Вы находитесь на странице: 1из 7

ADAPTASI

A. Pengertian

Adaptasi adalah suatu proses perubahan yang terjadi dalam aktivitas individu terhadap
aspek fisiologis dan psikososial dalam berespon terhadap suatu stressor.

B. Tujuan adaptasi

Secara umum adaptasi bertujuan untuk menghadapi tuntutan secara sadar dan tidak sadar,
menghadapi tuntutan kebutuhan secara realistic, rasional dan obyektif.

C. Dimensi adaptasi

Potter and perry (1997) mengemukakan stress dapat mempengaruhi dimensi adaptasi
fisik, perkembangan, emosional, intelektual, social dan spiritual.

1. Fisik
Dimensi adaptasi fisik meliputi sindrom adaptasi local dan sindrom adaptasi umum.
Contoh : sakit tenggorokan jika tidak berhasil di atasi dapat mengakibatkan kematian,
sebaliknya jika berhasil maka infeksi dapat teratasi dan pulih kembali.
2. Perkembangan
Dimensi adaptif perkembangan meliputi koping yang berhasil dalam tugas/tahap
perkembangan sebelumnya dan adaptasi yang berhasil terhadap stressor sebelumnya.
Contoh : stresornya pension pension, jika tidak berhasil beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi dapat mengakibatkan depresi, sebaliknya jika berhasil beradaptasi maka
peran fungsi berubah dengan suatu aktivitas lain yang lebih bermakna
3. Emosional
Dimensi adaptif emosional adalah mekanisme pertahanan psikologis dan kekuatan
kepribadian individu. Contoh :
4. Intelektual
Dimensi adaptif intelektual diantaranya pendidikan formal, kemampuan untuk
menyelesaikan masalah, ketrampilan berkomunikasi, persepsi realistic, mobilisasi
kesadaran terhadap strategi koping positif masa lalu. Contoh :
5. Social
Dimensi adaptif social meliputi jaringan social yang memberikan dukungan dan orang
lain yang memberikan dukungan dapat mengarahkan individu kepada sumber yang
dibutuhkan. Contoh :
6. Spiritual
Kelompok pendoa dan dukungan dari rohaniwan merupakan dimensi adaptif spiritual.
Contoh

D. Karakteristik adaptasi/ respons stress


Freud pertama kali mengembangkan peimikiran tentang adaptasi khususnya mekanisme
pertahanan diri (defense mechanisms) ini pada tahun 1926 kemudian anaknya Anna Freud
menyempurnakan dan menata konsep ini (Feist, 2009)

1. Terdapat respons normal terhadap stressor, yang dalam kehidupan sehari-hari dapat
meningkatkan sekresi katekolamin yang menyebabkan peningkatan frekuensi jantung dan
tekanan darah

2.Stresor fisik dan emosional mencetuskan respons serupa (spesifitas lawan non spesifitas) yang
pola dan besarnya berbeda

3. Besar dan durasi stressor dapat sedemikin besarnya sehingga mekanisme homeostasis untuk
penyesuaian gagal yang dapat mengakibatkan kematian

4. Pemajanan berulang terhadap stimuli mengakibatkan perubahan adaptif, yaitu kadar enzim
tirosin hidrolase jaringan meningkat yang menyebabkan peningkatan kapasitas bagi tubuh untuk
menghasilkan norepinefrin dan epinefrin

5. Terdapat perbedaan individual dalam berespons terhadap stressor yang sama

E. jenis adaptasi

Pada umumnya jenis adaptasi ada dua yaitu : adaptasi fisiologis dan adaptasi psikologis.

1. adaptasi fisiologis

a. LAS

sindrom adaptasi setempat ini termasuk pembekuan darah, penyembuhan luka,


akomodasi mata terhadap cahaya dan respon terhadap tekanan. LAS memiliki cirri

1) Respons yang terjadi dalah setempat/local, jadi tidak melibatkan seluruh system tubuh
2) Respons adalah adaptif yang berarti stressor diperlukan untuk menstimulasinya
3) Sifat respons jangka pendek, tidak terjadi secara terus menerus
4) Respons adalah restoratif yaitu membantu dalam memulihkan homeostatis region atau
bagian tubuh tertentu

LAS memiliki dua respon yaitu respon refleks nyeri dan respon inflamasi

a) Respon refleks nyeri


Merupakan respons setempat dari system saraf pusat terhadap nyeri untuk melindungi
jaringan dari kerusakan lebih lanjut.
b) Respons inflamansi
Respons ini distimuli oleh trauma atau keadaan infeksi, yang memusatkan inflamansi
sehingga menghambat penyebaran inflamasi dan meningkatkan penyembuhan.
b. GAS

GAS terdiri dari reaksi alarm (peringatan). Resisten dan tahap pemulihan atau kehabisan
tenaga.

1) Reaksi alarm
Kadar hormone meningkat agar volume darah dapat meningkat menyiapkan individu
untuk bereaksi
2) Tahap resisten
Tubuh kembali menjadi stabil, kadar hormone, frekuensi jantung, tekanan darah dan
curah jantung kembali ke tingkat normal.
3) Tahap kehabisan tenaga
Terjadi ketika tubuh tidak dapat lagi melawan stressor dan energy yang diperlukan
semakin menipis.

2. Adaptasi psikologis

Perilaku adaptif psikologis individu membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi


stressor .perilaku adaptif psikologis disebut sebagai coping atau mekanisme coping. Coping
merupakan strategi untuk memanajemen perilaku menuju penyelesaian masalah yang paling
sederhana dan realistis, serta berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata
maupun tidak nyata.

F. Fungsi coping

Coping memiliki dua fungsi umum yaitu dapat berupa focus pada permasalahn yang
dihadapi dan melakukan regulasi emosi dalam berespons/beradaptasi terhadap stress

1. Coping yang berfokus pada emosi (Emotion-focused coping) merupakan suatu upaya untuk
mengontrol respons emosional terhadap situasi yang sangat menekan. Menurut Maramis (2005)
ada berbagai jenis mekanisme pertahanan diri diantaranya.

a) Fantasi

keinginn yang tidak terkabulkan dipuaskan dalam imajinasi.

b) Pengingkaran/penyangkalan (denial)

menghindari realitas ketidaksetujuan dengan mengabaikan atau menolak untuk


mengenalinya, kemungkinan merupakan mekanisme pertahanan diri yang paling sederhana
dan primitive (Stuart dan sundeen,2002)

c) Rasionalisasi
stuart dan sundeen (2002) mengemukakan rasionalisasi adalah memberikan penjelasan
yang dapat dietrima secara social atau seolah-olah masuk akal untuk menyesuaikan impuls,
perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.

d) Identifikasi

menambah rasa harga diri dengan menyamakan harga dirinya dengan seseorang atau
suatu hal yang dikaguminya

e) Introyeksi

individu menyatukan kualitas atau nilai-nilai orang lain atau suatu kelompok ke dalam
struktur egonya sendiri (stuart dan sundeen,2002)

f) Represi

secara tidak sadar menekan pikiran yang berbahaya dan yang menyedihkan keluar dari
alam sadarnya.

g) Regresi

kembali ke taraf perkembangan yang telah dilalui yang biasanya kurang matang dan
kurang aspiratif

h) Proyeksi

menyalahkan orang lain berhubungan dengan kesulitanya sendiri atau mengeluarkan


kepada orang lain keinginannya sendiri yang tidak baik

i) Reaksi formasi (reaction formation)

pembentukan sikap dan pola perilaku yang berlawanan dengan sesuatu yang benar-benar
dirasakan atau akan dilakukan oleh orang lain (stuart and sundeen,2002)

j) Sublimasi

keinginan yang tidak terpenuhi terutama sexual disalurkan pada kegiatan lain yang dapat
diterima oleh masyarakat

k) Kompensasi

menutupi kekurangan dengan menonjolkan hal yang baik atau karena frustasi dalam
suatu bidang tertentu, dicari kepuasaan dalam bidang yang lain

l) Salah pindah (displacement)


mengalihkan emosi yang semestinya diarahkan pada orang atau benda tertentu ke benda
atau orang yang netral atau tidak membahayakan

m) Pelepasan (undoing)

meniadakan atau membatalkan suatu pikiran, kecendrungan atau tindakan yang tidak
disetujui, meminta maaf, menyesal, dan menjalani hukuman merupakan bentuk pelepasan

n) Penyekatan emosi (emotional insulation)

individu mengurangi tingkat keterlibatan emosinya dalam keadaan yang dapat


menimbulkan kekecewaan atau sesuatu yang menyakitkan

o) Isolasi (intelektualisasi, disosiasi)

merupakan suatu bentuk penyekatan emosional, beban emosi dalam suatu keadaan yang
menyakitkan diputuskan atau diubah (distrosi)

p) Simpatisme

berusaha mendapatkan simpati dengan jalan menceritakan berbagai kesukarannya

q) Pemeranan (acting out)

mengurangi suatu ketegangan yang dibangkitkan oleh keinginan yang terlarang dengan
membiarkan ekspresinya

r) Fiksasi

Feist dan Feist (2009) mengemukakan pada umumnya pertumbuhan psikis lazimnya
bergerak secara kontinu melalui serangkaian tahap perkembanagn, akan tetapi proses
pendewasaan secara psikologis tidaklah bebas dari momen-momen yang penuh dengan stress
maupun kecemasan

s) Menarik diri

perkembangan kepribadian bisa berhenti ketika manusia lari dari kesulitan

2. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping)

Merupakan sutau upaya untuk mengurangi stressor dengan mempelajari cara-cara atau
ketrampilan-ketrampilan yang baru untuk yang digunakan untuk merubah situasi, keadaan
atau pokok permasalahan

G. Aspek coping
Aspek coping yang akan diuraikan berkenanaan dengan coping yang berfokus pada
emosi (emotional focused coping) dan coping yang berfokus pada problem (problem focused
coping) yang telah dibahas sebelumnya. Falkman dan lazarus mengidentifikasi berbagai
aspek yang berkenaan dengan coping yang berfokus pada emosi yaitu

1. Seeking social emotional support, adalah upaya untuk memperoleh dukungan secara
emosional maupun social dari orang lain

2. Distancing, melakukan upaya kongnitif untuk melepaskan diri dari masalah atau
memutuskan suatu harapan yang positif

3. Escape avoidance, menghayal tentang suatu situasi atau melakukan tindakan atau
mengindari dari situasi yang tidak menyenangkan

4. Self control, adalah mengatur perasaan diri sendiri atau tindakannya dalam hubungannya
dengan penyelesaian masalahnya

5. Accepting responsibility, dengan berupaya untuk menerima masalah yang dihadapi sambil
memikirkan jalan keluarnya

6. Positive reappraisal, berupaya member arti positif dari situasi yang ada dalam masa
perkembangan kepribadian, kadang kala dengan pemikiran yang religious (Taylor 1995)

Aspek aspek dari coping yang berfokus pada problem adalah

a) Seeking informational support, berupaya untuk memperoleh dukungan infromasi dari


orang lain yang dianggap dapat dipercaya dan kompeten
b) Confrontife coping, dengan melakukan konfrontasi untuk menyelesaikan masalah secara
nyata
c) Planful problem-solving, adalah menganalisis setiap situasi yang menimbulkan masalah
serta berupaya mencari solusi secara langsung atas masalah yang dihadapi

H. Sumber Ketahanan terhadap Stres

Antonovsky (1979) telah mencatat bahwa sebagian besar dari kita telah bertahan hidup
dan bahkan berkembang cepat dalam dunia yang terisi dengan pathogen-pathogen fisik,
psikologis, social, dan pathogen budaya atau dengan kata lain terisi dengan stressor. Menurut
Sheridan dan Radmacher (1992) sumber-sumber ketahanan terhadap stress meliputi

1. Sumber daya material

Sumber daya material diantaranya adalah uang dan semua hal yang dapat dibeli:
makanan, pakaian, rumah, dan perwatan kesehatan

2. Sumber daya fisik


Adalah atribut-atribut fisik positif dari seseorang, seperti kekuatan, kesehatan dan daya
tarik dapat berguna dalam menanggulangi stressor

3.Sumber daya intrapersonal

Sumber daya intrapersonal adalah keseluruhan kekuatan-kekuatan dalam diri yang


membantu dalam menghadapi peristiwa kehidupan

4. Sumber daya pendidikan dan informasi

Ilmu pengetahuan adalah sumber daya paling berharga untuk dimiliki

5. Sumber daya budaya

Antonovsky (1979) mengemukakan bahwa budaya member kita perasaan mengenal hal-
hal yang berhubungan secara koheren

Вам также может понравиться