Вы находитесь на странице: 1из 11

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA NYERI KEPALA MIGREN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri kepala kadang-kadang dapat hilang dengan sendirinya pada saat penderita
istirahat. Di lain keadaan, nyeri kepala menghilang pada saat penderita minum obat yang
dapat dibeli bebas di pasaran. Keadaan tersebut pada umumnya tidak menimbulkan masalah
bagi para penderita. Nyeri kepala akan menimbulkan masalah apabila penderita benar-benar
mengalami kesakitan sehingga menganggu keadaan atau pekerjaan sehari- hari , atau apabila
menganggu keadaan atau pekerjaan sehari-hari , atau apabila nyeri kepala berlangsung
berulang-ulang atau menahun. Salah satu jenis nyeri kepala yang menganggu penderita
adalah migren dan tension headache. Istilah migren ini telah memasyarakat, namun demikian
masyarakat awam belum paham benar apakah migren itu. Pada umumnya , apabila
merasakan nyeri kepala satu sisi maka mereka menganggapnya sebagai migren. Migren,
seperti jenis nyeri kepala yang lain, tidak memberi gejala dan tanda yangobyektif. Sifat dan
intensitasnya selain ditentukan oleh faktor penyebab juga ditentukan oleh faktor lainnya,
misalnya kepribadian penderita. Dengan demikian para dokter harus dapat melakukan
anamnesis yang tajam dan sabar untuk dapat sampai pada suatu kesimpulan diagnostik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar penyakit migren ?
2. Bagaiman konsep dasar asuhan keperawatan migren ?

C. Tujuan Umun
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit migren.
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan migren.

BAB I I
KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Konsep Dasar Penyakit Nyeri Kepala ( Migren)


1. Definisi
Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu dari serangan
sakit kepala berat yang berulang-ulang.
Migren merupakan salah satu bentuk sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah. (Keperawatan Medikal Bedah,)
Migren adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-27 jam, biasanya sesisi,sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang-berat, di
perhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat disertai nausea,fotofoia dan fonofobia. Migern dapat
terjadi pada anak-anak dengan lokasi nyeri lebih sering bifrontal. (Kapita selekta,edisi
ketiga,jilid 2,2000)
Migren merupakan suatu kondisi yang kronis dan kumat-kumatan.

2. Epidemiologi
Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan 75 % diantaranya
adalah wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya muncul pada usia 10
40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa aura lebih
sering diabndingkan migren yang disertai aura dengan persentasi 9 : 1.

3. Etiologi
Penyebab migren tidak di ketahui jelas, tetapi ini dapat menyebabkan oleh gangguan
vascular primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan
kuat dalam keluarga. Sakit kepala migren juga disebabkan oleh terjadinya suatu kombinasi
antara vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan dilepaskannya suatu zat kimia dari serat
serat saraf yang menyelimuti pembuluh darah tersebut. Saat migren menyerang, arteri
temporal (arteri yang berjalan disekitar pelipis) akan melebar. Pelebaran ini akan
menyebabkan terjadinya peregangan pada serat saraf disekitar arteri sehingga merangsang
serat saraf ini melepaskan zat kimia. Zat ini akan menyebabkan terjadinya peradangan, dan
rasa sakit kepala sebelah (migren) yang luar biasa.

Berbagai factor dapat memicu serangan migren ditentukan oleh adanya defek biologis
herediter pada system saraf pusat. Antara lain :
a. Hormonal
Fluktuasi hormone merupakan factor pemicu. adanya glukosa meningkat 14% wanita hanya
mendapat serangan selama haid. Serangan migren berkurang selama kehamilan karena kadar
estrogen yang relative tinggi dan konstan, sebaliknya minggu pertama porspartum, 14 %
pasien mengalami serangan yang hebat karena turunnya kadar ekstradion. Pemakaian pil
kontrasepsi juga menyebabkan frekuensi serangan migren.
b. Menopause
Umumnya nyeri kepala migren akan meningkatkan frekuensi dan berat ringannya pada saat
menjelang menopause. Tetapi , beberapa kasus membaik setelah menopause. Terapi hormonal
dengan estrogen dosis rendah dapat diberikan untuk mengatasi serangan migren pasca
menopause.
c. Makanan.
Berbagai makanan / zat dapat memicu timbulnya serangan migren. Pemicu migren tersering
adalah alcohol berdsasarkan efek vasodilatasinya dimana anggur merang dan bir merupakan
pemicu yang kuat. Makanan yang mrngandung tiramin, yang berasal dari asam amino
tiroksin, seperti keju, makanan yang diawetkan atau diragi, hati, anggur merah, yogurt,dll.
Makan lain yang pernah dilaporkan dapat mencetuskan migren adalah coklat (karena
mengandung feniletilamin) telur, kacang,bawang,pizza,alpokat,pemanis buatan (aspartame),
jeruk,pisang,daging babi,kopi,dan coca cola yang berlebihan.
d. Monosodium Glutamat
Adalah pemicu migren yang sering terjadi yaitu nyeri kepala yang disertai kecemasan ,
pusing,parastesia dan tangan, serta nyeri perut dan nyeri dada.
e. Obat-obatan
Seperti Nitrogliserin, nifedipin sublinguar, isosorbin-dinitrat, tetrasiklin, vitamin A dosis
tinggi, fluoksetin dll.
f. Lingkungan
Perubahan lingkungan dalam tubuh yang meliputi fluktuasi hormone pada siklus haid dan
perubahan hormonal bangun tidur dapat menimbulkan serangan akut migren. Perubahan
lingkungan eksternal meliputi cuaca, musim, tekanan udara, ketinggian dari permukaan laut,
dan terlambat makan.
g. Rangsangan Sensorik
Cahaya yang berkedap-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yang terang, atau bau farfum, zat
kimia pembersih, rokok, sura bising dan suhu yang ekstrim.

4. Patofisiologi
Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskemia
kortikal yang bervariasi. Serangan yang khas di mulai dengan vasokontriksi arteri kulit
kepala dan pembuluh-pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh-pembuluh darah
ekstrakranial dan intracranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan
ketidaknyamanan. Penelitian menyatakan bahwa dilatasi arteri menyebabkan hiperpermeabel
dan yang mensterilkan radang local,yang menyebabkab nyeri di sekitarnya dan dilatasi arteri.
Keadaan ini bertujuan untuk mengaktifkan zat-zat yang ada pada pembuluh darah
(histamine,serotin,plasmokinin) yang berpartisipasi dalam membersihkan reaksi inflamasi.
Serangan migren umumnya akan mengaktifkan saraf simpatis. Yang dimaksud dengan
saraf simpatis adalah saraf yang menjadi bagian dari sistem saraf manusia yang bertugas
untuk mengendalikan respon tubuh terhadap stress dan nyeri. Peningkatan aktifitas saraf
simpatis pada usus akan menyebabkan rasa mual, muntah dan diare. Aktifitas simpatis juga
akan menyebabkan lambatnya pengosongan lambung yang mengakibatkan penyaluran obat
ke usus halus untuk diserap juga akan terhambat. Hambatan penyerapan obat inilah yang
menjadi masalah bagi penderita migren bila diberikan obat secara oral. Peningkatan aktifitas
simpatis juga akan menurunkan aliran darah sehingga kulit akan tampak pucat dan dingin.
Peningkatan aktifitas saraf ini juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan sensitifitas
terhadap cahaya dan suara.
Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren. Teori vaskular, adanya
gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak berkonstriksi sehingga terjadi
hipoperfusi otak yang dimulai pada korteks visual dan menyebar ke depan. Penyebaran
frontal berlanjuta dan menyebabkan fase nyeri kepala dimulai. Teori cortical spread
depression, dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah terjadi
eksitasi neuron lalu berlaku shortlastingwave depolarizationol eh pottasium-liberating
depression(penurunan pelepasan kalium) sehingga menyebabkan terjadinya periode depresi
neuron yang memanjang. Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan
aktivitas neuron ketika melewati korteks serebri. Teori Neovaskular (trigeminovascular),
adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan produksi NO akan merangsang ujung saraf
trigeminus pada pembuluh darah sehingga melepaskan CGRP (calcitonin gene related).
CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel mast meningens dan akan merangsang
pengeluaran mediator inflamasi sehingga menimbulkan inflamasi neuron. CGRP juga bekerja
pada arteri serebral dan otot polos yang akan mengakibatkan peningkatan aliran darah. Selain
itu, CGRP akan bekerja pada post junctional site second order neuron yang bertindak sebagai
transmisi impuls nyeri.

6. Manisfestasi klinis
Migren merupakan suatu kondisi yang khronis dan kumat kumatan. Sebagian besar
serangan migren juga disertai dengan sakit kepala yang lain. Sakit kepala migren sering
digambarkan sebagai sebuah sakit kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang kepala pada
satu sisi. Kadang kadang sakit dirasakan di dahi, sekitar mata dan dibelakang kepala sehingga
mengaburkan gejala dengan sakit kepala yang lain. Walau sebagian besar migren menyerang
pada satu sisi kepala, namun sering juga dijumpai gejala migren pada kedua sisi kepala. Sisi
kepala yang terserang migren pun sering bergantian pada setiap kali serangan. Hati hati bila
sisi kepala yang terserang selalu sama, kemungkinan lain adalah terjadinya suatu tumor otak.
Penderita migren sering tersiksa dalam melakukan aktifitas sehari hari terutama saat serangan
terjadi. Gejala lain yang menyertai migren antara lain, mual, muntah, diare, wajah pucat, kaki
tangan dingin, serta penderita akan sensitif terhadap cahaya dan suara. Akibat terjadinya
peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara maka penderita migren harus berbaring di
ruangan yang sepi dan gelap. Serangan migren biasanya akan mereda dalam 4 sampai 72 jam.
Hampir 70% memiliki riwayat migren dalam keluarga. Sebagian besar wanita. Serangan
pertama migren biasanya di mulai saat remaja dan dewasa muda, kemudian cenderung
berkurang pada usia decade ke 5 dan 6. Biasanya terdapat factor memicu. Umumnya pasien
memiliki kepribadian yang perfeksionis,kaku,dan impulsive.
Gambaran klinis migren biasanya berupa nyeri kepala berdenyut yang bersifat unilateral
tetapi dan bilateral atau berganti sisi. Serangan migren umumnya 2-8 kali per bulan, lamanya
sekali serangan antara 4-24 jam atau isa lebih lama, intensitas nyeri sedang-berat, gejala
penyerta antara lain,: mual, muntah, fotofobia, dan / atau fonofobia,wajah pucat, vertigo,
tinnitus, iritabel. Pada migren dengan aura, gejala prodromalnya adalah
skotomata.teikopsia(spekta fortifikasi), fotofobia (kilatan cahaya) parestesia serta halusinasi
visual kehabisan tenaga, rasa lelah, sangat lapar dan rasa gugup / gelisah.
Sakit kepala sering muncul pada saat bangun tetapi hal ini dapat terjadi sewaktu-waktu.

7. Klasifikasi
a. Migren klasik
Didahului aura visual berupa skotoma, Kilatan cahaya, penglihatan kunang-kunang
atau garis-garis hitam putih,atau penglihatan kabur selama 10-20 menit. Kemudian timbul
nyeri kepala berdenyut unilateral yang makin berat berlangsung antara 1-6 jam. Biasanya
akan reda dalam waktu 6-24 kam tapi kadang-kadang lebih lama. Gejala penyerta yang sering
di jumpai adalah mual, muntah, fotofobia, fonofobia, iritabel dan malaise.

Serangan migren klasik dapat di bagi menjadi tiga fase yaitu:


1). Face Aura
Bila migren di hubungkan dengan aura, aura dapat lebih dari 30 menit dan dapat
memberikan waktu yang cukup bagi pasien untuk menentukan obat yang akan digunakan
untuk mencegah serangan yang dalam. Periode ini adalah karakteristik dari manisfestasi
sensori , terutama gangguan penglihatan (cahaya menyilaukan).
Gejala-gejala lain dapat terjadi dengan adanya:
1). Kesemutan
2). Perasaan gatal pada wajah dan tangan
3). Konfusi sedang
4). Sedikit lemah pada ekstremitas
5). Pusing
Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan
karakteristik perubahan fisiologik awal dari migren klasik. Pemeriksaan aliran darah serebral
dilakukan selama sakit kepala migren menunjukaan bahwa semua fase serangan aliran darah
serebral berkurang ke seluruh otak, dengan kehilangan aotoregulasi lanjut dan kerusakan
responsivitas CO2.
2). Fase sakit kepala
Pada saat gejala awal di mulai berkurang, gejala ini di diikuti oleh sakit kepala
unilateral (dua pertiga pasien) dan berdenyut. Sakit kepala ini berat dan menjadikan tidak
mampu dan sering dihubungkan dengan fotofobia ,mual,dan muntah. Durasi keadaan ini
bervariasi, dengan jarak dari beberapa jam dalam satu hari atau sepanjang hari.
3). Fase pemulihan
Adalah periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit
otot dan ketegangan local. Kelelahan biasa terjadi dan kelelahan fisik menimbulkan kembali
nyeri sakit kepala. Selama fase pasca sakit kepala ini, pasien dapat tidur untuk waktu yang
panjang.
b. Migren umum
Nyeri kepala timbul tanpa didahului prodromal aura visual seperti pada migren klasik den
biasanya erlangsung lebih lama.
c. Migren Asosiasi
Pada migren ini, nyeri kepala disertai deficit neurologis yanag bersifat sementara, misalnya
pada migren oftalmoplegik, migren hemiplegic, dan migren dengan afasia. Deficit neurogis
ini biasanya timbul mendahului atau setelah nyeri kepala (migren asosiasi) atau tanpa adanya
nyeri kepala (migren disosiasi).

d. Migren komplikata
Pada migren ini, deficit neurologis yang timbul akan menenatap karena terjadi infark serebri.
Oleh sebab itu, fase konstriktor tidak boleh diberikan agar tidak memperberat infark tersebut.
e. Status Migren
Adalah serangan migren yang berlangsung lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh inflamasi
steril sekitar pembuluh darah yang melebar. Pebgobatan yang efektif adalah dengan
kortikosteroid (misalnya, deksametason injeksi 3 kali 5 mg/hari intramuscular) atau injeksi
dihidroerkotamin 1mg intravena dan metoklopamid injeksi 5-10 mg intravena diberikan
setiap 8 jam selama dua hari.

8. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan untuk menghilangkan penyakit lain( jika ada indikasi) adalah pencitraan ( CT
scan dan MRI ) dan punksi lumbal.

9. Penatalaksaan
Secara umum tata laksana berupa :
a. Saat serangan beri terapi simtomatik
b. Bila factor pencetus dikenali maka harus dihindari
c. Ansietas dan depresi harus diobati.
d. Relaksasi dan latihan pernafasan

Terapi untuk sakit migren dibagi dalam pendekatan abortif (simpatomatik) dan
pencegahan. Pendekatan abortif sangat baik dilakukan pada pasien yang sering mendapat
serangan dan ditujukan untuk mengurang dan membatasi serangan sakit kepala atu terjadinya
keadaan nyeri. Pendekatan pencegahan digunakan untuk pasien yang sering mengalami
serangan teratur atau interval yang dapat diramalkan dan terapi obortif digunakan dalam
menghindari keadaan medis ini.
Pelaksanaan serangan akut. Preparat ergotamine (digunakan per oral, sublingual, sub
kutan, intrmuskular, rectal atau melalui inhalasi) efektif dalam menghilangkan sakit kepala
jika digunakan pada awal proses migren. Ergotamine tatrat bekerja pada otot-otot polos, yang
menyebabkan kontriksi yang lama pada penbuluh darah cranial. Masing-masing dosis pasien
diberikan sesuai dengan kebutuhan individu. Efek samping yang terjadi terdiri dari sakit pada
otot-otot, parestesia, mual dam muntah. Kavergot adalah kombinasi ergotamine dan kavein
dapat, menahan atau mengurangi beratnya sakit kepala mencapai 90 % pada serangan migren,
ter4utama jika diberikan awal.
Sumatriptan (imitriks) adalah obat yang digunakan untuk mengobati migren akut dan
sakit kepala klaster pada satu sisi. Hasilnya lebih efektif daripada kavergot oral untuk migren
sedang sampai berat pada sebagian besar pasien. Untuk subcutan tersedia dalam bentuk
autoinjeksi untuk penggunaan segera. Intruksi cermat pada pasien penting untuk mencegah
reaksi obat.
Selama serangan akut, pasien dapat mengalami perbedaan dengan berbaring diam dalam
ruangan gelap dengan kepala sedikit dinaikan. Minum kopi hitam juga dapat menolong
beberapa pasien. Terapi simtomatik untuk migren terdiri dari analgetik, sedative, zat-zat anti
ansietas dan antiemetic.
Tujuan terapi migren adalah membantu penyesuaian psikologis dan fisiologis, mencegah
berlanjutnya dilatasi ekstrakranial, menghambat aksi media humoral ( misalnya serotonin dan
histamin), dan mencegah vasokonstriksi arteri intrakranial untuk memperbaiki aliran darah
otak.
Terapi tahap akut adalah ergotamin tatrat, secara subkutan atau IM diberikan sebanyak
0,25 0,5 mg. Dosis tidak boleh melewati 1mg/24 jam. Secara oral atau sublingual dapat
diberikan 2 mg segera setelah nyeri timbul. Dosis tidak boleh melewati 10 mg/minggu. Dosis
untuk pemberian nasal adalah 0,5 mg (sekali semprot). Dosis tidak boleh melewati 2 mg (4
semprotan). Kontraindikasi adalah sepsis, penyakit pembuluh darah, trombofebilitis, wanita
haid, hamil atau sedang menggunakan pil anti hamil. Pada wanita hamil, haid atau sedang
menggunakan pil anti hamil berikan pethidin 50 mg IM. Pada penderita penyakit jantung
iskemik gunakan pizotifen 3 sampai 5 kali 0,5 mg sehari. Selain ergotamin juga bisa obat
obat lain (lihat tabel 6). Terapi profilaksis menggunakan metilgliserid malead, siproheptidin
hidroklorida, pizotifen, dan propanolol. Selain menggunakan obat obatan, migren dapat
diatasi dengan menghindari aktor penyebab, manajemen lingkungan, memperkirakan siklus
menstruasi, yoga, meditasi, dan hipnotis.

10. Prognosis
Prognosis migrain adalah buruk. Kasus migrain masih terus dipelajari dan penelitian
dalam hal ini masih berlangsung. Migrain merupakan gangguan kronis dengan serangan
episodik dengan prognosis jangka panjang sangat bervariasi. Migrain mungkin memiliki
remisi sangat jinak (lengkap) atau relatif jinak (remisi parsial) prognosis. Dalam beberapa
kejadian , migrain menetap dan tidak dapat dihilangkan. Sebuah studi populasi baru-baru ini
menunjukkan bahwa, selama periode 1-tahun, 84% dari pasien dengan migrain bertahan
dengan diagnosis (ketekunan migrain); sekitar 10% mengalami remisi 1-tahun klinis lengkap,
dan 3% mengalami remisi parsial ; 3% migrain kronis lainnya dikembangkan. studi jangka
panjang mendukung konsep bahwa kasus migrain meningkat dengan usia dan juga bahwa
faktor risiko yang telah diidentifikasi (misalnya terlalu sering menggunakan obat, obesitas,
dll).

11. Pencegahan
Pencegahan migren adalah dengan mencegah kelelahan fisik, tidur cukup, mengatasi
hipertensi, mengurangi makanan (seperti keju, coklat, alkohol, dll.), makan teratur, dan
menghindari stress.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
b) Riwayat Penyakit
c) Aktivitas / Istirahat
Letih, lelah, malaise, ketegangan mata, insomnia, bangun pada pagi hari disertai nyeri kepala,
aktivitas kerja.
d) Sirkulasi
Riwayat hipertensi, hipertensi, denyutan vaskuler (misl. Di daerah temporal), pucat, wajah
tampak kemerahan.
e) Integritas Ego
Factor-faktor stress emosional, ansietas, perasaan ketidak mampuan.
f) Makanan/Cairan
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan.
g) Neurosensori
Pening, tidak mampu konsentrasi, riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma,
stroke, epistaksis, parestesia, perubahan dalam pola bicara, papiledema.
h) Nyeri/Kenyamanan
Nyeri yang dirasakan mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutan kuat, mungkin dimulai
pada sekeliling mata dan/atau menyebar kedua mata, pucat pada daerah wajah, gelisah.
i) Keamanan
Riwayat alergi, demam, gangguan cara berjalan, parastesia,paralisis, drainase nasal purulen.
j) Interaksi social
Perubahan dalam tanggung jawab peran
2. Diagnosa Keperawatan

No. DIAGNOSA Tgl. TTD


Dx Teratasi
1 Nyeri akut b/d stress dan ketegangan, peningkatan
intracranial d/d mengatakan nyeri, pucat sekitar wajah,
gelisah.

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh b/d ketidak mampuan dalam memasukan,
mmencerna, mengabsorbsi, makanan karena factor
biologi, psikologi d/d mual, muntah, penurunan BB,
anoreksia.
3 Gangguang pola tidur b/d nyeri kepala d/d insomnia,
wajah pucat, lemas.
4 Kurang pengetahuan b/d kurangnya paparan informasi
d/d prilaku yang tidak tepat dan berlebihan.
3. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Dx
1 Setelah diberikan asuhan 1. Teliti keluhan nyeri,1. Untuk memilih
keperawatan selama ( catat intensitasnya, intervensi yang
x)jam diharapkan nyeri karakteristiknya, cocok dan untuk
akut berkurang dengan kh : lokasiny, lamanya, mengevaluasi
1. Px. Melaporkan nyeri faktor yang mem- keefektifan dari
berkurang perburuk atau yang terapi yang di
2. Skala nyeri berkurang (1-2) meredakan. berikan.
3. Pasien tampak tenang 2. Berikan kompres 2. Meningkatkan rasa
4. Pasien tidak gelisah dingin pada kepala nyaman dgn
menurunkan
vasodilatasinya
3. Anjurkan untuk3. Menurunkan
beristirahat dalam stimulasi yang
ruangan yg tenang berlebihan yang dpt
mengurangi sakit
kepala.
4. Kolaborasi dalam4. Utk mengurangi
pemberian analgetik sakit kepala krn
(spt asetaminofen, ganguan vaskuler.
ponstan ).
2 Setelah diberikan asuhan 1. Observasi masukan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama ( dan haluaran nutrisi intake & output
x)jam diharapkan makanan
kebutuhan nutrisi pasien 2. Mengurangi distensi
adekuat dengan kh : 2. Beri makanan sedikit abdomen
1. BB ideal tapi sering dalam
2. Nafsu makan meningkat keadaan hangat 3. Mengetahui keadaan
3. Mual muntah berkurang 3. Timbang BB tiap 3 hari umum px
sekali 4. Memenuhi nutrisi
pasien
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian
diet sesuai kebutuhan
3 Setelah diberikan asuhan 1. Kaji masalah gangguan 1. Mengetahui batasan
keperawatan selama ( tidur gangguan tidur
x)jam diharapkan pasien 2. Pasien dapat
dapat tidur dengan nyenyak 2. Berikan lingkungan beirahat dengan
dengan kh : yang nyaman. nyaman.
1. Pasien tampak segar, 3. Untuk
pasien tampak tidak lemas. 3. Berikan massase pada meminimalkan rasa
daerah nyeri. nyeri.
4. Untuk mengalihkan
4. Berikan guide imegery rasa sakit pasien
agar pasien bisa
tidur.
5. Untuk
5. Batasi masukan cairan meminimalkan
waktu malam terbangunnya waktu
malam hari untuk
berkemih. Agar tidak
kembali timbulnya
migren.
6. Untuk membantu
menenangkan pasien
agar bisa tidur
6. Kolaborasi pemberian
obat tidur
4 Setelah diberikan asuhan 1. Diskusikan etiologi 1. Mempengaruhi
keperawatan selama ( individual dari sakit pemilihan terhadap
x)jam diharapkan kepala bila diketahui. penanganan dan
pengetahuan pasien tentang berkembang kearah
penyakit meningkat dengan proses penyembuhan
kh : 2. Menghindari /
7. Mengungkapkan pemahaman2. Bantu pasien dalam membatasi factor-
tentang kondisi dan mengidentifikasi faktor ini seringkali
pengobatan kemungkinan factor dapat mencegah
predisposisi berulangnya/
kambuhnya serangan

4. Evaluasi
1. Nyeri akut berkurang dengan skala nyeri (1-2), ekspresi wajang px tenang, pasien tidak
gelisah.
2. Kebutuhan nutrisi pasien adekuat dengan BB ideal, nafsu makan meningkat, tidak terjadi
mual dan muntah.
3. Pasien tau tentang kondisi dan pengobatan penyakitnya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Migren merupakan salah satu bentuk sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah. Disebabkan oleh defek biologis,lingkungan, makanan, obat-obatan ,
monosodium glutamate. Tanda dan gejala dari migren adalah sakit kepala yang hebat,
berdenyut dan menyerang kepala pada satu sisi. Gejala lain yang menyertai migren antara
lain, mual, muntah, diare, wajah pucat, kaki tangan dingin, serta penderita akan sensitif
terhadap cahaya dan suara. Migren dapat di klasifikasikan menjadi lima yaitu: Migren klasik,
Migren umum, Migren Asosiasi, Migren komplikata, Status Migren.

B. SARAN
Jangan pernah mengangap penyakit nyeri kepala itu adalah suatu penyakit yang wajar,
cegahlah penyakit itu dengan cara mencegah kelelahan fisik, tidur cukup, mengatasi
hipertensi, mengurangi makanan (seperti keju, coklat, alkohol, dll.), makan teratur, dan
menghindari stress.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, volume
2. Jakarta : EGC.
Sylvia and Lorraine. (2006) Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 6, volume 2.
Jakarta : EGC.
W.F.Ganong. (2005) Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC
Arif mansjoer,dkk.(2000).kapita selekta kedokteran.edisi ketiga.jilid 2.jakarta:EGC

Вам также может понравиться