Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah dimulai sejak


dicanangkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama (REPELITA) pada
tahun 1969 yang secara nyata telah berhasil mengembangkan berbagai sumber
daya kesehatan, serta melaksanakan upaya kesehatan yang berdampak pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, dengan mengacu kepada Peraturan di
bidang kesehatan, yaitu :
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menjuju Indonesia Sehat 2010.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1202/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Indikator Indonesia Sehat 2010 Pedoman Penetapan Indikator Propinsi
Sehat dan Kabupaten Sehat.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.741/Menkes/PER/VII/2007 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota
Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 131/MEN/KES/II/2004
disebutkan bahwa Untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan tantangan
strategis, baik internal maupun eksternal, perlu disusun Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) yang dikuatkan dengan penetapan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan. Di dalam SKN disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan
sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan,
dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum
kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan
bahwa SKN terdiri dari enam subsistem, yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2)
Subsistem pelayanan Kesehatan, (3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan,
(4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, (5) Subsistem Pemberdayaan
Masyarakat, (6) Subsistem Manajemen Kesehatan. Keberhasilan Manajemen
Kesehatan sangat di tentukan oleh tersedianya data dan informasi dengan
dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan

PROFIL KESESEHATAN
KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2013 Page
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan,
antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia),dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : 1) Upaya
kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4)
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi
kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan
memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan
ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta
globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas
sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian
masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Pembangunan Nasional harus
berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan
dampaknya terhadap kesehatan.
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, telah ditetapkan arah RPJMN Tahap II ialah perlunya
memantapkan penataan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), membangun kemampuan
IPTEK serta memperkuat daya saing perekonomian.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi
Kementerian Kesehatan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan dan
dengan Misinya 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat,termasuk swasta dan masyarakat madani; 2)
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan
yang baik diperlukan suatu indikator.
Indikator yang tercantum dalam petunjuk teknis ini menyajikan data
indikator kesehatan dan indikator yang terkait kesehatan yang meliputi: (1)
Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk mortalitas,
PROFIL KESESEHATAN
KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2013 Page
morbiditas, dan status Gizi; (2) Indikator Upaya Kesehatan yang terdiri atas
pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat, dan keadaan lingkungan; serta (3)
Indikator Sumber Daya Kesehatan terdiri atas sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
dan pembiayaan kesehatan; dan (4) Indikator lain yang terkait dengan kesehatan.
Sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, perjalanan sosialisasi
dan advokasi yang mendorong pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam
pembangunan yang diterjemahkan dalam kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sangat dinamis. Mulai dari upaya pengintegrasian
pengarusutamaan gender dalam dokumen perencanaan sampai gender budget
statement (Pernyataan Anggaran Responsif Gender). Upaya-upaya tersebut
utamanya dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.
Pengarusutamaan gender (PUG) adalah salah satu strategi pembangunan yang
dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian
permasalahan, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki
harus dimasukan ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai bidang
kehidupan dan pembangunan.
Salah satu unsur utama Manajemen Kesehatan adalah Informasi kesehatan
berupa hasil pengumpulan dan pegolahan data yang merupakan masukan bagi
pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Dengan berlakunya Sistem
Kesehatan Nasional tersebut, terlaksanakan pengumpulan data dan pengolahan
data yang dituangkan dalam sebuah Profil Kesehatan Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2013. Profil Kesehatan menyajikan indikator keberhasilan pembangunan
kesehatan, yaitu Indikator Indonesia Sehat 2010, dan Indikator Kinerja dan Standar
Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Indikator Indonesia Sehat berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1202/Menkes/SK/VII/2003, dan Indikator Kinerja dan Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008.
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil
pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten Solok Selatan dan Hasil Kinerja dan
PROFIL KESESEHATAN
KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2013 Page
penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan Kabupaten Solok Selatan ini
pada intinya berisi berbagai data /informasi yang menggambarkan tingkat
pencapaian Kabupaten Solok Selatan Sehat dan Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan sesuai dengan SPM bidang Kesehatan.
Sedangkan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan
tersebut diperlukan indikator antara lain Indikator Indonesia Sehat dan Indikator
Kinerja dan SPM Bidang Kesehatan. Untuk Indikator Kinerja Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Bidang Kesehatan Bidang Kesehatan di
Kabupaten Solok Selatan terdiri atas 54 indikator kinerja dan 26 pelayanan bidang
kesehatan yang diselenggarakan oleh Kabupaten Solok Selatan, serta indikator
kinerja lainnya. Sumber data dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Solok
Selatan Tahun 2013 ini berasal dari berbagai program baik di lingkungan Dinas
Kesehatan maupun berasal dari Lintas Sektoral yang terkait, yaitu, BPS, Kantor KB,
Rumah Sakit Daerah, dan Puskesmas Tahun 2013, ini menggambarkan pencapaian
program kesehatan mengacu kepada SKN tersebut.
Alur penyusunan dan sistematika Profil Kesehatan Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2013 ini, terdiri dari 6 (Enam) BAB, Yaitu:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan
sistematika dari penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum kabupaten/kota. Selain uraian
tentang, letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini
juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
faktor-faktor lainnya missal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial
budaya dan lingkungan.
Bab III : Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.

PROFIL KESESEHATAN
KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2013 Page
Bab IV : Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan
kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang
diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
Bab V : Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang
bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini
juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran

PROFIL KESESEHATAN
KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2013 Page

Вам также может понравиться