Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
2.3 Etiologi
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka
disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab
hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar
adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas
berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres
cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika
stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
1. Penyakit Ginjal
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
2. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma
3. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
4. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
2.4 Patofisiologi
2.5 WOC
2.6 Manifestasi klinis
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Sulit bernafas saat beraktivitas
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologis
Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan
penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.
Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
Penatalaksanaan Farmokologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
PEMERIKSAAN FISIK
1.5. Tanda-tanda Vital, TB dan BB :
S : C (SUHU. axial, rectal, oral) N : . x/menit ( NADI. teratur, tidak
teratur, kuat, lemah) TD : ../..mmHg (lengan kiri, lengan kanan, berbaring,
duduk) RR : .x/menit (regular/ irregular)
TB : cm BB : . Kg ( cara menghitung berat badan ideal : TB -100 ( 10%
dari hasil ).
Pengkajian Per-sistem :
1. System pengindraan (penglihatan)
Pada kasus hipertensi, terdapat gangguan penglihatan seperti penglihatan menurun,
buta total, kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan monokuler), penglihatan ganda,
(diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama, kesulitan untuk
melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik.
2. System penciuman
Terdapat gangguan pada system penciuman, terdapat hambatan jalan nafas.
3. System pernafasan
Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas terdengar ronki ( aspirasi
sekresi)
4. System kardiovaskular
Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi
jantung), perubahan EKG, adanya penyakit jantung miocard infark, rematik atau
penyakit jantung vaskuler.
5. System pencernaan
Ketidakmampua menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
sendiri.
6. System urinaria
Terdapat perubahan system berkemih seperti inkontinensia.
7. System persarafan
Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)
Nevrus II Optic (penglihatan)
Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi dilatasi pupil)
Nevrus IV Trokhlear (gerak bola mata ke atas ke bawah)
Nevrus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot rahang)
Nevrus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)
Nevrus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)
Nevrus VIII Oditori (pendengaran)
Nevrus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan, kemampuan menelan, gerak lidah)
Nevrus X Vagus (sensasi faring, gerakan pita suara)
Nevrus Asesori (gerakan kepala dan bahu)
Nevrus XII Hipoglosal (posisi lidah)
8. System musculoskeletal
Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot, pada klien hipertensi didapat klien merasa
kesulitan untuk melakuakn aktvitas karena kelemahan, kesemuatan atau kebas.
9. System integument
Keadaan turgor kulit, ada tidaknya lesi, oedem, distribusi rambut