalam tabung

reaksi, yang umumnya dikenal sebagai in-vitro, wadah budaya bulat, atau

inkubator. Setelah menempatkan spesimen jaringan dalam lingkungan yang

sesuai, cairan ditambahkan yang memberi makan sel kultur, dan mendorong

pertumbuhan. Kultur tersebut kemudian dimonitor untuk perubahan dan

pertumbuhan, sampai siap untuk digunakan.

8. Apa saja faktor2 dari subjek uji yang berpengaruh dalam in vitro dan in
vivo?
Faktor internal
- Variasi biologi :
o Umur (berpengaruh pada dosis yg akan diberikan)
o Jenis kelamin (ada obat-obatan yg lebih peka terhadap jantan
atau betina)
o BB
o Ras
o sifat genetik
o status kesehatan
o Nutrisi

Faktor eksternal
o pemeliharaan lingkungan ( kondisi kandang, suasana asing atau
baru, suhu, kelembaban, ventilasi mencit )
o Kondisi lingkungan harus terkontrol (tabung reaksi, atau cawan
petri)
o suplai Oksigen

9. Bagaimana tahapan uji in vitro dan in vivo?

In vivo
Uji in vivo digunakan hewan utuh dan kondisi hidup (baik sadar atau
teranestesi). Syarat hewan yg digunakan sangat banyak tgt jenis obatnya,
missal yang jelas harus dilakukan control terhadap galur/spesies, jenis
kelamin, umur, berat badan (mempengaruhi dosis), dan harus dilakukan pada
minimal 2 spesies yakni rodent/hewan mengerat dan non rodent. Alasannya
krn system fisiologi dan patologi pada manusia merupakan perpaduan antara
rodent dan non rodent. Selain itu pemilihan jenis hewan yg dipilih pun harus
tepat menggambarkan kondisi yg diinginkan

Вам также может понравиться