Вы находитесь на странице: 1из 48

BAYIKU SUSAH KELUAR

LBM 4 MODUL REPRODUKSI

STEP 1

1. PARTUS TAK MAJU


- Persalinan yang ditandai dengan tidak adanya pembukaan
selama 2 jam dan tidak ada penurunan selama 1 jam
- Persalinan yang mengalami hambatan atau kemacetan biasanya
pada gangguan fase aktif. Masalah pembukaan servixnya atau
masalah penurunan janinnya

2. FASE AKTIF
- Fase yang terdapat pada kala 1, terdapat pembukaan servix 4
sampai lengkap. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus
biasanya meningkat. Kontraksi dikatakan adekuat apabila terjadi
lebih dr 3 kali dalam 10menit dan berlangsung selama > 40
detik. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

- Protraksi (persalian berkepanjangan)


Mutlipara : penekanan servix kurang dari 1,5cm per jam,
penurunan janin < 2cm /jam
Nulipara: penekanan servix <1,2 cm/jam. penekanan servix
<1cm / jam

- Arrest (persalinan macet)


Tidak ada perubhan servix dalam 2 jam dan tidak ada penurunan
janin dlm 1 jam

3. PARTOGRAF
Alat bantu yang digunakan selama persalinan.
Tujuannya:
- mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
- mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal.

4. OSBORN TEST
Pemeriksaan untuk mengetahui besar kepala janin apakah bisa
masuk ke PAP atau tidak. Dikatakan positive jika jarak antara
penonjolan kepala bayi dengan simpisis pubis >2jari atau 3 cm. Jika
positive kemungkinan terjadi CPD
5. LINEA INNOMINATA
nama lain dari line terminalis. Pembentuk: promontorium.
- Margo anterior ala os. Sakrum
- Linea arcuata os ilii
- Linea pektinea os. Pubis
- Crista pubikum

STEP 2

1. Anatomi dari jalan lahir keras?


2. Bagaimana proses persalinan normal?
3. Apa saja Penyebab partus tak maju?
4. Apa Gejala dan tanda partus tidak maju?
5. Apa saja kelainan pada janin yang membuat persalinan tidak maju?
6. Mengapa bisa terjadi inpartu fase aktif memanjang?
7. Apa interpretasi dari pemeriksaan VT didapatkan portio edem
positif?
8. Apa interpretasi dari dilatasi servix berada di sebelah kanan garis
waspada? Indikasi dirujuk atau tanda dan gejala kegawadaruratan?
9. Bagaimana Hubungan berat badan, tinggi badan, dan usia terhadap
skenario?
10. Apa hubungan antara persalinan lama dengan BB bayi
4000gr?
11. Bagaimana Patifisiologi berdasarkan EBM?
12. Apa komplikasi dari partus tak maju?
13. Apa interpretasi dari osborn test positif dan bagaimana
pemeriksaannya?
14. Apa saja pemeriksaan penunjangnya?
15. DD?

STEP 3

1. Anatomi dari jalan lahir keras?


Pelvis:
- os coxae: 30 tulang.
- Os sakrum
Artikulatio sakroiliaka dan simpisis pubis

- Pelvis mayor: false pelvis


- Pelvis minor: true pelvis
Pembatasnya adalah pintu atas panggul ( dibetuk oleh
promontorium os sacrum, margo anterior ala os sacri, line terminalis
atau linea inominata dan tepi atas simpisis pubis)

Diameter interna pelvis


- PAP: d. Anteroposterior : dari tepi atas simpisis pubis sampai
promontorium. 11 cm , transversa: 13cm obliq: 12, 75cm ,
sagitalis posterior: 5cm
Obsetrik: diameter tersempit. Facies pelvin simpisi pubis sampi
promontorium
Diagonalis: diukur melalui VT. Tepi bawah simpisis pubis sampai
promontorium

- PTP
d. Anteroposterior : dari tepi atas simpisis pubis sampai
promontorium. 11 cm , transversa: 13cm obliq: 12, 75cm , sagitalis
posterior: 5cm

- PBP

Bentuk2nya:
- Anteropoid: anteroposterior lebih panjang daripada diameter
transversa
- Ginekoid: anteroposterior sama dengan diameter transversa
- Platipeloid : diameter transversa lebih panjang daripada
anteroposterior
- Android: bentuk baji. Seperti segitiga.

DICARI GAMBARNYA!

2. Bagaimana proses persalinan normal?


Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :

Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam jam
Kala III jam jam
Lama persalinan 14 jam 7 jam
Sumber:Ilmu Kebidanan,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah :

Melembek (softening), menipis (thinned out), oblitrasi (oblitrated), mendatar

dan tertarik ke atas ( effaced and taken up) dan membuka (dilatation).

Primi Multi
Serviks mendatar (effacement) Mendatar dan membuka bisa

dulu, baru dilatasi. bersamaan.


Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam

MEKANISME PERSALINAN DGN PRESENTASI OKSIPUT


ANTERIOR
3. Apa saja Penyebab partus tak maju?
Jenis-jenis kelainan his:
a. Inersia uteri ( Hypotonic uterine contraction ) hipoaktif
Adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan lebih jarang

dibandingkan dengan his yang normal.


Inersia uteri dibagi atas 2 keadaan:
- Inersia uteri primer

Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan. Hal ini harus

dibedakan dengan his pendahulu yang juga lemah dan kadang-kadang

menjadi hilang (false labour).


Inersia uteri primer : terjadi pada awal fase laten

- Inersia uteri sekunder

Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat dan kuat teratur

dan dalam waktu yang lama.


Inersia uteri sekunder : terjadi pada fase aktif

b. His terlampau kuat/hypertonic uterine contraction/tetania uteri


Walaupun pada golongan ini bukan merupakan penyebab distosia. Namun, hal

ini dibicarakan juga disini dalam subbab kelainan his.


His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai

dalam waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai dari 3 jam

dinamakan partus presipitatus yang ditandai oleh sifat his yang normal,

tonus otot di luar his juga biasa, kelainan terletak pada kekuatan his.

Bahaya partus presipitatus bagi ibu adalah terjadinya perlukaan luas

pada jalan lahir, khususnya vagina dan perineum. Bayi bisa mengalami

perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan

kuat dalam waktu yang singkat.


Tanda klinis :
- Batas antara bagian atas dan SBR atau lingkaran retraksi menjadi sangat

jelas dan meninggi retraksi patologik/lingkaran Bandl.


- Lig. Rotunda menjadi tegang serta lebih jelas teraba
- Penderita merasa nyeri terus-menerus dan menjadi gelisah
- Tidak diberi pertolongan ruptur uteri (karena SBR melampaui

kekuatan jaringan)

c. Incoordinate uterine action/ incoordinate hypertonic uterine

contraction

Disini sifat his berubah. Tonus otot terus meningkat, juga di luar his, dan

kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada

sinkronisasi kontraksi bagian-bagiannya.

Tidak ada koordinasi antara bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan

his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.

Gejala klinis :

- Menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu
- Dapat menyebabkan Hipoksia pada janin
- Persalinan lama + ketuban yang sudah lama pecah spasmus sirkuler

setempat penyempitan cavum uteri (lingkaran kontraksi/lingkaran

kontriksi)
Lingkaran kontriksi : ditemukan pada batas antara bagian atas dengan SBR.

Dapat ditemukan dengan pemeriksaan dalam apabila pembukaan serviks

sudah lengkap.

Penyebab persalinan tak maju bisa disebabkan karena kelainan pada

serviks Distosia servikalis.

Terbagi menjadi 2 :

- Distosia servikalis primer, apabila serviks tidak membuka karena tidak

mengadakan relaksasi berhubung dengan incoordinate uterine action.


Ciri-ciri :
o Penderita biasanya primigravida
o Kala I menjadi lama
o Dapat diraba jelas pinggir serviks yang kaku

Kalau keadaan ini dibiarkan, maka tekanan kepala terus-menerus dapat

menyebabkan nekrosis jaringan serviks dan dapat mengakibatkan

lepasnya bagian tengah cervis secara sirkuler.

- Distosia servikalis sekunder


Disebabkan oleh kelainan organik pada serviks (jaringan parut, atau

karsinoma)

Etiologi
- Primigravida (multipara inersia uteri)
- Faktor herediter
- Peregangan rahim yang berlebihan pada gemili atau hidramnion inersia

uteri yang murni


- Gangguan dalam pembentukan uterus pada masa embrional (uterus

bikornis unikolis)
Sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19884/4/Chapter
%20II.pdf dan Derek Llewellyn-Jones, Obstetri dan Ginekologi Ed.6
dan Ilmu Kebidanan. Prof.dr. Sarwono Prawirohardjo, SpOG dan
Prof.dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG. Ed 3.2005

Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


Persalinan ditentukan oleh 5 faktor P utama, yaitu :
a. Power
Kekuatan yang mendorong janin keluar yaitu: his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang baik dan
sempurna selain itu juga tenaga meneran dari ibu.
b. Passage
Keadaan jalan lahir meliputi: ukuran panggul, rentang SBR
(pembukaan), kapasitas regangan saluran vagina dan introitus vagina, dan
keadaan perineum dan dasar panggul
c. Passanger
Keadaan janin atau factor janin yang meliputi: sikap janin, letak janin,
presentasi janin,bagian terbawah, dan posisi janin.
d. Psikis ibu
Kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan.
e. Penolong
Keterampilan penolong dalam memberikan asuhan sesuai dengan standard yang
ada.

4. Apa Gejala dan tanda partus tidak maju?


a. Kelainan letak janin dan presentasi
Kelainan letak janin meliputi:
1) Letak sungsang (letak bokong)
a) Letak bokong sempurna (complete breech)
b) Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)
c) Letak bokong murni (frank breech)
d) Letak bokong kaki (footling breech)
2) Letak lintang (transverse lie)
Pada pemeriksaan palpasi sumbu panjang janin teraba melintang, tidak teraba bagian
besar (kepala/bokong) pada simfisis, kepala biasanya teraba di daerah pinggang.
3) Letak miring (Oblique lie)
a) Letak kepala mengolak
b) Letak bokong mengolak
Kelainan presentasi meliputi:
1) Presentasi dahi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kepala janin berada di tengah antara fleksi
maksimal dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah.
Presentasi dahi terjadi karena ketidakseimbangan kepala dengan panggul,saat
persalinan kepala janin tidak dapat turun sehingga persalinan menjadi lambat dan
sulit. Presentasi dahi tidak dapat dilakukan persalinan normal kecuali bayi kecil atau
pelvis luas.
2) Presentasi bahu
Bahu merupakan bagian terbawah janin dan abdomen cenderung dari satu sisi ke sisi
yang lain sehingga tidak teraba bagian terbawah pada pintu atas panggul menjelang
persalinan.presentasi bahu disebabkan paritas tinggi dengan dinding abdomen dan
uterus kendur, prematuritas, obstruksi panggul.

3) Presentasi muka
Pada presentasi muka kepala mengalami hiperekstensi sehingga oksiput menempel
pada punggung janin dan dagu merupakan bagian terendah.
b. Kelainan jalan lahir
Jalan lahir dibagi atas bagian tulang yang terdiri atas tulang-tulang panggul dengan
sendi-sendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan-jaringan dan
ligamen-ligamen. Dengan demikian distosia akibat jalan lahir dapat dibagi atas:
1) Distosia karena kelainan panggul
Kelainan panggul dapat disebabkan oleh; gangguan pertumbuhan, penyakit tulang
dan sendi (rachitis, neoplasma, fraktur, dll), penyakit kolumna vertebralis (kyphosis,
scoliosis,dll), kelainan ekstremitas inferior (coxitis, fraktur, dll). Kelainan panggul
dapat menyebabkan kesempitan panggul. Kesempitan panggul dapat dibagi menjadi
tiga bagian yaitu;
a) Kesempitan pintu atas panggul, pintu atas panggul dikatakan sempit jika ukuran
konjugata vera kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm.
Kesempitan pintu atas panggul dapat menyebabkan persalinan yang lama
atau persalinan macet karena adanya gangguan pembukaan yang diakibatkan oleh
ketuban pecah sebelum waktunya yang disebabkan bagian terbawah kurang
menutupi pintu atas panggul sehingga ketuban sangat menonjol dalam vagina dan
setelah ketuban pecah kepala tetap tidak dapat menekan cerviks karena tertahan pada
pintu atas panggul.
b) Kesempitan panggul tengah, bila jumlah diameter interspinarum ditambah diameter
sagitalis posterior 13,5 cm (normalnya 10,5 +5 cm =15,5 cm ).
Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi oksipitalis
posterior persisten atau presentasi kepala dalam posisi lintang tetap (transverse
arrest)
c) Kesempitan pintu bawah panggul, diartikan jika distansia intertuberum 8 cm dan
diameter transversa + diameter sagitalis posterior < 15 cm (normalnya 11 cm+7,5 cm
= 18,5 cm), hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada kelahiran janin ukuran
biasa.
Sedangkan kesempitan panggul umum, mencakup adanya riwayat fraktur
tulang panggul, poliomielitis, kifoskoliosis, wanita yang bertubuh kecil, dan
dismorfik, pelvik kifosis
2) Distosia karena kelainan jalan lahir lunak
Persalinan kadang-kadang terganggu oleh karena kelainan jalan lahir lunak
(kelainan tractus genitalis). Kelainan tersebut terdapat di vulva, vagina, cerviks
uteri, dan uterus:
a) abnormalitas vulva ( atresia vulva, inflamasi vulva, tumor dekat vulva)
b) abnormalitas vagina (atresia vagina, seeptum longitudinalis vagina, striktur anuler)
c) abnormalitas serviks (odema,atresia dan stenosis serviks, Ca serviks)
d) Kelainan letak uterus (antefleksi, retrofleksi, mioma uteri, mioma serviks)
e) Tumor ovarium
c. Kelainan his dan meneran
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan hambatan
pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, jika tidak dapat diatasi
dapat megakibatkan kemacetan persalinan. His yang normal dimulai dari salah satu
sudut di fundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris ke seluruh korpus
uteri dengan adanya dominasi kekutan pada fundus uteri, kemudian mengadakan
relaksasi secara merata dan menyeluruh. Baik atau tidaknya his dinilai dengan
kemajuan persalinan, sifat dari his itu sendiri (frekuensinya, lamanya, kuatnya dan
relaksasinya) serta besarnya caput succedaneum.
Adapun jenis-jenis kelainan his sebagai berikut:
1) Inersia uteri
His bersifat biasa, yaitu fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu
daripada bagian lain. Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontaksi berlangsung
terlalu lama dapat meningkatkan morbiditas ibu dan mortalitas janin. Keadaan ini
dinamakan dengan inersia uteri primer. Jika setelah belangsungnya his yang kuat
untuk waktu yang lama dinamakan inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini
persalinan tidak dibiarkan berlangsung lama (hingga menimbulkan kelelahan otot
uterus) maka inersia uterus sekunder jarang ditemukan2.
2) His yang terlalu kuat
His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam
waktu yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam disebut
partus presipitatus. Sifat his normal, tonus otot diluar his juga normal, kelainannya
hanya terletak pada kekuatan his. Bahaya dari partus presipitatus bagi ibu adalah
perlukaan pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum.
Sedangkan bagi bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian
tersebut menglami tekanan kuat dalam waktu yang singkat.
3) Kekuatan uterus yang tdak terkoordinasi
Disini kontraksi terus tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah
dan bawah, tidak adanya dominasi fundal, tidak adanya sinkronisasi antara kontraksi
daripada bagian-bagiannya. Dengan kekuatan seperti ini, maka tonus otot terus
meningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus menerus dan hipoksia
janin. Macamnya adalah hipertonik lower segment, colicky uterus, lingkaran
kontriksi dan distosia servikalis
Kelainan Meneran
Terkadang pada persalinan kala I fase aktif terdapat usaha-usaha ibu untk
meneran tanpa sadar akibat adanya kontraksi uterus hal ini lah yang mengakibatkan
terjadinya odema pada genetalia sehingga partus tak maju dapat terjadi.
d. Pimpinan partus yang salah
Pimpinan persalinan yang salah dari penolong juga bisa menjadi salah satu
penyebab terjadinya partus tak maju. Seringkali penyebab partus tak maju ini adalah
berhubungan dengan pengawasan pada pelaksanaan pertolongan persalinan yang
tidak adekuat yang bisa disebabkan ketidaktahuan, ketidaksabaran, atau bisa juga
karena keterlambatan merujuk.
e. Janin besar/ ada kelainan congenital
Hal ini biasanya sering terjadi berat janin lebih dari 4.000 gram,
hidrosefalus,bahu yang lebar, dan janin kembar.
f. Respon psikologis ibu terhadap persalinan
g. Primitua primer atau sekunder
h. Grande multi
i. Ketuban pecah dini

5. Apa saja kelainan pada janin yang membuat persalinan tidak maju?

PERSALINAN DAN PELAHIRAN NORMAL


KEDUDUKAN JANIN

LETAK,PRESENTASI,SIKAP DAN POSISI JANIN

Letak janin : Hubungan antara panjang janin terhadap ibu,terbagi menjadi


memanjang atau melintang
Presentasi janin : bagian tubuh janin yg terendah di dlm maupun di bagian
terdekat jalan lahir
Posisi janin : Mengacu pd hubungan antara bagian yg dianggap sebagai bagian
presentasi janin terhadap sisi kanan atau kiri jalan lahir.
LETAK
Presentasi Presentasi Belakang
Kepala Kepala/Verteks/Occiput
Letak POD Ubun2 Kecil
Memanjang

Presentasi puncak kepala


POD Ubun ubun besar

Presentasi dahi POD


dahi/frontum

Presentasi Muka POD VARIASI


mentum POSISI

Letak/situs

Presentasi
Bokong

Letak Lintang Presentasi


Bahu
A : verteks/ubun ubun kecil

B : sinsiput/Ubun ubun besar

C : dahi

D : muka

PRESENTASI DAN POSISI

A. PRESENTASI KEPALA
Presentasi belakang kepala
Presentasi kepala dgn penunjuk ubun2 kecil di segmen depan,di sebelah kiri
dpn/di sebelah kanan depannormo posisi

A B

C E
OA

ROA LOA

ROT LOT

ROP LOP

OP
D

A : LOA (LEFT OCCIPUT ANTERIOR)/UUK KIRI DEPAN NORMOPOSISI

B : LOP (LEFT OCCIPUT POSTERIOR)/UUK KIRI BELAKANG

C : ROA (RIGHT OCCIPUT ANTERIOR)/UUK KANAN DEPANNORMOPOSISI

D : ROP (LEFFT OCCIPUT POSTERIOR)/UUK KANAN BELAKANG

E : ROT (RIGHT OCCIPUT TRANSVERSA)/UUK TRANSVERSA KANAN

Presentasi puncak kepala


Kepala dalam keadaan deflekasi ringan dgn penunjuk ubun2 besar
Presentasi dahi
Kepala dalam defleksi sedang dengan penunjuk dahi/frontum
Presentasi muka
Kepala dlm defleksi maksimal dgn penunjuk dagu/mentum
B. PRESENTASI BOKONG
Presentasi bokong sempurna : dmn kedua tungkai berada di samping bokong
Presentasi bokong murni(frank breech presentation) : kedua tungkai lurus
keatas
Presentasi bokong kaki : tungkai terlipat pd lipat paha dan klekuk lutut
Presentasi bokong kaki sempurna : terbawah 2 kaki
Presentasi kaki tidak sempurna : terbawah 1 kaki
Presentasi kaki sempurna
Presentasi kaki tidak sempurna
Presentasi lutut sempurna
Presentasi lutut tidak sempurna

C. PRESENTASI BAHU
6. Mengapa bisa terjadi inpartu fase aktif memanjang?
- HIS tidak adekuat
- Penyulit2nya
- Faktor sedasi
- Anastesi regional
- Malposisi dari janin
Dianjurkan untuk pemeriksaan apakah ada CPD atau tidak (px.
Pektopelvic)
Pelvimetri radiologi ( px. Untuk memeriksa Kapasitas panggul)

7. Apa interpretasi dari pemeriksaan VT didapatkan portio edem


positif?
Sebelum kala 2 sudah disuruh mengejan maka kepala akan
menekan servix lalu terjadi benturan dengan dinding pelvis
sehingga terjadi udem pada portio. Akibatnya partus macet.

8. Apa interpretasi dari dilatasi servix berada di sebelah kanan garis


waspada? Indikasi dirujuk atau tanda dan gejala kegawadaruratan?
Krn persalinan yang lama, persalinan kala tsb tidak sesuai dengan
waktunya

9. Bagaimana Hubungan berat badan, tinggi badan, dan usia ibu


terhadap skenario?
Ibu bertubuh pendek < 150 cm yang biasanya berkaitan dengan
malnutrisi dan terjadinya deformitas panggul merupakan risiko tinggi
dalam persalinan, tinggi badan < 150 cm berkaitan dengan kemungkinan
panggul sempit. Tinggi badan Ibu < 145 cm terjadi ketidakseimbangan
antara luas panggul dan besar kepala janin. Sebagian besar kasus partus
tak maju disebabkan oleh tulang panggul ibu terlalu sempit sehingga tidak
mudah dilintasi kepala bayi waktu bersalin. Proporsi wanita dengan rongga
panggul yang sempit menurun dengan meningkatnya tinggi badan,
persalinan macet yang disebabkan panggul sempit jarang terjadi pada
wanita tinggi. Penelitian di Nigeria Utara dari seluruh ibu yang mengalami
persalinan macet, proporsi wanita dengan panggul sempit memiliki tinggi
badan < 145 cm sebesar 40%, tinggi badan 150 cm sebesar 14% dan
tinggi badan 160 cm sebesar 1%.
SUMBER : UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

10. Apa hubungan antara persalinan lama dengan BB bayi


4000gr?
11. Bagaimana Patifisiologi berdasarkan EBM?

12. Apa komplikasi dari partus tak maju?

Komplikasi
a. Ketuban pecah dini
Apabila pada panggul sempit, pintu atas panggul tidak tertutupdengan sempurna ole
h janin ketuban bisa pecah
pada pembukaan kecil.Bila kepala tertahan pada pintu atas panggul, seluruh ten
aga dariuterus diarahkan ke bagian membran yang menyentuh os internal,akibatn
ya ketuban pecah dini lebih mudah terjadi
b. Pembukaan serviks yang abnormal
Pembukaan serviks terjadi perlahanlahan atau tidak sama sekalikarena kepala janin
tidak dapat turun dan menekan serviks. Pada saatyang sama, dapat terjadi ede
ma serviks sehingga kala satu persalinan menjadi lama.
Namun demikian kala satu dapat juga normal atau singkat,jika kemacetan
persalinan terjadi hanya pada pintu bawah panggul.Dalam kasus ini hanya kala
dua yang menjadi lama. Persalinan yang lamamenyebabkan ibu mengalami ketoasi
dosis dan dehidrasi
c. Rupture uteri
Ruptur uterus, terjadinya disrupsi dinding uterus, merupakansalah satu dari kedar
uratan obstetrik yang berbahaya dan hasil akhir daripartus tak maju yang tidak dila
kukan intervensi. Ruptur uterusmenyebabkan angka kematian ibu berkisar 3-15%
dan angka kematian bayiberkisar 50%. Bila membran amnion pecah dan cairan a
mnion mengalirkeluar, janin akan didorong ke segmen bawah rahim melalui
kontraksi.Jika kontraksi berlanjut, segmen bawah rahim akan merengang sehingga
menjadi berbahaya menipis dan mudah ruptur. Namun demikian
kelelahanuterus dapat terjadi sebelum segmen bawah rahim meregang, yangmenye
babkan kontraksi menjadi lemah atau berhenti sehingga ruptur uterusberkurang. Ru
ptur uterus lebih sering terjadi pada multipara jarang terjadipada nulipara terutama
jika uterus melemah karena jaringan
parut akibatriwayat seksio caesarea. Ruptur uterus menyebabkan hemoragi dan syo
k,bila tidak dilakukan penanganan dapat berakibat fatal
d. Fistula
Jika kepala janin terhambat cukup lama dalam pelvis makasebagian
kandung kemih, serviks, vagina, rektum terperangkap diantarakepala janin
dan tulang-tulang pelvis mendapat tekanan yang berlebihan.Akibat kerusakan
sirkulasi, oksigenisasi pada jaringan-
jaringan ini menjaditidak adekuat sehingga terjadi nekrosis, yang dalam beberapa
hari diikuti dengan pembentukan fistula. Fistula dapat berubah vesiko-vaginal
(diantara kandung kemih dan vagina), vesiko-
servikal (diantarakandung kemih dan serviks) atau rekto-vaginal (berada diantara
rektum dan vagina). Fistula umumnya terbentuk setelah kala II persalinanya
ng sangat lama dan biasanya terjadi pada nulipara, terutama di negara-negara
yang kehamilan para wanitanya dimulai pada usia dini.
e. Sepsis puerpuralis
Sepsis puerferalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapatterjadi setiap saat
antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) ataupersalinan dan
42 hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapatgejala-gejala : nyeri pelvis,
demam 38,50c atau lebih yang diukur melaluioral
kapan saja cairan vagina yang abnormal, berbau busuk danketerlambatan dalam ke
cepatan penurunan ukuran uterus. Infeksimerupakan bagian serius lain bagi ibu
dan janinya pada kasus partuslama dan
partus tak maju terutama karena selaput ketuban pecah dini.Bahaya infeksi akan m
eningkat karena pemeriksaan vagina yang berulang-ulang

13. Apa interpretasi dari osborn test positif dan bagaimana


pemeriksaannya?
Pada kehamilan yang aterm dengan presentasi kepala dapat dilakukan pemeriksaan
dengan metode Osborn dan metode Muller Munro Kerr. Pada metode Osborn, satu tangan
menekan kepala janin dari atas kearah rongga panggul dan tangan yang lain diletakkan
pada kepala untuk menentukan apakah kepala menonjol di atas simfisis atau tidak. Metode
Muller Munro Kerr dilakukan dengan satu tangan memegang kepala janin dan menekan
kepala ke arah rongga panggul, sedang dua jari tangan yang lain masuk ke vagina untuk
menentukan seberapa jauh kepala mengikuti tekanan tersebut dan ibu jari yang masuk ke
vagina memeriksa dari luar hubungan antara kepala dan simfisis.4

Tujuan pemeriksaan test Osborn ini, adalah untuk mengetahui adanya DKP
(disporposi kepala panggul) pada ibu hamil. Prosedur pemeriksaan test Obborn
ini, adalah sebagai berikut :

1. Dilakukan pada umur kehamilan 36 minggu.


2. Tangan kiri mendorong kepala janin masuk/ke arah PAP.
Apabila kepala mudah masuk tanpa halangan, maka hasil test Osborn adalah
negatif (-). Apabila kepala tidak bisa masuk dan teraba tonjolan diatas simfisi,
maka tonjolan diukur dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan.
Apabila lebar tonjolan lebih dari dua jari, maka hasil test osborn adalah positif
(+). Apabila lebar tonjolan kurang dari dua jari, maka hasil tes osborn adalah
ragu-ragu (). Dengan pertambahan usia kehamilan, ukuran kepala diharapkan
bisa menyesuaikan dengan ukuran panggul (moulase).

Cara lain apabila kepala tidak bisa masuk dan teraba tonjolan di atas simfisis,
maka jari tengah diletakkan tepat di atas simfisis. Apabila telunjuk lebih rendah
dari jari tengah, maka hasil test Osborn adalah negatif (-). Apabila jari telunjuk
dan jari tengah sejajar, maka hasil test Osborn adalah ragu-ragu (). Apabila jari
telunjuk lebih tinggi dari jari tengah, maka hasil test osborn adalah positif (+).

http://196.33.159.102/1961%20VOL%20XXXV
%20JulDec/Articles/10%20October/3.5%20A%20CLINICAL%20CLASSIFICATION
%20OF%20CEPHALO-PELVIC%20DISPROPORTION.%20C.J.T.%20Craig.pdf
14. Apa saja pemeriksaan penunjangnya?
15. DD?
Distosia

Pengertian
Distosia kelainan tenaga/his adalah his tidak normal dalam kekuatan /
sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi
sehingga menyebabkan persalinan macet (Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo,
1993).
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba (1998) dalam persalinan
diperlukan his normal yang mempunyai sifat :
1. Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim.
2. Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim
3. Kekuatannya seperti memeras isi rahim
4. Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula
sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.

Jenis-jenis kelainan his menurut Prof. dr. Sarwono Prawirohardjo (1993) :


1. His Hipotonik
His hipotonik disebut juga inersia uteri yaitu his yang tidak normal, fundus
berkontraksi lebih kuat dan lebih dulu daripada bagian lain. Kelainan terletak
pada kontraksinya yang singkat dan jarang. Selama ketuban utuh umumnya
tidak berbahaya bagi ibu dan janin. Hisnya bersifat lemah, pendek, dan jarang
dari his normal.
Inersia uteri dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Inersia uteri primer
Bila sejak awal kekuatannya sudah lemah dan persalinan berlangsung lama
dan terjadi pada kala I fase laten.
b. Inersia uteri sekunder
Timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama dan terjadi pada
kala I fase aktif. His pernah cukup kuat tetapi kemudian melemah.
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan.
Pada bagian terendah terdapat kaput, dan mungkin ketuban telah pecah.
Dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung sedemikian lama sehingga
dapat menimbulkan kelelahan otot uterus, maka inersia uteri sekunder ini
jarang ditemukan. Kecuali pada wanita yang tidak diberi pengawasan baik
waktu persalinan.

2. His Hipertonik
His hipertonik disebut juga tetania uteri yaitu his yang terlalu kuat. Sifat
hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa, kelainannya terletak pada
kekuatan his. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan
berlangsung cepat (<3 jam disebut partus presipitatus).
Partus presipitatus dapat mengakibatkan kemungkinan :
a. Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
b. Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan.
c. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan dan inversio
uteri.
Tetania uteri juga menyebabkan asfeksia intra uterine sampai kematian janin
dalam rahim. Bahaya bagi ibu adalah terjadinya perlukan yang luas pada jalan
lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Bahaya bagi bayi adalah
terjadi perdarahan dalam tengkorak karena mengalami tekanan kuat dalam
waktu singkat.

3. His Yang Tidak Terkordinasi


Adalah his yang berubah-ubah. His jenis ini disebut Ancoordinat Hypertonic
Urine Contraction. Tonus otot meningkat diluar his dan kontraksinya tidak
berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi. Tidak
adanya kordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah
menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
B. Etiologi
Menurut Prof. dr. Sarwono Prawirohardjo (1992) penyebab inersia uteri yaitu :
1. Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya
primigravida tua.
2. Inersia uteri sering dijumpai pada multigravida.
3. Faktor herediter
4. Faktor emosi dan ketakutan
5. Salah pimpinan persalinan
6. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah
uterus, seperti pada kelainan letak janin atau pada disproporsi sefalopelvik
7. Kelainan uterus, seperti uterus bikornis unikolis
8. Salah pemberian obat-obatan, oksitosin dan obat penenang
9. Peregangan rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda atau hidramnion
10. Kehamilan postmatur

C. Diagnosa
Menurut Prof. dr. Sarwono Prawirohardjo (1992) diagnosis inersia uteri paling
sulit dalam masa laten sehingga diperlukan pengalaman. Kontraksi uterus
yang disertai rasa nyeri, tidak cukup untuk membuat diagnosis bawah
persalinan sudah mulai. Untuk pada kesimpulan ini diperlukan kenyataan
bahwa sebagai akibat kontraksi itu terjadi perubahan pada serviks, yaitu
pendataran atau pembukaan. Kesalahan yang sering terjadi pada inersia uteri
adalah mengobati pasien padahal persalinan belum dimulai (False Labour).

D. Komplikasi Yang Mungkin Terjadi


Inersia uteri dapat menyebabkan persalinan akan berlangsung lama dengan
akibat terhadap ibu dan janin yaitu infeksi, kehabisan tenaga dan dehidrasi.
(Buku Obstetri Fisiologi, UNPAD, 1983).

E. Penanganan
Menurut Prf. Dr. Sarwono Prawirohardjo penanganan atau penatalaksanaan
inersia uteri adalah :
1. Periksa keadaan serviks, presentasi dan posisi janin, turunnya bagian
terbawah janin dan keadaan janin.
2. Bila kepala sudah masuk PAP, anjurkan pasien untuk jalan-jalan.
3. Buat rencana untuk menentukan sikap dan tindakan yang akan dikerjakan
misalnya pada letak kepala :
a. Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc dextrose 5%,
dimulai dengan 12 tetes permenit, dinaikkan 10-15 menit sampai
40-50 tetes permenit. Tujuan pemberian oksitosin adalah supaya
serviks dapat membuka.
b. Pemberian okstisosin tidak usah terus menerus. Bila tidak
memperkuat his setelah pemberian oksitosin beberapa lama
hentikan dulu dan anjurkan ibu untuk istirahat. Pada malam hari
berikan obat penenang misalnya valium 10 mg dan esoknya
diulang lagi pemberian oksitosin drips.
c. Bila inersia uteri diserati disproporsi sefalopelvis maka sebaiknya
dilakukan seksio sesaria.
d. Bila semula his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri sekunder,
ibu lemah, dan partus telah berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi dan 18 jam pada multi tidak ada gunanya memberikan
oksitosin drips. Sebaiknya partus segera diselesaikan sesuai
dengan hasil pemeriksaan dan indikasi obstetrik lainnya (Ekstrasi
vakum, forcep dan seksio sesaria).
A. PENGERTIAN
Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal yang
timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan 5 faktor persalinan. Setiap
keadaan berikut dapat menyebabkan distosia :
1) Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya
mengedan ibu (kekuatan/ power)
2) Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/ passage)
3) Sebab- sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi maupun kelainan posisi, bayi
besar dan jumlah bayi ( passanger ) .
4) Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan
5) Respon psikologis ibu selama persalinan yang berhubungan dengan pengalaman,
persiapan, budaya dan warisannya, serta sistem pendukung.
Kelima faktor ini bersifat interdependen.Dalam mengkaji pola persalinan abnormal
wanita, seorang bidan mempertimbangkan interaksi kelima faktor ini dan bagaimana
kelima faktor tersebut mempengaruhi proses persalinan. Distosia diduga terjadi jika
kecepatan dilatasi serviks, penurunan dan pengeluaran (ekspulsi) janin tidak
menunjukan kemajuan, atau jika karakteristik kontraksi uterus menunjukan perubahan.

B. DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN


I. Vulva
Kelainan yang bisa menyebabkan distosia ialah oedema vulva, kelainan bawaan,
varises, hematoma, peradangan, kondiloma akuminata, fistula dan vulvitis
diabetika.

1. Oedema Vulva.
Pengertian
Edema (oedema) vulva adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler
dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan
cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat
longgar dan rongga-rongga badan) pada vulva.

Penyebab
Edema bisa timbul pada waktu kehamilan. Biasanya sebagai gejala pre
eklamsi akan tetapi dapat pula timbul karena sebab lain misalnya
gangguan gizi atau malnutrisi atau pada persalinan yang lama. Edema
dapat juga terjadi pada persalinan dengan dispoporsi sefalopelvik atau
wanita mengejan terlampau lama (terus menerus), sedangkan kepala
belum cukup turun. Hal itu mempersulit pemeriksaan dalam dan
menghambat kemajuan persalinan yang akhirnya dapat menimbulkan
kerusakan luas pada jalan lahir.
Diagnosa
Diagnosa Subjektif
Ibu mengatakan terjadi pembengkakan pada alat kelaminnya
(vulva),sehingga timbul ketidaknyamanan pada ibu,bengkak tidak hilang
setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti:
sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur

Diagnosa Objectif
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menginspeksi adanya pembengkakan
pada daerah vulva

Penatalaksanaan
a. Istirahat cukup
b. Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat serta lemak.
c. Kalau keadaan memburuk,kemungkinan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan
ibu dan bayi

2. Kelainan Bawaan (Stenosis Vulva)


Pengertian
Stenosis vulva merupakan kelainan congenital pada vulva yang menutup
sama sekali,atau dapat pula terjadi hanya orifisium uretra eksternum saja
yang nampak/ penyempitan vulva/vagina atau akibat perlengketan dan
parut karena peradangan atau perlukaan pada persalinan yang lalu.

Penyebab
Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang menyebabkan
ulkus-ulkus yang sembuh dengan parut-parut yang dapat menimbulkan
kesulitan.
Diagnosa
Diagnosa Subjectif
Nyeri pada daerah vulva

Diagnosa Objectif
Inspeksi : Adanya penutupan pada daerah vulva,ataupun hanya terlihat
bagian orifisium uretra eksternum saja

Penatalaksanaan
Walaupun umumnya dapat diatasi dengan mengadakan episiotomi yang
cukup luas namun penanganan dengan sayatan median secukupnya untuk
melahirkan kepala juga dapat dilakukan.Dan biasa tindakan persalinan
dengan operasi merupakan pilihan utama.
3. Varises
Pengertian
Pelebaran pembuluh darah vena yang terjadi pada vulva.Selain kelihatan
kurang baik pelebaran pembuluh darah ini dapat merupakan sumber
perdarahan potensial pada waktu hamil maupun persalinan.Kejadian
varises ini makin meningkat pada kehamilan makin tinggi dan segera akan
menghilang atau berkurang setelah persalinan.

Penyebab
Hal ini karena reaksi system vena pembuluh darah, seperti otot-otot di
tempat lain melemah akibat hormone estrogen. Penyebab utama
varises adalah lemah/rusaknya katup pembuluh vena. Pada pembuluh
vena terdapat katup katup yang berfungsi untuk menahan agar
darah tidak turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada
pembuluh vena menyebabkan darah akan terus mengalir ke arah
jantung. Katup yang rusak atau lemah akan membuat darah bergerak
mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di dalam dan
menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah yang disebut
sebagai varises.
Karena factor heriditer

Bahaya dalam kehamilan dan persalinan adalah :


Bila pecah akan terjadi perdarahan sedikit/banyak
Bila pecah dapat pula terjadi emboli udara dan bisa berakibat fatal

Diagnosa
Diagnosa Subjectif
Wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di tungkai,
vagina, vulva dan terjadi wasir.
Diagnosa Objectif
Inspeksi : Pembuluh darah vena akan menonjol di permukaan kulit yang
berwarna ungu atau biru gelap biasa tampak seperti tali sepatu, Jika
varises sudah kronik maka akan tampak pembuluh darah vena yang
menyerupai jaring laba laba (spider navy).

Penatalaksanaan
Kurangi konsumsi garam dan makan yang mengandung kolesterol
tinggi.
Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan makanan
yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah,
bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah. Juga makanan
yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6,
magnesium, asam folat, kalsium dan zinc seperti gandum dan kacang
kedelai (susu kedelai).
Perbanyak makanan dan minuman yang mengandung antioksidan
tinggi seperti sayur sayuran hijau, buah apel, wortel dan jeruk.
Dianjurkan minum susu kedelai karena mengandung tinggi flavonoid
yang mengandung antioksidan, vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit
B6, magnesium, asam folat, kalsium dan zinc yang sangat
bermanfaat untuk mencegah dan membantu pemulihan pembuluh
darah vena.
Jangan berdiri atau duduk terlalu lama. Jika pekerjaan anda dituntut
untuk berdiri lama maka usahakan tidak diam namun sekali sekali
anda berjalan agar otot anda tidak statis (diam) dan sekali kali anda
duduk istirahat.
Pada saat tidur, tinggikan kaki anda, lebih tinggi dari posisi pinggul
atau jantung anda. Posisi kaki yang lebih tinggi dari jantung akan
memudahkan aliran darah vena kembali ke jantung.
Jangan memakai ikat pinggang terlampau kencang (ketat)
Jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran darah
Dapat diberikan obat-obatan : Venosan,Glyvenol,Venoruton,dan
Varemoid.
Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises vulva
maupun vagina yang besar dapat dianjurkan persalinan dengan
seksio sesarea.
Dan untuk wanita hamil dengan keluhan wasir untuk sementara
dapat diatasi dengan pengobatan sampai persalinan
berlangsung.Setelah persalinan berakhir,keluhan wasir berkurang
sampai menghilang dan tidak memerlukan tindakan lain.

4. Hematoma
Pengertian
Pecahnya pembuluh darah vena yang menyebabkan perdarahan,yang
dapat terjadi saat kehamilan berlangsung atau yang lebih sering pada
persalinan.Hematoma vulva dan vagina dapat besar,disertai bekuan darah
bahkan perdarahan yang masih aktif.

Penyebab
Hematoma vulva disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang
mengalami nekrosis akibat tekanan yang lama.
Kumpulan darah diluar pembuluh darah terjadi karena dinding
pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah
telah bocor kedalam jaringan-jaringan dimana tidak pada tempatnya.
Pembuluh darah yang pecah menyebabkan hematoma dijaringan ikat
menjadi renggang, di sekitar vulva atau ligamentum latum.
Hematoma vulva dapat juga terjadi karena trauma(diluar persalinan)
misalnya jatuh terduduk pada tempat yang keras atau koitus kasar.

Diagnosa
Diagnosa Subyektif
Hematoma vulva mudah didiagnosis dengan adanya rasa nyeri
perineum yang hebat dan tumbuh infeksi yang menyeluruh dengan
ukuran yang bervariasi
Adanya keputihan yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang
tidak teratur atau berlebihan yang disebabkan oleh jaringan yang
melapisi gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami
nekrosis akibat penekanan,sehingga terjadi perdarahan yang banyak.

Diagnosa Obyektif
Inspeksi : pada kehamilan uterus akan teraba lebih besar
Palpasi : pada kehamilan uterus lebih lunak daripada keadaan
normalnya

Penatalaksaan
Hematoma yang besar harus dilakukan eksisi untuk mengeluarkan
bekuan darah dan mengikat pembuluh darah yang pecah
Bila hematoma kecil resorbsi sendiri,
Hematoma yang terjadi pada pertolongan persalinan saat ini sudah
jarang terjadi apalagi kehamilan grandemultipara sangat kurang.Bidan
yang dalam pertolongan persalinan menghadapi hematoma sebaiknya
mengirimkan penderita ke tempat yang dapat memberikan
pertolongan yang adekuat.

5. Peradangan
Pengertian
Peradangan pada vulva biasa disebut dengan vulvitis

Penyebab
Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina
Dapat terjadi akibat infeksi spesifik, seperti sifilis, gonorea,
trikomoniasis.
Dapat terjadi akibat infeksi non spesifik seperti : eksema,pruritus
vulvae,skabie,pedikulus pubis,bartholinitis.

Diagnosa
Diagnosa subjectif
Mengeluh adanya keputihan (four albus)
Demam
Pada sifilis stadium II di jumpai kondiloma lata

Diagnosa Objectif
Inpeksi : adanya keputihan dan infeksi pada vulva

Penatalaksanaan
Pada kehamilan,radangan tersebut harus diobati.Obat yang diberikan
harus dipikirkan apakah mempunyai efek buruk terhadap anak
terutama dalam proses pertumbuhan organogenensis.
Dalam pertolongan persalinan menghadapi peradangan sebaiknya
mengirimkan penderita ke tempat yang dapat memberikan
pertolongan yang adekuat.
6. Kondiloma Akuminata
Pengertian
Merupakan pertumbuhan pada kulit selaput lendir yang menyerupai
jengger ayam jago. Berlainan dengan kondiloma latum: permukaan kasar
papiler, tonjolan lebih tinggi, warnaya lebih gelap. Kondiloma akuminata
berbentuk seperti kembang kumis atau cauliflower dengan ditengahnya
jaringan ikat dan ditutup terutama bagian atas oleh epitel dengan
hyperkeratosis. Penyakit terdapat dalam bentuk kecil dan besar, sendirian
atau dalam suatu kelompok. Lokasinya ialah pada berbagai bagian vulva,
pada perineum, pada daerah perianal, pada vagina dan serviks uteri.
Dalam hal-hal yang terakhir ini terdapat leukorea.

Penyebab
Kondiloma Akuminata disebabkan oleh suatu jenis virus yang banyak
persamaanya dengan penyebab veruka vulgaris. Adanya leukorea oleh
sebab lain mempermudah tumbuhnya virus dan kondiloma akuminata.
Kelainan ini juga lebih sering ditemukan pada kehamilan karena lebih
banyak vaskularisasi dan cairan pada jaringan.

Diagnosa
Diagnosa Subjectif
Mengeluh mengalami keputihan

Diagnose Objectif
Umumnya diagnosis Kondiloma Akuminata tidak sukar dibuat dan dapat
dibedakan dari kondilomata lata, satu manifestasi dari sifilis.

Penatalaksanaan
Kondiloma Akuminata yang kecil dapat disembuhkan dengan larutan
10% podofili dalam gliseril atau dalam alcohol. Pada waktu pengobatan
daerah sekitarnya harus dilindungi dengan vaselin, dan setelah
beberapa jam tempat pengobatan harus dicuci dengan air dan sabun.
Pada Kondiloma Akuminata yang luas, terapinya terdiri atas
pengangkatan dengan pembedahan atau kauterisasi. Untuk mencegah
timbulnya residif, harus diusahakan kebersihan pada tempat bekas
Kondiloma Akuminata, dan leukoria harus diobati. Sebaiknya diobati
sebelum bersalin, banyak penulis menganjurkan insisi dengan
elektrocavter atau dengan tingtura podofilin.

7. Fistula
Pengertian
Kejadian fistula ini sudah jarang dijumpai karena persalinan kasep yang
makin jarang terjadi.Fistula vesikovaginal atau fistula rectovaginal
biasanya terjadi pada waktu bersalin baik sebagai tindakan operatif
maupun akibat nekrosis tekanan.

Penyebab
Akibat tekanan langsung jaringan lunak antara kepala janin yang telah
berada di dasar panggul dengan jalan lahir tulang.Tekanan lama antara
kepala dan tulang panggul,menyebabkan gangguan sirkulasi sehingga
terjadi kematian jaringan local dalam 5-10 hari lepas dan terjadi lubang.
Akibatnya terjadi inkotenensia alvi. Oleh karena itu,setelah melakukan
pertolongan persalinan kasep perlu dilakukan eksplorasi untuk mencari
kemungkinan robekan jalan lahir yang dapat menjadi fistula.

Penatalaksaan
Fistula kecil yang tidak disertai infeksi dapat sembuh dengan
sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontra indikasi per
vaginam.
Untuk menghindari terjadinya fistula postpartum,selalu di pasang
daure kateter sehingga vaskularisasi jaringan yang tertekan membaik
dan terhindar dari nekrosis dan fistula.
Operasi rekonstruksi fistula sulit dan keberhasilannya belum
memuaskan.
Untuk mengurangi kejadian fistula maka persalinan harus telah dirujuk
pada saat mencapai garis waspada,sehinggan dapat dilakukan
tindakan tepat dan cepat untuk dapat menurunkan morbilitas dan
mortalitas.

II. VAGINA
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1. Kelainan Vagina (Aplasia vagina)
Pengertian
Pada aplasia vagina, diintroitus vagina terdapat cekungan yang agak
dangkal atau yang agak dalam.

Penyebab
Kelainan congenital,atau pertumbuhan atau pembentukan organ janin
yang tidak sempurna di dalam kandungan pada masa kehamilan

Penatalaksanaan
Terapi terdiri atas pembuatan vagina baru, beberapa metode sudah
dikembangkan untuk keperluan itu, operasi ini sebaiknya pada saat
wanita bersangkutan akan menikah. Dengan demikian vagina dapat
digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan dapat menyempit.

2. Stenosis Vagina Kongenital


Pengertian
Jarang terdapat , lebih sering ditemukan septum vagina yang memisahkan
vagina secara lengkap atau tidak lengkap pada bagian kanan atau bagian
kiri. Septum lengkap biasanya tidak menimbulkan distosia karena bagian
vagina yang satu umumnya cukup lebar, baik untuk koitus maupun
lahirnya janin.
Septum tidak lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin
pada persalinan dan harus dipotong dahulu.

Penyebab
Stenosis dapat terjadi karena parut-parut akibat perlukaan dan radang.
Pada stenosis vagina yang tetap kaku dalam kehamilan dan merupakan
halangan untuk lahirnya janin perlu ditimbangkan seksio ceaserea.

3. Tumor Vagina
Dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin per vaginam, adanya tumor
vagina bisa pula menyebabkan persalinan per vaginam dianggap
mengandung terlampau banyak resiko. Tergantung dari jenis dan besarnya
tumor perlu dipertimbangkan apakah persalinan dapat berlangsung secara
per vaginam atau diselesaikan dengan seksio sesar.

4. Kista Vagina
Penyebab
Kista vagina berasal dari duktus gartner atau duktus muller, letak lateral
dalam vagina bagian proximal, ditengah, distal di bawah orifisium
urethra eksterna.Bisa berukuran kecil dan besar sehingga bukan saja
mengganggu pertumbuhan namun dapat pula menyukarkan persalinan.

Penatalaksanaan
Kehamilan muda : diekstirpasi setelah kehamilan 3-4 bulan
Dalam persalinan : jika kecil maka tidak menghalangi turunnya
kepala,tidak mengganggu persalinan.Setelah
3
bulan pasca persalinan dilakukan ekstirpasi
tumor.Bila besar dan menghalangi turunnya
kepala untuk mengecilkannya dilakukan
aspirasi
cairan tumor.
III. SERVIKS
Kelainan yang penting berhubungan dengan persalinan ialah
Distosia Servikalis
Penyebab
Karena dysfunctional uterine action atau karena parut pada serviks uteri.
Kala I serviks uteri menipis akan tetapi pembukaan tidak terjadi, sehingga
merupakan lembaran kertas dibawah kepala janin.

Diagnosis
Diagnosa Objectif
Dibuat dengan menemukan lubang kecil yakni ostium uteri eksternum
ditengah-tengah lapisan tipis atau disebut dengan konglutinasio orifisii
eksterni bila ujung dimasukkan ke orifisium,ini biasanya serviks yang kaku
pada primi tua sebagai akibat infeksi atau operasi.

Penatalaksanaan
Merujuk untuk dilakukan tindakan operatif
IV. UTERUS
1. Retroflexio Uteri
Pengertian
Adalah uterus hamil yang semakin lama semakin besar terkurung dalam
rongga panggul,tidak dapat keluar memasuki rongga perut.
Kehamilan pada retrofleksi uteri tidak banyak dijumpai karena kemampuan
mobilisasi uterus selama hamil dan melepaskan diri dari ruangan pelvis
minor.
Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur
cukup

Penyebab
Terkurung uterus,mungkin uterus retrofleksi,tertahan karena adanya
perlekatan-perlekatan atau oleh sebab lain yang tidak diketahui
(fiksata).Terdapat kemungkinan dari nasib kehamilannya :
a. Koreksi spontan : dimana pada kehamilan 3 bulan korpus dan fundus
naik masuk kedalam rongga perut.
b. Abortus : hasil konsepsi terhenti berkembang dan
keluar,karena sirkulasi terganggu.
c. Koreksi tidak sempurna : dimana bagian yang melekat tetap tertinggal
sedangkan bagian uterus yang hamil naik masuk ke dalam rongga
perut disebut retrofleksia uteri gravidi partialis.Nasib kehamilan
selanjutnya bisa abortus, partus prematurus,terjadi kesalahan letak
dan bersalin biasa.

Diagnosa
Diagnosa Subjectif
Adanya gangguan miksi,defekasi rasa sakit dan penuh di dalam rongga
panggul.Keluhan muncul pada UK di atas 16 minggu,dimana uterus
mengisi rongga panggul.

Penatalaksanaan
Salah satu penanganan yang masih dianjurkan adalah melakukan tidur
dengan kedudukan dada-kaki beberapa waktu dengan harapan agar
retrofleksi uteri gravidi dapat lepas dari ruangan pelvis
minor.Disamping itu dapat pula dilepaskan dengan kedudukan tidur
dada-kaki dan mendorong uterus gravidus keluar dari ruangan pelvis
minor.
Bila tidak terjadi perlekatan dapat dilakukan :
a. Reposisi digital jika perlu dalam narkosa
b. Koreksi dengan posisi genu-pektoral selama 3 x 15 perhari atau
langsung dikoreksi melalui vagina dengan 2 jari mendorong korpus
uteri kearah atas keluar rongga panggul
c. Posisi trendelenberg dan istirahat
d. Reposisi operatif.

2. Prolapsus Uteri
Pengertian
Prolapsus uteri atau turunnya uterus dapat dibagi menjadi 3 tingkat :
a. Tingkat I : Uterus turun dengan serviks uteri sampai introitus
vagina
b. Tingkat II : Sebagian uterus keluar dari vagina
c. Tingkat III : Uterus keluar seluruhnya dari vagina dengan inversion
vaginae.
Biasanya prolapsus uteri yang inkomplit berkurang karena setelah bulan ke
IV uterus naik dan keluar dari rongga panggul kecil. Tetapi ada kalanya
portio ini menjadi oedemateus.Kadang-kadang disertai pula dengan
sistokel dan rektokel.

Penyebab
Terjadi karena kelemahan ligament endopelvik terutama ligamentum
tranversal dapat dilihat pada nullipara dimana terjadi elangosiopoli
disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi ada enterokele.Pada
keadaan ini fasia pelvis kurang baik pertumbuhannya dan kurang
kerenggangannya
Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause.
Persalinan lama dan sulit:
a. Meneran sebelum pembukaan lengkap
b. Laserasi dinding vagina bawah pada kala 2
c. Penatalaksaan pengeluaran plasenta
d. Reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik
Pada menopause
Karena hormon estrogen telah berkurang sehingga otot dasar
panggul menjadi melemah.

Diagnosa
Diagnosa Subjektif
Pasien biasanya merasa adanya suatu benda yang mengganjal atau
menonjol di genetalia eksterna
Rasa sakit dipanggul dan pinggang(backache).Biasanya jika
penderita berbaring keluhan menjadi berkurang.
Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala:
a. Kencing sering dan sedikit-sedikit ,mula-mula pada siang hari
kemudian bila lebih berat pada malam hari.
b. Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan
sepenuhnya.
c. Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing ketika
batuk,mengejan.
Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi:
a. Obstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokel
b. Baru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada rektokel
dari vagina
Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut :
a. Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita
waktu berjalan dan bekerja.Gesekan porsio uteri oleh celana
menimbulkan lecet sampai luka dan dekubitus pada porsio
uteri.
b. Leukhorea karean kongesti pembuluh darah didaerah serviks
dan karena infeksi serta luka pada porsio uteri.
Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul
dan rasa penuh di vagina.

Diagnosa Objectif
Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan
dengan pemeriksaan dengan jari.Apakah porsio uteri pada posisi
normal tau porsio sampai introitus vagina atau apakah serviks
uteri sudah keluar dari vagina.Selanjutnya penderita diminta
berbaring dengan posisi litotomi ditentukan pula panjangnya
servik uteri.Servik uteri yang lebih panjang dari biasa dinamakan
elongasio kolli.
Pada sistokel dijumpai didinding vagina depan benjolan kistik
lembek dan tidak nyeri tekan.Benjolan ini bertambah besar jika
penderita mengejan.Jika dimasukkan kedalam kandung kencing
kateter logam,kateter itu diarahkan kedalam sistokel dapat diraba
kateter tersebut dekat sekali pada dinding vagina.
Menegakkan diagnose rektokel mudah yaitu menonjolnya rectum
kelumen vagina sepertiga bagian bawah.Penonjolan ini berbentuk
lonjong,memanjang dari proksimal ke distal ,kistik dan tidak
nyeri.Untuk memastikan diagnosis jari dimasukkan kedalam
rectum dan selanjutnya dapat diraba dinding rektokel yang
menonjol ke lumen vagina.

Penatalaksaan
Indikasi melakukan operasi pada prolapsus uteri tergantung dari beberapa
factor seperti umur penderita,keinginannya untuk mendapatkan anak atau
untuk mempertahankan uterus,tingkat prolapsus dan adanya keluhan.

3. Kelainan Bawaan Uterus


Pengertian
Secara embriologis uterus, vagina, servik dibentuk dari kedua duktus
muller yang dalam pertumbuhan mudigah mengalami proses penyatuan.

Penyebab
Kelainan bawaan dapat terjadi akibat gangguan dalam penyatuan, dalam
berkembangnya kedua saluran muller dan dalam kanalisasi. Uterus didelfis
atau uterus duplek terjadi apabila kedua saluran muller berkembang
sendiri-sendiri tanpa penyatuan sedikitpun sehingga terdapat 2 saluran
telur, 2 serviks, dan 2 vagina. Uterus subseptus terdiri atas 1 korpus uteri
dengan septum yang tidak lengkap, 1 serviks, 1 vagina, cavum uteri kanan
dan kiri terpisah secara tidak lengkap. Uterus arkuatus hanya mempunyai
cekungan di fundus uteri. Kelainan ini paling ringan dan sering dijumpai.
Uterus birkornis unilateral. Radi mentarius terdiri atas 1 uterus dan
disampingnya terdapat handuk lain. Uterus unikornis terdiri atas 1 uterus,
1 serviks yang berkembang dari satu saluran kanan dan kiri. Kelainan ini
dapat menyebabkan abortus, kehamilan ektopik dan kelainan letak janin.

Penatalaksanaan
Tindakan operatif.

STEP 4

Вам также может понравиться