Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
<JAWABAN>
1. EPIDEMIOLOGI
Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek sehari-
hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di
seluruh dunia. Sinusitis menyerang 1 dari 7 orang dewasa di United States, dengan
lebih dari 30 juta individu yang didiagnosis tiap tahunnya. Individu dengan riwayat
alergi atau asma berisiko tinggi terjadinya rhinosinusitis.Prevalensi sinusitis tertinggi
pada usia dewasa 18-75 tahun dan kemudian anak-anak berusia 15 tahun. Pada anak-
anak berusia 5-10 tahun. Infeksi saluran pernafasan dihubungkan dengan sinusitis
akut. Sinusitis jarang pada anak-anak berusia kurang dari 1 tahun karena sinus belum
berkembang dengan baik sebelum usia tersebut.Sinusitis maksila paling sering terjadi
daripada sinusitis paranasal lainnya.
Berdasarkan data dari National Health Interview Survey 1995, sekitar 17,4 %
penduduk dewasa Amerika Serikat (AS) pernah mengidap sinusitis dalam jangka
waktu 12 bulan. Dari survei yang dilakukan, diperkirakan angka prevalensi
rinosinusitis kronik pada penduduk dewasa AS berkisar antara 13-16 %, dengan kata
lain, sekitar 30 juta penduduk dewasa AS mengidap rinosinusitis kronik.Dengan
demikian rinosinusitis kronik menjadi salah satu penyakit kronik yang paling populer
di AS melebihi penyakit asma, penyakit jantung, diabetes dan sefalgia. Kennedy
melaporkan pada tahun 1994 adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien sinusitis
kronik sebanyak 8 juta menjadi total 24 juta pertahun antara tahun 1989 dan 1992.
Dari Kanada tahun 2003 diperoleh angka prevalensi rinosinusitis kronik sekitar 5 %
dengan rasio wanita berbanding pria yaitu 6 berbanding 4 (lebih tinggi pada kelompok
wanita). Berdasarkan penelitian divisi Rinologi Departemen THT-KL FKUI tahun
1996, dari 496 pasien rawat jalan ditemukan 50 % penderita sinusitis kronik. Dampak
yang diakibatkan rinosinusitis kronik meliputi berbagai aspek, antara lain aspek
kualitas hidup ( Quality of Life / QOL) dan aspek sosio ekonomi.
Sumber :
Fokkens W, Lund V, Mullol J, et al. European position paper on rhinosinusitis
and nasal polyps. Rhinology, 2007; 45(suppl 20): 1-139.
Busquets JM, Hwang PH. Nonpolypoid rhinosinusitis: Classification,
diagnosis and treatment. In Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD, eds. Head &
Neck Surgery Otolaryngology. 4th ed. Vol 1. Philadelphia: Lippincott
2. P Drugs
Pro : xxxx
Jln. Juanda
6. Ceftriaxon
Indikasi
Lebih efektif membunuh bakteri gram negatif dan kurang efektif untuk
gram positif.
Kontraindikasi
hipersensitivitas terhadap sefalosporin.
Kategori
Golongan B
Meropenem
Indikasi
Meropenem diindikasikan untuk pengobatan dewasa dan anak-anak,
yang disebabkan oleh infeksi bakteri tunggal atau majemuk yang
sensitifterhadap Meropenem.
Pneumonias dan Pneumonias nosokomial lnfeksi saluran kemih
lnfeksi perut bagian dalam lnfeksi kelamin, seperti endometritis lnfeksi
kulit dan jaringan kulit Meningitis
Septikaemia
Pengobatan empirik, untuk gejala infeksi pada penderita dewasa dengan
neutropenia febril, digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi
dengan sediaan anti-virus atau anti-fungi.
Meropenem telah diuji efektifitasnya tunggal atau kombinasi dengan
bahan antimikroba lain untuk pengobatan infeksi polimikrobial.
Belum dicoba pada penderita paediatrik dengan neutropenia atau
kekurangan kekebalan primer atau sekunder.
Kontraindikasi
LEARNING OBJECTIVES
Young Mother
MOHAMMAD IRSAN
N 101 13 054
KELOMPOK 2
DESEMBER 2016