Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
b. Perancangan bejana tekan mengacu pada ketentuan standar yang berlaku yaitu
ASME section VII Rules for Construction of Pressure Vessels.
c. Analisa tegangan pada bejana tekan menggunakan metode elemen hingga dengan
bantuan software, untuk pemodelan digunakan SolidWork 2010 dan analisa
ANSYS Workbench 12.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan secara ringkas mengenai latar belakang, tujuan
penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Dalam hal ini membahas dasar-dasar teori tentang pompa beserta
komponennya, sistem penyediaan air bersih, jenis dan material pipa yang digunakan,
instalasi pompa, tangki bawah tanah, dan dasar-dasar perhitungan yang didasarkan
hasil studi literatur dan jurnal.
BAB III : METODOLOGI PENELTIAN
Dalam hal ini akan dibahas mengenai penelitian yang akan dilakukan penulis
dan diagram alir urutan perancangan pipa air bersih.
BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam hal ini akan diuraikan mengenai analisa perhitungan perencanaan air
bersih dan kapasitas pompa. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pemilihan
kapasitas pompa, penentuan diameter pipa, perhitungan debit air, dan kapasitas tangki
bawah tanah.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan hasil dari analisa perhitungan dan saran- saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
3
Dalam beberapa industri dapat ditemui aplikasi sains yakni merubah suatu
material dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya baik secara kimia maupun secara
fisika. Proses demikian membutuhkan penanganan dan penyimpanan material-
materialnya dalam suatu tempat, tergantung sifat kimia dan fisika dari material
tersebut, serta pelaksanaan yang dibutuhkan untuk pembentukannya. Untuk
penenganan fluida-fluida tersebut membutuhkan tempat yang disebut Vessel.
Langkah pertama dalam mendesain vessel adalah pemilihan tipe yang
cocok untuk pelayanan proses yang diinginkan. Faktor terpenting dalam
pemilihan adalah lokasi dan fungsi vessel, sifat fluida, temperature dan tekanan
operasi serta proses.
4
yang diproduksi berdasarkan kontruksinya adalah jenis bejana tekan silinder
Torispherical head, yang digunakan sebagai Test Separator.
1. Shells
2. Heads
3. Flange
4. Katup (Valve)
5. Stud Bolt dan Gasket
6. Lifting Lugs
5
7. Saddle Plate
8. Lubang Lalu Orang dan Lubang Pembersih
9. Pelat Nama
Shell adalah berfungsi sebagai dinding dari bejana tekan. Pada proses
pembuatan shell, biasanya digunakan jenis bahan sesuai dengan kegunaan dari
bejana tekan tersebut saat di lapangan nanti.
Untuk jenis bahan yang diperlukan pada proses produksi shell digunakan
material tipe pelat SA 516 grade 70, yang merupakan suatu bentuk material standar
baja Amerika dengan tipe/nomor 516 memiliki tensile strength atau kekuatan tank
sebesar 70.000 Psi dan tekanan material pada suhu -20 sampai 650 F sebesar 17500
Psi. Tekanan desain (P) ditetapkan sebesar 82.737 bar atau 1200 Psi dengan
temperatur desain 150 F.
Material tersebut memiliki jumlah unsur paduan khusus < 8.0%. Baja
tersebut merupakan paduan dari unsur C-Mn-P-S-Si-Cb.
6
Salah satu cara pengukuran kekerasan adalah dengan metode Brinell.
Pengujian Brinell digunakan secara luas pada hasil-hasil pengecoran maupun
penempaan. Pengujian kekerasan Brinell menggunakan bola karbida berdiameter 10
mm atau 5 mm, sebagai penekan (indenter), yang diberikan gaya (beban = F) sebesar
500 sampai 3000 kg. Beban tersebut dipertahankan selama 10 - 15 second.
Untuk mendapatkan hasil pengujian yang baik, maka perlu dipersiapkan benda
uji dengan permukaan yang akan diuji dihaluskan dengan gerinda, dan pembacaan
diameter bekas penekanan (d) menggunakan kaca pembesar.
Untuk menghitung kekerasan bahan, digunakan rumus HB sebagaimana
tercantum pada gambar di atas. Pada alat penguji yang modern, pembacaan dapat
dilakukan langsung pada layar monitornya.
Radiografi adalah suatu pengujian tanpa merusak benda kerja, dalam hal ini
shell. Dimana pada proses ini menggunakan sinar X atau sinar yang mampu
menembus hampir semua logam kecuali Timbal dan material padat lainnya sehingga
dapat digunakan untuk melihat cacat atau ketidaksesuaian dibalik dinding metal
atau didalam bahan metal itu sendiri.
Sinar X berasal dari arus listrik yang bertegangan antara 100 - 500 K volt Peak.
dimana sinar X dapat dikendalikan dengan mengatur besar kecilnya arus. Demikian
juga pengarahannya sangat terfokus sehingga radiasinya tidak menyebar kemana-mana.
Sebaliknya pada sinar gamma (y) yang merupakan sinar jenis penyinaran
yang dilakukan pada bejana tekan yang dibahas, berasal dari Zat radioaktif
seperti iridium 192 yang biasa dikenal dengan isotop, pada saat melakukan proses
penyinaran sinar radiasinya menyebar kesegala arah sebagaimana sinar matahari,
Sehingga untuk mernfokuskannya hams dimasukkan kedalam kemasan khusus
yang terbuat dari timbal atau uranium yang lazim disebut dengan kamera dengan
bukaan tertentu. Dari bukaan inilah seberkas sinar radioaktif terpancar dan kemudian
dimanfaatkan untuk pengujian pada benda kerja. Pada prakteknya jarak yang biasa
7
diambil antara sumber penyinaran dengan benda kerja pada saat penyinaran
berlangsung ialah 40 inci atau setara dengan 1,016 m.
Pada fabrikasi Shell sendiri teknik radiografi adalah untuk mendeteksi cacat-
cacat konstruksi dan material akibat bawaan dari asli, pengaruh pekerjaan las serta
akibat dari pengoprasian peralatan.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Studi Literatur
Peralatan dan
Perlengkapan
Analisis Perhitungan
Kekuatan Bahan
Pemilihan Bahan
Selesai
9
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian di mulai pada tanggal 10 September sampai dengan 29 November
2017.
2. Tempat Penelitian Praktek Kerja Lapangan di laksanakan di PT. Grand Kartech
Rawabali dan PT. Prima Jabar Steel, dimana keduanya terletak di Pulo Gadung
Industrial Estate, Jakarta-Indonesia, dan di PT. Grand Kartech Karawang yang
terletak di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang-Indonesia.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti pada laporan ini yaitu shell pada pressure vessel (tangki
bejana tekan).
3.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah workshop PT. Grand Kartech.
2. Sampel
Berdasarkan populasi di atas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah PT. Grand Kartech, berupa tangki bejana tekan yaitu Test Separator.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Penulisan dalam laporan Praktek Kerja Lapangan ini menggunakan metode-
metode pengambilan data sebagai berikut :
1. Observasi (Eksperimental)
Metode pegumpulan data ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan
pelaksanaan kerja secara langsung di PT.Grand Kartech.
2. Interview
Dilaksanakan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
pembimbing lapangan serta karyawan-karyawan bagian Kontruksi , welder , dan
machining.
3. Studi Pustaka (Teoritis)
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku kuliah,
pencarian data tambahan melalui internet dan panduan manual serta berkas-berkas
lain yang disediakan di Enginering Document pada PT Grand Kartech.
10
Data yang telah dihimpun atau diperoleh dalam kegiatan praktek kerja lapangan
kemudian dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah, seperti pada gambar 3.1.
dan uraian sebagai berikut:
1. Pengelompokan data, yaitu pengumpulan beberapa bahan dan pernyataan yang
saling berkaitan.
2. Reduksi data yaitu menganalisis data-data kasar yang muncul dari percatatan
lapangan secara keseluruhan kemudian diberikan penilaian sesuai dengan tema,
untuk mencari bagian-bagian yang saling terkait agar lebih sederhana.
3. Verifikasi data yaitu menafsirkan dan mengelompokkan semua data supaya tidak
terjadi tumpang tindih dan kerancuan karena perbedaan.
BAB 4
11
PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
4.1.1 Perhitungan Pelat Pada Kondisi Awal
Data teknis awal yang didapat dari pihak costumer adalah tekanan desain =
82.737 bar (1200 Psi) dan diameter bagian dalam (d) = 48 inci 1219.2 mm, atau r
609.6 mm (24 inci). Jika pelat tersebut dilakukan proses pengerolan, maka tinggi
silinder (h) merupakan lebar dari pelat (L). Dengan demikian panjang dari pelat
tersebut adalah :
PxL =2xxrxh
P x 1219.2 = 2 x 3.14 x 609.6 x 1219.2
P = 3828.288 mm
Volume atau isi (V) dari satu buah silinder (pemisah bagian dalam bejana diabaikan)
adalah :
V = x P x h
= 3.14 x 3828.288 x 1219.2
= 1422638373 mm3
V = 1.42 m3
Maka volume (V) untuk dua buah shell pembentuk silinder adalah :
V = 2 x 1.42 m3 = 2.84 m3
12
P = 1200 Psi
R = 24 inci
S = 17500 Psi
E=1
Maka :
tm = + CA
tm = + 0.125
= 1.66 + 0.125 = 1.785 inci 45.339 mm
Dimana CA adalah Corrosion Allowance.
13
d. Tekanan Shell Pada Dimensi Bagian Luar
Tekanan kerja rim yang diijinkan (P) dan tekanan kerja maksimum yang
diijinkan (P) untuk shell berdasarkan dimensi bagian luar atau pada bidang
circumferential joint (longitudinal stress) adalah :
P = 1198.63 Psi 0.84 kg/mm2
Sehingga tekanan kerja maksimum yang diijinkan (P) pada shell berdasarkan
dimensi bagian dalam atau bidang circumferential joint (longitudinal stress) adalah :
P = 1291.55 Psi 0.91 kg/mm2
Do = ID + tm
= 48 + 1.8
= 49.8 inci
Ro = = 24.9 inci
Maka tekanan kerja maksimum dibawah tekanan kerja eksternal (P) adalah :
P = 5881.45 Psi 4.14 kg/mm2
f. Tekanan Kerja Maksimum dengan Faktor Keamanan (Pfs)
Karena shell tersebut termasuk kedalam golongan gerak dinamis yang
mempunyai faktor keamanan (dinamis 1 = 5 8),
maka tekanan kerja maksimum dengan memperhatikan faktor keamanan (Pfs) adalah :
Pfs = 750 Psi 0.527 kg/mm2
14
g. Tekanan pada Daerah Pengelasan (S1, S2)
Untuk tekanan kerja maksimum (P) yang terjadi didalam shell harus lebih kecil
dari tekanan pada daerah pengelasan (S1) dan (S2), dimana Dc adalah diameter antara
( mean diameter) dari shell, besarnya S1 adalah : (P = 1200 Psi ; tn = 1.8 inci)
Dc = 48.9 inci
Maka :
Dimana S1 Pa S2
Pengujian terhadap kemungkinan terjadinya suatu kegagalan dalam suatu silinder shell
yang dikarenakan tekanan yang berlebihan adalah dengan cara perbandingan antara
kemungkinan shell terjadi pecah pada daerah circumferential joint (S1) dan shell
mengalami patah / belah pada daerah longitudinal joint (S2), dengan S adalah harga
regangan pada material (17500 Psi). Dimana kemungkinan terbesar shell untuk
mengalami kerusakan adalah pada daerah S1 atau shell akan mengalami pecah.
Kekuatan dari tegangan pada S2 tersebut dapat mengikuti persamaan :
Pada S1 : x R2 x P = 2 x x R x t x S
RxP=2xtxS
Sedangkan pada S2 : 2 x x R2 x P x L = 2 x x R x t x S x L
RxP=txS
Dengan demikian tekanan pada S1 adalah 2 x S2 , sehingga kemungkinan terbesar jika
shell terkena tekanan yang berlebihan maka shell akan mengalami pecah (S1).
15
Pw = 0.0025 x 17.252 = 0.74 psf = 0.005 psi 3,5 x 10-6 kg/mm2
4.1.4. Umur Silinder Shell
Perhitungan umur shell didasarkan pada pemakaian shell dengan ketebalan awal
1.75 inci. Dengan anggapan dalam 24 tahun pemakaian akan mengalami penurunan
ketebalan sebesar 0.18 inci, akan tetapi jika pemakaiannya dilanjutkan untuk 3 tahun
kedepan, maka shell akan mengalami penurunan ketebalan sebesar 0.26 inci (Anthony
l. Kohan, Hal.334). Sama halnya dengan pelat yang memiliki ketebalan 2.785 inci,
berdasarkan referensi diatas dalam 24 tahun pertama akan mengalami penurunan
ketebalan menjadi 2.605 inci. Untuk 3 tahun kedepan akan mengalami penurunan
ketebalan hingga tebal dari shell tersebut menjadi 2.345 inci. Dengan demikian umur
dari shell tersebut adalah :
Long term corrosion rate,
Maka ketebalan yang diijinkan sebelum ketebalan minimum dicapai dari ketebalan
shell awal sebesar 1.8 inci atau 45.72 mm adalah :
t = 2.345 1.8 = 0.545 inci = 13.843 mm
Sehingga umur dari shell tersebut berdasarkan dengan ketebalan diatas adalah :
Umur Shell = = 6.3 years
16
Diameter Dalam (ID) = 1219 mm
Tebal Plate (Thickness) = 45 mm
= 3.14
Lebar Plate = 1828 mm
Penyelesaian:
Panjang Bentangan Plate = ID + ( Thickness x 3.14 )
= 1219 + ( 45 x 3.14 )
= 1360.3 mm
Untuk Gambar Cutting Platenya, dengan Ukuran plate SA 516 Gr 70 yang tersedia
pada gudang workshop PT. Grand Kartech dengan dimensi sebagai berikut : Panjang
x Lebar = 6069 x 1829 dalam satuan millimeter (mm)
17
karena membutuhkan kekuatan yang tinggi untuk menahan gaya dari tekanan tangki
tersebut, sedangkan tangki air dibuat dari material plat yang lebih tipis.
Pertama-tama pembuatan ballfront (head vessel). Pembuatan ballfront (head
vessel) dengan menggunakan mesin press hydraulic untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan bibir ballfront dengan
mesin bending.
Kemudian body tangki dikerjakan dengan rolling process. Plat datar di rolling
sampai plat tersebut melengkung sehingga akan membentuk suatu tabung silindris
dengan diameter tertentu, lalu body tersebut disambungkan dengan proses pengelasan.
Setelah membentuk ballfront dan body tangki, keduanya disambung atau
digabungkan dengan proses pengelasan. Untuk tangki bejana tekan digunakan proses
handwelding dan automatic arc welding karena tangki bejana tekan mempunyai
ketebalan plat yang cukup tinggi sehingga memungkinkan untuk dilakukan proses
automatic arc welding.
Proses sandblast dilakukan pada tangki yang sudah jadi untuk membersihkan tangki
dari karat dan kotoran-kotoran yang melekat.
Setelah tangki benar-benar bersih, kemudian dilakukan proses pengecatan
sesuai dengan warna standar jenis tangki. Untuk bagian dalam tangki dilakukan
pengecatan dengan epoxy coating, sedangkan untuk bagian luar dilakukan pengecatan
dengan air spray. Dengan melihat proses pembuatan tangki diatas, maka dapat
diketahui bahwa sangat disesalkan apabila terjadi kerusakan atau kebocoran pada
waktu dilakukan pengujian akhir pada pressure vessel tersebut. Oleh karena itu, ada
baiknya dilakukan analisa terlebih dahulu apakah bahan yang digunakan cukup untuk
menahan tekanan dari fluida yang terdapat di dalam tangki atau tidak. Dengan
melakukan analisa terlebih dahulu, akan mengurangi kerugian yang dapat
ditimbulkan.
18
1. Pre Fabrikasi
a) Prepare atau persiapan material atau alat-alat yang akan digunakan
b) Marking atau proses pengukuran plate
c) Cutting atau pemotongan plate sesuai dengan ukuran yang telah di marking
d) Rolling Plate adalah proses dimana plate dibentuk atau dirolling menjadi
berbentuk lingkaran
e) Machining adalah proses dimana material-material yang dibutuhkan ada yang
harus dibor, dibubut,atau difrais dll.
2. Assembly
a) Setting adalah proses dimana Quality Control (QC) bekerja memeriksa dan
mengukur ukuran lingkaran plate sesuai diameter yang diinginkan, penempatan
pipa, nozzle dan lainnya sesuai dengan yang ada pada gambar perojek, setelah itu
akan dilubangi dan dilanjutkan dengan proses pemasangan.
b) Welding atau proses pengelasan, baik itu proses pengelasan shell, pengelasan
nozzle flange atau pipa-pipa, dan Leg Support atau kaki tangki.
c) NDT (Non Destrtructive Testing) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu
benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa
merusak benda yang kita tes atau inspeksi. Apabila terdapat cacat maka akan
disetteing kembali. Dalam proses ini terdapat:
Liquid Penetrant Test yaitu proses pengetesan untuk mengetahui kualitas
pengelasan
Leaktest yaitu proses pengisian air pada tangki sampai penuh untuk mengetahui
kualitas tangki, apakah mengalami kebocoran atau tidak.
Radiographic Inspection yaitu Pemeriksaan radiografi dan X-ray merupakan
metode NDT yang mendeteksi cacat dalam bahan oleh penetrasi foto energi
tinggi.
Pengujian Ultrasonik (UT) menggunakan energi surya berfrekuensi tinggi
untuk melakukan pemeriksaan dan membuat pengukuran.
Visual Test yaitu proses pengetasan tanpa menggunakan alat apapun hanya
dengan mata telanjang saja.
19
d) Hydrostatic Test ialah pengujian dengan tekanan tertentu dengan menggunakan
media air sebagai pengujinya.
3. Finishing
a) Blasting Painting atau proses pengecatan pada dinding shell
b) Packing projek siap dikirim
20
fu= tegangan ultimate (ultimate strength) dari material
S = tegangan maksimum yang diijinkan pada konstruksi pressure vessel
4.3 Pengujian
4.3.1. Uji Kekerasan Brinell
Pengujian kekerasan Brinell yang dilakukan pada pelat shell bertujuan untuk
mengetahui nilai dari kekerasan awal terhadap bagian dari pelat shell yang sudah
terimbas panas dikarenakan beberapa proses fabrikasi yang telah berlangsung.
Dengan beban 3000 kg dan bola baja yang berdiameter 10 mm, bola tersebut
ditekankan ke pelat shell dengan beban mula yang ada dan tertentu. Seiring dengan
kenaikan beban yang diberikan terhadap bola baja tersebut, maka nilai kekerasan pada
layar dibaca, yaitu selisih dari kedalaman yang ditimbulkan oleh beban akhir terhadap
beban mula.
Jika nilai kekerasan hasil pengujian dari penekanan bola tersebut masih di atas
225 Brinell Hardness Number (BHN), maka penghilangan regangan dianggap masih
belum sempurna dan harus diulang lagi. Minimal dibawah atau sama dengan 225 BHN.
Bila nilai kekerasan merata, maka dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat mekanikanya
akan seragam pula.
Dalam praktiknya, pengujian brinell biasa dinyatakan dalam (contoh) : HB 5 /
750 / 15 hal ini berarti bahwa kekerasan brinell hasil pengujian dengan bola baja
(identor) berdiameter 5 mm, beban uji adalah sebesar 750 N per 0,102 dan lama
pengujian 15 detik. Mengenai lama pengujian itu tergantung pada material yang akan
diuji. Untuk semua jenis baja lama pengujian adalah 15 detik sedang untuk material
bukan besi lama pengujian adalah 30 detik.
21
- P = Gaya tekan (Kg)
- D = Diameter bola indentor (mm)
- d = Diameter indentasi dalam mm
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
22
Dari hasil perhitungan dan pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1. Material yang digunakan sebagai bahan membuat pressure vessel sudah dapat
menahan beban tekanan yang diberikan oleh fluida yang ada didalamnya.
2. Peneliti juga telah dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
membuat sebuah unit pressure vessel tipe separator.
5.2. SARAN
Dengan adanya penyusunan makalah ini penulis menarik suatu kesimpulan dan
ada beberapa hal yang penulis temukan sebagai masalah dalam pendidikan Teknik Mesin
dalam Program konsentrasi Konversi Energi pada khususnya. untuk itu penulis
menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Di dalam perencanaan sebuah bejana tekan, diperlukan adanya suatu prosedur
perencanaan, undang-undang, peraturan, dan standar. Dimana pembahasan prosedur
perencanaan meliputi rancangan konsep, penelitian lapangan, rencana dasar, rancangan
pendahuluan, dan rancangan pelaksanaan dari proses pembuatan bejana tekan/pressure
vessel ini.
2. Kepada pihak universitas diharapkan dapat memberikan fasilitas bagi mahasiswa,
khususnya kepada Teknologi Industri untuk dapat mencoba menerapkan sistem belajar
praktek atau alat peraga yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsep
mesin-mesin tersebut.
3. Kepada Mahasiswa hendaknya mempergunakan waktu yang tersedia sebaik-baiknya
untuk belajar atau mencari pengetahuan yang memadai sehingga dapat mencapai
pemahaman dalam bidang pemakaian pressure vessel yang mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perkembangan dunia sekarang ini, terutama di tanah air yang sedang
melaksanakan pembangunan. Dapat dimengerti bahwa untuk memahami atau menangani
mesin-mesin tersebut diperlukan pengetahuan yang tinggi dan terperinci.
23