Вы находитесь на странице: 1из 17

INSTRUMEN ENDODONTIK

Perawatan saluran akar melibatkan tiga langkah utama yang dikenal

sebagai Triad Endodontik yang terdiri dari preparasi akses, pembersihan dan

pembentukan saluran akar, dan pengisian saluran akar. Instrumen yang digunakan

pada setiap tahap terdiri dari instrumen yang berbeda-beda tergantung fungsinya.

Sejauh ini berbagai macam instrumen telah dikembangkan seiring dengan

berkembangnya teknik perawatan dan material yang digunakan; dari teknik

manual ke teknik rotari dan dari baja karbon, kemudian baja tahan karat (stainless

steel), nikel-titanium (NiTi) dan instrumen titanium- alumunium (microtitane).

A. Jenis- jenis Instrumen


Terdapat berbagai macam instrumen umum yang diaplikasikan di

dalam endodontik, namun ada pula instrumen yang hanya digunakan

perawatan endodontik. Grossman mengklasifikasikan instrumen endodontik

berdasarkan fungsinya:

Fungsi Instrumen

Pemeriksaan Smooth broaches dan endodontik explorer.


(Untuk mengetahui orifis saluran akar)
Ekstirpasi Jarum ekstirpasi (Barbed broaches)
(Untuk mengektirpasi pulpa dari saluran akar)
Pembersihan dan Rimer (reamer) dan file (Untuk pembersihan
pembentukan dan pembentukan saluran akar)
Pengisian Pluggers, spreaders dan lentulospirals
(Untuk memadati pengisian gutta-percha)
1. Instrumen pemeriksaan
Endodontik exploler merupakan instumen yang diggunakan untuk

mengetahui letah orifices saluran akar dan menentukan sudut yang tepat

pada kamar pulpa, memastikan agar orifices bisa dimasukan instrumen

endodontik.3
Smooth broaches merupakan broaches yang diggunakan untuk

menemukan arah dari saluran akar, sangat elastis dan tidak bergerigi.1
2. Instrumen ekstirpasi
Barbed broaches merupakan salah satu instrumen yang pertama

digunakan untuk perawatan endodontik yang masih digunakan higga saat

ini. Instrumen ini berbentuk bulat dan dikelilingi ulir pemotong yang

tajam.3
Barbed broaches tidak dapat membuang dentin tetapi hanya

mebuang jaringan lunak pada saluran akar, juga dapat dihhunakan untuk

membuang kapas atau paper point yang tidak sengaja menyumbat saluran

akar3
Broach biasanya diggunakan untuk1 :
a. Ekstripasi jaringan pulpa
b. Membuang kapas atau paper point yang tersangkut
c. Menghilangkan jaringan necrotic pada saluran akar

3. Instrumen pembersihan dan pembentukan


Teknik pada tahap pembersihan dan pembentukan saluran akar dewasa

ini telah berkembang, semula step back berkembang menjadi crown down.

Mengingat bervariasinya teknik pembersihan dan pembentukan saluran akar

ini, terdapat pula perkembangan pada instrumen yang digunakan.


Dari klasifikasi Grossman, instrumen yang berfungsi untuk

pembersihan dan pembentukan saluran akar adalah rimer dan file.


a) Rimer
b) File
1) Bagian-bagian File
Bagian-bagian file terdiri atas pegangan atau gagang (handle) dan

batangan file (shaft). Batangan file terdiri atas shank dan ulir pemotong

(blade) (GAMBAR 9).

Blade
Handle Shank

GAMBAR 9
Bagian-bagian fileShaft
(11)

2. Panjang File(8)
Pada file manual terdapat 3 jenis panjang batang file yaitu 21, 25,

dan 31mm. Instrumen yang pendek memberikan kemudahan dokter gigi

untuk mengontrol akses pada gigi posterior yang memiliki akses yang

terbatas. Ukuran 25 dan 31mm digunakan untuk akar yang lebih panjang.

Instrumen dengan ukuran 25mm adalah yang paling sering digunakan

selama perawatan saluran akar.


File rotari NiTi memiliki variasi pada panjang batang file selain

ukuran 21, 25, dan 31 mm, yaitu terdapat ukuran 19, 23, 27, 28, 30mm.

Tidak semua jenis file NiTi memiliki semua variasi panjang batang file,

jadi file NiTi tidak memiliki keseragaman untuk panjang batang file.(12)
3. Diameter dan Ketirusan File
Semua file memiliki diameter yang makin membesar dari ujung

sampai ke gagangnya, yakni berbentuk tirus (tapered). Ujung instrumen

dinamakan D0 dan titik 16 mm dari ujung dinamakan D 16 (GAMBAR

10). Panjang ulir (bilah) pemotong file manual biasanya 16 mm. Setiap

instrumen biasanya diberi nomor. Instrumen manual standar bernomor

dari 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 70, 80. Nomor tersebut
menunjukkan diameter pada titik D0. Artinya, instrumen nomor 15 berarti

diameternya pada D0 adalah 0.15 mm. Peningkatan diameter D0 sampai

nomor 60 adalah 0.05mm; mulai dari nomor 60 ke atas diameter D0nya

meningkat sebesar 0.10 mm sampai dengan ukuran 140. Pada file manual

setiap mm panjang diameternya meningkat 0.02 mm dan dikatakan file

ini memiliki ketirusan 2%. Semua file manual memiliki ketirusan 2% dan

panjang ulir pemotong 16 mm (D 0-D16).(8) Pada file rotari, ketirusan dan

panjang ulir pemotong bervariasi. ProFile misalnya tersedia dalam

beberapa nomor dan setiap peningkatan nomor ketirusannya meningkat

konstan sebesar 29%. Instrumen rotari NiTi lain memiliki ketirusan

bervariasi misalnya ProTaper yang memiliki enam instrumen,

ketirusannya berbeda-beda.(12)

GAMBAR 10
Spesifikasi dari standardisasi file(8)
4. Kode Warna File (TABEL 1)

Kode warna dari pegangan file didesain sesuai ukurannya, dilihat

dari ukuran D0.(8) Hal yang sama berlaku juga pada file rotari NiTi.(12)

Dengan penambahan 5 satuan untuk sampai ukuran 60 dan penambahan

10 satuan untuk sampai ukuran 100, kode warna file sebagai berikut(6):

TABEL 1

KODE WARNA FILE(6)


Kode Warna Ukuran
Putih 15 45 90
Kuning 20 50 100
Merah 25 55 110
Biru 30 60 120
Hijau 35 70 130
Hitam 40 80 140

Untuk saluran akar yang sempit dan mengalami kalsifikasi,

instrumen dengan ukuran yang lebih kecil digunakan ukuran 06 (merah

muda), 08 (abu-abu) dan 10 (ungu).(9)


4. Instrumen pengisian

B. Material Instrumen
(13)
Secara historis, instrumen endodontik dibuat dari baja karbon.

Namun baja karbon sekarang sedikit digunakan karena kerentanannya

terhadap korosi ketika disterilkan dengan autoklaf dan jika terkena larutan

irigasi.(8) Selain itu, material ini cenderung mengalami fraktur karena

kerapuhan logamnya.(9) Karena kelemahan material ini, kemudian

dikembangan material baja tahan karat (stainless steel).(13) Baja tahan karat

atau baja karbon keduanya termasuk logam yang sederhana. Baja tahan karat

lebih fleksibel, dan kecil kemungkinannya untuk fraktur dibandingkan dengan

baja karbon, selain itu baja tahan karat juga lebih resisten terhadap korosi. (6)

Namun, dibandingkan dengan baja tahan karat, daya potong instrumen baja

karbon lebih efisien.(8)


Dewasa ini, telah banyak digunakan instrumen dari nikel-titanium

(NiTi). Material ini memiliki fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan

dengan baja tahan karat.(13) Dapat dikatakan bahwa NiTi adalah material yang

paling fleksibel.(6) Material ini digunakan terutama untuk instrumen rotari.


Dengan bertambahnya fleksibilitas dari suatu NiTi maka dihasilkan

keelastisitasan yang lebih besar, sehingga memudahkan pemakaian pada akar

bengkok walaupun efisiensi pemotongan instrumen NiTi berkurang

dibandingkan dengan baja tahan karat.(8) Material NiTi efisiensi

pemotongannya lebih rendah dari baja tahan karat.(6) Sterilisasi yang berulang

memiliki efek negatif terhadap NiTi karena akan mengubah struktur

permukaannya.(11) Namun NiTi bersifat tidak korosif dan biokompatibel. (8)

Oleh karena itu, adanya larutan irigasi sekitar instrumen dalam waktu kurang

dari 30-60 menit tidak menyebabkan korosi.(11)


Instrumen manual umumnya terbuat dari baja tahan karat, sedangkan

instrumen rotari terbuat dari nikel-titanium kecuali bur Gates Glidden yang

tersedia juga dari material baja tahan karat. Perkembangan terbaru lainnya

adalah instrumen titanium berupa campuran logam titanium dan alumunium

yang dipasarkan sebagai Microtitane oleh Micro Mega, Perancis. Instrumen

yang terbuat dari bahan ini contohnya adalah rimer, K-file dan H-file. Bahan

ini mengandung 90% titanium dan 5% alumunium. Instrumen ini memiliki

ketahanan terhadap fraktur dan efisiensi pemotongan sama dengan bahan baja

tahan karat. Namun, instrumen ini gagal untuk menghasilkan preparasi yang

unggul dalam saluran akar yang melengkung.(6)

MACAM-MACAM STERILISASI INSTRUMEN


Adanya risiko terhadap keberhasilan perawatan endodontik dan terjadinya

infeksi silang pada instrumen yang terkontaminasi, menyebabkan dibutuhkannya

sterilisasi sebelum dan saat instrumen digunakan.

A. Tahap Sterilisasi sebelum Perawatan

Menurut Garg (2010) diperlukan suatu tahapan kerja tertentu

menggunakan instrumen agar perawatan bisa asepsis. Tahapan kerja tersebut

berlaku pula untuk file endodontik.(5) Tahapan tersebut dimulai dari

perendaman, pembersihan, pembilasan dan pengeringan, pengemasan dan

penyegelan, kemudian dilanjutkan dengan proses sterilisasi, dan instrumen

dapat disimpan saat instrumen belum digunakan atau dapat langsung

digunakan kembali setelah tahap sterilisasi.(5)

Langkah pertama adalah perendaman, file ditempatkan di dalam

keranjang pembersih dan ditempatkan ke dalam larutan pembersih. Di

antaranya dapat digunakan larutan seperti, deterjen pH netral, air, dan larutan

enzim. Perendaman file tidak dianjurkan dalam waktu yang lama karena akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya korosi.

Kemudian dilanjutkan dengan prosedur pembersihan, prosedur ini

dilakukan agar dapat mengurangi beban biologis berupa, mikroorganisme,

darah, dan saliva yang terdapat pada file karena desain file sangat kondusif

bagi mikroorganisme dan debris untuk bertahan pada file. Metode yang dapat

digunakan untuk membersihkan adalah penggosokan manual, pembersihan

ultrasonik, dan mesin cuci. Dari ketiga metode ini, pembersihan ultrasonik
lebih dianjurkan untuk praktek dokter gigi ini karena metode ini

meminimalkan penanganan file secara langsung. Setelah dibersihkan,

keluarkan keranjang dan cuci file di bawah air mengalir. Gunakan sarung

tangan saat mencuci di bawah air mengalir karena larutan pembersih juga

terkontaminasi.

Setelah dibersihkan dilakukan tahap pembilasan dan pengeringan, file

dibilas dengan air steril dan dikeringkan. Dengan selesainya tahap pembilasan

dan pengeringan file, dilanjutkan dengan tahap pengemasan. Tahap ini

bertujuan untuk memelihara sterilitas file setelah tahap sterilisasi dilakukan.

File yang tidak dikemas dapat terkontaminasi oleh debu, aerosol atau

penanganan yang tidak tepat atau kontak dengan permukaan yang

terkontaminasi, saat ruang sterilisasi dibuka. Instrumen yang sudah

dibersihkan dikemas menurut fungsinya, kemudian dibungkus dan

ditempatkan dalam kantong sterilisasi. Bahan kemasan disesuaikan dengan

metode sterilisasi yang akan digunakan.

Setelah file dikemas dapat dimasukkan ke dalam sterilisator.

Sterilisator pada tahap ini digunakan sterilisator sebelum perawatan yaitu

oven udara panas, autoklaf, khemiklaf, dll. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Halebathi (2011) terhadap 30 file NiTi rotari yang masih baru

(ProTaper ukuran standar F4 dan panjang 21 mm) dan Raju (2013) terhadap

100 K-files (panjang 21 mm ukuran 25), didapatkan kesimpulan bahwa

sterilisasi autoklaf menghasilkan sterilitas yang sempurna. (7, 16) Namun belum

terdapat penelitian yang lebih lanjut mengenai perbandingan dengan

sterilisasi khemiklaf yang keduanya memanfaatkan uap dan tekanan. Namun


dibandingkan dengan autoklaf, khemiklaf memiliki peluang terjadinya korosi

lebih kecil dibandingkan dengan autoklaf.(8) Hasil penelitian terhadap file

rotari NiTi ini menunjukkan bahwa file rotari lebih menunjukkan

kecenderungan bakteri bertahan pada file, hal tersebut dikarenakan desain

galur file yang berbentuk U yang menambahkan retensi.(16) Raju (2013) juga

menunjukkan hasil yang sama dengan sterilisasi autoklaf yang disterilkan

dengan laser CO2.(7)

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

sterilisator autoklaf menunjukkan sterilitas yang baik. Untuk itu pengemasan

file sebelum sterilisasi harus menggunakan penutup berpori sehingga

memungkinkan uap untuk menembus dan mencapai file. Bahan yang

digunakan untuk kemasan dapat berupa kain (GAMBAR 17). Jika file harus

disimpan dan tidak digunakan segera setelah sterilisasi, siklus autoklaf harus

diakhiri dengan fase pengeringan untuk menghindari noda atau korosi

instrumen.(5)

Setelah tahap sterilisasi dilakukan, apabila file belum saatnya

digunakan, file harus disimpan sampai siap untuk digunakan, hal tersebut

dilakukan untuk mengurangi risiko kontaminasi. File steril harus dibiarkan

dingin sebelum penyimpanan, jika tidak kondensasi akan terjadi di dalam

bungkus. File steril disimpan dalam ruang UV.


GAMBAR 17
Kantong kain untuk instrumen pembungkus(5)

Selain autoklaf, terdapat beberapa metode lain yang dapat digunakan

dalam tahap sterilisasi sebelum perawatan, namun belum ada penelitiannya

dalam sterilisasi file. Metode tersebut adalah flaming, insinerasi dan oven

udara panas yang termasuk dalam sterilisasi pemanasan kering. Dari ketiga

metode ini yang memungkinkan digunakan untuk sterilisasi file adalah

metode oven udara panas yang dapat mensterilkan instrumen logam. Selain

itu terdapat metode perebusan air; tetapi perebusan air hanya dapat

membunuh bakteri vegetatif. Untuk sterilisasi radiasi, radiasi ultraviolet dapat

dimanfaatkan pada satu lemari penyimpanan untuk menyimpan instrumen

yang telah disterilkan seperti file. Sterilisasi file di antara gas etilen oksida

dan gas formaldehida serta B- propionolactone, yang mungkin digunakan

untuk sterilisasi file adalah gas etilen oksida karena dapat mensterilkan

instrumen yang kompleks namun terdapat alasan tidak dapat digunakannya

metode sterilisasi ini, karena gas ini memerlukan biaya tinggi, dan yang

paling penting dapat bersifat racun dan dapat meledak.


B. Tahap Sterilisasi selama Perawatan (Chairside Sterilization)

Sesuai dengan prinsip perawatan endodontik yang harus bekerja

secara asepsis, sterilisasi dibutuhkan sebelum file digunakan dan saat file itu

digunakan karena debris organik melekat kuat pada file setelah penggunaan

klinis. Oleh karena itu, untuk menghilangkan bahan organik dan debris

sepenuhnya dari file, prosedur desinfektan yang efektif harus dilakukan untuk

mencapai keadaan yang asepsis.

Pada tahap ini, autoklaf atau perebusan dan/atau oven udara panas

tidak mungkin digunakan, yang banyak dipakai adalah desinfektan, glass-

bead, atau garam panas. Terdapat berbagai desinfektan yang biasa digunakan

misalnya alkohol, natrium hipoklorit, klorheksidin, iodin, glutaraldehid dll.

Menurut Halebathi (2011) GlutraMil (GAMBAR 18) desinfektan yang

mengandung 2.45% w/v alkali glutaraldehida (desinfektan tingkat tinggi yang

mengandung glutaraldehida (TABEL 2)), lebih poten dalam mensterilkan file

dibandingkan dengan Quitanet Plus (GAMBAR 19) yang mengandung alkyl

dimethyl benzyl ammonium chloride dan didecyl dimethyl ammonium

chloride (desinfektan tingkat rendah yang mengandung amonium kuaterner

(TABEL 2)). Selain itu Punathil (2014) mengemukakan bahwa file (84 file

yang digunakan dengan cara manual) yang terkontaminasi dan dilakukan

pencelupan pada natrium hipoklorit 5.25% selama 5 menit, ketika pegangan

tidak terkontaminasi, menunjukkan pertumbuhan organisme yang sedikit dan

ini adalah metode yang paling efektif digunakan untuk prosedur sterilisasi

chairside. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa efektivitas NaOCl


berpotensi melarutkan jaringan dan daya anti mikrobanya tergantung pada

konsentrasi dan waktu pemaparan.(18) Belum ada penelitian mengenai potensi

sterilisasi terhadap file dari desinfektan yang lain.

GAMBAR 18 GAMBAR 19
Larutan GlutraMil(16) Quitanet Plus(16)

TABEL 2
BAHAN KIMIA UNTUK DESINFEKSI(17)
Level Spektrum Penggunaan Contoh

Tingkat Semua bakteri kecuali Permukaan yang Kuaterner amonium,


rendah mycobacteria dan tidak terpapar beberapa fenol,
spora, beberapa jamur darah iodium
dan virus
Tingkat Mycobacteria, bukan Permukaan yang Kuartener amonium
menengah spora, sebagian besar terpapar darah dengan alkohol, klor
jamur dan virus fenol, iodium
Tingkat Semua mikroba Pencelupan Glutaraldehida,
Tinggi kecuali spora peroksida kuat,
o- phthaldehyde

Untuk sterilisasi chairside biasa digunakan glass-bead atau garam

panas, namun belum ada penelitian yang lebih lanjut mengenai

keunggulannya sebagai alat sterilisasi yang digunakan selama perawatan.


Walaupun sterilisasi glass-bead menghasilkan kesterilan yang cukup baik,

baik sterilisasi garam panas (hot salt sterilizer) dan sterilisasi glass-bead

memiliki kelemahan yaitu tidak dapat mensterilkan pegangan file sehingga

tidak sepenuhnya steril.

C. Pengaruh Sterilisasi terhadap Material File


Dalam penelitian Punathil (2014), NaOCl telah terbukti dapat

menyebabkan terjadinya korosi terhadap banyak logam dan secara selektif

dapat melarutkan nikel dari campuran NiTi. Oleh karena itu, kekuatan larutan

NaOCl dan lamanya instrumen harus terpapar NaOCl harus seimbang

terhadap potensi kerusakan pada instrumen oleh korosi.(18) Dalam waktu

kurang dari 30-60 menit, larutan irigasi sekitar instrumen tidak menyebabkan

korosi atau perbedaan efisiensi pemotongan instrumen NiTi.(11) Di antara

kedua material ini, NiTi lebih tahan terhadap korosi dibandingkan dengan

baja tahan karat. Selain desinfektan, autoklaf juga berpengaruh pada sifat baja

tahan karat dan NiTi dari instrumen endodontik yaitu adanya penurunan

efisiensi pemotongan instrumen. Namun, penurunan efisiensi pemotongan itu

tidak signifikan dan karenanya dampak klinis dapat dianggap tidak signifikan.
(4)

RINGKASAN
Perawatan saluran akar melibatkan tiga langkah utama yang dikenal

sebagai Triad Endodontik yang terdiri dari preparasi akses, pembersihan dan

pembentukan saluran akar, dan pengisian saluran akar.(2) Salah satu instrumen

yang digunakan untuk pembersihan dan pembentukan saluran akar adalah file.

Perawatan endodontik memerlukan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dasar

endodontik termasuk salah satunya adalah perawatan asepsis.(1) Selain

berpengaruh terhadap keberhasilan perawatan, bekerja asepsis juga dapat

menghindari infeksi silang. Oleh karena itu, file harus disterilkan dahulu sebelum

digunakan dan dijaga kesterilannya selama digunakan.

Pada tahap sterilisasi sebelum perawatan langkah yang harus ditempuh

adalah perendaman, pembersihan, pembilasan dan pengeringan, pengemasan dan

penyegelan, dan diakhiri dengan sterilisasi. Terdapat bermacam-macam

sterilisator. Menurut penelitian autoklaf dan laser CO2 merupakan sterilisator yang

efektif. Belum ada penelitian mengenai efeketivitas dari sterilisator yang lain

seperti oven udara panas dan perebusan file dengan air.

Pada tahap chairside biasa digunakan desinfektan, glass-bead, atau garam

panas. Dari beberapa desinfektan ternyata desinfektan tingkat tinggi lebih efektif

membunuh kuman daripada tingkat rendah. Semakin tinggi konsentrasi dan

semakin lama pemaparannya, daya anti bakteri NaOCl semakin efektif.

Material instrumen yang banyak dipakai sekarang adalah baja tahan karat

dan nikel-titanium. File endodontik terdiri dari atas file manual dan rotari. File

manual terbuat dari material baja tahan karat dan file rotari terbuat dari bahan

nikel-titanium. Efek sterilisasi dilaporkan berpengaruh terhadap material. NaOCl


terbukti menyebabkan korosi terhadap banyak logam dan secara selektif

melarutkan nikel dari campuran NiTi.(18) Dalam waktu kurang dari 30-60 menit,

larutan irigasi sekitar instrumen tidak menyebabkan korosi atau perbedaan

efisiensi pemotongan instrumen NiTi.(11) Selain desinfektan, autoklaf juga

berpengaruh menimbulkan penurunan efisiensi pemotongan instrumen pada

instrumen endodontik dari baja tahan karat dan NiTi. Namun, penurunan efisiensi

pemotongan itu tidak signifikan dan karenanya dampak klinis dapat dianggap

tidak signifikan.(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Horsted-Bindslev P dan Bergenholtz G. Dalam: Bergenholtz G, Horsted-


Bindslev P dan Relt C (Editor). Textbook of Endodontology, 2 nd ed.
Chichester: Wiley-Black Well, 2010: 50, 60, 67
2. Bhosale S, Balasubramanian A, Chandrababu, Maroli R dan Jayasree. C
Does Matters- A Case Series of Endodontic Management of C Shape
Canal. Kerala Dental Journal. 2014;37(1): 27

3. Vertucci FJ dan Haddix JE. Tooth Morphology and Access Cavity


Preparation. Dalam: Hargreaves KM dan Cohen S (Editor). Cohens
Pathway of The Pulp 10th ed. St. Louis: Mosby. 2011. 150

4. Sriraman P dan Neelakantan P. Asepsis in Operative Dentistry and


Endodontics. Internasional Journal of Public Health Science.
2014;3(1): 1-6.

5. Garg N dan Garg A. 2010. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi:


Jaypee Brothers Medical Publishers. 183- 190, 192.

6. Rao RN. 2009. Advanced Endodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 85-89, 142, 167

7. Raju TBVG, Garapati S, Agrawal R, Reddy S, Razdan A dan Kumar SK.


Sterilizing Endodontic Files by Four Different Sterilization Methods
to Prevent Cross-Infection An In-Vitro Study. Journal of
Internasional Oral Health. 2013;5(6): 108-112.

8. Krell KV. Endodontic Instruments. Dalam: Torabinejad M dan Walton RE


(Editor). Endodontics; Principles and Practice, 4th ed. St. Louis:
Sauders, 2009: 205-208.

9. Parthasarathy R. Sterilization and Disinfection. (karya individual). 3 Januari


2012. (Diakses 7 November 2014). Tersedia di: http://www.
slideshare.net/sarathy4/sterilization-and-disinfection-10781996

10. Frentzen M dan Braun A. Lasers. Dalam: Baumann MA dan Beer R. (Editor).
Endodontology. Stuttgart: Thieme. 2010: 90- 91.

11. Bergmans L dan Lambrechts P. Root Canal Instrumentation. Dalam:


Bergenholtz G, Horsted-Bindslev P dan Relt C (Editor). Textbook of
Endodontology, 2nd ed. Chichester: Wiley-Black Well, 2010: 180- 181,
183
12. Peters OA dan Peters CI. Cleaning and Shaping of The Root Canal System.
Dalam: Hargreaves KM dan Cohen S (Editor). Cohens Pathway of
The Pulp 10th ed. St. Louis: Mosby. 2011. 296, 299- 303, 305

13. Metzger Z, Basrani B, dan Goodis HE. Instruments, Materials, and Devices.
Dalam: Hargreaves KM dan Cohen S (Editor). Cohens Pathway of
The Pulp 10th ed. St. Louis: Mosby. 2011. 230- 232, 233- 236
14. Garg N dan Garg A. 2011. Textbook of Preclinical Conservative. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publishers. 261-262, 265-267.

15. Low, Danny. Root Canal Instrumentation with ProTaper Universal


Instruments: revisited. ENDO (Lond Engl) 2010;4(3):201- 206

16. Halebathi RG, Dodwad PK, Uppin VM, Gandhi B, Sarangi P dan Sahni N.
Comparative Evaluation of the Efficacy of Two Methods of
Sterilization for Rotari Nickel-Titanium Files: An in vitro Study.
World Journal of Dentistry. 2011;2(3):193-198

17. Eleazer PD. Armamentarium and Sterilization. Dalam: Hargreaves KM dan


Cohen S (Editor). Cohens Pathway of The Pulp 10 th ed. St. Louis:
Mosby. 2011. 129

18. Punathil S, Bhat SS, dan Bhat V. Chairside Sterilization of Endodontic Files.
International Journal of Advanced Reseacrh in Biological Sciences.
2014; 1(5): 162- 165

Вам также может понравиться