Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Otonomi Khusus adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan kepada Provinsi Papua
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat Papua .
TUJUAN KEBIJAKAN
AGENDA PROGRAM KEGIATAN
VISI MISI UTAMA
&
SASARAN
&
STRATEGI
PRIORITAS TAHUNAN
RPJPD NILAI
NILAI
RPJMD
Visi, Misi, Target, Anggaran & Capaian
1. Visi : Papua Sehat untuk Bangkit, Mandiri dan
Sejahtera.
2. Misi :
1. Kualitas Sumber Daya Manusia Papua yang Sehat, Berprestasi dan
Berakhlak Mulia
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Papua, melalui
pemberdayaan masyarakat.
2. Melindungi kesehatan masyarakat Papua dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, terjangkau dan
berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit menular, tidak
menular, dan penyakit yang terabaikan.
5. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik di bidang kesehatan.
Nilai
1. Perlindungan dan
Keberpihakan pada Orang
Asli Papua;
2. Pemberdayaan Masyarakat;
3. Keterpaduan Program dan;
4. Tata Kelola Administrasi
dan Keuangan yang benar
Agenda Utama
Agende I. Pemantapan hubungan kerja antara Dinas
Kesehatan Provinsi dengan Kementerian Kesehatan
RI, SKPD Provinsi Papua, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, RSUD milik Pemerintah
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Mitra serta
Lembaga Mitra Pembangunan Kesehatan dengan
Prinsip saling percaya dan taat pada hukum dan
peraturan perundangan.
Agenda II. Pembangunan yang bertumpu pada upaya
Promosi dan Pencegahan dengan memperkuat upaya
kuratif dan rehabilitative melalui konektivitas Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama dengan ( FKTP ) dengan
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan ( FKRTL )
Regional
Agenda
Agenda III. Pembangunan Kesehatan yang terpadu dan
terintegrasi ( baik di hulu maupun di hilir ) dengan fokus
pada program & kegiatan yang sudah terbukti secara ilmiah
( evidence base medicine ) dapat diterapkan di Provinsi
Papua, mudah diukur dan langsung dirasakan oleh
masyarakat ( quick wins ).
Agenda IV. Pembangunan Kesehatan sesuai dengan wilayah
adat yang diikuti dengan desentralisasi fiskal / pembiayaan
kesehatan, desentralisasi fungsi dan tugas pelayanan
kesehatan serta mempercepat pembangunan prasarana
(infrastruktur) kesehatan di seluruh tanah Papua
Agenda V. Pengembangan tenaga profesional kesehatan
yang sebanyak mungkin berasal dari dalam wilayah Papua
sendiri, khususnya orang asli Papua
Target Pembangunan
K1
K4
Pn Kesehatan di Provinsi
Papua
Kf
Kn1
Pk Obstet 2013 - 2018
Pk Neo
Jumlah bayi 29 hari - 12 bulan yang dilayani minimal sekali pada bulan ke-
2; sekali pada bulan ke 3 - 5; sekali pada bulan ke 6 - 8; dan sekali pada
bulan ke 9 - 11)
Jumlah ANAK BALITA umur 12 - 59 bulan, yang dilayani minimal 8 X 1. Angkat Kematian Ibu
setahun, pemantauan perkembangan 2 x setahun, dan vit A 2 x setahun) 2. Angka Kematian Bayi
3. Angka Kematian Balita
4. Angka Kematian Batita
Jumlah KUNJUNGAN anak balita sakit umur 12 - 59 bulan yang datang
berobat ke tenaga kesehatan
Jumlah KUNJUNGAN anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS atau
5.
6.
% balita kurang gizi
Angka Kesakitan ( Aids, TB UHH IPM
dan Malaria )
MTBS-M
7. % penduduk yang tidak
Jumlah peserta KB aktif pada akhir bulan. ( Current User) mencapai usia 40 tahun
Jumlah Kunjungan Poli Peserta KPS ke Puskesmas
Jumlah Kunjungan gawat darurat peserta KPS
Jumlah Peserta KPS yang di rujuk
Jumlah Cakupan Kampung / Kelurahan UCI
Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga tidak
mampu
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Cakupan balita gizi kurang yang mendapat intervensi
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit HIV/AIDS
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Malaria
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit yang terlupakan
( Filariasis, Kusta dan Frambusia
EVALUASI
PROVINSI
MONITORING, ASSESMENT, AUDIT PROGRAM, PENILAIAN KINERJA DAN KAB/KOTA
AKUNTABILITAS
BERSAMA
Fokus Strategi Yankes tertuju pada :
Luas Wilayah 317.062 Km2
Jumlah Penduduk 3,1 Juta Jiwa ( 2012 )
Laju Pertumbuhan Penduduk 5,39 % ( tertinggi di Indonesia )
( migrasi )
Hampir separuh dari total penduduk Papua berdomisili di wilayah Pegunungan ( 1,39
Juta Jiwa ) dengan 60% bertopografi sulit. Sementara Kepadatan Penduduk Papua 9
orang per kilometer persegi
29 Kabupaten/Kota, 389 Distrik dan 3619 Kampung
113 Distrik dan 915 Kampung mudah akses
276 dan 2704 Kampung Sulit Akses
Luas Wilyah Kerja Puskesmas 825 Km2, Luas wilayah Kerja Rumah Sakit : 12.682 Km2
Puskesmas : 385 RSU Pemerintah : 25
Jarak/biaya rata2 Prov ke Kab Rp. 5.252.200
Jarak/ biaya rata2 Pusk ke desa Rp. 2.044.000
Indikator 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Cak
Nasional
K1 35 63 54 58 58 62 26 56 36 60 59 55 57 90 ( 2011 )
K4 35 42 44 37 31 30 26 28 42 26 27 28 34 95 ( 2012 )
Pn 43 35 40 40 33 32 33 30 44 32 25 43 49 87 ( 2012 )
Kf 43 37 37 30 41 21 22 29 31 38 33 47 31 68 ( 2011 )
Kn1 37 37 32 41 27 22 31 26 32 30 36 31 75 ( 2010 )
Pk Obstet 10 16 25 35 25 37 17 25 34 20 60 ( 2011 )
Pk Neo 9 6 8 8 17 5 6 18 16 23 ( 2010 )
SDM K
Pemberdayaan
Masyarakat
Pembiayaan
Kesehatan
(Perpres
Perpres No2012
No 71 tahun 72/2012)
tentang
Sistem Kesehatan Nasional
Alokasi Anggaran OTSUS BIDANG KESEHATAN
berdasarkan Program dan Belanja Bidang Kesehatan Tahun 2014
JAMINAN PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PAPUA
22
Pembagian Dana Otsus ke Kab/Kota
TA. 2014
Jumlah Alokasi Jumlah Alokasi
No Kabupaten/Kota No Kabupaten/Kota
Dana Otsus (Rp) Dana Otsus (Rp)
1. Kab Merauke 102.513.472.000,00 15. Kabupaten Tolikara 121.144.049.000,00
2. Kab Jayawijaya 117.040.104.000,00 16. Kabupaten Sarmi 98.877.880.000,00
3. Kab Jayapura 103.583.972.000,00 17. Kabupaten Keerom 94.899.955.000,00
4. Kabupaten Nabire 100.989.297.000,00 18. Kabupaten Waropen 100.808.611.000,00
5. Kab Kepulauan Yapen 94.656.505.000,00 19. Kabupaten Supiori 86.513.444.000,00
6. Kab Biak Namfor 100.104.193.000,00 20. Kab Memberamo Raya 100.603.895.000,00
7. Kabupaten Paniai 115.559.753.000,00 21. Kabupaten Nduga 106.591.129.000,00
8. Kabu Puncak Jaya 128.559.753.000,00 22. Kabupaten Lanny Jaya 126.725.154.000,00
9. Kabupaten Mimika 100.956.195.000,00 23. Kab Memberamo Tengah 107.773.285.000,00
10. Kab Boven Digoel 100.456.545.000,00 24. Kabupaten Yalimo 106.342.752.000,00
11. Kabupaten Mappi 104.091.290.000,00 25. Kabupaten Puncak 120.107.732.000,00
12. Kabupaten Asmat 105.686.147.000,00 26. Kabupaten Dogiyai 109.139.654.000,00
13. Kabupaten Yahukimo 110.694.494.000,00 27. Kabupaten Intan Jaya 110.491.536.000,00
14. Kab Peg Bintang 114.477.328.000,00 28. Kabupaten Deiyai 104.235.693.000,00
29. Kota Jayapura 95.555.051.000,00
Jumlah 3.089.178.868.000
4
Pengembangan
r Pusat Promosi Kesehatan guna
peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS
sampai di Kampung
2
Papua Sehat untuk Bangkit Mandiri Sejahtera
15 Program Prioritas ( 2013 2018 )
6
Penurunan AKB hingga 34/ 1000 KH serta pencapaian kampung UCI hingga
80%
7 Penurunan Presentasi Gizi Buruk pada Bayi dan Balita Hingga 13,5%
8
Pengendalian Penyakit Menular terfokus ATM ( AIDS, TBC
dan Malaria ), Penyakit terlupakan, Penyakit tidak
menular diikuti dengan Penyehatan Lingkungan
9
Peningkatan Ketersediaan Obat, Regensia, Alat
r dan Sarana Kesehatan melalui
kesehatan
mekanisme satu Pintu
2
Papua Sehat untuk Bangkit Mandiri Sejahtera
15 Program Prioritas ( 2013 2018 )
14
Pendirian
r RS Papua Tipe A sebagai Pusat Rujukan
di kawasan pasifik dan Pusat Pendidikan
Kedokteran di Tanah Papua
15
Pendirian dan atau pengembangan
Rumah Sakit Spesialis; 1. RS. Penyelamat Ibu
dan Anak; 2. RS Penyakit Tropis; 3. RS
Trauma dan Onkologi
I
Tim Pengawas Program Prioritas
2
Program dan Kegiatan quickwins 2014 - 2015
1. Integrasi Kartu Papua Sehat ( Pergub Nomor 6 tahun
2014 ) dengan Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu
Indonesia Sehat.
2. Pendampingan penggunaan 15 % Dana Otonomi
Khusus untuk bidang kesehatan ( DOK-BK ) ( Pergub
nomor 8 tahun 2014 )
3. Jaminan 100 hari pertama Kehidupan dalam Program
Generasi Emas Papua
4. Penguatan Sistem Rujukan ( Pergub Nomor 7 tahun
2014 )
5. Penyiapan 500 tenaga medis guna mendukung
Program Kesehatan Terbang, Terapung dan Kaki
Telanjang.
6. Penyusunan Konsep Dokter Keluarga khas Papua
7. Pembentukan Kolese Pendidikan Kesehatan ( Khas
Papua ) dan Pengembangan Balai Laboratorium &
Latihan Kesehatan Papua di 5 Wilayah Adat
8. Pembinaan dan Pengawasan Pembangunan Kesehatan
bersama dengan UP2KP
9. Pengembangan 5 ( lima ) Rumah Sakit Rujukan
Regional berdasarkan wilayah adat
10. Perencanaan Pembangunan RS Papua Tipe A
11. Perencanaan Pembangunan Pabrik dan Pusat
Penelitian Obat Tradisional Papua.
GERBANG MAS HASRAT
PAPUA
REFORMASI Restrukturisasi
Transportasi
(Darat, Laut, Udara,ASDP) BIROKRASI Refungsionalisasi
Penyediaan Energi Listrik Revitalisasi
Perumahan Layak Huni
Penyediaan Air Bersih
GENERASI EMAS
PAPUA
INFRASTRUKTUR
& PRASARANA
DASAR
2. Pelayanan Imunisasi Imuniasi lanjutan 1. Pelayanan Imunisasi pada daerah yang sulit terjangkau
2. Kampanye Imunisasi
3. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
a. DT & Campak (Kelas I)
b. Td (Kelas II dan III)
Imunisasi Tambahan 1. Subpin
2. Out Break Respon Imunisasi (KLB)
3. Pelayanan Kesehatan Balita 1. Posyandu
2. Sweeping
3. Pemberian Vitamin A
4. Deteksi, Intervensi dan Pemantauan balita risiko tinggi dengan
management terpadu balita sakit (MTBSM)
5. Penemuan dan tatalaksana kasus penyebab utama kematian balita
dengan management terpadu balita sakit berbasis masyarakat
(MTBS-M)
4. Pencegahan dan Pemberatasan Mengendalikan penyebaran 1. Inisiatif test dan konseling dari tenaga kesehatan.
Penyakit dan menurunkan jumlah kasus 2. Promosi Pengetahuan komprehensif HIV/AIDS.
baru HIV/AIDS 3. Penanganan komprehensif Penderita HIV
2 Pekerja seks Asli Papua
4 Nelayan asal Thailand
1. 12.187 penderita HIV/AIDS ( HIV : 5090 AIDS :
7097 di Prov Papua
2. 90,7% usia reproduksi ( 15 s/d 49 ), 49,9 adalah
wanita
3. Di perkirakan 9422, wanita usia reproduksi
terinfeksi, 5317 yang ditemukan 4105 yang harus
ditemukan
2
Harus ada langkah langkah serius dan strategis
untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini
2
Kebijakan saya .dalam mengendalikan
penyebaran HIV/AIDS
1. Jika Semua orang dewasa di Papua, setia pada
pasangannya, tidak berganti-ganti
pasangan, maka risiko tertular HIV/AIDS di Papua
dapat di tekan sampai di atas 90 persen.
2. Yang memiliki perilaku beresiko tertular HIV/AIDS
harus bertobat, selanjutnya secara sadar
memeriksakan diri ke pusat-pusat kesehatan yang
memiliki fasilitas pemeriksaan HIV/AIDS
3. Penderita HIV/AIDS usianya dapat diperpanjang
dengan mengkonsumsi ARV secara teratur
4. Pencegahan HIV/AIDS dapat dengan cara
sirkumsisi / sunat pada laki-laki dimana akan
menekan risiko penularan hingga 70 persen
PERTAMA DI INDONESIA
5. Pemprov Papua bersama dengan DPRP, MRP
telah menyiapkan perdasus tentang pelarangan
Miras di Prov Papua yang saat ini masih
berproses di Kemendagri.
2
1. Pendidikan Hulu
2. 4 Tungku / Pilar Pembangunan
Adat
Majelis
Perempuan Rakyat
Gereja / Agama Papua
Pemerintah
1. Pusat
Kemenkes
KPA Pusat
2. Provinsi
Dinkes Prov & Jar
KPA Prov
3. Kabupaten /Kota
Dinkes Kab/Kota
KPA Kab/Kota
Puskesmas dan
Jaringannya
Rumah Sakit
Hilir
1. Pencegahan
1. Abstinensia, Be faithfull
Hulu
2. Condom, Drug ( Pengobatan untuk
Pencegahan )
3. Sirkumsisi
4. Transmisi penularan dari Ibu ke anak
dalam kandungan Evidance Base yang
2. Perkuatan Jejaring Internal & Eksternal
1. KPA Manusiawi
2. Fasyankes
3. Masyarakat
3. Pengobatan 1. Terbukti Secara Ilmiah
1. Perluasan testing ( Pasien
2. Mampu di Kerjakan
IMS, Penasun, Ibu Hamil
HIV, Pasangan 3. Masyarakat mau
Serodiskordan, Koinfeksi menerima
TB, Penderita Hepatitis B & C )
2. Inisiasi ARV dini pada populasi
kunci, Ibu hamil, koinfeksi
TB, Koinfeksi Hepatitis B & C )
Hilir
Kondisi terkini s/d Sep 2014
1. Penyusunan 1. Peningkatan pengetahuan komprehensif di populasi umum dengan
Rekomendasi strategi komunikasi yg lebih efektif melalui berbagai media massa
tambahan menu dan media sosial
Kegiatan 2015 2. Penguatan promosi dan pencegahan, serta ketersediaan kondom
2. Penyusunan 3. Melaksanakan Sunat Medis Sukarela Pria.
Rencana Definitif 4. Peningkatan penemuan (one day service) dan penatalaksanaan OTHA
DPA Provinsi/ 5. Peningkatan cakupan dan penatalaksanaan IMS secara rasional,
Kabupaten / Kota termasuk kelompok WPS
2015 6. Memperkuat penjangkauan dan penyediaan layanan bagi WPS
3. Evaluasi terhadap 7. Mendorong klinik laki-laki dan/atau layanan spesifik gender untuk
Perdasus no 8 HIV/IMS sehingga populasi LSL dapat merasa nyaman untuk datang
ke klinik.
4. Program 8. Memperkuat Program dan Layanan IMS, termasuk IVA (inspeksi
Coordinating visual asam asetat) untuk deteksi dini kanker mulut rahim, dan HIV
Committee secepatnya di seluruh Kabupaten/Kota, terutama di Pegunungan.
Australia 9. Memonitor prevalensi infeksi HIV/IMS, perilaku berisiko, cakupan
Indonesia program
parthership for HIV 10. Melakukan mitigasi stigma dan diskriminasi
2008 2015 11. Dinas Kesehatan Kab/Kota menyediakan dan melakukan perbaikan
5. Pelaksanaan 4 ( infastruktur secara umum
empat ) studi 12. Mengalokasikan anggaran pengendalian HIV AIDS dan IMS yang
percepataan memadai
layanan HIV di 13. Membuat kesepakatan pembagian tugas bersama(KPAK, LSM,
Provinsi Papua Fasyankes, Dinkes, BKKBN) yang saling mendukung.
Pelaksanaan 4 ( empat ) studi percepatan
Layanan HIV di Provinsi Papua
1. Sunat Medis Laki-laki di Tanah
Papua: Percobaan Lapangan untuk
Menilai Penerimaan, Kelayakan
dan Efektivitas Biaya
2. Faktor-Faktor Apa yang
Bertanggung Jawab untuk
Kegagalan Retensi Pengobatan HIV
yang Tinggi di Tanah Papua ?
3. Insentif Ekonomi Bersyarat dan
Pengendalian IMS di Kalangan
Wanita Pekerja Seks di Tanah
Papua, Indonesia
4. Menilai Potensi untuk
Menggunakan Tetes Darah Kering
sebagai Pengganti Plasma untuk
Pemantauan Viral Load di kalangan
Pasien ART di Tanah Papua
Latar Belakang
Tahapan-tahapan esensial Data terbaru
1. Cakupan pengobatan mencapai 42% di
dalam pengobatan HIV : Propinsi Papua dan 38% Propinsi Papua
1) Tes HIV, Barat, rendah dibandingkan rata-rata
global.
2) Penilaian persyaratan untuk 2. Terkait retensi ( pasien yang bertahan
menjalani ART, dalam pengobatanselama tiga tahun )
3) Layanan pra-ART, 65%.
3. Data kohort kumulatif derajat retensi
4) Inisiasi ART dan adalah sebesar 57% di Propinsi Papua
5) Layanan dan 55% di Papua Barat, akan tetapi rata-
rata lamanya pengamatan diperkirakan
mempertahankankan kurang dari tiga tahun (yang berarti angka
pengobatan ART jangka retensi selama tiga tahun akan lebih
rendah).
panjang dengan titik akhir
adalah penekanan kadar
virus secara menyeluruh.
Kespro remaja
CONTINUUM (PKPR) ART
Penyiapan pengungkapan
OF CARE Konseling: Gizi
status HIV
HIV/AIDS,NAPZA
dll
ABAT
ART
Pelayanan ART
bagi anak SD Pemantauan
Pelayanan pertumbuhan &
Konseling Kespro Pelayanan bagi perkembangan
KIE Kespro Catin anak SMP/A & bagi balita
PMT
Pelayanan KB
Perencanaan
remaja
kehamilan Pelayanan bagi
Pelayanan bayi
PUS & WUS
Lansia
Pemeriksaan
Kehamilan
Persalinan, nifas
& neonatal Pemberian makanan
pada bayi: ASI
eksklusif/pengganti
ASI Kualitas
ANC terpadu ART
Imunisasi dasar
(gizi, ATM, PTM, IMS, imu Persalinan aman: lengkap Degenerasi
nisasi) partus normal/SC
Tes HIV (TIPK) ARV profilaksis
ART
ART Kotrimoksasol
Konseling persalinan Konseling menyusui profilaksis
aman, pemberian (manajemen laktasi) Diagnosis HIV
makanan pada bayi, KB IMD ART
pasca persalinan ASI eksklusif
KB pasca persalinan
1. Aspek
Kepesertaan
2. Aspek
Pembiayaan
3. Aspek Jejaring
Pemberi
Layanan
Masalah dan Tantangan Jaminan Kesehatan Nasional
di Provinsi Papua
KANTOR
No KABUPATEN / KOTA
CABANG
Papua
10 Kota Jayapura Jayapura
11 Mimika Jayapura
12 Puncak Jaya Jayapura
13 Lanny Jaya Jayapura
14 Pegunungan Bintang Jayapura
15
16
Puncak
Biak Numfor
Jayapura
Biak
Brain Vs Heart
17
18
Supiori
Kepulauan Yapen
Biak
Biak
1. Kompetensi =
2. Distribusi
19 Nabire Biak
Nakes terstandar
20 Waropen Biak
21 Paniai Biak
3. Jumlah
22 Dogiyai Biak
23
24
25
Deiyai
Intan Jaya
Mamberamo Raya
Biak
Biak
Biak
kerja di
26
27
28
Merauke
Mappi
Boven Digoel
Merauke
Merauke
Merauke
Kampung
29 Asmat Merauke
Rumah Sakit Tipe A / RSU Cikini
Jakarta
Tantangan :
1. Faskes Tk I : Distribusi Peserta tidak merata
2. Diskrepensi Jumlah Kapitasi per Puskesmas
Masalah dan Tantangan Jaminan Kesehatan Nasional
di Provinsi Papua
Pely. Primer Kapitasi
Pely. Sekunder
Pely. Tertier DRG/INA CBGS
Tantangan :
1. 95 % RSU di Papua belum mempunyai aplicasi Billing
2. Selisih tarif ?????
Sinkronisasi Jaminan Pembiayaan dan Kartu
Papua Sehat ?
Sesuai Perda / Perdasus Kesehatan No 7
Tahun 2014, OAP berhak mendapat 2
Jaminan Pembiayaan baik sebagai warga
negara RI dan OAP.
Rangkuman : Integrasi Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Papua
Sehat harus dilakukan paling lambat triwulan II tahun 2015
Rekomendasi :
Agar semua OAP menjadi peserta JKN/KIS, maka perlu ada komitmen dari
BPJS/Kementerian Kesehatan RI untuk mempermudah syarat-syarat Kepesertaan
Pemerintah Provinsi Papua akan membayar Kepesertaan JKN/KIS bagi seluruh OAP
dengan nilai Premi Rp. 25.500 ( normal premi : Rp. 19.225 )
Berdasarkan premi tersebut maka kompensasi yang diharapkan :
Kapitasi bagi Pelayanan Kesehatan dasar diharapkan naik 100%
Tarif Ina CBGs diatur sebagai berikut
Untuk RS Bergerak / Tipe D mengikuti tarif INA CBGs RS tipe C
Untuk RS tipe C mengikut mengikuti tarif INA CBGs RS tipe B
Untuk RS Tipe B mengikut mengikuti tarif INA CBGs RS Rujukan Nasional atau
Tipe A
Tim Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Perwakilan dari RS/Dinkes sesuai dengan
wilayah adat akan bertemu dengan Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Kementerian Kesehatan serta BPJS Pusat untuk membicarakan soal integrasi KIS/KPS
pada minggu ke 2 ( dua ) Desember 2014
Upaya Pemprov Papua dalam memperkuat
Faskes dalam mendukung JKN/KIS
1. Faskes Dasar
1. 15 % Dana Otsus bid Kesehatan diperuntukan utk layanan
kesehatan dasar.
2. Menyiapkan Program Strategis Program Papua Sehat (
PPS ) dengan 4 Kegiatan prioritas
1. Layanan Kesehatan terbang, terapung & kaki telanjang
2. Dukungan BOK bagi Puskesmas
3. Dukungan Peralatan minimal di Puskesmas
4. Dukungan Manajemen Dinkes Kab/Kota oleh Provinsi
3. Bantuan sosial bagi Lembaga Penerbangan milik gereja
untuk mempermudah rujukan pasien dari kampung.
4. Bantuan Hibah bagi faskes dasar milik Gereja / LSM peduli
kesehatan
Upaya Pemprov Papua dalam memperkuat
Faskes dalam mendukung JKN/KIS
2. Faskes Lanjutan.
1. Menyiapakan Bantuan Keuangan Daerah & atau Bantuan
Hibah bagi Rumah Sakit pelaksana KPS
2. Menyiapakan 7 Rumah Sakit Regional sesuai wilayah
adat untuk menopang RSUD Jayapura.
3. Menyiapakan 2 RS sub regional di masing-masing wilayah
adat untuk menopang RS Regional.
4. Memberikan technical asistance bagi RSUD Jayapura
sebagai salah satu RS Rujukan Nasional.
5. Memberikan bantuan Hibah peralatan kedokteran bagi
RS Regional.
6. Membuat MOU dengan sejumlah RS Rujukan Nasional
guna memperkuat sistem rujukan terpadu.
20.976
Upaya Pemprov mengatasi kesulitan akses
1. Layanan Kesehatan
Terbang, terapung, Kaki telanjang
2. MOU dengan Penerbangan milik
Keagamaan.
3. Mengembangkan sistim rujukan khas
papua dengan Rumah Tunggu.
SDM KESEHATAN PAPUA
Tahun 2015
1. Peningkatan Koordinasi dengan Institusi
Pendidikan Kesehatan
1. Fakultas Kedokteran Uncen
2. Prodi Keperawatan FK Uncen
3. Fakultas Kesehatan Masyarakat Uncen
4. Politeknik Kesehatan ( Poltekes ) Papua
termasuk kelas jarak jauh di
Biak, Timika, Nabire dan Wamena
2. Perekrutan 500 tenaga kontrak untuk
Program Kesehatan terbang, terapung dan
kaki telanjang
3. Beasiswa tenaga kesehatan ( PNS ) sesuai
wilayah adat tahun 2015 ( 200 orang )
4. Pendirian Kolese Pendidikan Kesehatan Khas
Papua di 5 Wilayah Adat
5. Pengembangan Balai laboratorium dan
Latihan Kesehatan di 5 Wilayah adat
6. Penyusunan Konsep Dokter Keluarga Khas
Papua
Kedudukan UP2KP
Berada dibawah dan
bertanggung jawab
langsung kepada
Gubernur
INGGU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Total
CDR / New Cacat tk 2 Tot. cacat
No. Kab/Kota Penduduk MB % Anak % kasus
100.000 cases % tk 2
child
12 Asmat 78.874 109,9 86 88
1200
1000 2005
800 2006
2007
600
2008
400
2009
200 2010
0 2011
Kasus Kronis
Upaya Eliminasi Penyakit Endemis
Filariasis Kusta & Frasambusia
1. SURVEI CEPAT Peningkatan Kemampuan
2. SURVEI PEMETAAN petugas dalam
ENDEMISITAS
3. PEMBERIAN OBAT MASSAL 1. Survey desa kantong
PENCEGAH FILARIASIS (POMP) Frambusia, dan Kusta,
4. SURVEI EVALUASI MID TERM
MIKROFILARIA RATE POMP
2. Tatalaksana dan
SETELAH PENGOBATAN management kasus
MASSAL 2,4 & 5 TAHUN termasuk
BERTURUT-TURUT
5. SURVEI SERTIFIKASI SETELAH
3. Monitoring dan evaluasi.
PENGOBATAN MASSAL 5 TAHUN
Kebijakan Dinkes Papua terkait kerjasama
dengan Lembaga Mitra Pembangunan
Kesehatan ( LMPK )
1. LMPK tidak membawa strategi program baru
2. LMPK bekerja untuk membantu, mendorong
dan memperkuat program/kegiatan yang telah
di susun oleh Kementrian Kesehatan / Dinas
Kesehatan Provinsi dan atau Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
3. Wilayah kerja LMPK di tentukan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Papua
4. Selama bekerja, LMPK wajib memberi
penguatan minimal satu LMPK lokal.
Hampir separuh dari total penduduk Papua berdomisili di wilayah
Pegunungan ( 1,39 Juta Jiwa )
60 % penduduk Papua berdomisili di daerah yang bertopografi Sulit