Вы находитесь на странице: 1из 8

1. Learning Objective !

2.
1. Penatalaksanaan cedera kepala menurut klasifikasinya
2. Proses rujukan pasien cedera kepala
3. Hubungan penyalahgunaan alcohol dan obat dengan kasus cedera kepala pada
scenario
3.
4. Jawaban
5.
1. Penatalaksanaan Cedera Kepala
I. Cedera Kepala Ringan (GCS = 14 15 )
Idealnya semua penderita cedera kepala diperiksa dengan CT scan,
terutama bila dijumpai adanya kehilangan kesadaran yang cukup
bermakna, amnesia atau sakit kepala hebat.
6. 3 % penderita CK. Ringan ditemukan fraktur tengkorak
Klinis :
a. Keadaan penderita sadar
b. Mengalami amnesia yang berhubungna dengan cedera yang
dialaminya
c. Dapat disertai dengan hilangnya kesadaran yang singkat
7. Pembuktian kehilangan kesadaran sulit apabila penderita
dibawah pengaruh obat-obatan / alkohol.
d. Sebagain besar penderita pulih sempurna, mungkin ada gejala sisa
ringan
Fractur tengkorak sering tidak tampak pada foto ronsen kepala, namun
indikasi adanya fractur dasar tengkorak meliputi :
a. Ekimosis periorbital
b. Rhinorea
c. Otorea
d. Hemotimpani
e. Battles sign
Penilaian terhadap Foto ronsen meliputi :
a. Fractur linear/depresi
b. Posisi kelenjar pineal yang biasanya digaris tengah
c. Batas udara air pada sinus-sinus
d. Pneumosefalus
e. Fractur tulang wajah
f. Benda asing
Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah rutin tidak perlu
b. Kadar alkohol dalam darah, zat toksik dalam urine untuk diagnostik /
medikolagel
Therapy :
a. Obat anti nyeri non narkotik
b. Toksoid pada luka terbuka
Penderita dapat diobservasi selama 12 24 jam di Rumah Sakit
8.
II. Cedera Kepala Sedang ( GCS = 9-13 )
Pada 10 % kasus :
Masih mampu menuruti perintah sederhana
Tampak bingung atau mengantuk
Dapat disertai defisit neurologis fokal seperti hemi paresis
Pada 10 20 % kasus :
Mengalami perburukan dan jatuh dalam koma
Harus diperlakukan sebagai penderita CK. Berat.
Tindakan di UGD :
Anamnese singkat
Stabilisasi kardiopulmoner dengan segera sebelum pemeriksaan
neulorogis
Pemeriksaan CT. scan
Penderita harus dirawat untuk diobservasi
Penderita dapat dipulangkan setelah dirawat bila :
Status neulologis membaik
CT. scan berikutnya tidak ditemukan adanya lesi masa yang
memerlukan pembedahan
Penderita jatuh pada keadaan koma, penatalaksanaanya sama dengan CK.
Berat.
Airway harus tetap diperhatikan dan dijaga kelancarannya
9.
III. Cedera Kepala Berat ( GCS 3 8 )
Kondisi penderita tidak mampu melakukan perintah sederhana walaupun
status kardiopulmonernya telah distabilkan
CK. Berat mempunyai resiko morbiditas sangat tinggi
Diagnosa dan therapy sangat penting dan perlu dengan segara penanganan
Tindakan stabilisasi kardiopulmoner pada penderita CK. Berat harus
dilakukan secepatnya.
10.
11. A. Primary survey dan resusitasi
12. Di UGD ditemukan :
30 % hypoksemia ( PO2 < 65 mmHg )
13 % hypotensia ( tek. Darah sistolik < 95 mmHg ) Mempunyai
mortalitas 2 kali lebih banyak dari pada tanpa hypotensi
12 % Anemia ( Ht < 30 % )
13.
14. Airway dan breathing
15. Sering terjadi gangguan henti nafas sementara, penyebab
kematian karena terjadi apnoe yang berlangsung lama
16. Intubasi endotracheal tindakan penting pada penatalaksanaan
penderita cedera kepala berat dengan memberikan oksigen 100 %
17. Tindakan hyeprveltilasi dilakukan secara hati-hati untuk
mengoreksi sementara asidosis dan menurunkan TIK pada penderita
dengan pupil telah dilatasi dan penurunan kesadaran
18. PCo2 harus dipertahankan antara 25 35 mm Hg
19. Sirkulasi
Normalkan tekanan darah bila terjadi hypotensi
Hypotensi petunjuk adanya kehilangan darah yang cukup berat
pada kasus multiple truama, trauma medula spinalis, contusio
jantung / tamponade jantung dan tension pneumothorax.
Saat mencari penyebab hypotensi, lakukan resusitasi cairan
untuk mengganti cairan yang hilang
UGS / lavase peritoneal diagnostik untuk menentukan adanya
akut abdomen
20.
21. B. seconady survey
22. Penderita cedera kepala perlu konsultasi pada dokter ahli lain.
23.
24. C. Pemeriksaan Neurologis
Dilakukan segera setelah status cardiovascular penderita stabil,
pemeriksaan terdiri dari :
GCS
Reflek cahaya pupil
Gerakan bola mata
Tes kalori dan Reflek kornea oleh ahli bedah syaraf
Sangat penting melakukan pemeriksaan minineurilogis sebelum
penderita dilakukan sedasi atau paralisis
Tidak dianjurkan penggunaan obat paralisis yang jangka panjang
Gunakan morfin dengan dosis kecil ( 4 6 mg ) IV
Lakukan pemijitan pada kuku atau papila mame untuk memperoleh
respon motorik, bila timbul respon motorik yang bervariasi, nilai repon
motorik yang terbaik
Catat respon terbaik / terburuk untuk mengetahui perkembangan
penderita
Catat respon motorik dari extremitas kanan dan kiri secara terpisah
Catat nilai GCS dan reaksi pupil untuk mendeteksi kestabilan atau
perburukan pasien.
25.
26. VII. Terapy Medikamentosa Untuk Trauma Kepala
27. Tujuan utama perawatan intensif ini adalah mencegah terjadinya
cedera sekunder terhadap otak yang telah mengaalami cedera
A. Cairan Intravena
28. Cairan intra vena diberikan secukupnya untuk resusitasi
penderita agar tetap normovolemik
29. Perlu diperhatikan untuk tidak memberikan cairan berlebih
30. Penggunaan cairan yang mengandung glucosa dapat
menyebabkan hyperglikemia yang berakibat buruk pada otak yangn
cedera
31. Cairan yang dianjurkan untuk resusitasi adalah NaCl o,9 %
atau Rl
32. Kadar Natrium harus dipertahankan dalam batas normal,
keadaan hyponatremia menimbulkan odema otak dan harus dicegah dan
diobati secara agresig
B. Hyperventilasi
33. Tindakan hyperventilasi harus dilakukan secara hati-hati, HV
dapat menurunkan PCo2 sehingga menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah otak
34. HV yang lama dan cepat menyebabkan iskemia otak karena
perfusi otak menurun
35. PCo2 < 25 mmHg , HV harus dicegah
36. Pertahankan level PCo2 pada 25 30 mmHg bila TIK tinggi.
C. Manitol
37. Dosis 1 gram/kg BB bolus IV
38. Indikasi penderita koma yang semula reaksi cahaya pupilnya
normal, kemudian terjadi dilatasi pupil dengan atau tanpa hemiparesis
39. Dosis tinggi tidak boleh diberikan pada penderita hypotensi
karena akan memperberat hypovolemia
D. Furosemid
40. Diberikan bersamaan dengan manitol untuk menurunkan TIK
dan akan meningkatkan diuresis
41. Dosis 0,3 0,5 mg/kg BB IV
E. Steroid
42. Steroid tidak bermanfaat
43. Pada pasien cedera kepala tidak dianjurkan
F. Barbiturat
44. Bermanfaat untuk menurunkan TIK
45. Tidak boleh diberikan bila terdapat hypotensi dan fase akut
resusitasi, karena barbiturat dapat menurunkan tekanan darah
G. Anticonvulasan
46. Penggunaan anticonvulsan profilaksisi tidak bermanfaat untuk
mencegaah terjadinya epilepsi pasca trauma
47. Phenobarbital & Phenytoin sering dipakai dalam fase akut
hingga minggu ke I
48. Obat lain diazepam dan lorazepam
49.
50. VIII. Penatalaksanaan Pembedahan
A. Luka Kulit kepala
51. Hal penting pada cedera kepala adalah mencukur rambut disekitar luka
dan mencuci bersih sebelum dilakukan penjahitan
52. Penyebab infeksi adalah pencucian luka dan debridement yang tidak
adekuat
53. Perdarahan pada cedera kepala jarang mengakibatkan syok, perdarahan
dapat dihentikan dengan penekanan langsung, kauteraisasi atau ligasi
pembuluh besar dan penjahitan luka
54. Lakukan insfeksi untuk fraktur dan adanya benda asing, bila ada CSS
pada luka menunjukan adanya robekan dura. Consult ke dokter ahli bedah
saraf
55. Lakukan foto teengkorak / CT Scan
56. Tindakan operatif
B. Fractur depresi tengkorak
57. Tindakan operatif apabila tebal depresi lebih besar dari ketebalan
tulang di dekatnya
58. CT Scan dapat menggambarkan beratnya depresi dan ada tidaknya
perdarahan di intra kranial atau adanya suatu kontusio
C. Lesi masa Intrakranial
59. Trepanasi dapat dilakukan apabila perdarahan intra kranial dapat
mengancam jiwa dan untuk mencegah kematian
60. Prosedur ini penting pada penderita yang mengalami perburukan
secara cepat dan tidak menunjukan respon yang baik dengan terapy yang
diberikan
61. Trepanasi dilakukan pada pasien koma, tidak ada respon pada intubasi
endotracheal , hiperventilasi moderat dan pemberian manitol
62. Sumber : American College of Surgeons Comittee on Trauma.
th
Advanced Trauma Life Support for Doctors (ATLS) Student Course Manual. 8
ed
. Chicago, IL : American College of Surgeons ; 2008
63.
2. Sebelum merujuk dianjurkan untuk komunikasi dengan tempat rujukan untuk :
64. a. Mendiskusikan indikasi rujukan
65. b. Mencegah rujukan yang tidak perlu
66. c. Menginformasikan kondisi penderita
67. d. Memastikan kesiapan tem / alat/ ahli bedah di tempat rujukan
68. e. Memastikan terapi dan advis lain pada transportasi
69. Sistem rujukan penderita cedera kepala :
70. a. Bila mudah dijangkau tanpa memperberat kondisi penderita,
sebaiknya langsung dirujuk kerumah sakit yang ada ahli bedah syarafnya
71. b. Ke rumah sakit terdekat yang ada ahli bedah, Rawat inap, rawat
jalan (dokter spesialis), laboratorium, radiolo
72. menurut SKDI :
73. Standar Kompetensi Dokter Indonesia
74. Sistematika
75. Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh
manusia disertai tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa
pendidikan.
76. Tingkat kemampuan yang harus dicapai:
77.
78. Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
79. Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik
penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi
lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang
paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
80.
81. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
82. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
83.
84. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
awal, dan merujuk
85. 3A. Bukan gawat darurat
86. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter
mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
87. 3B. Gawat darurat
88. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
89.
90. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan tuntas
91. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
92. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
93. 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip
dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
94. Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi
tertinggi adalah 4A
95. Sumber : Konsil Kedokteran Indonesia . Standar Kompetensi Dokter
Indonesia , 2012. Jakarta.
96.
3. Efek Narkoba Secara Umum
a. Halusinogen : efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam
sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi
dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata
contohnya kokain
b. Stimulan : efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan
cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu
c. Depresan : efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang
bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya
putaw
d. Adiktif : Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin
dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang
cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan
syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw Jika terlalu lama
dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh
akan rusak dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka
lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran
maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian

97. Dampak Penyalahgunaan Narkotika Bagi Kesehatan

1. Rusaknya susunan saraf pusat


2. Rusaknya hati dan ginjal
3. Gangguan pada otak
4. Kulit dan kemaluan
5. HIV AIDS.
6. Hepatitis
7. Kerusakan fungsi jantung, mulai dari detak jantung yang abnormal sampai
dengan serangan jantung.
8. Pembuluh Darah.
9. Penyakit Gangguan Pernapasan.
10. Merokok terbukti merupakan penyebab penyakit bronkhitis, emphysema, dan
kanker paru-paru
11. Penyakit Nyeri Lambung.
12. Penyakit Kelumpuhan Otot.
13. Mengakibatkan pertumbuhan tulang terhenti. lebih cepat dibanding saat
normal. Sehingga tinggi badan tidak maksimal, bahkan cenderung pendek.
14. Stroke.
15. Paranoia, depresi, agresi, clan halusinasi.
16. Kemandulan.
17. Mengombang-ambingkan perasaan, kepenatan mendalam, perubahan selera
makan, nyeri pada otot dan tulang, hilang ingatan, diare, keringat dingin, dan
muntah--muntah.

98. Efek Minuman Beralkohol

Halusinogen : efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam


sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi
dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata
contohnya kokain

Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut : merasa
lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi
lebih emosional ( sedih, senang, marah secara berlebihan ) muncul akibat ke
fungsi fisik - motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur,
sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri.
kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan
perhatian dan daya ingat terganggu.

Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol


tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri
seperti yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu banyak ditemukan
kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan
mabuk.

Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan
yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Kadang-
kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat - obatan berbahaya lainnya,
sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini terjadi, efek keracunan dari
penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami
over dosis akan lebih besar.

99. Sumber : Godam. 2014. Definisi, Pengertian Zat Adiktif, Jenis Macam,
Dampak Efek Ketergantungan Pada Organisme Hidup. (online)(http//www.Arti
Definisi-Pengertian Zat Adiktif, Jenis-Macam & Dampak-Efek - Ketergantungan
Pada Organisme Hidup Organisasi_Org.com.

100.
101.
102.

Вам также может понравиться

  • Struktur dan Fisiologi Organ Sensorik
    Struktur dan Fisiologi Organ Sensorik
    Документ4 страницы
    Struktur dan Fisiologi Organ Sensorik
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Nyeri
    LO Nyeri
    Документ14 страниц
    LO Nyeri
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Kejang
    LO Kejang
    Документ8 страниц
    LO Kejang
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • REFARAT
    REFARAT
    Документ14 страниц
    REFARAT
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • KLH
    KLH
    Документ7 страниц
    KLH
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LOPK Blok20scene1
    LOPK Blok20scene1
    Документ6 страниц
    LOPK Blok20scene1
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok20scene1psiko
    LO Blok20scene1psiko
    Документ8 страниц
    LO Blok20scene1psiko
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok16scene1
    LO Blok16scene1
    Документ19 страниц
    LO Blok16scene1
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok21scene2
    LO Blok21scene2
    Документ8 страниц
    LO Blok21scene2
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LOblok 18 Scene 3 Betul
    LOblok 18 Scene 3 Betul
    Документ18 страниц
    LOblok 18 Scene 3 Betul
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok17scene1
    LO Blok17scene1
    Документ7 страниц
    LO Blok17scene1
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok19scene3
    LO Blok19scene3
    Документ15 страниц
    LO Blok19scene3
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok20scene1Alergi
    LO Blok20scene1Alergi
    Документ3 страницы
    LO Blok20scene1Alergi
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok20scene4Psiko
    LO Blok20scene4Psiko
    Документ10 страниц
    LO Blok20scene4Psiko
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LOblok 20 Scene 2 Alergi
    LOblok 20 Scene 2 Alergi
    Документ9 страниц
    LOblok 20 Scene 2 Alergi
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LOblok11 Scene3
    LOblok11 Scene3
    Документ11 страниц
    LOblok11 Scene3
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok13scene3
    LO Blok13scene3
    Документ9 страниц
    LO Blok13scene3
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Dapus
    Dapus
    Документ2 страницы
    Dapus
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Blok6 Scene2
    LO Blok6 Scene2
    Документ4 страницы
    LO Blok6 Scene2
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Lo !
    Lo !
    Документ4 страницы
    Lo !
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Lo 2
    Lo 2
    Документ4 страницы
    Lo 2
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Fungsi otot dan faktor yang mempengaruhinya
    Fungsi otot dan faktor yang mempengaruhinya
    Документ5 страниц
    Fungsi otot dan faktor yang mempengaruhinya
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO Block18scene1
    LO Block18scene1
    Документ16 страниц
    LO Block18scene1
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • LO 3 Blok12scene3
    LO 3 Blok12scene3
    Документ15 страниц
    LO 3 Blok12scene3
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Tutorial
    Tutorial
    Документ7 страниц
    Tutorial
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Grafik
    Grafik
    Документ1 страница
    Grafik
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Learning Objective Blok 5
    Learning Objective Blok 5
    Документ10 страниц
    Learning Objective Blok 5
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Jurnal Critical PDF
    Jurnal Critical PDF
    Документ6 страниц
    Jurnal Critical PDF
    Nanda Nabilah Ubay
    Оценок пока нет
  • Tutorial
    Tutorial
    Документ7 страниц
    Tutorial
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет
  • Papan Nama
    Papan Nama
    Документ1 страница
    Papan Nama
    AdeLia Nur Fitriana
    Оценок пока нет