Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular


yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian
Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular
masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup
yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan
hipertensi, disertai kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi.

Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga


penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%,
kedua hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6%
(Hasil Riskesdas 2007). Data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi
di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular
lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%).

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau


sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau
sama dengan 90 mmHg (Anindya, 2009).

Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia terutama di


indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat
dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya
adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas
yang tidak sehat, merokok, minum kopi adalah beberapa hal yang disinyalir
sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi
akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai
penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari
penyakit non infeksi menuju penyakit infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab
kematian.
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis
kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala
sebelumnya. Meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Kadang
penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,
yang memerlukan penanganan segera. (www.medicastore.com)
Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target
seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah perifer, dan retina. Hipertensi
biasanya dimulai umumnya setelah usia 30 tahun atau 40 tahun sampai berumur 80
tahun. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg
atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik
masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan
tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang
secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Di Indonesia banyak penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi
hanya 4%, yang merupaka hipertensi terkontrol. Privalensi 6-15% pada orang
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan
tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Hasil
peneltian dari MONICA (multinational monitoring kardiovascular diseases), angka
kejadian di Indonesia berkisar 2-18% diberbagai daerah, jadi di Indonesia saat ini
kira-kira terdapat 20 juta orang penderita hipertensi.(Weblog, ririns)
Penderita hipertensi membutuhkan pengobatan dan perawatan yang tepat
dan benar, pengobatan yang diberikan haruslah rasional. Perawatan pada pasien
hipertensi juga harus diperhatikan, seperti Konsumsi garam dapur, Kurangi
alcohol, Menghentikan merokok, Olaraga teratur, Diet rendah lemak penuh,
Pemberian kalium dalam bentuk makanan sayur dan buah
Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman mengenai penyakit hpertensi,
etiologi dan faktor risiko, manifestasi klinis, patofisiologi, pathway, pemeriksaan
penunjang, komplikasi, dan penatalaksanaan (medis, keperawatan, diet) serta
asuhan keperawatan bagi penderita hipertensi.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari hipertensi?
2. Bagaimana klasifikasi hipertensi ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi?
4. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi?
5. Bagaimana WOC dari hipertensi ?
6. Bagaimana manifestasi klinis dari hipertensi ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pasien hipertensi?
8. Apa saja komplikasi dari hipertensi ?
9. Bagaimana penatalaksaan hipertensi ?
1.2 Tujuan
1. Megetahui perjalanan penyakit hipertensi.
2. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1. Pengertian Penyakit Hipertensi


Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukan gejala selama bertahun-
tahun, masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit, sampai terjadi
kerusakan organ yang penting. Bila terdapat gejala maka biasanya bersifat non-
spesifik. Misalnya sakit kepala atau pusing, apabila hipertensi tetap tidak diketahui
dan tidak dirawat mengakibatkan kelemahan karena stroke atau gagal ginjal
mekanis.(Sylvia Anderson, 2006 ) Organ tubuh yang sering di rusak adalah otak,
jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah perifer, dan retina.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih
serius dari peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).

2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :


1. Hipertensi Esensial/Hipertensi Primer: yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan
saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na.
Peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan
resiko, seperti: obesitas, alkohol, merokok serta polisitemia. Ini
menyebabkan: beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
(Arif Manjoer. 2001 : h 518).
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit ginjal,
hipertensi vaskular renal. Hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing,
feokromusitoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan dan lain-lain.
(Arif Manjoer. 2001 : h 518) Sering dikatakan bahwa gejala yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis.

2.3 Etiologi
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka
disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab
hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar
adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin). Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas
berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres
cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika
stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal

o Stenosis arteri renalis

o Pielonefritis

o Glomerulonefritis

o Tumor-tumor ginjal

o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal

o Hiperaldosteronisme

o Sindroma Cushing

o Feokromositoma

3. Obat-obatan

o Pil KB

o Kortikosteroid

o Siklosporin
o Eritropoietin

o Kokain

o Penyalahgunaan alkohol

o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya

o Koartasio aorta

o Preeklamsi pada kehamilan

o Porfiria intermiten akut

o Keracunan timbal akut.

2.4 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke
sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah
maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono,
Slamet. 1996 ).

2.5 WOC
2.6 Manifestasi klinis
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Sulit bernafas saat beraktivitas

2.7 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1. Pemeriksaan yang segera seperti :
Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi
/fungsi ginjal.
Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan
hipertensi).
Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa
( efek kardiovaskuler )
Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi
dan hipertensi
Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab)
Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi
ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola
regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama ) :
IVP : Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT
scan.
(USG) untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis
pasien
2.8 Komplikasi
Efek pada organ :
Otak
Pemekaran pembuluh darah
Perdarahan
Kematian sel otak : stroke
Ginjal
Malam banyak kencing
Kerusakan sel ginjal
Gagal ginjal
Jantung
Membesar
Sesak nafas (dyspnoe)
Cepat lelah
Gagal jantung

2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologis
Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan
penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.
Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
Penatalaksanaan Farmokologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

Mempunyai efektivitas yang tinggi.

Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

Tidak menimbulakn intoleransi.

Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi


sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
ASKEP TEORI HIPERTENSI

I. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Keluhan utama :
pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan: sesak nafas, batuk.
1.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Provokatif Qualitas Regio Skala Time ( analisis gejala keluhan utama yang
meliputi awitan, waktu, durasi, karakteristik, tingkat keparahan, lokasi, faktor
pencetus, gejala yang berhubungan dengan keluhan utama, dan faktor yang
menurunkan keparahan).
Upaya yang telah dilakukan :
Upaya pasien yang dilakukan untuk mengatasi masalah sebelum dilakukan
pengkajian.
Terapi/operasi yang pernah dilakukan :
Pengobatan/ operasi yang pernah di dapatkan berhubungan dengan kasus
sekarang sebelum Rawat inap di pelayanan kesehatan.
1.2. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Penyakit berat yang pernah diderita : akut, kronis atau fraktur ( semua riwayat
penyakit yang pernah di derita, operasi ).
Obat-obat yang biasa dikonsumsi : obat dengan resep atau dengan bebas atau
herbal ( sebutkan jenis dan kegunaannya)
Kebiasaan berobat : pelayanan kesehatan dan non tenaga
kesehatan.
Alergi ( makanan, minuman, obat, udara, debu, hewan) sebutkan :
Kebiasaan merokok, minuman ( penambah energy, suplemen
makanan/minuman,alkohol), makanan siap saji.
1.3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit yang dialami satu anggota keluarga, bila merupakan penyakit
keturunan, mengkaji 3 generasi ke atas. Mencangkup setiap kelainan genetic
keluarga ( HT, DM )/ penyakit dengan kecenderungan keluarga ( cancer),
penyakit menular ( TBC,Hepatitis, HIV/AIDS ), gangguan psikiatrik
( skizofrenia ) dan penyalah gunaan obat.
Genogram :
Genogram dituliskan dalam 3 generasi keatas.
Ket : .

1.4. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Khusus untuk penyakit infeksi/ penyakit yang disebabkan oleh kondisi
lingkungan. Identifikasi lingkungan rumah/ keluarga, pekerjaan atau hobi klien (
yang berhubungan dengan penyakit klien ), fokuskan pada adanya paparan yang
menyebabkan penyakit tersebut (debu, asbestosis, silica atau zat racun lainnya)
tanyakan keadaan lingkungan klien, lingkungan yang penuh (crowded) resiko
peningkatan infeksi pada saluran pernafasan seperti TBC, Virus dll.

PEMERIKSAAN FISIK
1.5. Tanda-tanda Vital, TB dan BB :
S : C (SUHU. axial, rectal, oral) N : . x/menit ( NADI. teratur, tidak
teratur, kuat, lemah) TD : ../..mmHg (lengan kiri, lengan kanan, berbaring,
duduk) RR : .x/menit (regular/ irregular)
TB : cm BB : . Kg ( cara menghitung berat badan ideal : TB -100 ( 10%
dari hasil ).

Pengkajian Per-sistem :
1. System pengindraan (penglihatan)
Pada kasus hipertensi, terdapat gangguan penglihatan seperti penglihatan menurun,
buta total, kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan monokuler), penglihatan ganda,
(diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama, kesulitan untuk
melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik.

2. System penciuman
Terdapat gangguan pada system penciuman, terdapat hambatan jalan nafas.

3. System pernafasan
Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas terdengar ronki ( aspirasi
sekresi)

4. System kardiovaskular
Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi
jantung), perubahan EKG, adanya penyakit jantung miocard infark, rematik atau
penyakit jantung vaskuler.

5. System pencernaan
Ketidakmampua menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
sendiri.

6. System urinaria
Terdapat perubahan system berkemih seperti inkontinensia.

7. System persarafan
Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)
Nevrus II Optic (penglihatan)
Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi dilatasi pupil)
Nevrus IV Trokhlear (gerak bola mata ke atas ke bawah)
Nevrus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot rahang)
Nevrus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)
Nevrus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)
Nevrus VIII Oditori (pendengaran)
Nevrus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan, kemampuan menelan, gerak lidah)
Nevrus X Vagus (sensasi faring, gerakan pita suara)
Nevrus Asesori (gerakan kepala dan bahu)
Nevrus XII Hipoglosal (posisi lidah)
8. System musculoskeletal
Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot, pada klien hipertensi didapat klien merasa
kesulitan untuk melakuakn aktvitas karena kelemahan, kesemuatan atau kebas.

9. System integument
Keadaan turgor kulit, ada tidaknya lesi, oedem, distribusi rambut

Tingkat kesadaran (kualitas):


Coma : keadaan tidak sadar yang terendah. Tidak ada respon terhadap
rangsangan nyeri, refleks tendon, refleks pupil dan refleks batuk
menghilang, inkontinensia urin dan tidak ada aktivitas motorik spontan.
Soporocoma : keadaan tidak sadar menyerupai koma, tetapi respon
terhadap rangsangan nyeri masih ada,refleks tendon dapat ditimbulkan.
Biasanya masih ada inkontinensia urin dan belum ada gerakan motorik
spontan.
Delirium : keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak,berteriak-
teriak dan tidak sadar terhadap orang lain,tempat dan waktu.
Somnolen/letargi : pasien dapat dibangunkan dengan rangsangan dan
akan membuat respon motorik dan verbal yang layak. Pasien akan cepat
tertidur lagi bila rangsangan dihentikan.
Apatis : pasien tampak segan berhubungan dengan sekitarnya, tampak
acuh tak acuh.
Compos Mentis : sadar sepenuhnya, dapat menjawab pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya.

Tingkat kesadaran (Kuantitas) :


GCS (Glasgow Coma Scale), yang dinilai yaitu :
- Eye/membuka mata (E) :
4 = dapat membuka mata spontan
3 = membuka mata dengan dipanggil/atas perintah
2 = membuka mata bila dirangsang nyeri
1 = selalu tertutup walaupun dirangsang nyeri
- Motorik (M) :
6 = dapat bergerak sesuai perintah
5 = dapat bereaksi menyingkirkan rangsangan nyeri/reaksi setempat
4 = bereaksi fleksi siku pada rangsangan nyeri/menghindar
3 = dengan rangsangan nyeri dapat bereaksi fleksi pada pergelangan tangan
atau jari atau fleksi spastic pada tungkai atau abduksi lengan atas/fleksi
abnormal
2 = respon ekstensi
1 = tidak bereaksi
- Verbal/bicara (V) :
5 = orientasi baik : orang, tempat, waktu
4 = jawaban kacau
3 = kata-kata tak berarti
2= suara tidak komprehensif
1 = tidak ada suara

Вам также может понравиться

  • Tugas Cerita Sejarah
    Tugas Cerita Sejarah
    Документ9 страниц
    Tugas Cerita Sejarah
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Kerangka Konseptual Teori Lawrence Rojak
    Kerangka Konseptual Teori Lawrence Rojak
    Документ1 страница
    Kerangka Konseptual Teori Lawrence Rojak
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • MSG
    MSG
    Документ6 страниц
    MSG
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Kel.4 Faktor Nutrisi
    Kel.4 Faktor Nutrisi
    Документ18 страниц
    Kel.4 Faktor Nutrisi
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • 2012 - (JURNAL) Hubungan Perilaku Ibu
    2012 - (JURNAL) Hubungan Perilaku Ibu
    Документ8 страниц
    2012 - (JURNAL) Hubungan Perilaku Ibu
    Aisyah RPutri
    Оценок пока нет
  • Kerangka Konseptual Teori Lawrence Rojak
    Kerangka Konseptual Teori Lawrence Rojak
    Документ1 страница
    Kerangka Konseptual Teori Lawrence Rojak
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Manusia Sebagai Khalifah
    Manusia Sebagai Khalifah
    Документ31 страница
    Manusia Sebagai Khalifah
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Agama Islam
    Agama Islam
    Документ8 страниц
    Agama Islam
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Aspek Legal Etik Home Care
    Aspek Legal Etik Home Care
    Документ12 страниц
    Aspek Legal Etik Home Care
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Kover Bekam
    Kover Bekam
    Документ1 страница
    Kover Bekam
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Dampak Narkoba
    Dampak Narkoba
    Документ2 страницы
    Dampak Narkoba
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Alasan Teori
    Alasan Teori
    Документ1 страница
    Alasan Teori
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Print Sampul Pra Prof
    Print Sampul Pra Prof
    Документ4 страницы
    Print Sampul Pra Prof
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Leaflet
    Leaflet
    Документ1 страница
    Leaflet
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Aku Anak Sehat
    Aku Anak Sehat
    Документ1 страница
    Aku Anak Sehat
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Puisi
    Puisi
    Документ2 страницы
    Puisi
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan Storkw
    Satuan Acara Penyuluhan Storkw
    Документ12 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan Storkw
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Soal Ujian Teori Sim C
    Soal Ujian Teori Sim C
    Документ19 страниц
    Soal Ujian Teori Sim C
    Freddy Hunoz
    50% (2)
  • Soal Ujian Teori Sim C
    Soal Ujian Teori Sim C
    Документ19 страниц
    Soal Ujian Teori Sim C
    Freddy Hunoz
    50% (2)
  • Satuan Acara Penyuluhan Storkw
    Satuan Acara Penyuluhan Storkw
    Документ12 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan Storkw
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • КḖREȚA ǺpI
    КḖREȚA ǺpI
    Документ1 страница
    КḖREȚA ǺpI
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Puisi
    Puisi
    Документ2 страницы
    Puisi
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Puisi Pahlawan
    Puisi Pahlawan
    Документ1 страница
    Puisi Pahlawan
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Novel - Bukan Siapa Siapa
    Novel - Bukan Siapa Siapa
    Документ2 страницы
    Novel - Bukan Siapa Siapa
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Humor Lucu
    Humor Lucu
    Документ17 страниц
    Humor Lucu
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Skenario Drama Ayu
    Skenario Drama Ayu
    Документ6 страниц
    Skenario Drama Ayu
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Agnes Monica
    Agnes Monica
    Документ3 страницы
    Agnes Monica
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Makalah Seni Kriya
    Makalah Seni Kriya
    Документ5 страниц
    Makalah Seni Kriya
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Artikel Agama
    Artikel Agama
    Документ1 страница
    Artikel Agama
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет
  • Senam
    Senam
    Документ4 страницы
    Senam
    Wahyulil Ikhsan
    Оценок пока нет