Вы находитесь на странице: 1из 2

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN FLACCID PARAPLEGI

A. Defenisi
Paraplegia adalah penurunan motorik atau fungsi sensorik dari gerak tubuh. Kata
berasal dari bahasa Yunani "setengah-mencolok". Hal ini biasanya disebabkan oleh cedera
sumsum tulang belakang atau bawaan kondisi seperti spina bifida yang mempengaruhi
elemen saraf dari kanal tulang belakang. Luas kanal tulang belakang yang terpengaruh dalam
paraplegia adalah toraks, lumbal, atau wilayah vital lainnya. Jika keempat anggota badan
dipengaruhi oleh kelumpuhan, tetraplegia adalah terminologi yang tepat. Jika hanya satu
bagian tubuh yang terkena, istilah yang benar adalah monoplegia.

B. Etiologi

C. Gejala Klinis
1. Kelumpuhan sifatnya lunglai, lemas, layuh, bukan kaku dan terjadi penurunan tonus otot.
2. Derajat kelumpuhan sebagai berikut:
- Hanya dapat menggerakkan jari sedikit
- Tidak dapat mengangkat kaki dari tempat tidur, hanya bergeser saja
- Masih dapat mengangkat tungkai
- Kekuatan otot berkurang

D. Patofisiologi
Karena penurunan atau hilangnya rasa atau fungsi di ekstremitas bawah, paraplegia
dapat berkontribusi untuk sejumlah komplikasi medis termasuk dekubitus (decubitus),
trombosis , dan pneumonia. Fisioterapi dan berbagai teknologi bantu , seperti bingkai berdiri,
serta pengamatan-diri sebagai waspada dan perawatan, dapat membantu dalam membantu
untuk mencegah komplikasi di masa depan dan mengurangi komplikasi yang ada.

E. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Manual Muscle Test [MMT] sangat bermanfaat didalam penentuan diagnosa
derajat kelumpuhan apapun sebabnya.
2. Tonus otot adalah tahanan muskuler ( diluar pengertian penyakit sendi dan gaya
gravitasi); yang dirasakan oleh pemeriksa bila melakukan manipulasi berupa gerakan
sendisecara aktif pada seorang penderita . Tonus otot dikatakan normal apabila hanya
dijumpai sedikit sekali tahanan pada seluruh pergerakan sendi. Tonus otot yang berkurang
bila tahanan gerakan yang dilakukan pemeriksa berkurang. Hilangtnya tonus otot yang
jelas disebut sebagai tonus otot yang flasid atau layu. Sedangkan hipertonia dikatakan
bila tahanan otot meningkat, dapat berupa spastisitas atau rigiditas.
3. Pada AFP didapatkan kelumpuhan yang flasid; yang kita kenal sebagai kelumpuhan
lower motor neuron yang disebabkan lesi mulai dari motor neuron kornu anterior sampai
ke saraf perifer. Kita kenal pula kelumpuhan upper motor neuron yang disebabkan
kelainan pada jaras piramidalis dari kortek motorik sampai dengan kornu anterior
medulla spinalis.

Вам также может понравиться