Вы находитесь на странице: 1из 27
KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM JLM.H, Thamrin No. 6, Jakarta 10340 Telpon : (+6221)3811429-38 1654-36 11658 Hunting: 3441750 fax: 3920449 Website: www.bimasislam.kemenag.go.id ; e-mail: bimasislam@depag.go.id PO BOX .3733 JKP 40037 Nomor Lampiran Perihal ‘Tembt De. 1E.T/2/1M.01/ 1604/2014 Jakarta, 1 Agustus 2014 1 (satu) berkas Pengi an Blangko Nikah Tahun 2014 Kepada Yth. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Up. Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah/Kepala Bidang Bimas Istam/ Kepala Bidang Haji dan Bimas Se-Indonesia Assalamu alaikum Wr. Wh pemeliharaan_ blangko penjelasan sebagai berikut: tL 2: Dalam rangka peningkatan pelayanan pencatatan nikah dan ikah sebagai dokumen negara, dengan Pengiriman blangko nikah tahun 2014 ke provinsi-provinsi akan dilaksanakan pada awal September 2014. Jumlah blanko nikah, seri dan nomor perforasi buku nikah, serta harga satuan yang akan dikirim ke dacrah ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor: DJ.1/530 Tahun 2014 tentang Penetapan Alokasi Distribusi Buku Nikah, Akta Nikah dan Daftar Pemeriksaan Nikah, serta Penetapan Seri dan Nomor Perforasi Buku Nikah tahun 2014 sebagaimana copy SK terlampir. Dalam rangka mewujudkan tertib pengelolaan dan penerimaan pengiriman blangko nikah di wilayah Saudara, kami minta perhatian Saudara mengambil langkah-langkah sebagai berikut a. Menyiapkan tempat yang secure (aman) untuk penyimpanan blangko nikah tersebut; b. Mewujudkan tertib administrasi pengelolaan blangko nikah dengan mempedomani Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor:DJ.1I/1217 tahun 2013 sebagaimana copy SK terlampi c. Memberikan laporan pengiriman dan distribusi bangko nikah ra rutin triwulan dan tahunan, aporan penghapusan Hangko nikah apabila ada yang rusak atau hilang di wilayah Saudara, Laporan blangko nikah dimaksud agar di alamatkan kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyrakat Islam Cq. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, dapat dikirim melalui Fax (021) 3920245, 31908390 atau email: p ahoo.com. Demikian, atas perhatian dan kerjasama Saudara kami ucapkan terima kasi, Pgs. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM Menimbang Mengingat NOMOR DuJ.II/ 530 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN ALOKASI PENDISTRIBUSIAN BUKU NIKAH, AKTA NIKAH, DAN DAFTAR PEMERIKSAAN NIKAH, SERTA PENETAPAN SERI DAN NOMOR PERFORASI BUKU NIKAH TAHUN 2014 DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM, a. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan Buku Nikah, Akta Nikah, dan Daftar Pemeriksaan Nikah sesuai kebutuhan pelayanan pencatatan nikah serla untuk mewujudkan tata kelola blangko nikah yang baik, dipandang perl membuet alokasi pendistribusian blangko nikah kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi scluruh Indonesia, serta menetapkan seri dan nomor perforas; buku nikah; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tentang Penetapan Alokasi Pendistribusian Buku Nikah Akta Nikah, dan” Daftar Pemeriksaan Nikah, serta Penetapan Seri dan Nomor Perforasi Buku Nikah Tahun 2014; Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1946 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 694); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Penetapan Berlakunya Undang-Undang Republik indonesia tanggal 21 Nopember 1946 Nomor 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk di seluruh Daerah Luar Jawa dan Madura; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang, Perkawinan (Lembaran Negara Repbulik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3050); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah empat kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nornor 55 Tahun 2013; Peraturan Presiden Nomor 24 Tabun 2010 tentang Kedudukan, ‘Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon J Kementerian Negara sebagaimana telah diubah empat kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013; Menetapkan KESATU. KEDUA KETIGA KEEMPAT 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah; 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592) sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 80 ‘Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1202); 9. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indoneisa Tahun 2012 Nomor 851); 10. Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan; 11. Keputusan Menteri Agama Nomor 99 Tahun 2013 tentang Penetapan Blangko Daftar Pemeriksaan Nikah, Akta Nikah, Buku Nikah, Duplikat Buku Nikah, Buku Pencatatan Rujuk, dan kutipan Buku Pencatatan Rujuk, scbagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 75 Tahun 2014; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM TENTANG PENETAPAN ALOKASI PENDISTRIBUSIAN BUKU NIKAH, AKTA NIKAH, DAN DAFTAR PEMERIKSAAN NIKAH, SERTA PENETAPAN SERI DAN NOMOR PERFORASI BUKU NIKAH TAHUN 2014. Menetapkan Alokasi Pendistribusian Buku Nikah, Akta Nikah, dan Daftar Pemeriksaan Nikah, serta Penetapan Seri dan Nomor Perforasi Buku Nikah Tahun 2014 sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini. Kepala Kantor Wilayah_Kementerian Agama _Provinsi menyampaikan blangko nikah kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten /Kota di wilayah masing-masing. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi sebagai penerima sarana blangko nikah tersebut segera melaporkan pendistribusian dan mempertanggungjawabkan penggunaan sarana dimaksud kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juni 2014 DJREKTUR JENDERAL AKUKUASA PENGGUNA ANGGARAN «\ LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ.II/ 530 TENTANG PENETAPAN ALOKASI PENDISTRIBUSIAN BUKU NIKAH, AKTA NIKAH, DAN DAFTAR PEMERIKSAAN NIKAH, SERTA PENETAPAN SERI DAN NOMOR PERFORASI BUKU NIKAH TAHUN 2014 TAHUN 2014 ALOKASI PENDISTRIBUSIAN BUKU NIKAH TAHUN 2014 DAFTAR i i a a HARGA SATUAN as HARGA SATUAN | Soororrceaan |__HARGASATUAN | oro pANGAN Rp 1,070.30, Rp 471.90 NIKAH Rp 419.10 [ACER 115,000 [Rp _123,084,500.00 57,500 [Rp __27,194,250.00 57,500 [Rp 24,098,250.00 2 | SUMATERA UTARA 285,000 [Rp _305,035,500.00| 142,500 [Rp _67,245,750.00 142,500 | Rp___59,721,750.00 3_| SUMATERA BARAT 125,000 |Rp___133,787,500.00 62,500 [Rp 29,493,750.00 62,500 | Rp ___26,193,750.00 4_[ RIAU 125,000 [Rp ___133,787,500.00 62,500 | Rp 29,493,750.00 62,500 | Rp __26,193,750.00 5_| KEPULAUAN RIAU 40,000|Rp____ 42,812,000.00 20,000 | Rp _9,438,000.00 20,000 [Rp 8,382,000.00 6_| JAMBI 87,000|Rp _93,116,100.00 43,500 | Rp 20,527,650.00 43,500 [Rp 18,230,850.00 7_| SUMATERA SELATAN 220,000 [Rp 235,466,000.00| 110,000 Rp _51,909,000.00 110,000 [Rp 46,101,000.00 &_| BANGKA BELITUNG 31,000 [Rp 33,179,300.00 15,500 [Rp ___7,314,450.00 15,500 [Rp 6,496,050.00 9 | BENGKULU 48,000 [Rp __51,374,400.00 24,000 | Rp __11,325,600.00 24,000 [Rp _10,058,400.00 10 | LAMPUNG 230,000 |Rp___246,169,000.00| 115,000 [Rp 54,268,500.00 115,000 [Rp __48,196,500.00 11_| DKI JAKARTA 170,000 [Rp 181,951,000.00 85,000 | Rp __40,111,500.00 85,000 | Rp 35,623,500.00 12 | JAWA BARAT 1,375,000 [Rp 1,471,662,500.00| 687,500 | Rp _324,431,250.00 687,500 [Rp _288,131,250.00 13 | BANTEN 300,000 [Rp 321,090,000.00| 150,000 | Rp _70,785,000.00 150,000 | Rp 62,865,000.00 14 | JAWA TENGAH 1,020,000 [Rp _1,091,706,000.00| 510,000 | Rp _240,669,000.00 510,000 [Rp _213,741,000.00 15 | DI YOGYAKARTA 73,000|Rp___78,131,900.00 36,500 | Rp __17,224,350.00 36,500 [Rp 15,297,150.00 16 [JAWA TIMUR 7,010,000 [Rp __1,081,003,000.00| 505,000 | Rp _238,309,500.00 505,000 | Rp _211,645,500.00 17_[ KALIMANTAN BARAT 80,000|Rp__85,624,000.00 40,000| Rp __18,876,000.00 40,000 [Rp 16,764,000.00 18 | KALIMANTAN TENGAH 55,000 | Rp 58,866,500.00 27,500| Rp 12,977,250.00 27,500|Rp _11,525,250.00 19 [ KALIMANTAN TIMUR 85,000|Rp___90,975,500.00 42,500 | Rp _20,055,750.00 42,500 [Rp __17,811,750.00 20 [KALIMANTAN SELATAN 105,000 [Rp __112,381,500.00 52,500 | Rp _24,774,750.00 52,500 [Rp __22,002,750.00 i ; DAFTAR NO ae aonne SUED HARGA SATUAN vaKta HARGA SATUAN | itl eean |__HARGA SATUAN | cree ANGAN = Rp 1,070.30 Rp 471.90 NIKAH Rp. 419.10 BALI 10,000 | Rp 10,703,000.00 5,000 [Rp _2,559,500.00 5,000 [Rp __2,095,500.00 NUSA TENGGARA BARAT 155,000 | Rp 165,896,500.00 77,500 [Rp 36,572,250.00 77,500 [Rp ___32,480,250.00 NUSA TENGGARA TIMUR 11,000 | Rp 11,773,300.00 5,500 | Rp 2,595,450.00 5,500 [Rp __2,305,050.00 ‘SULAWESI SELATAN 216,000 [Rp 231,184,800.00| 108,000 Rp _50,965,200.00 108,000 [Rp _45,262,800.00 SULAWESI BARAT 25,000 [Rp ___26,757,500.00 12,500 [Rp __5,898,750.00 238,750.00 SULAWESI TENGAH 60,000 | Rp 64.218,000.00 30,000 [Rp _14,157,000.00 12,573,000.00 27 [ SULAWESI UTARA 25,000 [Rp _26,757,500.00 12,500 [Rp ___5,898,750.00 238,750.00 28 [ GORONTALO 29,000 | Rp ___31,038,700.00 14,500| Rp 6,842,550.00 Rp____6,076,950.00 a 29 | SULAWESI TANGGARA 57,000 | Rp 61,007, 100.00 28,500 | Rp _13,449,150.00 Rp 11,944,350.00 30_| MALUKU 22,000 | Rp __23,546,600.00 11,000 | Rp 5,190,900.00 | Rp 4,610,100.00 31 | MALUKU UTARA 28,000 | Rp _29,968,400.00 14,000 | Rp __6,606,600.00 | Rp__5,867,400.00 ‘32 | PAPUA 15,000 | Rp 16,054,500.00 7,500 [Rp 3,539,250.00 Rp____3,143,250.00 33 | PAPUA BARAT 10,000 | Rp 10,703,000.00 00 | Rp __2,359,500.00 Rp____2,095,500.00 34 | LUAR NEGERI 8,000 | Rp 8,562,400.00 4,000 | Rp _1,887,600.00 Rp ___1,676,400.00 35 | STOCK ALOKASI PUSAT 250,000[ Rp 267,575,000.00| 125,000 | Rp _58,987,500.00 Rp 52,387,500.00 TOTAL PENGADAAN [6,500,000 [Rp 6,956,950,000.00 | 3,250,000| _1,533,675,000.00 Rp_1,362,075,000.00 <@ MBDUL DDS 70414 1982031003 LAMPIRAN 11 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASVARAKAT ISLAM, NOMOR DJ.II/ 530 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN ALOKASI PENDISTRIBUSIAN BUKU NIKAH, AKTA NIKAH, DAN. DAFTAR PEMERIKSAAN NIKAH, SERTA PENETAPAN SER DAN NOMOR PERFORASI BUKU NIKAH wana wo] ov suman | tastt | see] yoworperrorast | rasanc | suKu | 1 [PRoV. acEN 115,000 ‘AC [0,000,001 - 0,057,500] 57,500 115,000 2 [PROv. uNATERA UTaRA aes su [a.057.501 ~ 0.200.000) 2.500 | aas.000 3 [pROW. SUMATERA BARAT a 5 [o200.901 ~ oasa.500| ~~ easoo| 1a 000 4 [PROV. RIAU 125,000 RU /0,262,501 - 0,325,000) 62,500 t 125,000 = [PROW. BANGKA BRLTTONG Siasieboo) te iseon| Eesano00 9 |PROV. BENGKULU "48,000 = 0,538,000] 24,000] 48,000 | joleno urine Zs0109/ T gassicoo| 1s o0n| 00 va Rov. Bane ona | ma eae su e7sn0o| 160.00] = s00.00 15 [PROV. DI YOGYAKARTA 73,000 [i = 2,085,501 - 2,122,000] _36,500[ 73,000 16 | PROV. JAWA TIMUR 010000] | 2,122,001 ~ 2,627,000 0 17 |PROV. KALIMANTAN BARAT 80,000 § KB [2,627,001 - 2,667,000) 40,000 Ta] ROV_KAUMaNTan TENGAH | 55000 ll S MM [260701 - 2,604 00] 27 500 19 [PROV_ KALIMANTAN TOUR aseno| fai © figs = [a.soaso1 ~2797.000| 2.500 20 |PROV. KALIMANTAN 105,000 [ial $ [lB] _Ks [2,737,001 — 2,789,500] __52,500 23 |[PROV. NUSA TENGGARA TIMUR” | 11,000 fill & i2a7a,001 ~ 2.77,500| 8.500| 11,000 24 | PROV. SULAWESI SELATAN 216,000 [aa] = [2,877,501 - 2,985,500| 108,000[ 216,000 25 PROV. SULAWESI BARAT 25.00 poe apsoo] if iso | FHT O5.00 PRON’ eUEaesl er mr) as pa soo Es | Ela Gu aw SiawiarRiaSalear |i earane aa5s.001 3.083500] 8.600] 57.000 21 PROV: MALURU OTARL a0 saat] To | 71.0 zal FROW-EAPUA Ge aaoaco4 + aaxeoon) S00) 18:00 au WAR WEGERI 00 ata abT a aspoo| 11 doom|| Seie.000 35 |PUSAT. eee 250,000, [3,125,001 - 3,250,000 125,000 250,000 ara =e ado [50,560 Keterangan_: 1, Nomor Perforasi Buku Nikah berjumlah 7 (tujub) angka (digit) 2. Seluruh buku nikah yang dicetak berpasangan {warna hijau untuk istridan warna coklat untuk suami) dan menggunakany nomor perforasi yang sama, tepkan di Jakarta htanggal 2 Juni 2014 ATOR JENDERAL. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ.11/1217 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN BLAN ‘O NIKAH DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dan tertib dministrasi pengelolaan blangko nikah sebagai implementasi_ Keputusan Menteri Agama Nomor 99 Tahun 2013 tentang Penetapan Blangko Daftar Pemeriksaan Nikah, Akta Nikah, Buku Nikah, Duplikat Buku Nikah, Buku Pencatatan Rujuk dan Kutipan Buku Pencatatan Rujuk diktum KETIGA, dipandang perlu disusun petunjuk pelaksanaan yang dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan biangko nikah di lingkun} Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat b. bahwa berdasarkan pertimbangan —sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu meneiapkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Blangko Nikah; Mengingat : ‘1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1926 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 694}; 2. Undang-Undang Nomor 1 ‘Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 ‘Tahun 1975 icntang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 ‘Tahun 1974 tentang Perkawinan; 4. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksaneun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 5. Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudvkan, ‘Tugas, dan Fungsi—_Kementerian ara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi 2 | Kementer Negara; 6. Keputusan Menteri Againa N 517 ‘tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Ui Kecamatan; 7. Pevaturan Mentesi Agama Nomer Li Tahun 2007 teuiang Pencatatan Nikah ; az Agema Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA 7. Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah ; 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 117 Tahun 2007 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Masyarakat di Lingkungan Departemen Agama; 9. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama; 10.Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama; 11.Keputusan Menteri Agama Nomor 99 Tahun 2013 tentang Penetapan Blangko Daftar Pemeriksaan Nikah, Akta Nikah, Buku Nikah, Duplikat Buku Nikah, Buku Pencatatan Rujuk dan Kutipan Buku Pencatatan Rujuk; KEPUTUSAN DIREKTUR = JENDERAL — BIMBINGAN MASYARAKAT — ISLAM TENTANG, PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN BLANGKO NIKAH Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolan Blangko Nikah sebagaimana tercantum dalam lampiran ini. Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU merupakan panduan bagi pejabat dan pelaksana pengelola blangko nikah di Pusat dan Daerah dalam melaksanakan tugasnya. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 2013 WAN gS yeti I im TR LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR DJ.II/1217 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN BLANGKO NIKAH, BABI A. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan dan penataan blangko nikah, dipandang perlu adanya petunjuk pelaksanaan yang dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan blangko nikah di lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Pengelolaan blangko nikah selama ini masih mengalami berbagai hambatan dan permasalahan, maka untuk itu perlu upaya penyempurnaan terhadap petunjuk pelaksanaan pengelolaan blangko nikah sehingga pengelolaan blangko nikah tersebut diharapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. B. Tujuan dan Fungsi Petunjuk pelaksanaan pengelolaan blangko nikah ini disusun sebagai pedoman bagi para pejabat dan pelaksana yang bertanggungjawab atas pengelolaan blangko nikah. 1. Tujuan Pengelolaan Blangko Nikah : a. Tercapainya tertib administrasi, b. Memudahkan penghitungan sarana blangko nikah, c. Memudahkan pengendalian dan pengawasan. 2. Pungsi Pengelolaan Blangko Nikah : a. Memberikan data perencanaan kebutuhan blangko nikah, b. Sebagai informasi bahan pengadaan, c. Pedoman pendistribusian, d. Petunjuk pemeliharaan. BAB IL PENGELOLAAN FORMULIR Berdasarkan struktur Kementerian Agama, pengelolaan blangko nikah dilaksanakan oleh Instansi Kementerian Agama tingkat Pusat, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Pengelolaan blangko nikah dimaksud meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, pelaporan dan pengendalian. A, Tingkat Pusat Pengelolaan blangko nikah di Kementerian Agama Tingkat Pusat secara garis besar meliputi wewenang dan tanggung jawab, perencanaan, dan pelaksanaan. 1, Wewenang dan Tanggung Jawab Instansi yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan blangko nikah di tingkat Pusat adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, yang kemudian diberikan kewenangan kepada: a. Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, untuk melakukan perencanaan pencetakan, penyimpanan, pendistribusian dan pemeliharaan blangko nikah sebagai unit pengelola barang. b. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah merencanakan kebutuhan, pengadaan, pendistribusian dan pengendalian blangko nikah sebagai unit pemakai atau pengguna barang. 2. Perencanaan Tahapan Perencanaan pada tingkat Pusat terdiri dari tiga macam tahap perencanaan, yaitu: a. Perencanaan Kebutuhan Setiap bulan April, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah _menyampaikan rencana kebutuhan blangko nikah kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. Rencana kebutuhan blangko nikah disusun berdasarkan: 1) Data peristiwa NR tahun sebelumnya. 2) Persediaan blangko nikah di Pusat. 3) Usul kebutuhan blangko nikah dari provinsi. Adapun bentuk dan macam blangko nikah untuk _ setiap Kabupaten/Kota ditetapkan sebagai berikut: 1, Akta Nikah (Model N) Bentuk : lembar (untuk 1 peristiwa nikah). Penggunaan : setiap peristiwa nikah menggunakan 2 lembar (1 lembar untuk arsip KUA dan 1 lembar untuk arsip PA). Penghitungan : 2x peristiwa. Ketentuan : setiap KUA sekurang-kurangnya diberi 100 lembar. 2. Buku Nikah (Model NA) Bentuk 2 buku. Penggunaan : setiap 2 buku untuk satu peristiwa nikah, 1 buku untuk suami dan 1 buku untuk istri. Penghitungan : += 2x peristiwa. 3. Daftar Pemeriksaan Nikah (Model NB) Bentuk : Lembaran. Penghitungan : - llembar untuk setiap _peristiwa nikah di Jawa. -2 lembar untuk setiap peristiwa nikah di luar Jawa. Penghitungan :_—-- 1 x peristiwa untuk Jawa. - 2.x peristiwa untuk luar Jawa. Ketentuan : setiap penghitungan akhir dibulatkan menjadi kelipatan 100 karena setiap kantong berisi 100 lembar. Duplikat Buku Nikah (Model DN) Bentuk : buku. Penggunaan : setiap 2 buku untuk satu peristiwa nikah, 1 buku untuk suami dan 1 buku untuk istri. Penghitungan : 2x peristiwa. b. Perencanaan Pengadaan te Rencana Pengadaan disusun setelah DIPA disetujui. 2. Menentukan jumlah setiap model blangko yang akan di cetak 7 4. berdasarkan: a) Anggaran yang tersedia. b) Standar harga yang telah ditetapkan. ¢) Rencana kebutuhan berdasarkan data peristiwa nikah tahun sebelumnya di tambah 10 % untuk asumsi kenaikan peristiwa pada setiap provinsi di seluruh Indonesia. Menentukan spesifikasi kualitas dan kuantitas setiap model formulir disertai contoh. Menentukan seri dan nomor perforasi blangko. c. Perencanaan Pendistribusian aly 2. Sasaran pendistribusian blangko adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi seluruh Indonesia. Rencana pendistribusian disusun sebagai berikut : a) Menjumlah formulir yang dicetak dengan sisa /stock yang ada di gudang. b) Mengalokasikan setiap model formulir untuk setiap provinsi sesuai dengan kebutuhan. 3. Pelaksanaan a, Pelaksanaan Pengadaan i 2. 3. Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana kebutuhan Pengadaan dilaksanakan sesuai dengan DIPA Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pengadaan dilaksanakan oleh unit layanan pengadaan Kementerian Agama. Untuk menjamin spesifikasi kualitas, sebelum di cetak jadi terlebih dahulu diadakan pengesahan proof oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah. Pelaksanaan Pengadaan Blangko dilaksanakan oleh Unit layanan pengadaan melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Penerimaan blangko nikah dari pencetakan dilaksanakan setelah jumlah dan kualitasnya diteliti oleh Tim yang di tunjuk dan dibuatkan Berita Acara. b. Pelaksanaan Penyimpanan 1. Blangko disimpan di gudang Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam atau yang ditunjuk yang memenuhi persyaratan : a. b. c Dapat menjamin blangko dari kerusakan. Dapat menjamin keamanan blangko dari pencurian. Memudahkan pengecekan. 2. Pelaksanaan penyimpanan formulir adalah petugas yang ditunjuk yang bertanggungjawab terhadap keutuhah dan keamanan formulir c, Pelaksanaan Pendistribusian 1. Pendistribusian blangko disesuaikan dengan rencana kebutuhan. 2, Prosedur pendistribusian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui proses pelelangan yang dilakukan oleh unit layanan pengadaan. 3. Proses pengiriman dilaksanakan sebagai berikut : a) b) d) Pengepakan . 1. Blangko dikemas yang rapi, kuat dan tidak mudah rusak. 2. Setiap kemasan dilapisi plastik. 3. Khusus buku nikah dikemas tersendiri kecuali apabila jumlahnya sedik 4. Setiap kemasan diusahakan berisi satu model blangko. 5. Setiap kemasan diberi nomor dan alamat yang lengkap penerima serta berlabel. Pemberian Label 1. Label harus berkop nama dan alamat ekspedisi. 2. Label diberi nomor dan alamat penerima sesuai dengan nomor alamat penerima pada kemasan. 3. Pada label harus disebutkan isi kemasan dan jumlahnya. 4, Label untuk buku nikah menyebutkan jumlah, seri serta nomor perforasinya. Surat Pengantar/Faktur 1. Setiap pengiriman harus dilengkapi_ dengan surat pengantar/faktur dari ekspedisi yang menyebutkan alamat penerima, model blangko dan jumlahnya. Tidak dibenarkan ada coretan pada faktur. 3. Blangko yang dikirim langsung ke alamat, fakturnya diserahkan kepada petugas penerima untuk dimintakan tanda tangan dan stempel kepada Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah atau Bidang Bimbingan Masyarakat Islam. S Resi Pos Pada resi pos harus dicantumkan nomor kemasan dan alamat penerima serta isi dan jumlah dengan jelas serta menyebutkan jumlah, nomor perforasi dan serinya. e) Waktu Penyerahan Blangko yang dikirim langsung harus diserahkan pada hari dan jam kerja disertai dengan faktur dan tanda tangan penerima. B. Tingkat Provinsi Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Islam, Kepala Bidang Haji dan Bimbingan Masyarkat Islam atas nama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi melakukan pengendalian dan bimbingan pengelolaan formulir di wilayahnya. 1. Pengendalian Pengendalian dilakukan sebagai berilcut : a. Memonitor penerimaan blangko di setiap kantor Kementerian Agama dan pendistribusiannya. b. Memonitor stock pembukuan dan stock yang ada di gudang. 2. Bimbingan Untuk memperlancar pelaksanaan pengelolaan blangko di Kantor Wilayah Kementerian Agama, perlu diadakan bimbingan oleh Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah/Bimas Islam /Bimas Islam dan Haji meliputi tata cara pembukuan, penyimpanan. Pendistribusian, pelaporan dan perencanaan kebutuhan. 3. Pelaporan Kantor wilayah Kementerian Agama melaporkan kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam sebagai berikut : a. Secara rutin melaporkan pengendalian penerimaan dan pendistribusian. b. Secara insidental jika terjadi kekurangan/kelebihan, kesalahan dalam penerimaan atau pendistribusian blangko. Pengelolaan blangko Nikah di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi secara garis besar meliputi : Tanggung Jawab, Pencrimaan, Pembukuan, Penyimpanan, Pendistribusian, Pengendalian, Bimbingan, Laporan, Usul Kebutuhan dan Penghapusan. 1, Tanggungjawab Instansi yang bertanggungjawab atas pengelolaan blangko nikah adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama yang dikuasakan kepada Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas dan Haji, dalam pelaksanaan sehari-hari pendistribusian blangko dilakukan oleh Kepala Seksi Pemberdayaan KUA. 2. Penerimaan Untuk menerima blangko Nikah yang dikirim oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kepala Kantor Wilyah Kementerian Agama melalui hirarki di bawahnya menunjuk seorang pengawas pada Bidang Urais/Bimas Islam sebagai petugas penerima blangko yang bertanggung jawab terhadap kebenaran, keutuhan dan keamanan barang kiriman yang diterima sesuai dengan dokumen. Tata cara penerimaannya diatur sebagai berikut : a. Jika barang kiriman diantar langsung oleh ekspedisi, petugas penerima mencocokkan alamat dan jumlah koli yuang tertera pada surat pengantar, sedangkan jika barang kiriman dikirim melalui kantor pos, petugas penerima mencocokkan alamat dan nomor koli yang diterima dengan alamat dan nomor koli resi pos. Untuk menyakini keutuhan barang kiriman, petugas penerima harus memeriksa setiap koli. Apabila alamat, jumlah koli dan keadaan setiap koli utuh dan tidak ada yang rusak, maka petugas penerima menandatangani bukti penerimaan, dengan menyebutkan nama terang dan NIP. Pada alamat dan jumlah koli yang tertera pada bukti penerimaan tidak dibenarkan adanya coretan. Apabila diantara barang kiriman ada koli yang tidak cocok atau rusak maka harus dibuatkan berita acara. Keamanan dan keutuhan blangko yang telah diterima, sepenuhnya menjadi tanggungjawab petugas penerima sampai diserahkannya barang kiriman kepada Kepala Seksi Pemberdayaan KUA dalam keadaan utuh dan tidak dibenarkan untuk dibuka. Selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak barang kiriman diterima, petugas penerima harus menyerahkan barang kiriman kepada Kepala Seksi Pemberdayaan KUA. Dalam hal Kepala Seksi pemberdayaan KUA berhalangan atau tidak ada di tempat, maka petugas penerima menyerahkan barang kiriman kepada Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah/Bimas Islam. Setelah menerima barang kiriman dari petugas penerima, Kepala Seksi Pemberdayaan KUA bersama dengan Kepala Seksi Kepenghuluan, disaksikan oleh Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah/Bimas Islam segera membuka dan mengitung isi setiap oli untuk dicocokkan dengan faktur pengiriman. Hasil penghitungan tersebut dibuatkan berita acara, dan setelah ditandatangani segera dikirimkan kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dhi, Direktorat Urusan Agama islam dan Pembinaan Syariah. Apabila jumlah blangko yang diterima sesuai dengan jumlah yang tertera pada faktur pengiriman, maka faktur tersebut diisi tanggal penerimaan dan ditandatangani oleh Kepala Bidang Urusan Agama Islam serta dibubuhi stempel dinas, kemudian dikirim kembali kepada alamat yang tertera pada faktur. Apabila jumlah blangko tidak sesuai dengan yang tertera pada faktur pengiriman, maka kata tulis “lengkap” pada baris terakhir faktur dicoret, dan pada kolom keterangan diisi model dan jumlah blangko yang lebih atau kurang. m, Semua blangko yang diterima harus dibukukan dan disimpan dalam gudang yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk pembukuan dan penyimpanan. . Pembukuan. Blangko Nikah adalah barang “dokumen milik Negara” oleh karena itu harus dikelola dan diawasi agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Salah satu cara pengelolaan dan pengawasan adalah membuat pembukuan yang tertib, jelas dan rapih dengan demikian setiap penerimaan, pendistribusian dan stock yang ada dapat dipantau secara cepat. Pembukuan memerlukan ketelitian di samping pengetahuan tentang hal dimaksud.Oleh karena itu petugas yang ditunjuk harus mengetahui tatacara pembukuan dan mampu melaksanakan pembukuan. . Penyimpanan. a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan blangko : 1. Menjamin keutuhan blangko dalam arti terhindar dari kerusakan; 2. Menjamin keamanan blangko nikah, untuk menghindari pencurian; 3, Memudahkan pada pelaksanaan pendistribusian; 4, Memudahkan pengecekan. b. Tatacara penyimpanan : 1. Ditempatkan ditempat yang kering, tidak lembab/basah pada saat hujan. 2. Dalam periode tertentu diadakan pemeriksaan kemungkinan terdapat rayap/tikus atau hama kertas, bila perlu diadakan penyemprotan dengan obat serangga. 3. Disimpan di gudang khusus yuang telah dipersiapkan. 4. Untuk blangko nikah model NA dan DN disimpan dalam lemari/brankas/filing kabinet yang terkunci, diatur berurutan sesuai dengan nomor dan seri. 5. Penempatan setiap model blangko harus dipisahkan. 6. Apabila tempatnya tidak memungkinkan sedang blangko masing- masing model jumlahnya hanya sedikit, maka penempatan setiap model harus diberi batas pemisah. . Pendistribusian. ‘Tatacara pendistribusian diatur sebagai berikut : a. Pendistribusian blangko atau alokasi dengan cara mendahulukan formulir yang diterima lebih dahulu, dan blangko berikutnya didistribusikan. b. Pendistribusian blangko Model NA dan DN harus berurutan nomor dan serinya, untuk memudahkan pengecekan. Apabila dalam stock terdapat lebih dari satu seri, maka pendistribusiannya harus menghabiskan satu seri lebih dahulu secara urut, baru seri yang lainnya. c. Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah/Bimas Islam/ Bimas Islam dan Haji atau yang diberi kuasa hanya dibenarkan menyerahkan blangko kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau Pegawai yang ditunjuk dengan Surat Tugas dan mencantumkan nama terang serta NIP nya. d. Penyerahan blangko dengan menggunakan surat pengantar rangkap 3 (tiga). e. Surat pengantar harus diketik atau ditulis dengan rapi dan jelas, tidak boleh ada coretan atau bekas hapusan pada model dan jumlah. f, Untuk blangko Model NA dan DN dalam suat pengantar harus disebutkan seri dan nomornya. g. Sebelum menandatangani surat pengantar, penerima harus terlebih dahulu mengecek keutuhan dan jumlahnya. h. Khusus model Buku Nikah (Model NA) di cek satu persatu kemungkinan terdapat kekurangan, nomor ganda atau kerusakan. i Apabila terdapat kekurangan atau kerusakan atau nomor ganda harus dibuatkan berita acara. j. Mengirim laporan pendistribusian kepada Direkorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dhi. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah. k. Penyimpanan arsip surat pengantar sebagai bukti pengeluaran. Dalam mendistribusikan / mengalokasikan blangko Buku Nikah ke Kantor Kementeriaan Agama Kabupaten/Kota harus sesuai kebutuhan. . Pengendalian. Setiap Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota perlu adanya pengendalian atas blangko yang telah didistribusikan/dialokasikan, yaitu: ¥ Membuat buku bantu pendistribusian. ¥ Membukukan laporan sisa penggunaan blangko. ¥ Membuat perbandingan antara pendistribusian dengan peristiwa. . Bimbingan Agar pelaksanan pengelolaan blangko dapat berjalan sesuai dengan kebijaksanaan _setiap bulan pimpinan secara fungsional perlu mengadakan bimbingan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang berada di wilayahnya. Bimbingan yang berkaitan dengan pengelolan blangko meliputi: Bimbingan teknis pembukuan. Bimbingan teknis penyimpanan. Bimbingan terhadap penggunaan. Bimbingan terhadap laporan keadaan stock. Dan lain-lain. KAN 8N8 8. Laporan a. Kegunaan laporan 1. Sebagai bahan penyusunan perencanaan kebutuhan formulir yang diajukan ke Kementerian Keuangan untuk memperoleh anggaran. 2. Sebagai dokumen perencanaan pengadaan dan pendistribusian/ alokasi. 3. Sebagai dasar penyusunan skala prioritas pengiriman. b. Tatacara membuat laporan penggunaan formulir 1. Laporan dibuat setiap triwulan pada tahun anggaran berjalan, dikirim kepada Ditjen Bimas Islam Up. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah dengan tembusan Kantor Wilayah Kementerian Agama setempat. 2. Laporan dibuat tepat waktu, dikirim selambat-lambatnya tanggal 15 pada bulan setelah triwulan yang bersangkutan. 3. Bentuk laporan sesuai dengan format terlampir. 4. Untuk Blangko Daftar Pemeriksaan Nikah (Model NB), Akta Nikah (Model N), Buku Nikah (Model NA) dan Duplikat Buku Nikah (Model DN) dibuat secara kolektif. 5. Setiap laporan harus dilampiri data NR pada triwulan yang bersangkutan, dan untuk laporan triwulan IV harus dilampiri data NR Triwulan I, Il, Dan Ill serta IV tahun yang bersangkutan. c. Akibat tidak mengirim laporan 1. Pendataan tidak valid yang berakibat tidak mencukupi kebutuhan. 2. Rencana pengadaan dan pendistribusian tidak sesuai dengan yang diharapkan. 3. Pengiriman Blangko Nikah ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dipertimbangkan. 9. Usul Kebutuhan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dalam hal ini Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah/Bimas Islam/Bimas Islam dan Haji lebih mengetahui kebutuhan blangko di wilayahnya. Agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan, setiap akhir tahun anggaran Kantor Wilyah Kementerian Agama tingkat provinsi mengajukan kebutuhan blangko untuk jangka waktu satu tahun dalam tahun anggaran berikutnya. Usul kebutuhan tersebut disusun berdasarkan kepada : 1. Laporan penggunaan blangko selama satu tahun yang lalu pada setiap Kabupaten/Kota. 2. Pertimbangan sisa blangko yang ada di Kantor Wilyah Kementerian Agama Provinsi dan di semua Kabupaten/Kota dalam wilayahnya. 3, Jumlah peristiwa NR pada tahun tersebut. 10. Penghapusan Dalam praktek dijumpai blangko yang tidak dapat dipergunakan karena rusak dimakan rayap, kebocoran, kebanjiran, lapuk atau karena salah tulis dan sebagainya, biasanya blangko-blangko semacam ini kurang mendapat perhatian dan berserakan tertumpuk di sembarang tempat. Hal ini akan menimbulkan berbagai masalah penyalahgunaan, pemalsuan dan sebagainya. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diadakan penghapusan. ‘Tatacara penghapusan blangko: 1, Tatacara penghapusan blangko diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Tatacara Penghapusan Blangko Nikah. 2. Langkah-langkah yang ditempuh: a. Kepala Kantor Wilyah Kementerian Agama Provinsi membentuk Panitia penghapusan sebanyak 3 (tiga) orang terdiri dari Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah/Bimas Islam, sebagai Ketua dan 2 (dua) orang pegawai sebagai Anggota. b. Panitia mencatat/menginventarisir semua blangko yang akan dihapus termasuk model dan jumlahnya. c. Untuk blangko Buku Nikah (Model NA) selain dicatat jumlahnya juga dicatat nomor dan serinya sama halnya dengan Duplikat Buku Nikah (Model DN). d. Panitia melaksanakan penghapusan dengan cara membakar/ mencacah, disaksikan 2 (dua) orang pejabat setempat. e. Membuat Berita Acara penghapusan lengkap dengan lampirannya. f. Segera menyampaikan berita acara tersebut ke alamat masing- masing yang tersebut dalam berita acara. C. Tingkat Kabupaten/Kota Pengelolaan blangko Nikah di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota secara garis besar meliputi : Tanggung Jawab, Penerimaan, Pembukuan, Penyimpanan, Pendistribusian, Pengendalian, Bimbingan, Laporan, usul kebutuhan dan Penghapusan. 1. Tanggungjawab Instansi yang bertanggungjawab atas pengelolaan blangko nikah adalah Kepala Kantor Kemeriterian Agama yang dikuasakan kepada Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam, dalam pelaksanaan sehari-hari pendistribusian blangko dilakukan oleh Kepala Seksi Bimas Islam. 2. Penerimaan Untuk penerimaan blangko Nikah yang di distribusikan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi, Kepala Kantor Kementerian Agama melalui hirarki di bawahnya menunjuk seorang pengawas pada seksi Urais/Bimas Islam sebagai petugas penerima blangko yang bertanggung jawab terhadap kebenaran, keutuhan dan keamanan barang kiriman Yang diterima sesuai dengan dokumen. ‘Tatacara penerimaannya diatur sebagai berikut : a. Petugas penerima mencocokkan alamat dan jumlah koli yuang tertera pada surat pengantar, sedangkan jika barang kiriman dikirim melalui kantor pos, petugas penerima mencocokkan alamat dan nomor koli yang diterima dengan alamat dan nomor koli resi pos. b. Untuk menyakini keutuhan barang kiriman, petugas penerima harus memeriksa setiap koli. ¢. Apabila alamat, jumlah koli dan keadaan setiap koli utuh dan tidak ada yang rusak, maka petugas penerima menandatangani bukti penerimaan, dengan menyebutkan nama terang dan NIP. d. Pada alamat dan jumlah koli yang tertera pada bukti penerimaan tidak dibenarkan adanya coretan. e. Apabila di antara barang kiriman ada koli yang tidak cocok atau rusak maka harus dibuatkan berita acara. f, Keamanan dan kutuhan blangko yang telah diterima, sepenuhnya menjadi tanggungjawab petugas penerima sampai diserahkannya barang kiriman kepada Kepala KUA Kecamatan dalam keadaan utuh dan tidak dibenarkan untuk dibuka. g. Selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak barang kiriman diterima, petugas penerima harus menyerahkan barang kiriman kepada Kepala KUA Kecamatan h, Setelah menerima barang kiriman dari petugas penerima, Kepala KUA bersama dengan Kepala Seksi Pemberdayaan KUA, disaksikan oleh Kepala Seksi Urais/Bimas Islam segera membuka dan mengitung isi. setiap koli untuk dicocokkan dengan faktur pengiriman. i. Hasil penghitungan tersebut dibuatkan berita acara, dan setelah ditandatangani segera diserahkan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. j. Apabila jumalah blangko tidak sesuai dengan yang tertera pada faktur pengiriman, maka kata tulis “lengkap” pada baris terakhir faktur dicoret, dan pada kolom keterangan diisi model dan jumlah formulir yang lebih atau kurang. k. Semua blangko yang diterima harus dibukukan dan dipastikan disimpan dalam tempat aman dan terkunci. . Pembukuan. Blangko Nikah adalah barang “dokumen milik Negara” oleh karena itu harus dikelola dan diawasi agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Salah satu cara pengelolaan dan pengawasan adalah membuat pembukuan yang tertib, jelas dan rapih dengan demikian setiap penerimaan, pendistribusian dan stock yang ada dapat dipantau secara cepat. Pembukuan memerlukan ketelitian di samping pengetahuan tentang hal dimaksud.Oleh karena itu petugas yang ditunjuk harus mengetahui tatacara pembukuan dan mampu melaksanakan pembukuan. 4, Penyimpanan. a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan blangko : 1. Menjamin keutuhan blangko dalam arti terhindar dari kerusakan; 2. Menjamin keamanan blangko nikah, untuk menghindari pencurian; 3. Memudahkan pada pelaksanaan pendistribusian; b. Tata cara penyimpanan : 1. Ditempatkan ditempat yang kering, tidak lembab/basah/kebocoran pada saat hujan. 2. Dalam periode tertentu diadakan pemeriksaan kemingkinan terdapat rayap/tikus atau hama kertas, bila perlu diadakan penyemprotan dengan obat serangga. 3. Disimpan di tempat khusus yuang telah dipersiapkan. 4. Untuk blangko nikah model NA dan DN disimpan dalam lemari/brankas/filing kabinet yang terkunci, diatur berurutan sesuai dengan nomor dan seri. 5. Penempatan setiap model blangko harus dipisahkan. 6. Apabila tempatnya tidak memungkinkan sedang blangko masing- masing model jumlahnya hanya sedikit, maka penempatan setiap model harus diberi batas pemisah. 5S. Pendistribusian. Tatacara pendistribusian diatur sebagai berikut : a. Pendistribusian blangko atau alokasi dengan cara mendahulukan blangko yang diterima lebih dahulu, dan blangko berikutnya didistribusikan. b. Pendistribusian blangko Model NA dan DN harus berurutan nomor dan serinya, untuk memudahkan pengecekan. Apabila dalam stock terdapat lebih dari satu seri, maka pendistribusiannya harus menghabiskan satu seri lebih dahulu secara urut, baru seri yang lainnya. c. Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam/ Bimas Islam dan Haji atau yang diberi kuasa hanya dibenarkan menyerahkan blangko kepada Kepala KUA Kecamatan atau Pegawai yang ditunjuk dengan surat Kepala KUA Kecamatan yang besangkutan dan mencantumkan nama terang serta NIP nya. d. Penyerahan blangko dengan menggunakan surat pengantar rangkap 3 (tiga). e. Surat pengantar harus diketik atau ditulis dengan rapi dan jelas, tidak boleh ada coretan atau bekas hapusan pada model dan jumlah. f, Untuk blangko Model NA dan DN dalam suat pengantar harus disebutkan seri dan nomornya. g. Sebelum menandatangani surat pengantar, penerima harus terlebih dahulu mengecek keutuhan dan jumlahnya. h. Khusus model Buku Nikah (Model NA) di cek satu persatu kemungkinan terdapat kekurangan, nomor ganda atau kerusakan. Apabila terdapat kekurangan atau kerusakan atau nomor ganda harus dibuatkan berita acara. j. Mengirim berita acara kepada Direkorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dhi. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah. k. Penyimpanan arsip surat pengantar sebagai bukti pengeluaran. 1. Dalam mendistribusikan / mengalokasikan blangko Buku Nikah ke KUA Kecamatan harus memperhitungkan dengan cermat agar tidak terjadi kelebihan blangko pada salah satu KUA, sementara KUA Kecamatan lain kekurangan. 6. Pengendalian. Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas administrasi pencatatan nikah, di setiap KUA perlu adanya pengendalian atas blangko yang telah didistribusikan/dialokasikan. Kegiatan pengendalian meliputi: ¥ Membuat buku bantu pendistribusian. ¥ Membukukan laporan sisa penggunaan blangko. ¥ Membuat perbandingan antara pendistribusian dengan peristiwa. 7. Bimbingan Agar pelaksanan pengelolaan blangko dapat berjalan sesuai dengan kebijaksanaan setiap bulan pimpinan secara fungsional perlu mengadakan bimbingan kepada KUA Kecamatan yang berada di wilayahnya. Bimbingan yang berkaitan dengan pengelolan blangko meliputi: Y Bimbingan teknis pembukuan. ¥ Bimbingan teknis penyimpanan. Y Bimbingan terhadap penggunaan. ¥ Bimbingan terhadap laporan keadaan stock. ¥ Dan lain-lain, 8. Laporan a. Kegunaan laporan 1. Sebagai bahan penyusunan perencanaan kebutuhan blangko yang diajukan ke Kementerian Keuangan untuk memperoleh anggaran. 2. Sebagai dokumen perencanaan pengadaan dan pendistribusian/ alokasi. 3. Sebagai dasar penyusunan skala prioritas pengiriman. b. Tatacara membuat laporan penggunaan formulir 1. Laporan dibuat setiap triwulan pada tahun anggaran, dikirim kepada Kanwil Kementerian Agama Provinsi; 2. Laporan dibuat tepat waktu, dikirim selambat-lambatnya tanggal 15 pada bulan setelah triwulan yang bersangkutan. Bentuk laporan sesuai dengan format terlampir. 4. Untuk Blangko Daftar Pemeriksaan Nikah (Model NB), Akta Nikah (Model N), Buku Nikah (Model NA) dan Duplikat Buku Nikah (Model DN) laporannya dibuat secara kolektif. 5. Setiap laporan harus dilampiri data NR pada triwulan yang bersangkutan, dan untuk laporan triwulan IV harus dilampiri data NR Triwulan I, Il, Dan III serta IV tahun yang bersangkutan. s ¢. Akibat tidak mengirim laporan 1. Pendataan tidak valid yang berakibat tidak mencukupi kebutuhan. 2. Rencana pengadaan dan pendistribusian tidak sesuai dengan yang diharapkan. 3. Pengiriman Blangko ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dipertimbangkan. 9. Usul Kebutuhan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kotamadya dalam hal ini Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas Islam dan Haji lebih mengetahui kebutuhan blangko di wilayahnya. Agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan, setiap akhir triwulan IV dalam tahun anggaran kantor Kementerian Agama tingkat Kabupaten/Kotamadya agar mengajukan kebutuhan blangko untuk jangka waktu satu tahun dalam tahun anggaran berikutnya. Usul kebutuhan tersebut disusun berdasarkan kepada : 1. Laporan penggunaan blangko selama satu tahun yang lalu pada setiap KUA Kecamatan. 2. Pertimbangan sisa blangko yang ada di klantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan di semua KUA Kecamatan dalam wilayahnya. 3. Banyaknya peristiwa NR yang terjadi pada tahun tersebut. 10. Penghapusan Dalam praktek dijumpai blangko yang tidak dapat dipergunakan karena rusak dimakan rayap, kebocoran, kebanjiran, lapuk atau karena salah tulis dan sebagainya, biasanya blangko-blangko semacam inikurang mendapat perhatian dan berserakan tertumpuk di sembarang tempat. Hal ini akan menimbulkan berbagai masalah penyalahgunaan, pemalsuan dan sebagainya. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diadakan penghapusan. Tata cara penghapusan blangko: 1. Tatacara penghapusan blangko diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam tentang Tatacara Penghapusan Blangko Nikah. 2. Langkah-langkah yang ditempuh: a. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kotamadya setempat membentuk Panitia penghapusan sebanyak 3 (tiga) orang terdiri dari Kepala Seksi Urusan Agama Islam, sebagai Ketua dan 2 (dua) orang pegawai sebagai Ariggota. b. Panitia mencatat/menginventalisir semua blangko yanhg akan dihapus mencakup model dan jumlahnya. ¢. Untuk blangko Buku Nikah (Model NA) selain dicatat jumlahnya juga dicatat nomor dan serinya sama halnya dengan Duplikat Buku Nikah (Model DN) d. Panitia melaksanakan penghapusan dengan cara membakar/ mencacah, disaksikan 2 (dua) orang pejabat setempat. e, Membuat Berita Acara penghapusan lengkap dengan lampirannya. f. Segera menyampaikan berita acara tersebut ke alamat masing- masing yang tersebut dalam berita acara. D. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pengelolaan blangko nikah di Tingkat Kecamatan meliputi Penerimaan, Pembukuan, Penyimpanan, Penggunaan dan Pelaporan. 1. Penerimaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan blangko adalah sebagai berikut : a. Yang harus menerima blangko dari Kantor Kementerian Agama kabupaten/Kota adalah Kepala KUA Kecamatan yang bersangkutan. b. Dalam hal Kepala KUA Kecamatan berhalangan dapat menunjuk pegawainya dengan surat tugas. c. Pegawai yang ditunjuk harus sudah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. d. Pada waktu menerima blangko harus mencocokkan tanda terima dan jumlahnya. . Khusus blangko Model NA, DN, N, dan NB harus di cek satu persatu sebelum blangko diterima. f. Apabila terjadi ketidakcocokan harus dibuat berita acara. g. Setelah blangko diterima, dan keamanannya menjadi tanggung jawab penerima. h. Petugas penerima selambat-lambatnya 1 x 24 jam harus sudah menyerahkan blangko kepada Kepala KUA Kecamatan untuk di simpan. 2. Pembukuan. a, Pembukuan blangko sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kepala KUA Kecamatan selaku pemegang stock blangko. b. Semua penerimaan dan pengeluaran blangko harus dibukukan. c, Dalam hal yang sangat diperlukan Kepala KUA Kecamatan dapat mengalihkan blangko kepada KUA Kecamatan wilayah lain dalam wilayah Kabupaten yang sama dan diketahui Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam setempat dan dibuatkan berita acara. d. Berita acara tersebut menjadi buku pengeluaran/penerimaan yang harus dicantumkan pada buku stock, 3. Penyimpanan a. Kepala KUA Kecamatan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap keamanan dan keutuhan blangko. b. Penyimpanan harus dijamin keutuhan dan keamanannya. c. Khusus blangko nikah model NA dan DN penyimpanannya harus ditangani langsung oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan dan dan ditempatkan di dalam tempat yang terkunci 4. Penggunaan a. Blangko harus digunakan apabila terjadi peristiwa nikah. b. Penggunaan model blangko harus sesuai dengan peristiwa nikah, 5. Pelaporan KUA membuat laporan penggunaan blangko yang selanjutnya disampaikan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang mewilayahinya setiap akhir bulan Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 2013 KT RS B, eRAL “Ce oN i a eX \ h LAPORAN PENDISTRIBUSIAN BLANGKO NIKAH KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA.. PROVINSI.... ..TAHUN 2013 JUMLAH DISTRIBUSI BLANGKO NIKAH KANTOR URUSAN Duplikat No} AGAMA (KUA) | RUKD) dita | | Daftar | “Buku | KETERANGAN KECAMATAN ikah | Nikah | Pemeriksa | Nirah (Model | (Modet | an Nikah | afaey Na) | 8) | (Model nay | or 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 lL Stok (Persediaan) Kementerian Agama Total Jumlah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.... LAPORAN PENDISTRIBUSIAN BLANGKO NIKAH KANTOR PROVINSL. WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA. TAHUN 2013 JUMLAH DISTRIBUSI BLANGKO NIKAH, Duplikat Buku | Akta Daftar NO | KABUPATEN/KOTA, Nikah | Nikah | Pemeriksa me KETERANGAN (Model | (Model | an Nikah (Modet NA) N) (Model NB) DN) 1 2 3 4 5 6 a: 8 9 10 11 | Stok (Persediaan) Kanwil Kemenag Provinsi. Jumlah ‘Total Jumlah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NIP. BERITA ACARA PEMUSNAHAN/PENGHAPUSAN BLANGKO NIKAH Pada hari ini, ...tanggal..........,.bulan.. . tahun .. Panitia Pemusnahan/Penghapusan Blangko Nikah yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Nomor ... +. tanggal ......bulan, tahun 1. Nama NIP Jabatan Alamat 2. Nama NIP Jabatan Alamat 3. Nama NIP Jabatan Alamat ‘Telah melaksanakan pemusnahan/pengahapusan blangko Nikah dengan cara membakar/mencacah sebagaimana tercantum pada daftar terlampir. Demikian berita acara pemusnahan/penghapusan blangko nikah ini dibuat rangkap 5 untuk disampaikan kepada : 1. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam cq. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah di Jakarta. 2. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi cq. Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas Islam dan Haji. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten... ./Kota... Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas Islam dan Haj 5. Yang bersangkutan. 9 -

Вам также может понравиться