Вы находитесь на странице: 1из 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH (HDR)

OLEH :
I PUTU EDI DARMAWAN
1202106042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
I. Kasus ( Kasus Utama )
Konsep Dasar Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
II. Prose Terjadinya Masalah
a. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, kepercayaan dan pandangan yang diketahui
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart dan Sundeen, 2006).
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian
ideal diri atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia.
(Keliat, 2005).

b. Patofisiologi
Menurut Stuart (2005), berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan
dalam konsep diri seseorang yaitu Faktor predisposisi yang merupakan faktor
pendukung harga diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang
tidak realistis. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah peran gender,
tuuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Faktor yang mempengaruhi
identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok
sebaya, dan perubahan struktur sosial. Sedangkan faktor presipitasi munculnya
harga diri rendah meliputi trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis
atau menyaksika kejadian yang megancam kehidupan dan ketegangan peran
beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalami frustrasi. Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi
sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya
klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan
dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan
yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien semakin
tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan
rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga
rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan
rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari penyebab kesulitan
serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin klien menjauhi kenyataan
semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan orang
lain.
Tanda dan gejala yang muncul pada gangguan konsep diri harga diri rendah
yaitu mengkritik diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan,gangguan dalam berhubungan, penurunan
produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, rasa bersalah,
ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis, adanya
keluhan fisik, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung, menarik diri secara
realitas,penyalahgunaan zat dan menarik diri secara sosial. Melihat tanda dan
gejala diatas apabila tidak ditanggulangi secara intensif akan menimbulkan
distress spiritual, perubahan proses pikir (curiga), perubahan interaksi sosial
(menarik diri) dan resiko terjadi amuk.
c. Penatalaksanaan Medis
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan
metodenya lebih manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud
meliputi :
1) Psikofarmaka
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat adalah
sebagai berikut :
a) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat.
b) Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil.
c) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk
gejala positif maupun gejala negative skizofrenia.
d) Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti.
e) Tidak menyebabkan kantuk
f) Memperbaiki pola tidur
g) Tidak menyebabkan habituasi, adikasidandependensi.
h) Tidak menyebabkan lemas otot.
i) Dan kalau mungkin pemakainanya dosis tunggal. Berbagai jenis obat
psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh dengan resep
dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama
(typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan
generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan
Haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone,
Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan aripiprazole.
2) Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia
tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau
latihan bersama. (Maramis,2005)
3) Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara
artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang
satu atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang
tidak mempan denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang
listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005)
4) Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik
perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis
dalam komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya
memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang
nyata.
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas
kelompok stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi
sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas
kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005). Dari empat jenis therapy
aktivitas kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada individu
dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah therapyaktivitas
kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi
persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan
terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat, 2005)

III. Rentang Respon

Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi

IV.
a. Masalah Keperawatan Yang Perlu Di Kaji
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau
masalah klien. Adapun data yang diperoleh dari klien dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah yaitu:
1) Data Subjektif
Mengkritik diri sendiri/orang lain, perasaan tidak mampu, rasa bersalah,
perasaan negatif mengenai diri sendiri, klien mengatakan bersedih dan kecewa,
klien mengatakan pesimis dalam menghadpi kehidupan, mengatakan hal-hal
yang negatif tentang keadaan tubuhnya.
2) Data Objektif
Gangguan dalam berhubungan, pandangan bertentangan terhadap penolakan
kemampuan personal, menarik diri secara personal, menarik dir secara sosial,
menarik diri secara realitas, merusak diri sendiri dan orang lain, produktivitas
menurun,bengong dan putus asa.
Harga diri rendah merupakan karakteristik skizofrenia dimana pada lien
skizofrenia harus dikaji riwayat keluarga karena salah satu faktor yang berperan
serta bagi munculnya gejala tersebut adalah faktor genetik atau keturunan
(Hawari,2001).
Dari data yang muncul diatas dianalisa dan pada umumnya dapat dirumuskan
masalah keperawatan diantaranya yaitu:
a) Kerusakan interasi sosial
b) Harga diri rendah kronis
c) Koping individu tak efektif

B. Pohon Masalah

Kerusakan interaksi social (akibat)

Harga diri rendah (core problem)


Tidak efektifnya koping individu (penyebab)

V. Diagnosa Keperawatan
a) Kerusakan interaksi sosial.
b) Harga diri rendah kronis
c) Tidak efektifnya koping individu

VI. Intervensi
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan
khusus, dan rencana tindakan keperawatan ( Keliat, 2002)
1) Tujuan Umum: klien tidak mengalami harga diri rendah
2) Tujuan Khusus:
a) Klien dapat membina berhubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan dan menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau
duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi
Intervensi :
- Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik: Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non
verbal, perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan
menepati janji, tunjukkan sikap menerima klien apa adanya, beri
perhatian kepada kllien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
Rasionalisasi :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk hubungan interaksi
selanjutnya.
b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Kriteria Evaluasi :
Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah dan tempat
kerja., daftar positif keluarga klien, daftar positif lingkungan klien
Intervensi :
(1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,
buat daftarnya.
Rasional : Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai
realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai
dasar asuhan keperawatannya.
(2) Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif
Rasional : Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien
(3) Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek
positif klien.
Rasional : Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan
kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian.
c) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Kriteria evaluasi :
Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit, klien
menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah
Intervensi Keperawatan :
(1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama
sakit
Rasional : Diskusikan pada klien tentang kemampuan yang dimiliki
adalah prasyarat untuk berubah
(2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan kemampuannya di
rumah sakit
Rasional : Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi
untuk tetap mempertahankan kemampuannya.
(3) Berikan pujian
Rasional : Pujian dapat meningkatkan harga diri klien
d) Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
Kriteria Evaluasi :
Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih, klien mencoba, susun jadwal
harian
Intervensi Keperawatan :
(1) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah
sakit.
Rasional : Klien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri
(2) Beri pujian atas keberhasilan klien
Rasional : Sebagai motivasi tindakan yang akan dilakukan oleh klien

(3) Diskusikan jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah


dilatih.Catatan : ulangi untuk kemampuan lain sampai semuanya selesai
Rasional : Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.
(4) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan,
Rasional : Contoh peran yang dilihat klien akan memotovasi klien untuk
melaksanakan kegiatan.
e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuanya.
Kriteria Evaluasi :
Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan bantuan atau
tergantung), klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri
Intervensi Keperawatan :
(1) Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
Rasional : Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan
kegiatan yang biasa dilakukan
(2) Beri pujian atas keberhasilan klien
Rasional : Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien
(3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Rasional : Dapat mengetahui perkembangan dan keaktifan klien dengan
keluarga
f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Kriteria Evaluasi :
Keluarga dapat memberi dukungan dan pujian, klien termotivasi untuk
melakukan therapi, keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien.
Intervensi Keperawatan :
(1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
denga harga diri rendah.
Rasional : Mendorong keluarga akan sangat berpengaruh dalam
mempercepat proses penyembuhan klien
(2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
Rasional : Mempercepat proses penyembuhan
(3) Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah
Rasional : Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat
kien dirumah.
(4) Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil
Rasional : meningkatkan harga diri klien

DAFTAR PUSTAKA

Maramis, W.F. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga


University Press
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. ( 2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta :
EGC
Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperewatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Keliat, B.A. dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC
Keliat, B.A. (2002). Gangguan Konsep Diri Pada Klien Gangguan Jiwa. Jakarta :
EGC

Вам также может понравиться