Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
b. Faring
Udara dari hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernafasan (nasofaring) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian
belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat
laringm(tekak) tempat terletaknya pita suara ( pita vocalis) . Masuknya
udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan
terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan
masuk ke saluran pernafasan karena saluran pernafasan pada saat
tersebut sedang tebuka. Walaupun demikian , saraf kita akan
mengatur agar peristiwa menelan, bernafas, dan berbicara tidak
terjadi bersamaan.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara
yang keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman
yang ditelan, faring juga menyediakan ruang dengung ( resonansi)
untuk suara percakapan.
c. Trakea (Batang tenggorok)
Berupa pipa yang panjangny + 10 cm, terletak sebagian di
leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding trakea tipis dan
kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam
rongga bersilia. Silia- silia ini berfungsinmenyaring benda- benda asing
yang masuk saluran pernafasan.
Trakea terletak di sebelah depan kerongkongan (faring). Di
dalam rongga dada, trakea bercabang menjadi dua cabang bronkus. Di
dalam paru- paru, bronkus bercabang- cabang lagi menjadi salurang
yang sangatkecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa
gelombang kecil yang disebut gelombang paru- paru (alveolus).
d. Laring
Merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan.
Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah
satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis. Epiglotis terletak
diujung bagian pangkal laring. Laring diselaputi oleh membrane
mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal
sehingga kuat untuk menahan getaran- getaran suara pada laring.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai
tempat keluar masuknya udara.
Pangkal tenggorok disususn oleh beberapa tulang rawan yang
membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup
pangkal tenggorok ( epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup
tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernafas katup
membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan
bergetar bila ada udara dari paru- paru, misalnya pada waktu kita
bicara.
Ketika benda asing masuk dalam laring, maka secara reflek
laring akan menutup, karena ada rangsangan melalui n. IX.
Perangsangan n. IX tersebut juga menyebabkan penutupan glotis,
reflek batuk, dan henti nafas akibat penutupan laring. Reflek tersebut
merupakan perlindungan yang dilakukan faring terhadap benda asing
agar tidak masuk ke saluran pernafasan yang lebih bawah. Fungsi lain
dari laring adalah untuk produksi suara (fonasi), respirasi, dan fiksasi
dada. Maksud dari fiksasi dada di sini misalnya ketika mengejan saat
melahirkan ataupun BAB, maka laring akan menutup. Jika laring
terbuka, maka tidak bisa mengejan dengan kuat.
e. Bronkus
Trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada
bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari
lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang- cabang lagi menjadi
bronkiolus.
Bronkus sebelah kanan (bronkus primer) bercabang menjadi
tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah
kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang- cabang yang paling
kecil masuk ke dalam gelembung paru- paru atau alveolus. Dinding
alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler- kapiler darah
dalam alveolus inilah oksigen berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama
bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan keluar
paru- paru
g. Paru-paru
Paru- paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di
bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan dibagian bawah
dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru- paru ada dua bagian
yaitu paru- paru kanan (pulmo dekstra) yang terdiri atas 3 lobus dan
Paru- paru kiri (pulmo sinistra) yang terdiri dari 2 lobus. Paru- paru
dibungkus oleh dua selaput yang tipis disebut pleura. Selaput bagian
dalam yang langsung menyelaputi paru- paru disebut pleura dalam
( pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang
bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar ( pleura
parietalis). Paru- paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan
elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang
rawan tetapi rongga bronkus masih berilia dan dibagian ujungnya
mempunyai epitelium berbentuk kubus berilia. Setiap bronkiolus
terminalis bercabang- cabang menjadi bronkiolus respirasi kemudian
menjadi duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mengandung
gelembung- gelembung yang disebut alveolus.
2.4 Patofisiologi
2.6 Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Radiologis
2.7 Penatalaksanaan.
Benda asing Di hidung. Bila ketahuan anak memasukkan
benda kecil seperti biji- bijian, orang tua tidak perlu panik. Nila
bendanya masuk terlalu dalam dan sulit dikeluarkan, jangan
sembarang menggunakan alat karena bisa timbul luk. Bila benda yang
masuk tidak telalu dalam dan masih bisa terlihat, bisa diambil dengan
sebatang kawat berujung tumpul yang dibengkokkan sperti kail.
Secara perlahan kail tersebut dimasukkan kedalam hidung kemudian
tarik biji tersebut pelan- pelan keluar. Bisa juga dengan menggunakan
pinset. Jika tidak berhasil, segera bawa ke dokter. Jika benda dapat
dikeluarkan dengan mudahtentunya tidak akan menimbulkan akibat
lebih jauh. Tapi bisa menjadi gawat jika benda terisap masuk ke paru-
paru, jalan nafas akan tersumbat dan terjadi sesak nafas, tersedak
atausuara sengau.
Benda asing dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas
sebagian (parsial) atau komplit (total). Pada obstruksi jalan naafas
partial korban mungkin masih mampu melakukan pernafasan, namun
kualitas pernafasan dapat baik atau buruk. Pada korban dengan
pernafasan yang masih baik, korban biasanya masih dapat melakukan
tindakan batuk dengan kuat sampai benda asing tersebut dapat keluar.
Bila sumbatan jalan nafas partial menetap, maka aktifkan sistem
pelayanan medik darurat. Obstruksi jalan nafas partial dengan
pernafasan yang buruk harus diperlakukan sebagai obstruksi jalan
nafas komplit.
Obstruksi jalan nafas komplit (total), korban biasanya tidak
dapat berbicara, bernafas, atau batuk. Biasanya korban memegang
lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya. Saturasi oksigen akan
dengan cepat menurun dan otak akan mengalami kekurangan oksigen
sehingga menyebabkan kehilangan kesadaran, dan kematian akan
cepat terjadi jika tidak diambil tindakan segera.
Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing
dengan cepat dan tepat, perlu diketahui dengan baik lokasi
tersangkutnya benda asing tersebut. Secara prinsip benda asing
disaluran nafas dapat ditangani dengan pengangkatan segera secara
endoskopik dengan trauma minimum. Umumnya penderita dengan
aspirasi benda asing datang ke rumah sakit setelah melalui fase akut,
sehingga pengangkatan secara endoskopik harus dipersiapkan
seoptimal mungkin, baik dari segi alat maupun personal yang terlatih.
Penderita dengan benda asing di laring harus mendapat
pertolongan segera, karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya
beberapa menit. Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang
menyumbat laring secara total ialah dengan cara parasat dari Heimlich
(Heimlich Maneuver), dapat dilakukan pada anak maupun dewasa.
Menurut teori Heimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah
pada saat inspirasi. Dengan demikian paru penuh dengan udara,
diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol
itu, maka sumbatnya akan terlempar keluar. Maneuver Heimlich
(hentakan subdiafragmaabdomen), suatu hentakan yang
menyebabkan peningkatan tekanan pada diafragma sehingga
memaksa udara yang ada di dalam paru- paru untuk keluar dengan
cepat sehingga diharapkan dapat mendorong atau mengeluarkan
benda asing yang menyumbat jalan nafas. Setiap hentakan harus
diberikan dengan tujuan menghilangkan obstruksi, mungkin
dibutuhkan hentakan 6-10 kali untuk membersihkan jalan nafas.
Komplikasi perasat Heimlich adalah kemungkinan terjadinya
ruptur lambung atau hati dan fraktur kosta. Oleh karena itu pada anak
sebaiknya cara menolongnya tidak dengan menggunakan kepalan
tangan tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan.
Pada sumbatan benda asing tidak total di laring perasat Heimlich tidak
dapat digunakan. Dalam hal ini penderita dapat dibawa ke rumah sakit
terdekat yang memiliki fasilitas endoskopik berupa laringoskop dan
bronkoskop.
Penderita dengan benda asing di trakea harus rujuk ke
rumah sakit dengan fasilitas bronkoskopi. Benda dikeluarkan dengan
bronkoskopi secara segera pada pasien tidur telentang dengan posisi
Trendelenburg supaya tidak lebih turun ke bronkus, benda asing
dipegang dengan cunam yang sesuai dan dikeluarkan melalui laring,
nila bronkoskopi tidak tersedia, dilakukan trakeostomidan benda asing
dikeluarkan memakai cunam atau alat penghisap melalui stoma
tersebut, jika tidak berhasil dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas
endoskopi.
Benda asing di bronkus di keluarkan dengan bronkoskopi
kaku atau serat optik dan cunam yang sesuai, Tindakan ini harus
segera di lakukan, apalagi benda asing bersifat organik, bila tidak
dapat di keluarkan, misalnya tajam, tidak rata, dan tersangkut pada
jaringa, dapat dilakukan servikotomi atau tarakotomi, antibiotik dan
kortikosteroid tidak rutin diberikan sectelah endoskopi, Dilakukan
fisioterapi dada pada kasus pnemonia, brokitis purulenta, dan
atelektasis,Pasien dipulangkan setelah 24 jam setelah tindakan paru
bersih dan tidak demam, Pasca bronkoskopi dibuat foto torak hanya
bila gejala pulmonum tidak menghilang pada keadaan tersebut perlu di
selidiki lebih lanjut dan diobati secara tepat dan ade kuat.
Benda asing di dasar lidah di lihat dengan kaca
tenggorokan yang besar, pasien diminta menarik lidahnya sendiri dan
pemeriksa memegang kaca tenggorokan dengan tangn kiri, cunam
dengan tangan kanan untuk mengambil benda tersebut, Bila perlu
dapat disemprotkan dengan silokain dan pantokain, Untuk
mengeluarkan benda asing di velekula dan sinus piriformis dilakukan
laringoskopi langsung. Di Instalasi Gawat Darurat, terapi suportif awal
termasuk pemberian oksigen, monitor jantung dan pulse oxymetri dan
pemasangan IV dapat dilakukan. Bronkoskopi merupakan terapi pilihan
untuk kasus aspirasi. Pemberian steroid dan antibiotik preoperatif
dapat mengurangi komplikasi seperti edema saluran napas dan infeksi.
Metilprednisolon 2 mg/kg IV dan antibiotik spektrum luas yang cukup
mencakup Streptokokus hemolitik dan Staphylococcus aureus dapat
dipertimbangkan sebelum tindakan bronkoskopi.
Sebenarnya tidak ada kontraindikasi absolut untuk tindakan
bronkoskopi, selama hal itu merupakan tindakan untuk
menyelamatkan nyawa (life saving). Pada keadaan tertentu dimana
telah terjadi komplikasi radang saluran napas akut, tindakan dapat
ditunda sementara dilakukan pengobatan medikamentosa untuk
mengatasi infeksi. Pada aspirasi benda asing organik yang dalam
waktu singkat dapat menyebabkan sumbatan total, maka harus segera
dilakukan bronkoskopi, bahkan jika perlu tanpa anestesi umum.
Benda asing di bronkus dapat dikeluarkan dengan bronkoskopi
kaku maupun bronkoskopi serat optik. Pada bayi dan anak-anak
sebaiknya digunakan bronkoskopi kaku untuk mempertahankan jalan
napas dan pemberian oksigen yang adekuat, karena diameter jalan
napas pada bayi dan anak-anak sempit. Pada orang dewasa dapat
dipergunakan bronkoskop kaku atau serat optik, tergantung kasus
yang dihadapi. Ukuran alat yang dipakai juga menentukan
keberhasilan tindakan. Keterampilan operator dalam bidang endoskopi
juga berperan dalam penentuan pelaksanaan tindakan bronkoskopi.
Bronkoskop kaku mempunyai keuntungan antara lain
ukurannya lebih besar variasi cunam lebih banyak, mempunyai
kemampuan untuk mengekstraksi benda asing tajam dan kemampuan
untuk dilakukan ventilasi yang adekuat. Selain keuntungan di atas,
penggunaan bronkoskop kaku juga mempunyai kendala yaitu tidak
bisa untuk mengambil benda asing di distal, dapat menyebabkan
patahnya gigi geligi, edema subglotik, trauma mukosa, perforasi
bronkus dan perdarahan. Pada pemakaian teleskop maupun cunam
penting diperhatikan bahwa ruang untuk pernapasan menjadi sangat
berkurang, sehingga lama penggunaan alat-alat ini harus dibatasi
sesingkat mungkin. Bronkoskop serat optik dapat digunakan untuk
orang dewasa dengan benda asing kecil yang terletak di distal,
penderita dengan ventilasi mekanik, trauma kepala, trauma servikal
dan rahang.
2.8. Komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi, Efianty Arsyad, dkk 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung,Tenggorok, Kepala dan Leher. Balai Penetbit FK. UI. Jakarta.