Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pada umumnya unsur-unsur di jumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada
suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai
molekul. Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas
(sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. Tahun
1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas mulia
mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur
cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan
oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai
elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil unsur
supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:

1. melepas atau menerima elektron;


2. pemakaian bersama pasangan elektron.

Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap
senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916
oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel(1853-1927)
dari Jerman.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Ikatan Kimia ?
2. Macam-macam Ikatan Kimia ?
3. Bagaimana cara kerja Ikatan Kimia ?

1.3. TUJUAN
1. Menjelaskan Ikatan Kimia
2. Menjelaskan macam-macam Ikatan Kimia
3. Menjelaskan cara kerja Ikatan Kimia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 IKATAN KIMIA

Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik
menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam
praktiknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan
kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan
ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer
elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-
molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga
menentukan struktur suatu zat.

Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan


kovalen dan ikatan ion dianggap sebagai ikatan "kuat", sedangkan ikatan
hidrogen dan ikatan van der Waals dianggap sebagai ikatan "lemah". Hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah" yang paling kuat dapat lebih kuat daripada
ikatan "kuat" yang paling lemah.

Ikatan kimia adalah ikatan yang terbentuk antar atom atau antar molekul dengan
cara :

Atom yang satu melepaskan elektron, sedangakan atom yang lain menerima elektron
(serah terima elektron)

Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang
berikatan

Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang
berikatan.

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah guna terjadi pencapaian kestabilan suatu
unsur. Kestabilan unsur terjadi apabila suatu unsur mengikuti aturan oktet. Aturan Oktet
adalah kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnnya sama
seperti gas mulia. Unsur gas mulia (Gol VIIIA) mempunyai elektron valensi sebanyak 8
(oktet) atau 2 (duplet, hanya unsur Helium).

Sebelum mengetahui jenis-jenis ikatan kimia, kita harus mengetahui apa itu
konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah
unsur. Susunan elektron berbentuk sub kulit-sub kulit, yang masing-masing sub kulit
terdiri dari elektron yang berbeda. Kulit K : 2, L : 8, M : 8, N : 8. Dengan adanya
konfigurasi elektron, kita dapat mengetahui letak unsur disistem periodik (periode dan
golongan).

2.2 MACAM-MACAM IKATAN KIMIA


1. Ikatan Ion
2. Ikatan Kovalen
3. Ikatan Kovalen Koordinasi
4. Ikatan Logam

2.3 IKATAN KOVALEN KOORDINASI DAN IKATAN LOGAM


1. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian
pasangan elektron bersama yang berasal dari salah satu atom yang memiliki pasangan
elektron bebas. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen koordinasi
adalah HNO3, NH4Cl, SO3, dan H2SO4.
Ciri-ciri dari ikatan kovalen koordinasi adalah pasangan elektron bebas dari
salah satu atom yang dipakai secara bersama-sama seperti pada contoh
senyawa HNO3 berikut ini. Tanda panah () menunjukkan pemakaian elektron dari
atom N yang digunakan secara bersama oleh atom N dan O.
Jadi, senyawa HNO3 memiliki satu ikatan kovalen koordinasi dan dua ikatan
kovalen. Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi Lainnya :

NH4+
NH3 + H+ NH4+

2. Ikatan Logam
Lebih dari delapan puluh unsur yang ada di sistem periodik unsur adalah logam.
Logam bersifat padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan pengecualian
unsur merkuri dan galium yang keduanya berupa cairan. Sebagai pengingat, sifat-sifat
logam adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.
2. Berkilau dan memantulkan cahaya.
3. Dapat ditempa.
4. Mempunyai variasi kekuatan mekanik.
Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam.
Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari logam
dan muatan negatif dari electron yang bergerak bebas.
Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan
kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak dapat mengantarkan listrik pada fase
padatan, dan senyawa ionik bersifat rapuh (berlawanan dengan sifat logam). Atom
dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi. Dengan
demikian atom tersebut tidak mampu membentuk ikatan kovalen. Senyawa kovalen
merupakan penghantar listrik yang buruk dan umumnya berupa cairan (dengan sifat
berkebalikan dengan pembentukan logam). Dengan demikian, logam membentuk
model ikatan yang berbeda.

A. Model Lautan Elektron


Untuk menjelaskan ikatan pada logam, Lorentz mengusulkan sebuah model
yang dikenal dengan model gas elektron atau model lautan elektron. Model ini
didasarkan pada sifat logam berikut:
- Energi ionisasi yang rendah
Logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah. Secara tak
langsung, pengertian ini merujuk pada elektron valensi yang tidak terikat
dengan kuat oleh inti. Elektron valensi dapat bergerak dengan bebas diluar
pengaruh inti. Dengan demikian, logam mempunyai elektron yang bebas
bergerak.

- Banyak orbital kosong


Telah diteliti bahwa logam mempunyai banyak orbital yang kosong sebagai
akibat elektron valensi logam lebih rendah daripada orbital valensi logam.
Sebagai contoh, logam litium mempunyai orbital 2p yang kosong; natrium
mempunyai orbital 3p dan 5d yang kosong; dan magnesium mempunyai orbital
3p dan 3d yang juga masih kosong.

- Contoh Ikatan Logam


Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai
hubungan yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan
positif inti. Semua elektron valensi logam-logam bergabung membentuk lautan
elektron yang bergerak bebas di antara inti atom. Elektron yang bergerak bebas
beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan positif. Ikatan logam tidak
mempunyaiarah.Akibatnya,ikatantidakrusakketikalogamditempa. Skema ikatan
logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi
terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.
Contoh ikatan unsur yang mempunyai ikatan logam adalah sebagian besar
logam seperti Cu, Al, Au, Ag, dsb. Logam transisi seperti Fe, Ni, dsb
membentuk ikatan campuran yang terdiri dari ikatan kovalen (pada elektron
3d) dan ikatan logam.

- Pembentukan Ikatan Logam


Logam memiliki sedikit elektron valensi dan memiliki elektronegativitas yang
rendah. Semua jenis logam cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga
membentuk ion-ion positif/atom-atom positif/kation logam. Kulit terluar unsur
logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron
terdelokalisasi, yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap
posisinya pada suatu atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke
atom lainnya.
Elektron valensi logam bergerak dengan sangat cepat mengitari intinya dan
berbaur dengan elektron valensi yang lain dalam ikatan logam tersebut
sehingga menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif
di dalamnya. Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau lem.
Kation logam yang berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan
adanya elektron bebas sebagai lemnya.

B. Ikatan Logam Beberapa Unsur


a. Ikatan Logam Natrium
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga
memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara
rata-rata logam seperti natrium (titik leleh 97.8C) meleleh pada suhu yang
sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada
tabel periodik.

Natrium memiliki struktur elektronik 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium
tersentuh oleh delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian
(sharing) antara atom tengah dan orbital 3s di semua delapan atom yang lain.
Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh delapan atom natrium lainya
secara terus menerus hingga diperoleh seluruh atom dalam bongkahan
natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk
memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak yang
memeperluas keseluruhan tiap bagian logam. Terdapat jumlah orbital molekul
yang sangat banyak, tentunya, karena tiap orbital hanya dapat menarik dua
elektron.
Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara orbital-orbital molekul
tersebut, dan karena itu tiap elektron menjadi terlepas dari atom induknya.
Elektron tersebut disebut terdelokalisasi. Logam terikat bersamaan melalui
kekuatan daya tarik yang kuat antara inti positif dengan elektron yang
terdelokalisasi.

b. Ikatan Logam Magnesium


Ikatan logam magnesium lebih kuat dan titik leleh juga lebih tinggi.
Magnesium memiliki struktur elektronik terluar 3s2. Diantara elektro-
elektronnya terjadi delokalisasi, karena itu lautan yang ada memiliki
kerapatan dua kali lipat daripada yang terdapat pada natrium. Sisa ion juga
memiliki muatan dua kali lipat dan tentunya akan terjadi dayatarik yang lebih
banyak antara ion dan lautan. Atom-atom magnesium memiliki jari-jari
yang sedikit lebih kecil dibandingkan atom-atom natrium dan karena itu
elektron yang terdelokalisasi lebih dekat ke inti. Tiap atom magnesium juga
memiliki 12 atom terdekat dibandingkan delapan yang dimiliki natrium.
Faktor-faktor inilah yang meningkatkan kekuatan ikatan secara lebih lanjut.
c. Ikatan Logam pada Unsur Transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam
kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang
dapat kamu libatkan, kecenderungan daya tarik yang lebih kuat.

d. Ikatan Logam pada Leburan Logam


Pada leburan logam, ikatan logam tetap ada, meskipun susunan strukturnya
telah rusak. Ikatan logam tidak sepernuhnya putus sampai logam mendidih.
Hal ini berarti bahwa titik didih merupakan penunjuk kekuatan ikatan logam
dibandingkan dengan titik leleh. Pada saat meleleh, ikatan menjadi longgar
tetapi tidak putus

C. Sifat Fisis Logam


Sifat fisis logam ditentukan oleh ikatan logamnya yang kuat, strukturnya yang
rapat, dan keberadaan elektron-elektron bebas. Beberapa sifat fisis logam yang
penting:
Berupa padatan pada suhu ruang
Atom-atom logam bergabung oleh ikatan logam yang sangat kuat membentuk
struktur kristal yang rapat. Hal ini menyebabkan atom-atom tidak memiliki
kebebasan bergerak seperti halnya pada zat cair (pengecualiannya adalah Hg).
Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa

Ikatan logam yang kuat dan struktur logam yang rapat menyebabkan logam
bersifat kuat, keras, dan rapat. Akan tetapi. Adanya elektron-elektron bebas
menyebabkan logam bersifat lentur/tidak mudah patah. Hal ini dikarenakan
sewaktu logam dikenakan gaya luar, maka elektron-elektron bebas akan
berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser. Kemudian, berikatan lagi
dengan atom yang berada di sampingnya. Oleh karena itu, logam dapat
ditempa, dibengkokkan, atau dibentuk sesuai keinginan.

Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi


Hal ini dikarenakan atom-atom logam terikat oleh ikatan logam yang kuat.
Untuk mengatasi ikatan tersebut, diperlukan energi dalam jumlah yang besar.

Menghantarkan listrik dengan baik

Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa


muatan listrik. Jika diberi suatu beda tegangan, maka elektron-elektron ini akan
bergerak dari kutub negatif menjadi kutub positif.

Menghantarkan panas dengan baik

Elektron-elektron yang bergerak bebas di dalam kristal logam memiliki energi


kinetik. Jika dipanaskan, elektron-elektron akan memperoleh energi kinetik
yang cukup untuk dapat bergerak/bervibrasi dengan cepat. Dalam
pergerakannya, elektron-elektron tersebut akan bertumbukkan dengan elektron-
elektron lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya transfer energi dari bagian
bersuhu tingi ke bagian bersuhu rendah.

Mempunyai permukaan yang mengkilap


Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas. Sewaktu cahaya jatuh
pada permukaan logam, maka elektron-elektron bebas akan menyerap energi
cahaya tersebut. Elektron-elektron akan melepas kembali energi tersebut dalam
bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi
cahaya awal. Oleh karena frekuensinya sama, maka kita melihatnyta sebagai
pantulan cahaya yang datang. Pantulan cahaya tersebut memberikan permukaan
logam tampak mengkilap.
Memberikan efek fotolistrik dan efek termionik

Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari
luar, maka elektron tersebut dapat lepas dari logam. Elektron tersebut dapat
ditarik keluar oleh suatu beda potensial positif. Jika energi yang diperoleh
elektron bebas berasal dari berkas cahaya, maka fenomena pelepasan elektron
dari logam disebut efek fotolistrik. Sedangkan jika energi tersebut berasal dari
pemanasan, maka disebut efek termionik.Contoh gambar ikatan logam.

Perbandingan Sifat Fisis Senyawa Logam dengan Senyawa Non Logam

Logam Non Logam


Padatan logam termasuk Padatan non logam biasanya
1. 1.
penghantar listrik yang baik bukan penghantar listrik
2. Mempunyai kilap logam 2. Tidak mengkilap
Kuat dan keras (apabila
Kebanyakan non logam tidak
3. digunakan sebagai logam 3.
kuat dan lunak
paduan)
Dapat dibengkokkan dan Biasanya rapuh dan patah bila
4. 4.
diulur dibengkokkan atau diulur
5. Penghantar panas yang baik 5. Sukar menghantarkan panas
6. Kebanyakan logam memiliki 6. Kebanyakan non logam
kerapatan yang besar memiliki kerapatan rendah
Kebanyakan logam memiliki Kebanyakan non logam
7. titik didih dan titik leleh yang 7. memiliki titik didih dan titik
tinggi leleh yang rendah

D. Ciri-ciri ikatan logam :


- Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat
1 sama lain.
- Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
- Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat
kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
- Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi
logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi
tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah
dari 1 atom ke atom lain.
- Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.

E. Fakta Yang Mendukung Adanya Ikatan Logam


Drude dan Lorentz mengemukakan model, bahwa logam sebagai suatu kristal
terdiri dari ion-ion positif logam dalam bentuk bola-bola keras dan sejumlah
elektron yang bergerak bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron valensi logam
tidak terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga relatif bebas
bergerak. Hal ini dapat dimengerti mengapa logam bersifat sebagai penghantar
panas dan listrik yang baik, dan juga mengkilat. Gambar berikut mengilustrasikan
suatu model logam dengan elektron-elektron membentuk suatu lautan muatan
negatif.
Model lautan elektron ini sesuai dengan sifat-sifat logam, seperti: dapat ditempa
menjadi lempengan tipis, ulet karena dapat direntang menjadi kawat, memiliki
titik leleh dan kerapatan yang tinggi. Logam dapat dimampatkan dan direntangkan
tanpa patah, karena atom-atom dalam struktur kristal harus berkedudukan
sedemikian rupa sehingga atom-atom yang bergeser akan tetap pada kedudukan
yang sama. Hal ini disebabkan mobilitas lautan elektron di antara ion-ion positif
meru-pakan penyangga.
Keadaan yang demikian ini berbeda dengan kristal ionik. Dalam kristal ionik,
misalnya NaCl, gaya pengikatnya adalah gaya tarik menarik antar ion-ion yang
muatannya berlawanan dengan elektron valensi yang menempati kedudukan
tertentu di sekitar inti atom. Bila kristal ionik ini ditekan, maka akan terjadi
keretakan atau pecah. Hal ini disebabkan adanya pergeseran ion positif dan negatif
sedemikian rupa sehingga ion positif berdekatan dengan ion positif dan ion negatif
dengan ion negatif, keadaan yang demikian ini mengakibatkan terjadi tolak-
menolak sehingga kristal ionik. menjadi retak

F. Pengaruh Ikatan Logam Terhadap Sifat Logam


Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga
memberikan kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-
rata logam meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih tinggi dibanding
unsur yang mendahuluinya pada tabel periodik. Ikatan logam tidak sepenuhnya
putus sampai logam mendidih. Hal ini berarti bahwa titik didih merupakan
penunjuk kekuatan ikatan logam dibandingkan dengan titik leleh. Pada saat
meleleh, ikatan menjadi longgar tetapi tidak putus.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Ikatan Logam


Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu
dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi
pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan
titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu
elektron untuk dikontribusikan pada ikatan tetapi ada hal lain yang
menyababkan hal ini terjadi:
Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi 8),
karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam.
Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti
bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan
lemahnya ikatan.
Daya hantar listrik
Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di
seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat
melintasi batas butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada
batas butiran kristal, selama atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan
logam masih tetap ada.
Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa
meskipun atom logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih
memiliki daya yang tersisa sampai logam mendidih.
Daya hantar panas
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh
elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini
memnyebabkan elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan
melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak.

H. Kekuatan dan kemampuan kerja


Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat dipipihkan
menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat).
Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara
atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa
memutuskan ikatan logam.
Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan mulai
menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan lagi, atom-
atom tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada kondisi seperti itu,
logam dikatakan menjadi elastis.
Jika tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan
menggelimpang satu sama lain sampai pada posisi yang baru, dan logam
berubah secara permanen.
Kekerasan logam
Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini dihalangi
oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai mana mestinya.
Hal ini mengakibatkan semakin banyak batas butiran (butiran-butiran kristal
lebih kecil), menyebabkan logam lebih keras.
Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah
dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam
cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya
membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi
rapuh.
Pengontrolan ukuran butiran kristal
Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol ukuran
butiran kristal melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan logam.
Pemanasan logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam menjadi
susunan yang lebih rapi penurunan jumlah batas butiran, dan juga membuat
logam lebih lunak. Pembantingan logam ketika logam tersebut mendingin
cenderung untuk memhasilkan butirn yang kecil. Pendinginan membuat logam
menjadi keras. Untuk memperbaiki kinerja ini, kamu dapat memanaskannya
lagi.
Kamu juga dapat memutuskan susunan yang atom teratur melalui penyisipan
atom yang memiliki ukuran sedikit berbeda pada struktur logam. Alloy seperti
kuningan (campuran tembaga dan seng) lebih keras dibandingkan logam
asalnya karena ketidakteraturan struktur membantu pencegahan barisan atom
tergelincir satu sama lain.

2.4 IKATAN MOLEKUL


Ikatan molekul adalah ikatan antara dua atau lebih molekul, ion, atau atom. Ikatan
antar molekul terjadi karena adanya gaya intermolekuler. Gaya intermolekuler adalah
gaya yang memegang atom-atom dalam suatu molekul, gaya tersebut dapat berupa ikatan
ion maupun ikatan kovalen.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomikatau poliatomik menjadi stabil.
Ikatan kimia terbagi menjadi empat macam, yaitu ikatan ion,ikatan kovelen, ikatan
hidrogren,ikatan kovalen koordinasi,ikatan logam, dan ikatan molekul.
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian pasangan
elektron bersama yang berasal dari salah satu atom yang memiliki pasangan elektron
bebas. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO3, NH4Cl,
SO3, dan H2SO4.
Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam.
Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari logam dan
muatan negatif dari electron yang bergerak bebas.

3.2 SARAN
Kita harus lebih dalam mempelajari tentang ikatan kimia dan bukan hanya ikatan
kimia saja tetapi juga materi yang lain yang bersangkutan dengan materi mata kuliah
kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Andela.2014. http://andellaforester.blogspot.co.id/2014/04/makalah-ikatan-kimia.html
(diakses pada tanggal 12 November 2016)

Puput.2013.http://puputzw.blogspot.co.id/2013/06/ikatan-logam.html
(diakses pada tanggal 12 November 2016)

Anonim http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/03/contoh-ikatan-kovalen-koordinasi-
proses-pembentukan-pengertian-soal-jawaban-senyawa-unsur-kimia.html
(diakses pada tanggal 12 November 2016)

Reza.2003. http://referensionlineku.blogspot.co.id/2016/09/macam-ikatan-kimia-beserta-
contoh.html
(diakses pada tanggal 12 November 2016)

Вам также может понравиться