Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di masa kehidupan, manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang
akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis. Hal itu pula
yang terjadi pada perusahaan maupun individu. Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap
kehidupan seseorang misalnya saja : kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaan. Dalam
dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau
kehilangan. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup
menanggung setiap resiko yang akan dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha.
Dalam kondisi demikian, kehadiran asuransi tentu akan membuat resiko dimasa yang
akan datang dapat teratasi dengan baik. Pada prinsipnya asuransi adalah suatu perjanjian antar
tertanggung dan penanggung untuk merundingkan ganti rugi yang diderita tertanggung yang
akan diganti oleh penanggung (kantor asuransi) setelah tertanggung menyepakati pembayaran
sejumlah uang yang disebut premi.
Jenis-jenis asuransi dibagi menurut fungsinya yaitu Asuransi Kerugian (non life
insurance), Asuransi jiwa (life insurance), Reasuransi (reinsurance). Sedangkan
berdasarkan kepemilikan terdiri atas Asuransi Pemerintah, Asuransi Swasta Nasional, Asuransi
Perusahaan Asing serta Asuransi Campuran.
Melalui makalah ini, kami mencoba untuk memberikan penjelasan maupun gambaran
secara keseluruhan berkaitan dengan asuransi. Di dalamnya tidak lupa kami mengkaji manfaat
asuransi untuk kehidupan perekonomian baik bagi individu maupun perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Asuransi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun dana
besar , yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat bagi
masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi .
Tujuan dari asuransi yaitu untuk memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan
(financial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak terduga sebelumnya (fortuitious
event).
Usaha asuransi adalah suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung
apabila terjadi resiko dimasa mendatang. Apabila resiko tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung akan mendapatkan
ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan
ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan r esiko.
B. Manfaat dan Keuntungan Asuransi
1. Rasa aman dan perlindungan.
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari resiko atau
kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau keruguan tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis yang ditentukan.
b. Bagi Nasabah
- Memberikan rasa aman
- Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali
Dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Menghindari resiko (risk avoidance)
2. Mengurani resiko (risk reducation)
3. Menahan resiko (risk retention)
4. Membagi resiko (risk sharing)
5. Mentransfer resiko (risk transferring)
D. Prinsip Asuransi
a. Insurable interest
Merupakan hak berdasarka hukum untuk mempertangungkan suatu risiko yang berkaitan denga
keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang
dipertanggungkan. Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi agar memenuhi criteria insurable
interest, yaitu :
Kerugian tidak dapat diperkirakan
Risiko yang dapat diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kerugian
tersebut harus dapat diukur, misalnya kebakaran rumah, terbakarnya suatu rumah tidak dapat
ditentukan waktunya secara pasti. Berbeda dengan kerusakan sebuah kemeja yang dipakai untiuk
kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, kerusakan sebuah kemeja tidak dapat diansurasikan
karena sudah dapat diperkirakan sebelumnya kerusakan kemeja tersebut.
Kewajaran
Risiko yang dipertanggungkan adalah benda atau harta yang memiliki nilai material, baik bagi
penanggung maupun tertanggung.
Catastrophic
Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang
sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan akan mengalami kerugian pada waktu
yang bersamaan.
Homogen
Homogen berarti banyak barang yang serupa atau sejenis. Hal ini berkaitan dengan prinsip
bahwa asuransi menutup sebagian besar risiko supaya dapat membayar beberapa kerugian dari
yang dipertanggungkan.
b. Itikad Baik
Dalam melakukan kontarak asuransi, pihak penaggung perlu menjelaskan secara lengkap hak
dan kewajibannya selama masa asuransi. Selain itu yang harus diperhatikan adalah perlakuan
dari penanggung pada saat benar-benar ada risiko yang menimpa tertanggung. Pihak penanggung
harus konsisten terhadat hak dan kewajiban yang dicantumkan dalam kontrak (polis) termasuk
batasan-batasan yang ada sehingga jelas apabila ada risiko yang tidak ditanggung oleh asuransi.
Kewajiban dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure.
c. Indemnity
Mekanisme penanggung untuk mengkompensasi yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi
financial. Prinsip Indemnity tidak dapat dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan kematian.
Indemnity ini dapat dilakuakn dengan beberapa cara, yaitu pembayaran tunai, penggantian,
perbaikan, dan pembangunan kembali.
d. Proximate Cause
Suatu sebab aktif, efisien yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau
berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu
sumber baru dan independent.
e. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang teleha memeberikan ganti rugi kepada
tertanggung. Untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya
mengalami suatu peristiwa kerugian.
f. Kontribusi
Prinsip ini merupakan akibat wajar dari prinsip indemnity yaitu, penanggung berhak mengajak
penanggung-penanggung lain yang memilki kepentingan yang sama untuk ikut bersama
membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing
belum tentu sama besar.
E. Polis Asuransi
Polis Asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian asuransi. Polis memegang peranan penting dalam menjaga konsistensi pertanggung-
jawaban, baik pihak penanggung maupun tertanggung. Dengan memilki polis asuransi, pihak
tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin
dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. Polis tersebut merupakan bukti
otentik yang dapat digunakan untuk mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan
tanggung jawabnya. Polis asuransi juga berfungsi sebagai bukti pembayaran premi kepada
penanggung.
Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut :
Nomor polis
Nama dan alamat tertanggung
Uraian risiko
Jumlah pertanggungan
Besar premi, bea materai, dan lain-lain
Bahaya-bahaya yang dijaminkan
Khusus untuk polis pertanggungan kendaraaan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor
rangka (chasis), dan nomor mesin kendaraan.
F. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa
pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi sangat tergantung pada
faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat resiko dan jumlah nilai pertanggungan.
Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan
didalam polis asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat bulanan, triwulan, semesteran, atau
tahunan.
G. Penggolongan Asuransi
Menurut sifat pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata mata dilakukan atas kesadaran
seseorang akan kemungkinan terjadinya resiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan
tersebut, missal : asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor dan
sebagainya.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak - pihak terkait yang
pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundangan -undangan yang ditetapkan oleh
pemerintah, misalnya : asuransi tenaga kerja, asuransi kecelakaan dan sebagainya.
o Asuransi kebakaran adalah asuransi yang diakibatkan karena kejadian yang tidak disengaja,
misalnya : petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat.
o Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine insurance) penanggung atau
perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya
kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran.
o Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi
kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain : asuransi kendaraan bermotor,
asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan
sebagainya.
3. Reasuransi (reinsurance)
Pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan dari asuransi. Reasuransi
sebagai sistem penyebaran risiko dimana penaggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang dututupnya kepada penaggung yang lain. Pihak tertanggung
disebut ceding company, dan penanggung adalah reasuradur. Dalam menjalankan usaha,
ada kemungkinana perusahaan asuransi menanggung risiko yang lebih besar dari kemampuan
financialnya. Untuk mengatasi penyebaran risiko, dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu :
koasuransi dan reasuransi. Koasuransiadalah pertangunggan yang dilakukan secara bersama
atas suatu objek asuransi. Sedangkan Reasuransi adalah proses untuk mengasuransikan
kembali pertanggung jawaban pada pihak tertanggung.
Dalam hal ini yang yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahann asuransi tersebut, baik
asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi.
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagaian besar atau bahkan 100 persenoleh pemerintah
Kepemilikan saham sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional, sehingga siapa siapa yang paling
banyak memiliki saham, maka memiliki suara terbanyak dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Perusahaan jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah merupakan cabang dari negara
lain dan jelas kepemilikannyapun dimiliki oleh 100 persen pihak asing
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional dengan
pihak asing
- Fungsi Reasuransi
Meningkatkan kapasitas akseptasi. Penanggung dapat meningkatkan akseptasi sehingga
pemasukan asuransi bisa memperbesar jumlah nilai pertanggungan.
Alat penyebaran risiko. Dengan adanya mekanisme ini, akan tertanggulangi adanya
kemungkinan dalam jumlah yang sangat besar.
Meningkatkan stabilitas usaha. Dengan penyebaran risiko ke perusahaan asuransi lain, maka
kekhawatiran akan adanya kegagalan usaha semakin kecil.
Meningkatkan kepercayaan. Reasuransi menambah keprcayaan bagi tertanggung karena
kemungkinan risiko yang dialami mendapat jaminan dari perusahaan asuransi.
- Reasuransi dapat dilakukan dengan berbagai cara :
b. Usaha Penunjang
o Pialang Asuransi
Usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.
o Pialang Reasuransi
Usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi reasuransi, dewan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
o Penilai Kerugian Asuransi
Usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yanag
dipertanggungkan.
o Konsultan Aktuaria
Usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.
o Agen Asuransi
Pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas
nama penanggung.
-Menurut the chartered Insurance Institut, London
Asuransi Kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda yang memiliki risiko
atau bahaya kebakaran, kecurian, tenggelam dilaut. Misalnya asuransi kebakaran, pengangkutan,
penerbangan, kecelakaan.
Reasuransi (Reinsurance)
J. Asuransi Kredit
Dalam hal ini, asuransi yang dikaitkan dengan dunia perbankan dan lebih dititikberatkan pada
asuransi jaminan kredit merupakan bidang asuransi kerugian (general insurance) yang
meliputi :
Asuransi kebakaran (fire insurance)
Asuransi pengangkutan laut (marine insurance)
Asuransi kendaraan bermotor (motor vehicle insurance)
Oleh karena itu, asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di
bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang bergerak dan
tidak bergerak yang sewaktu waktu dapat tertimpa resiko yang dapat mengakibatkan kerugian
bagi pemilik barang dan bank sebagai pemilik kredit.
Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kredit (bank, lembaga keuangan)
kepada nasabahnya. Sejak kredit diberikan kepada nasabah, pemberi kredit oleh nasabah atau
tidak diperolehnya kembali kredit tersebut dari nasabah sehingga pemberi kredit menderita
kerugian. Untuk melindungi diri dari kemungkinan kerugian tersebut, pemberi kredit menutup
asuransi atas kredit yang diberikannya kepada nasabah. Dalam asuransi kredit, tertanggung
adalah pemberi kredit (bank, lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah
resiko kredit di mana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya ( yang
umumnya terdiri atas para pengusaha).
AIA Financial
Berdiri tahun 1983. Sempat berganti nama dari PT Asuransi Lippo Jiwa Sakti
menjadi Lippo Life, kemudian AIG Lippo dan Setelah 80% sahamnya dimiliki American
International Assurance, berubah nama menjadi AIA Financial.
Allianz
Merupakan cabang dari Allianz SE Jerman, yang merupakan salah satu perusahaan
asuransi terbesar di dunia. Masuk di Indonesia sejak tahun 1981. Bergerak pada bidang
asuransi jiwa, kesehatan, employee benefit, serta dana pensiun dan saving.
Avrist
Berdiri sejak 1975, PT Avrist Assurance (Avrist) adalah perusahaan asuransi jiwa patungan
multinasional pertama di Indonesia, yang menyediakan program asuransi jiwa, asuransi
kecelakaan dan kesehatan, asuransi jiwa kredit dan pensiun, baik untuk perorangan
maupun kelompok, termasuk produk-produk asuransi jiwa berbasis syariah/takaful,
melalui beragam saluran distribusi.
Axa Mandiri
Merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan AXA Group.
Jika anda nasabah Bank Mandiri mungkin sudah pernah ditawarkan asuransi ini.
Bumiputera 1912
Merupakan salah satu perusahaan asuransi paling tua di Indonesia. Sesuai namanya,
didirikan pada tahun 1912. yang menarik dari asuransi ini adalah prinsip mutual share yang
mereka pegang, dimana setiap pemegang polis adalah pemilik perusahaan.
CIGNA
Asuransi CIGNA berdiri di Indonesia sejak tahun 1990. Merupakan cabang dari
perusahaan asuransi CIGNA Group yang bermarkas di connecticut, Amerika Serikat.
Jiwasraya
PT Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di
sektor asuransi. Perusahaan ini didirikan pada 31 Desember 1859 dengan nama
Nederlandsche Indische Levenverzekering en Lijvrente Maatschappij (NILLMIJ) dan
merupakan perusahaan asuransi jiwa pertama yang didirikan di Indonesia.
Manulife
Perusahaan asuransi ini adalah cabang dari Manulife Financial yang merupakan salah
satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di dunia yang diukur berdasarkan kapitalisasi
pasar. Manulife saat ini memiliki sekitar 26.000 karyawan di seluruh dunia. Di Indonesia
perusahaan ini berdiri sejak tahun 1985.
Prudential
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)
merupakan bagian dari Prudential plc, group jasa keuangan ritel berbasis di London,
Inggris. Pada tahun 2011, unit asuransi jiwa dari Prudential dinobatkan sebagaiperusahaan
asuransi terbaik oleh majalah investor untuk perusahaan dengan aset diatas 10 trilyun.
Sinar Mas
Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan anak perusahaan dari perusahaan Sinar Mas Group
yang didirikan pada tanggal 27 Mei 1985. Pada pertama kali berdiri, dinamakan PT.
Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian pada tahun 1991 baru berubah menjadi PT.
Asuransi Sinar Mas.
b. Polis asuransi : Bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak pihak yang mengadakan
perjanjian.
c. Surat kuasa khusus : Surat yang ditujukan pemberi kuasa untuk penerima kuasa untuk
menarik dana polis asuransi, mengubah atau memperpanjang polis asuransi atas nama
pemberi kuasa secara penuh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lembaga ini perlu dikaji mulai dari jenis-jenis, manfaat, penggolongan, contoh
perusahaan dan terakhir tata cara pendirian perusahaan asuransi. Hal ini diperlukan agar kita
dapat mengerti dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari. Asuransi sangat
bermanfaat bagi kita dan perusahaan diantarnya dapat memberikan rasa aman, perlindungan serta
dapat membanrtu kegiatan usaha kita.
Saran
Asuransi sebagai jasa yang cukup vital dimasa yang akan datnag bagi individu maupun
kolektif diharapkan dapat berperan maksimal bagi masyarakat , sehingga akan membantu
kemungkinan adanya kerugian akibat musibah yang terjadi. Demi terwujudnya hal tersebut
perusahaan asuransi juga diharapkan dapat berprilaku jujur, bersih, dan transparan kepada pihak
klien/nasabah/tertanggung. Selain itu tanggung jawab dan komitmen yang tinggi dari pihak
penanggung jaminan sangat diperlukan. Sayangnya masih banyak perusahaan asuransi yang
tidak bersikap arif di Indoneisa. Oleh karenanya, diperlukannya pengawasan baik dari
pemerintah maupun masyarakat agar pelayanan jasa asuransi dapat berjalan dengan baik
sehingga mampu mengurangi masalah perekonomian di Indonesia.
.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, SE., MM. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya edisi 6. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 1999.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro edisi 4. Jakarta :
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain edisi 2. Jakarta :
Salemba Empat, 2006.
ASURANSI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui kata asuransi bukanlah hal yang baru dipendengaran
kita. Tetapi pemahaman terhadap asuransi itu sendiri secara mendalam, masyarakat belum
mengenal dan mengetahuinya. Yang masyarakat umum tau tentang asuransi hanyalah sebagai
jaminan dan ketergantungan pertolongan kepada orang lain bahkan seringkali menyebutkan
asuransi itu haram untuk masnyarakat yang awam. Padahal arti dan peran sesungguhnya didalam
asuransi ini sangatlah baik dan memberikan manfaat diantara kedua belah pihak, baik perusahaan
asuransi maupun nasabahnya.
Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan dalam urusan,
karena dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk menghadapi risiko yang akan
datang dimasa datang, dan juga memudahkan kita dalam menghadapi urusan jika sewaktu
waktu terjadi musibah atau bencana kita tak dipusingkan dengan pembebanan risiko atau pun
kerugian karena telah ada perusahaan yang akan menanggung semua itu sesuai perjanjian yang
telah dibuat sebelumnya.
Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan perusahaan yang berjalan dibidang
asuransi ini, tinggal kita memilah dan memilih asuransi mana yang akan kita ambil sesuai
dengan kebutuhan dan keuangan kita. Untuk bisa memilih dan memilah asuransi tersebut, maka
diperlukan pengetahuan yang cukup tentang pengertian dasar dasar asuransi. Maka dari itu
penulis bermaksud menuliskan pengetahuan tentang dasar dasar pengetahuan tentang asuransi
yang akan dibahas dalam bab 2 tentang pembahasan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa dasar tentang asuransi, yang akan dibahas
diantaranya yaitu :
1. Pengertian asuransi.
2. Jenis jenis asuransi.
3. Keuntungan asuransi.
4. Jenis jenis risiko.
5. Prinsip prinsip asuransi.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisi. Setiap ramalan
yang dilakukan tidak akan lepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab
melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh dengan ketidak pastian bahkan
untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar
jika terjadinya sesuatu dimasa yang akan datang hanya dapat direka reka semata.
Risiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit
atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang dihadapi dapat berupa
risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau risiko lainnya. Oleh karena itu,
setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang
lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan datang, seperti risiko
kehilangan , risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau risiko lainnya, maka
diperlukna perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang
mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan
maupun bada usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang
melakukan usaha pertanggungan terhapad risiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.[1]
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara mengalihkan /
mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini adalah kepada
perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-
prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.[2]
Di Indonesia pengerian Asuransi menurut Undang Undan No 1 Tahun 1992 tentang
Usaha Asuransi adalah sebagai berikut :
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko
disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan : ini adalah
sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang
dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung untuk risiko yang ditanggung disebut "premi".
Ini biasanya ditentukan oleh penanggung untuk dana yang bisa diklaim di masa depan,
biaya administratif, dan keuntungan.
C. Keuntungan Asuransi
Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti pemahamannya
terhadap menabung konvensional baik di bank umum maupun bank syariah. Padahal dari sisi
mengelola keuangan, dengan berbagai bentuk jasa asuransi, sama-sama menertibkan dalam hal
mengelola keuangan terutama untuk pos-pos tertentu yang sifatnya darurat. Sekalipun
manajemen asuransi terus meningkat dan berbagai macam asuransi disediakan oleh perusahaan
asuransi besar, image di masyarakat tentang perusahaan asuransi tidak salamanya positif.
Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan asuransi misalnya saja menggadaikan
nyawa kepada lembaga, ini untuk jenis asuransi kesehatan atau kecelakaan. Susah mengurus
klaim, ini untuk hampir seluruh jenis asuransi. Padahal yang terakhir ini hanya gara-gara data
yang tidak valid atau kelengkapan administrasi yang tidak bisa dipenuhi.
Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan demikian keuntungan
asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu dipahami. Dengan demikian, budaya
asuransi masih belum terlalu akrab di tengah masyarakat Indonesia. Kalaupun telah memiliki
pemahaman bahwa yang namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu
mempersiapkan dana khusus sebagai persiapan menanggalungi keadaan darurat, masih banyak
yang berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut dalam bentuk tabungan dan membeli emas
bukan dalam bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa misalnya.
Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat Indonesia terhadap
berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki perekonomian
yang kurang stabil. Sehingga mereka lebih banyak memilih untuk membelanjakan uang mereka
guna membeli kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain yang dianggap kurang penting atau
untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatnya darurat. Memang tidak bisa dipungkiri dengan masih
terbatasnya penghasilan, masyarakat Indonesia masih sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan.
Sehingga masih berkutat dalam mengatasi kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer
dan sekunder semata. Dan pengertian kebutuhan primer dan sekunder juga dipahami dalam arti
sempit.
Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat, sebenarnya program
asuransi ini termasuk kebutuhan primer. Karena itulah tidak perlu heran sekalipun
mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini, namun pandangan sebagian masyarakat
Indonesia asuransi sama saja dengan membuang uang. Selain itu ada pandangan dari masyarakat
yang menganggap bahwa asuransi adalah haram. Sebab, dengan asuransi itu dianggap sama
halnya dengan mengandalkan keselamatan dan menggadaikan diri pada sesama manusia.
Padahal, pandangan seperti itu sebenarnya keliru. Karena pada dasarnya asuransi bukan
membuang uang atau mengandalkan masalah keselamatan pada sesama manusia.
Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan resiko sesuatu
pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau bencana, yang akan
mengganti semua kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan
mendapatkan ganti rugi atas semua hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi
tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi tidak
perlu bingung seperti sering dialami masyarakat, terutama ketika uang dalam bentuk tabungan
atau barang berharga tidak cukup.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan atau
menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak segampang mencairkan
uang di dalam tabungan atau menjual barang berharga seperti emas. Untuk mengajukan klaim
kepada perusahaan asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang sebenarnya sejak awal
sudah disepakati. Hal ini terutama sebagai salah satu langkah mengatasi berbagai cara orang
jahat yang memanfaatkan proses klaim asuransi ini. Dengan demikian ketika persyaratan
administrasi telah terpenuhi, perusahaan asuransi akan dengan mudah melaksanakan berbagai
klaim yang diajukan oleh para nasabah. Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja
dengan perusahaan lain secara langsung, seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik
kesehatan untuk jenis asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah
asuransi kesehatan mengalami keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah
sakit atau klinik kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi setelah melayani nasabah asuransi tersebut.
Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing masing pihak adalah sebagai berikut.
1. Bagi nasabah
Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena kurangnya
pengetahuan mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah stigma tradisional yang
menyebabkan seseorang sudah merasa apriori pada kata asuransi. Beberapa stigma negatif
seperti telah disebutkan sebelumnya semakin diyakini sebagai sebuah kebenaran ketika pihak
perusahaan asuransi sendiri misalnya tidak memberikan edukasi secara jelas dan tepat. Terlepas
dari itu semua, beberapa keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika menjadi
nasabah perusahaan asuransi antara lain :
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d. Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e. Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f. Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.
g. Memudahkan urusan.
2. Bagi perusahaan asuransi
a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat surat berharga.
A. Latar Belakang
Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung
apabila terjadi resiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan
tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan
risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi masyarakat maupun
perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang telah diusung oleh
lembaga keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program
asuransi syariah.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca berupa :
1. Pengetahuan mengenai seluk beluk asuransi.
2. Pemahaman mengenai asuransi syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian
keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Berikut adalah beberapa definisi asuransi
menurut beberapa sumber :
1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang penanggung
mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
2. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
3. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun dana besar,
yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat bagi masyarakat yang
berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi
atas kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya (fortuitious event).
B. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian
yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung
(insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara
tertanggung dan penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai pertanggungan dan premi
yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat
faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai
pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah
pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar
oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak
penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai
dengan perjanjian kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan
imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh
berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).
Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan kehidupan perekonomian
di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan,
antara lain:
1. Menghindari risiko (risk avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul sebelum kita
melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin timbul kit bisa menetukan
apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita hentikan.
2. Mengurangi risiko (risk reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
3. Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan
karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak
sadar akan usaha menahan risiko ini.
4. Membagi risiko (risk sharing)
Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
5. Mentransfer risiko (risk transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban
risiko.
D. Prinsip Asuransi
1. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko yang
berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang
dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest:
Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya.
Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta yang
memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi penanggung.
Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suaatu
kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan
akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.
Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan
dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis.
3. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang menimpa
tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti nyawa yang hilang atau
anggota tubuh yang rusak atau cacat karena indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial.
4. Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu persitiwa secara berantai atau
berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber
baru dan independent.
5. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung
untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa
kerugian.
6. Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain yang memiliki kepentingan
yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah
tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.
E. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara edua belah pihak mendapatkan
kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor
rangka, dan nomor mesin kendaraan.
F. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa
pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi tergantung pada faktor-faktor
yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu
pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan dalam polis asuransi.
G. Penggolongan Asuransi
1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-mata dilakukan atas
kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang
dipertanggungkan.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang pelakasanaannya
dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedala kedua
asuransi diatas, missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain
sebagainya.
Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang kunci
Asuransi jiwa kelompok (group life insurance) : Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa
ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-
masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance) : Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan
jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah
pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.
3) Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi.
Reasuransi adalah suatu system penyebaran risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau
sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Penyebaran risiko
tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi. Sedangkan reasuransi
adalah proses untuk untuk mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada pihak tertanggung.
Fungsi reasuransi adalah :
Meningkatkan kepercayaan.
Treaty dan facultative reinsurance : Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah
pertanggungan yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima
jumlah yang ditawarkan.
b. Usaha Penunjang
Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung.
Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penetapan
reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan
perusahaan asuransi.
Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian
pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran
jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
Asuransi kecelakaan
Asuransi jiwa
Anuitas
Asuransi industri
Reasuransi (reinsurance)
2. Izin usaha
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan pendirian selesai, dimana izin
usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi.
J. Asuransi Kredit
Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di bidang perkreditan yang
selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-
waktu dapat tertimpa risiko yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank
sebagai pemberi kredit.
Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada nasabahnya. Untuk melindungi diri
dari kemungkinan nasabah yang tidak dapat mengembalikan kredit, pemberi kredit menutup asuransi
atas kredit tersebut. Dalam asuransi kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit
(bank dan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah risiko kredit di
mana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya (yang umumnya terdiri atas para
pengusaha). Asuransi kredit bertujuan :
1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit yang diberikan
kepada para nasabahnya.
2. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit perbankan maupun
kredit lainnya diluar perbankan.
Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat membantu para nasabahnya dalam
menyediakan modal untuk mengembangkan usahanya. Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia
dipercayakan oleh pemerintah kepada PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor
pusat di Jakarta, di mana yang menjadi tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bank-bank
swasta, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan oleh
PT Askrindo, bank membayar premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank,
tetapi dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi tersebut kepada nasabahnya yang
memperoleh kredit. Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan nasabahnya, tetapi bank
pemberi kredit.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/
menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika
terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini
hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi
yang diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong menolong atau saling
membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun prinsip dasarnya adalah dasar
syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin kebersamaan dalam
meringankan bencana yang dialami peserta. Prinsip ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al
Maidah ayat 2, yang artinya : "Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan
jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan"
1. Surat Yusuf :43-49 Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi
menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan.
2. Surat Al-Baqarah :188 Firman Allah ...dan janganlah kalian memakan harta di antara kamu
sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa urusan harta itu kepada hakim
yang dengan maksud kalian hendak memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa,
padahal kamu tahu (al:Baqarah:188)
3. Al Hasyr:18 Artinya :Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan
bertaqwalah kamu kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang engkau
kerjakan.
3. Sumbangan (tabarru) sama dengan hibah (pemberian) oleh karena itu haram hukumnya
ditarik kembali. Kalau terjadi peritiwa, maka diselesaikan menurut syariat.
4. Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang telah ditentukan harus disertai
dengan niat membantu demi menegakkan prinsip ukhuwah.
5. Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan tujuan supaya ia
mendapat imbalan yang berlipat bila terkena suatu musibah. Akan tetapi ia diberi uang
jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut ijin yang diberikan oleh jamaah.
6. Apabila uang itu akan dikembangkan maka harus dijalankan menurut aturan syari.
N. Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi Syariah
Dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu pemindahan risiko dari
peserta/tertanggung ke perusahaan/ penanggung sehingga terjadi pula transfer of fund yaitu
pemindahan dana dari tertanggung kepada penanggung. Sebagai konsekuensi maka kepemilikan dana
pun berpindah, dana peserta menjadi milik perusahaan ausransi.
Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Akad (Perjanjian)
Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang melakukannya harus jelas secara hukum
ataupun non-hukum untuk mempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini dan masa
mendatang. Akad dalam praktek muamalah menjadi dasar yang menentukan sah atau tidaknya suatu
kegiatan transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat menentukan di dalam praktek asuransi
syariah. Akad antara perusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad jual beli (tadabuli)
atau tolong menolong (takaful).
Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atau perjanjian jual beli. Syarat
sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas adanya penjual, pembeli, harga, dan barang yang
diperjual-belikan. Sementara itu di dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional
hanya memenuhi persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Sedangkan
untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi yang harus dibayarkan oleh
peserta asuransi utnuk mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu
kapan kita meninggal. Perusahaan akan membayarkan uang pertanggunggan sesuai dengan
perjanjian, akan tetapi jumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta tidak jelas tergantung usia.
Jika peserta dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta baru sekali
membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan demikian menurut pandangan
syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal berapa besar yang akan dibayarkan
oleh pemegang polis (pada produk saving) atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis
(pada produk non-saving).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama salaf ternama dalam kitabnya "Majmu Fatwa"
menyatakan bahwa akad dalam Islam dibangun atas dasar mewujudkan keadilan dan menjauhkan
penganiayaan. Harta seorang muslim yang lain tidak halal, kecuali dipindahkan haknya kepada yang
disukainya. Keadilan dapat diketahui dengan akalnya, seperti pembeli wajib menyatakan harganya dan
penjual menyerahkan barang jualannya kepada pembeli. Dilarang menipu, berkhianat, dan jika
berhutang harus dilunasi. Jika kita mengadakan suatu perjanjian dalam suatu transaksi bisnis secara
tidak tunai maka kita wajib melakukan hal-hal berikut: I% Menuliskan bentuk perjanjian (seperti
adanya SP dan polis). I% Bentuk perjanjian harus jelas dimengerti oleh pihak-pihak yang bertransaksi
(akad tadabuli atau akad takafuli). I% Adanya saksi dari kedua belah pihak. I% Para saksi harus
cakap dan bersedia secara hukum jika suatu saat diminta kewajibannya. (Penulis simpulkan dari
firman Allah SWT, surat al-Baqarah ayat 282).
2. Gharar (Ketidakjelasan)
Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya tersembunyi dalam pandangan
kita dan akibat yang paling kita takuti.
Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak adanya batas waktu
pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia
seseorang berada di tangan Yang Mahakuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi
ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untung secara
materi. Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa
rugi secara financial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama masing-
masing pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah
pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para
ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.
Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niat tolong-menolong
sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan mendapat musibah. Mekanisme ini oleh para ulama
dianggap paling selamat, karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang
gharar.
Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi (transfer of fund).
Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul adalah milik peserta (shahibul mal) dan
perusahaan asuransi syariah (mudharib) tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan.
Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah sangat dianjurkan dalam
agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan Allah, sebagaimana
digambarkan dalam hadist Nabi SAW,"Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan
memenuhi hajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).
Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving maka dana yang dititipkan oleh
peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru terdapat pula unsur dana tabungan yang
digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian
syariah menggunakan dana tabarru karena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi akan dibagikan
kepada peserta sesuai dengan akad awal. Jika peserta mengundurkan diri maka dana tabungan
beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.
4. Maisir (Judi)
Allah SWT berfirman dalam surat al-Maidah ayat 90,"Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya
khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan."
Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapat unsur gharar yang
pada gilirannya menimbulkan qimar. Sedangkan al qimar sama dengan al maisir. Muhammad Fadli
Yusuf menjelaskan unsur maisir dalam asuransi konvensional karena adanya unsur gharar, terutama
dalam kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode
akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, maka ahliwaris akan menerima
sejumlah uang tertentu. Pemegang polistidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan
asuransi konvensional membayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan
yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil risiko oleh perusahaan yang bersangkutan.
Muhammad Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil asuransi itu tidak
dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya
klaim yang dibayar. Sebab keuntungan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak
/sedikitnya klaim yang dibayarkannya.
5. Riba
Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan bunga, yang berarti
selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan saat perhitungan kepada peserta,
dilakukan dengan menghitung keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu pada
peraturan pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan
menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Begitu
pula dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan
pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.
Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat Islam dengan sistem
mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas
Syariah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat 130,"Hai orang-orang yang beriman
janganlah kamu memakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah kepada
Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan." Hadist, "Rasulullah mengutuk pemakaian riba,
pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya seraya bersabda kepada mereka semua sama."(HR
Muslim)
6. Dana Hangus
Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta karena suatu sebab
tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa reversing period. Sementara ia telah beberapa
kali membayar premi atau telah membayar sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana
yang telah dibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non-saving atau
asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang dibayarkan akan
hangus dan menjadi milik perusahaan.
Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akan menimbulkan ketidakadilan
dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan karena suatu
hal. Di satu sisi peserta tidak punya dana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan
dana yang sudah masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip
muamalah melarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara ( tidak ada yang merugikan dan
dirugikan).
Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus, karena nilai tunai telah
diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk karena satu dan lain
hal mengundurkan diri maka dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali
sebagian kecil dana yang dniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan). Hal yang sama berlaku
pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidak terjadi klaim, maka asuransi
syariah akan membagikan sebagian dana/premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30
sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad). Jadi premi yang dibayarkan pada awal tahun masih
dapat dikembalikan sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil
investasinya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi.
Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk
mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau
rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan
ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga
yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengalihan Resiko
b. Penghimpun Dana
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi,
yaitu insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity,
subrogation dan contribution.
Insurable interest
Proximate Cause
Indemnity
Subrogation
Contribution
a. Penjelasan TERM
- Anda pernah tahu tentang Asuransi Mobil atau Motor? Atau mungkin
asuransi kesehatan? Nah biasanya asuransi jenis term ini banyak dibeli
oleh orang, karena pembayaran preminya murah dan mendapatkan
manfaat yang besar. Dengan kata lain, bayar sedikit, dapatnya banyak,
tapi kalau tahun itu tidak digunakan asuransinya dan tidak terjadi klaim,
maka uang yang kita setorkan akan hangus. Dari fakta itu, kita bisa lihat,
tidak adanya unsur tabungan dalam asuransi jenis ini, jadi istilahnya kita
membeli jaminan keamanan kita dalam waktu 1 tahun atau jangka
tertentu. Sama dengan kita bayar asuransi perjalanan, waktu mau naik
pesawat ditagih sejumlah uang, setelah turun pesawat dengan selamat,
kontraknya selesai. Karena tidak ditentukan masa pembayaran preminya,
maka setiap tahun, preminya akan bertambah sesuai dengan
bertambahnya usia tertanggung.
b. Penjelasan Wholelife
- Wholelife, berarti seumur hidup. Jenis Asuransi ini melindungi
tertanggung hingga akhir usia, biasanya ditanggung sampai umur 99
tahun. Dan hebatnya! masa pembayaran premi ditentukan dari awal, tidak
mungkin ada perpanjangan dalam masa pembayaran premi. Kalau dipilih 5
tahun, ya lima tahun bayarnya, kemudian seumur hidup tidak akan ditagih
lagi, kapan pun kita meninggal dunia, kita tetap bisa klaim Uang
Pertanggungan yang telah kita rencanakan. Karena sistemnya menabung,
maka mulai tahun kedua polis ada nilai tunai yang terbentuk, di tahun
tertentu nilai tabungan bisa diambil sampai dengan 80%. Keren ga?
Disamping proteksi tetap jalan terus, tabungan juga ada, tapi nilai tunai
tidak banyak dibandingkan nilai PROTEKSI.
c. Penjelasan Endowment
- Endowment, ini adalah asuransi jiwa dengan nilai tabungan yang lebih
besar. Pada tahun-tahun tertentu nilai tabungan bisa ditarik sesuai
dengan program. Biasanya jenis asuransi ini dikenal dengan asuransi
pendidikan atau asuransi dana pensiun. Asuransi pendidikan ditentukan
kapan uangnya bisa diambil untuk biaya sekolah anak tersayang. Sistem
Endowment ini, tabungan yang berbonus asuransi jiwa, jika terjadi
sesuatu pada saat menabung, maka kita mendapatkan Uang
Pertanggungan sebagai santunan kematian, tetapi pada saat terjadi
kewajiban membayar klaim, perusahaan Asuransi tetap membayar klaim
tersebut sampai selesai kontraknya. Biasanya premi yang ditawarkan jauh
lebih besar daripada jenis TERM dan Wholelife.
Sudah pasti, di dalam asuransi jenis Unit Link, tidak mempunyai nilai tunai
yang dijamin, bahkan perusahaan yang mengeluarkan polis asuransi
tersebut, tidak bisa menjanjikan nilai tunai yang didapatkan pada tahun X.
Lain halnya asuransi tradisional, di dalam polisnya jelas-jelas tercantum
nilai tunai yang dijamin dan didapatkan pada tahun X.
Unit Link, menanggung biaya Asuransi jiwa yang jenis TERM, maka tiap
tahun biaya tersebut akan naik seiring bertambahnya usia, dan nilai tunai
yang terbentuk akan dipotong biaya asuransi dan biaya administrasi
lainnya.
a. Asuransi Kesehatan
Ini adalah jenis asuransi yang paling banyak ditemui. Anda mungkin
secara tidak sadar sudah memiliki asuransi jenis ini. Asuransi ini bisa
dibeli secara langsung melalui agen asuransi, maupun diberikan sebagai
bagian fasilitas kesehatan ditempat kerja.
b. Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa mungkin tidak terlalu populer di masyarakat Indonesia.
Sebagian orang mengatakan kalau umur itu kan di tangan Tuhan?
Ini adalah jenis asuransi jiwa yang memiliki jangka waktu tertentu, misal
1, 5 atau 10 tahun. Ciri-ciri asuransi term life biasanya uang setoran premi
akan hangus di akhir periode. Kayaknya sayang kalo hangus? Tapi jangan
lupa, nilai uang pertanggungan untuk term life jauh lebih besar.
c. Asuransi Pendidikan
Merupakan jenis asuransi yang melindungi pendidikan putera-puteri anda.
Biasanya asuransi ini bisa digabungkan dengan asuransi jiwa.
1. Asuransi Pensiun
2. Asuransi Rumah
3. Asuransi Mobil
4. Unit Link
5. Asuransi Syariah
Penjelasan Menurut sumber lain :
Asuransi bukanlah hal yang aneh dalam masyarakat kita dan memang
merupakan suatu hal yang banyak berkaitan dengan segala kegiatan
sehari-hari bahkan tanpa kita sadari, contohnya ketika kita berpergian
menggunakan bus antar kota yang biasanya dalam tiket yang kita beli
sudah termasuk asuransi.
a. Asuransi Kesehatan
Jenis asuransi seperti ini tampaknya adalah yang paling banyak digunakan
mengingat jaman sekarang ini biaya untuk berobat dan rumah sakit
sangatlah mahal, oleh karena itu jenis asuransi ini sangat saya anjurkan
terutama untuk selluruh keluarga atau yang mempunyai pekerjaan yang
beresiko tinggi, karena jika suatu saat kita membutuhkan pelayanan
medis maka asuransi ini dapat memperingan beban biaya.
b. Asuransi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan ini
walaupun dalam kenyataannya pendidikan itu adalah hal yang mahal. Jika
kamu merasa pendapatan dimasa yang akan datang tidak akan mencukupi
biaya pendidikan anak-anak kamu maka sebaiknya segera memikirkan
untuk mengikuti asuransi jenis ini.
d. Asuransi Jiwa
Wah tampaknya kalau yang satu ini mungkin adalah jenis asuransi yang
memang sudah lama kita kenal dan merupakan asuransi yang paling
lumrah dan banyak digunakan, asuransi ini sendiri menjamin kita dan
keluarga secara finansial dari kemungkinan terburuk seperti kematian dan
kecelakaan.
Jenis asuransi di atas tadi bisa menjadi referensi yang berguna jika kamu
memang berencana mengikuti salahsatunya maka kamu harus segera
mencari informasi yang lengkap, dan saya ingatkan untuk lebih hati-hati
dan cermat dalam memilih asuransi yang benar-benar cocok dan kamu
butuhkan.
a. Asuransi Kerugian
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan),
kepentingan keuangan (pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan
asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan).
b. Asuransi Jiwa
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang
yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan
oleh risiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan
terjadinya), risiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan
kapan terjadinya, tetapi tidak pasti berapa lama) dan risiko kecelakaan
(yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak mustahil terjadi). Kerjasama mana
dikoordinir oleh perusahaan asuransi, yang bekerja atas dasar hukum
bilangan besar (the law of large numbers), yang menyebarkan risiko
kepada orang-orang yang mau bekerjasama. Yang termasuk dalam
program asuransi jiwa seperti : asuransi untuk pendidikan, pensiun,
investasi, tahapan, kesehatan.
c. Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan
pemerintah berdasarkan UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah
menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan komersial.
Kriterianya sbb:
1. Nilai ekonomis yakni suatu nilai dimana hasil pendapatan setahun kita
rata-ratakan dalam setiap bulannya, atau bagi seorang pegawai adalah
besarnya gaji bersih yang dibawa pulang kerumah. Untuk kepentingan UP
fokus kita hanya pada nilai ekonomis bukan cukup atau tidaknya gaji
tersebut.
2. Adanya individu selain kita sendiri yang sangat bergantung dengan nilai
ekonomis tersebut, misal istri, suami, anak, kakak, adik atau orang tua
yang sudah pensiun.
Jadi sangatlah tidak layak jika kita membeli Asuransi Jiwa dengan kondisi:
1. Tidak adanya nilai ekonomis;
2. Tidak adanya orang lain yang bergantung kepada kita;
3. Tidak adanya sangkutan pinjaman utang,
Contoh:
Human Life Value: Rp 5 juta*12*5 =Rp 300 juta, ini berarti jika diambil
sebesar Rp 5 juta setiap bulannya akan bertahan selama 5 tahun untuk
biaya hidup jika sang ayang meninggal dunia (tanpa menghitung bunga
atau pertumbuhan dana).
Contoh:
3. Metoda Financial Needs Based Value, metoda ini lebih spesifik untuk
memproteksi kebutuhan financial dimasa mendatang misalkan dana
pendidikan. Dalam prakteknya untuk menghindari pembayaran premi yang
sangat besar maka metoda ini tidak bisa berdiri sendiri namun harus
dikombinasikan dengan investasi produk yang cocok untuk hal ini adalah
asuransi unitlink dimana pengembalian rata-ratanya diatas deposito.
metode ini tidak memproteksi penghasilan melainkan kebutuhan
keuangan dimasa mendatang.
Contoh:
Financial Needs Based Value: Contoh metoda ini untuk memproteksi biaya
pendidikan kelak jika sang ayah meninggal. Misalkan biaya pendidikan di
universitas sekarang adalah Rp 200 juta maka 9 tahun lagi biaya
pendidikan menjadi sekitar Rp 550 juta dengan perkiraan kenaikan 12
persen setiap tahunnya. Jadi UP untuk memproteksi biaya pendidikan
adalah sebesar Rp 550 juta atau kalau ingin lebih murah bisa dengan UP
Rp 275 juta dan membeli produk asuransi Unitlink yang sudah instrumen
investasi didalamnya .
adalah selama 20 tahun.Jadi jika saat ini usia Anda 30 tahun dan dalam
dan membeli polis untuk jangka waktu 20 tahun di usia 40 dengan UP yang
sampai dengan usia 60 tahun, pada usia 40 tahun Anda dapat membeli polis
Jadi pada saat Anda Membeli polis di usia 40 tahun pun preminya jauh lebih
Jangka Waktu Asuransi jiwa yang dibutuhkan : 35 tahun sampai dengan usia
60 tahun;
B. Membeli Polis B jangka waktu 20 tahun pada saat usia 40 tahun dengan
C. Membeli polis C jangka waktu 15 tahun pada saat usia 45 tahun dengan
kekurangan UP yang dibutuhkan 300 juta (2,7 Miliar 2,4 Miliar)
3. Rasio pembayaran biaya asuransi yang paling ideal untuk asuransi jiwa
dan kesehatan yang paling ideal adalah kurang dari 10% atau paling ekstrim
4. Apa yang harus saya lakukan jika pada saat ini saya tidak dapat
Jika Anda tidak dapat membeli polis asuransi dengan UP yang ideal, Anda
dapat membeli sesuai dengan kemampuan Anda untuk Polis asuransi jiwa
berjangka dengan batasan tidak lebih dari 10% penghasilan bulanan dan
pemeriksaan kesehatan.
Contoh : Jika Anda membutuh Polis dengan UP sebesar 3 Miliar dan usia Anda
saat ini adalah 30 tahun maka Anda dapat membeli pada 3 perusahaan
g. Premi asuransi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/deviazhar/9-perbedaan-asursyariah-dan-
konvensional
http://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/dsar-dasar-hukum-
asuransi/
http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-tentang-
asuransi.html
http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/makalah-tentang-
asuransi/
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-asuransi-umum-
tujuan.html
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/02/makalah-asuransi-
syariah.html
http://www.tugu.com/understanding-insurance/principles-of-
insurance.html
http://shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-asuransi.docx
http://asuransibinagriya.blogspot.com/2011/11/disamping-sebagai-
bentuk-pengendalian.html
https://www.google.com/?
gws_rd=ssl#q=perhitungan+asuransi+di+indonesia