Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENGEMASAN KEMBALI
PENGERTIAN : Kekosongan obat di rumah sakit adalah obat obatan yang saat
dibutuhkan tidak tersedia di lingkungan instalasi farmasi rumah
sakit baik karena faktor produksi, distribusi dan kelangkaan obat
tersebut di pedagang besar farmasi (PBF)
5.
6.
7.
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI DI
GUDANG/APOTEK/DEPO
NO. DOKUMEN : REVISI : HALAMAN :
KF.01.07/I/3405/2013 B 1/1
DITETAPKAN OLEH :
DIREKTUR UTAMA,
TUJUAN : Agar perbekalan farmasi disimpan dengan baik secara aman dan
terjamin kualitas
PEMANTAUAN SUHU
TUJUAN : Mendistribusikan barang secara tepat, tepat obat, tepat jenis dan
aman
TUJUAN : Mendistribusikan barang secara tepat, tepat obat, tepat jenis dan
aman
PENGERTIAN : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan tingkat atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
PENGELOLAAN NARKOTIKA
TUJUAN : Untuk menjamin mutu perbekalan farmasi yang dipakai dan yang
di distribusikan ke pasien
Di Gudang Farmasi
1. Bagian penerimaan barang di gudang menerima laporan
perbekalan farmasi yang mendekati masa kadaluarsa
2. Petugas penerima barang di gudang melakukan verifikasi
terhadap perbekalan farmasi yang mendekati masa
kadaluarsa
3. Konfirmasikan dengan supplier/PBF dengan menyertakan
bukti copy faktur penerimaan barang
4. Lakukan retur perbekalan farmasi segera setelah terbit
formulir retur dari supplier/PBF
TANGGAL TERBIT :
RSUP ABDUL KADIR
7 OKTOBER 2013
Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO NIP 196205231989031001
MAKASSAR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN : Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter
hewan kepada apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan
obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
Peresepan adalah kegiatan penulisan resep baik secara manual
ataupun melalui sistem informasi rumah sakit
: - Nama obat
- Bentuk sediaan
- Dosis obat
- Aturan pakai
- Jumlah obat
- Dan peringatan lainnya
4. Untuk aturan pakai prn (pro re nata/ jika perlu) tidak
diperbolehkan melainkan harus mencantumkan tujuan obat
tersebut digunakan dan dituliskan dosis maksimal pemakaian
dalam sehari, dosis maksimal pemakaian sekali, interval waktu
pengulangan yang diperbolehkan
5. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan
obat dan jumlah bahan obat
6. Kesalahan penulisan resep dapat diperbaiki dengan cara
membuat coretan tanpa menghilangkan catatan yang
dibetulkan dan dibubuhi paraf serta tanggal dan waktu
(dd/mm/yy:hh/mm-24)
7. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak dibenarkan
PENGKAJIAN RESEP
PROSEDUR : A. Peresepan
1. Dokter meresepkan obat high alert secara tertulis
(manual/elektronik), kecuali pada kondisi emergensi dapat
dilakukan secara verbal/lisan.
2. Dokter memastikan bahwa peresepan sudah lengkap dan
benar dalam hal identitas pasien, indikasi, ketepatan obat,
dosis, rute pemberian dan waktu pemberian
B. Penyimpanan
1. Pisahkan obat-obat yang termasuk obat high alert sesuai
dengan daftar obat high alert.
2. Tempelkan stiker merah bertuliskan High alert pada setiap
obat high alert.
3. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan
obat high alert yang terpisah dari obat lainnya.
4. Simpan elektrolit pekat dalam lemari terkunci
5. Simpan sitostatika secara terpisah dari obat high alert
lainnya dengan memberikan label obat sitostatika (label
ungu bergambar embrio).
6. Simpan obat narkotika sesuai dengan aturan Penyimpanan
Narkotika.
C. Penyiapan
1. Apoteker/asisten apoteker memverifikasi dan menelaah
resep obat high alert.
2. Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep
dengan tinta merah
3. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat
high alert dapat didelegasikan pada asisten apoteker yang
sudah ditentukan
4. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang
berbeda sebelum obat diserahkan kepada perawat, dan
keduanya menuliskan inisial nama pada lembar resep.
5. Apoteker/ asisten apoteker menyerahkan obat high alert
kepada perawat dengan memberikan penjelasan yang
memadai atau meminta mereka untuk membaca secara
teliti prosedur penanganan obat high alert.
D. Pemberian
1. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada
pasien maka perawat lain harus melakukan pemeriksaan
kembali secara independen yang terdiri dari:
a. Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/
instruksi dokter dan dengan resep/LPO
b. Ketepatan perhitungan dosis obat dan cara
mencampur obat
c.Identitas pasien
2. Perawat yang memberikan obat high alert secara infus
harus memastikan:
a. Ketepatan kecepatan pompa infus.
b. Jika obat lebih dari satu, maka tempelkan label nama
obat pada syringe pump dan setiap ujung jalur selang.
3. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa
pasien mendapatkan obat high alert.
PROSEDUR : 1. Penyimpanan
a. Simpan ditempat aman dan
terpisah dari obat lain dan hanya bisa dikeluarkan oleh
petugas yang ditunjuk untuk bertanggung jawab, baik untuk
penyimpanan di apotek maupun di ruang perawatan khusus.
b. Tidak boleh disimpan di ruang perawatan umum, hanya
boleh disimpan di perawatan intensive dan ruang operasi,
dibawah pengawasan ketat.
2. Kestabilan
a. Larutan injeksi disimpan di suhu
kamar, jangan dibekukan
b. Hanya boleh digunakan larutan
yang jernih
c. Larutan yang sudah diencerkan
hanya boleh digunakan dalam waktu 24 jam
3. Pemberian
a. KCl harus dilarutkan terlebih
dahulu dengan larutan parenteral
b. Pembuatan larutan dilakukan
oleh perawat sesaat sebelum obat diberikan
c. Jangan diberikan secara
IV.push
d. Konsentrasi infus dan laju
pemberian tergantung kondisi pasien
e. Konsentrasi maksimum untuk
pemberian infuse perifer adalah 10 mEq/100 ml
f. Laju maksimum pemberian
infuse perifer adalah 10 mEq/jam
TANGGAL TERBIT :
RSUP ABDUL KADIR
12 APRIL 2012
Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO NIP 196205231989031001
MAKASSAR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
TANGGAL TERBIT :
RSUP ABDUL KADIR
12 APRIL 2012
Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO NIP 196205231989031001
MAKASSAR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
PENGERTIAN : Alat pelindung diri (APD) adalah alat yang digunakan di bagian
tubuh petugas pada saat akan melakukan kegiatan handling
cytotoxic
TUJUAN : Untuk melindungi petugas dari keterpaparan obat kanker
(cytotoxic drugs)
TUJUAN : Menjamin produk obat yang dihasilkan dan didistribusi tepat (nama,
jumlah, jenis, dosis, jadwal pemakaian dan cara pemberiannya)
sehingga pasien aman dari resiko yang tidak diinginkan.
PENGERTIAN : Obat NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) LASA
(Look a Like, Sound a like) adalah obat yang Nampak mirip
dalam hal bentuk/rupa, tulisan, warna dan pengucapan.
PENGERTIAN : Obat NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) atau LASA
(Look a Like, Sound a like) adalah obat yang nampak mirip
dalam hal bentuk, tulisan, warna dan pengucapan.