Вы находитесь на странице: 1из 10

1

STUDI SIFAT FISIKA TANAH ALLUVIAL PADA KEBUN PEPAYA DAN KEBUN
CAMPURAN DI DESA SUNGAI RENGAS KABUPATEN KUBU RAYA

Rizal Bahril Huda, Dr. Ir. Urai Edi Suryadi,MP dan Ir. Junaidi,MP

Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas


Tanjungpura

ABSTRAK

Pepaya merupakan salah satu buah yang sangat populer dan juga memiliki nutrisi dan
gizi yang baik terutama vitamin A dan C. Selain buahnya, bagian-bagian dari pohon pepaya
juga dapat dimanfaatkan mulai dari batang hingga daun pepaya.
Saat ini pekebunan pepaya semakin berkurang dengan adanya kegiatan pembangunan
yang dilakukan sperti : industri, pariwisata, perumahan dan pemukiman sehingga kebun
pepaya yang ada saat ini berubah menjadi pemukiman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat fisika tanah dengan sistem
pengolahan lahan dan tanpa pengolahan lahan yang disini merupakan kebun pepaya dan
kebun campuran.
Pengambilan contoh tanah dilakukan pada dua penggunaan lahan masing-masing lima
titik dengan metode diagonal di Desa Sungai Rengas Kabupaten Kubu Raya. Pengambilan
contoh tanah utuh menggunakan ring sampel yang berdiameter 5 cm dan tinggi 5 cm,
sedangkan pengambilan contoh tanah tertanggu menggunakan bor tanah. Pengambilan contoh
tanah dilakukan ada dua kedalaman yakni 0-30 cm dan 30-60 cm dari permukaan tanah.
Penelitian pada pengamatan lapangan menunjukkan bahwa kedua kebun tersebut
memiliki muka air tanah yang agak dalam karena berada pada tipe luapan B. Hasil analisis
tanah menunjukkan bahwa nilai tekstur tanah fraksi lempung liat berpasir, kadar air kapasitas
lapangan, kemantapan agregat, pH, C-Organik, N-Total, C/N rasio pada kebun campuran
lebih tinggi dibandingkan kebun pepaya, sedangkan bobot isi dan porositas tanah lebih tinggi
pada kebun pepaya dibandingkan dengan kebun campuran.

Kata kunci : Pepaya, Kebun Pepaya, Kebun Campuran, Sifat Fisika dan Kimia
2

THE STUDY OF THE NATURE OF ALLUVIAL PHYSICS SOIL ON PAPAYA


ORCHARD AND MIXED FARM IN DESA SUNGAI RENGAS KABUPATEN KUBU
RAYA

Rizal Bahril Huda, Dr. Ir. Urai Edi Suryadi,MP dan Ir. Junaidi,MP

Student and Teaching Staff of the AgricultureFaculty TanjungpuraUniversity

ABSTRACT

Papaya is one of the popular fruits in society. It contains nutrients and good nutrition,
especially vitamins A and C. Besides, the parts of papaya trees also can be used from stem to
leaves.
Nowadays, papaya orchards have decreased for years. It caused by construction activities
such as industry, tourism, housing and settlements, so many papaya orchards turned into
settlements.
This study conducted to figure out the differences of the nature of alluvial physics soil
with and without system of land management which is papaya orchard and mixed farms.
The sample of the soil was carried on two differences use of land which is each five
points with the diagonal methods in Desa SungaiRengas Kabupaten Kubu Raya.The sample
soil was used sample ring on diameter 5 cm and high 5 cm, while the sample soil is distrubed
was used earth drill. There were twodifference depths in taking sample that is 0-30
centimeters and 30-60 cm from ground level.
The study result showed that Papaya orchard and mixed farm have deep groundwater
because it had type B overflow.The analysis found that the soil texture was sandy clay, the
capacity field water level, aggregate stability, pH, C-Organic,N-Total, the mixed farm has
higherC/N ratio than papaya orchard, whilethe papaya orchard has higher content weight and
porosity soil than mixed farm.

Key Words: Papaya, Papaya Orchard, Mixed Farm, The nature of Physics and Chemistry
3

PENDAHULUAN
Pepaya (Carica papaya L) merupakan tumbuhan yang berasal dari meksiko bagian
selatan dan bagian utara amerika. Taman pepaya dapat tumbuh optimal pada daerah dengan
ketinggian antara 200-500 mdpl. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh tanpa
naungan denga suhu berkisar 22o 26o, pH antara 6-7. Pepaya termasuk tanaman yang
sensitif terhadap kekurangan dan kelebihan air, jika kekurangan air maka pertumbuhan akan
terhambat dan bentuk buah tidak sempurna. Sedangkan jika kelebihan air akan menyebabkan
akar tanaman tidak dapat bernafas dengan baik, sehingga mudah terserang penyakit. Kebun
campuran sebagai salah satu contoh sistem agroforesty komplek merupakan suatu sistem
pemanfaatan lahan berbasis pada pengetahuan tradisional masyarakat yang telah
dikembangkan sejak lama didaerah beriklim tropis maupun subtropis.
Secara umum di tahun 2015 jumlah tanaman yang menghasilkan dan produksi tanaman
buah mengalami penurunan dibanding tahun 2014, namun tidak termasuk didalamnya buah
pepaya yang menghasilkan produksi pada tahun 2015 mencapai 1.654,90 ton dari 49.247
pohon pepaya dengan rata-rata produksi perpohon mencapai 0,34 kw/pohon atau naik 0,04
kw/pohon dari tahun 2014 dan kecamatan Sungai Kakap menghasilkan 134,00 ton dari
39,925 pohon yang ditanam (Statistik Tanaman Holtikultura Kabupaten Kubu Raya, 2016).
Tanah alluvial merupakan salah mengalami pencucian selama bertahun-tahun, tanah ini
ditandai dengan kandugan fisika tanah yang terdapat didalamnya akan semakin rendah dan
kurang menguntungkan bagi tanaman. Sifat fisika tanah yang baik ditandai oleh sulim yan
tebal akan mempengaruhi penyerapan hara tanaan. Terdapat hubungan yang positif antara
sifat fisika tanah yakni permeabilitas, ruang pori tanah, pori drainase dan kerapatan bongkah
(Martoyo, 1992).
Perubahan mendasar terjadi pada kebun campuran, perubahan tersebut berupa perubahan
fisik serta pembukahan lahan dari perkebunan menjadi pemukiman warga yang menyebabkan
luas perkebunan semakin berkurang. Sedangkan perubahan fisik kebun yang terjadi adalah
terlantarnya kebun campuran di desai Sungai Rengas tersebut dari pemilik kebun tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode surve lapangan secara diagonal pada dua
penggunaan kebun yaitu kebun pepaya dan kebun campuran. Analisis sifat fisika tanah
dilakukan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah dan Laboratorium Kimia dan
Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Penelitian ini berlangsung
dari bulan oktober hingga desember 2016.
Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini merupakan sampel tanah utuh dan
sampel tanah terganggu pada kebun pepaya dan kebun campuran. Alat-alat yang digunakan
dalam peneltian ini meliputi bor tanah, ring sampler, cangkul, alat dokumentasi, kamera,
parang, pisau, GPS, kotan untuk menyimpan tanah, label dan alat-alat pendukung lainnya.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai bobot isi, kadar air kapasitas
lapangan, porositas tanah, tekstur tanah kemantapan agregat, reaksi tanah atau pH, N-total, C-
organik dan C/N rasio antara kebun pepaya dan kebun campuran.
4

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Parameter Sifat Fisika Tanah
Bobot Isi

Berdasarkan hasil analisis bobot isi (g/cm3) di laboratorium diperoleh hasil rata-rata
bobot isi tanah alluvial pada kebun pepaya dan kebun campuran sebagai berikut (Tabel 1):
Tabel 1. Bobot isi Pada Kebun Pepaya dan Kebun Campuran

Kedalaman
No Penggunaan Lahan
0-30 30-60
1 Kebun Pepaya 1,024 1,092
2 Kebun Campuran 0,92 0,85

Dilihat dari tabel diatas menunjukkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kebun
pepaya dan kebun campuran pada dua kedalaman mendapatkan hasil bobot isi kebun pepaya
lebih tinggi daripada kebun campuran yaitu 1,024 g/cm 3 pada kedalaman 0-30 cm dan 1,092
g/cm3 pada kedalaman 30-60. Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa lapisan tanah
pada kebun pepaya memiliki kepadatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan kebun
campuran selain itu pengolahan lahan jugan berpengaruh pada tingkat kepadatan tanah pada
suatu lahan

Kadar Air Kapasitas Lapangan


Hasil dari analisis laboratorium kadar air kapasitas lapangan pada kebun pepaya dan
kebun campuran diperoleh rata-rata kadar air kapasitas lapangan sebagai berikut (Tabel 2) :
Tabel 2. Kadar Air Kapasitas Lapangan

Kedalaman
No Penggunaan Lahan
0-30 30-60
1 Kebun Pepaya 37, 814 46,49
2 Kebun Campuran 67,816 73,468

Dari hasil rata-rata kadar air kapasitas lapangan pada kebun pepaya dan kebun campuran
dengan dua kedalaman didapatkan bahwa kebun pepaya memiliki hasil rata-rata kadar air
kapasitas lapangan yang lebih rendah dibandingkan dengan kebun campuran. Hal ini
dipengaruhi oleh banyaknya kandungan bahan organik yang terdapat didalam tanah yang
dapat mempengaruhi luas permukaan penjerap (kapasitas simpan) air, makin tinggi bahan
organik yang terdapat didalam tanah maka semakin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah
(arsyad 2006).
5

Porositas Total
Berdasarkan hasil analisis porositas total tanah (%) yang dilakukan dilaboratorium
diperoleh rata-rata porositas tanah pada kebun pepaya dan kebun campuran sebagai berikut
(Tabel 3) :
Tabel 3. Porositas Total Tanah pada Kebun Pepaya dan Kebun Campuran

Kedalaman
No Penggunaan Lahan
0-30 30-60
1 Kebun Pepaya 37, 814 46,49
2 Kebun Campuran 67,816 73,468
Kedalaman
No Penggunaan Lahan
0-30 30-60
1 Kebun Pepaya 51,184 53,888
2 Kebun Campuran 48,844 53,86

Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa hasil rerata pada kedua kebun yaitu kebun
pepaya dan kebun campuran didapatkan bahwa nilai porositas total dari kebun pepaya lebih
tinggi daripada kebun campuran, ini menunjukkan bahwa porositas total pada kedua kebun
tersebut rendah. Rendahnya tingkat porositas kedua kebun tersebut dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik, struktur tanah dan tekstur tanah yang terdapat di dalam tanah,
semakin tinggi kandungan bahan organik dalam tanah maka semakin tinggi pula tingkat
presentasi porositas tanah, semakin banyak tekstur pasir dalam suatu tanah maka semakin
sulit tanah untuk menahan air. Porositas juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah iklim, suhu dan kelembapan.
Kemantapan Agregat
Hasil dari analisis kemantapan agregat (%) yang diperoleh dilaboratorium pada kedua
kebun yaitu kebun pepaya dan kebun campuran diperoleh rata-rata sebagai berikut (Tabel 4) :
Tabel 4. Kemantapan Agregat pada Kebun Pepaya dan Kebun Campuran

Kedalaman
No Penggunaan Lahan
0-30 30-60
1 Kebun Pepaya 60 80
2 Kebun Campuran 84 100

Dari hasil rerata kemantapan agregat yang didapat diketahui bahwa pada kebun pepaya
dengan kedalaman 0-30 cm didapatkan hasil kemantapan agregat yaitu 60% dan pada 30-60
cm adalah 80%, sedangkan pada kebun campuran kemantapan agregat dengan kedalaman 0-
30 cm didapatkan hasil yaitu 84% dan 100% untuk kedalaman 30-60 cm. Dengan hasil
tersebut dapat dinyatakan bahwa kemantapan agregat pada kedua kebun tersebut terbilang
mantap. Kemantapan agregat tanah dipengaruhi oleh nilai struktur tanah karena agregat tanah
merupakan sifat tanah yang sangat ditentukan oleh partikel penyusun tanah dan penggunaan
lahan.
6

Tekstur Tanah
Dari hasil analisis yang diperoleh dilaboratorium kimia dan konservasi tanah didapatkan
hasil tekstur tanah yang terdiri dari pasir, debu dan liat pada kebun pepaya dan kebun
campuran sebagai berikut (Tabel 5) :
Tabel 5. Tekstur Tanah pada Kebun Pepaya dan Kebun Campuran
Penggunaan 0-30 cm 30-60 cm Tekstur
Lahan (%) (%)
Pasir Debu Liat Pasir Debu Liat

Kebun Pepaya 6,03 51,65 42,32 10,98 48,51 40,51 Lempung Liat
(KP) Berpasir
Kebun Campuran 4,36 52,03 43,61 2,02 55,53 42,45 Lempung Liat
(HC) Berpasir

Berdasarkan dari hasil analisis tabel diatas menunjukkan bahwa struktur pada kedua
kebun tersebut didominasi oleh fraksi debu dan berdasarkan kelas strukturnya maka secara
keseluruhan kebun pepaya dan kebun campuran pada lokasi penelitian digolongkan menjadi
tanah berstrektur halus yang berarti tanah tersebut mengandung minimal 37,5 % liat atau
berstruktur liat, liat berdebu atau liat berpasir (Hanafiah,2010). Pada kelas tekstur dari hasil
penelitian dilaboratorium menunjukkan bahwa lokasi kebun pepaya dan kebun campuran
memilik tekstur liat berdebu. Tanah dengan tekstur halus-sedang sangat sesuai untuk
dijadikan lahan perkebunan atau sawan (Djaenudin et al, 2003). Dari segi pengolahan tekstur
pada lapisan permukaan lebih penting dibandingkan pada lapisan bawah permukaan.
B. Parameter Kimia Tanah

Reaksi Tanah
Hasil dari analisis reaksi tanah (pH) di laboratorium diperoleh rata-rata nilai reaksi tanah
(pH) pada kebun pepaya dan kebun campuran sebagai berikut (Tabrl 6) :

Tabel 6. Reaksi Tanah pada Kebun Pepaya dan Kebun Campuran

Jenis Lahan Reaksi Tanah (pH) Kategori


Kebun pepaya 0-30 5,09 Masam
Kebun Pepaya 30-60 4,46 Sangat masam
Kebun Campuran 0-30 4,68 Masam
Kebun Campuran 30-60 4,46 Sangat masam

Berdasarkan tabel diatas pH tanah secara keseluruhan pada kedua kebun yaitu kebun
pepaya dan kebun campuran memilik kandungan reaksi tanah (pH) yang tergolong sangat
rendah atau masam. Tingkat kemasaman atau pH biasa digunakan untuk menentukan mudah
atau tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah diserap
akar tanaman pada pH tanah sekitar netra, karena pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah
larut dalam air dan pada umumnya pula tanaman menunjukkan pertumbuhan pada tanah
masam.
7

C-Organik (%)
Hasil analisis C-organik tanah pada kedua kebun yaitu kebun pepaya dan kebun
campuran yang diperoleh dilaboratorium memiliki nilai rata-rata sebagai berikut (Tabel 7) :
Tabel 7. C-organik padak Kebun Pepaya dan Kebun Campuran

Jenis Lahan C-Organik (%) Tingkat Kesuburan


Kebun pepaya 0-30 1,06 Rendah
Kebun Pepaya 30-60 0,76 Sangat Rendah
Kebun Campuran 0-30 1,96 Rendah
Kebun Campuran 30-60 0,83 Sangat Rendah

Dari hasil tabel diatas bahan organik yang terdapat pada kedua kebun yaitu kebun
pepaya dan kebun campuran terlihat bahwa nilai bahan organik pada kebun campuran lebih
tinggi daripada nilai bahan organik pada kebu pepaya, ini dikarenakan pada kebun pepaya
bahan organik mulai berkurang akibat dari kurangnya vegetasi serta pengolahan lahan yang
berulang-ulang yang mengakibatkan bahan organik pada kebun pepaya tersebut menurun.
Bahan organik sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam
ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan
organik dalam bentuk c-organik ditanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2%. Selain itu
rendahnya kandungan bahan organik disebabkan oleh tidak adanya penambahan dan suplai
bahan organik. Pemberian bahan organik akan memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi
pada tanah.
N-Total
Hasil analisis N-total tanah (%) dilaboratorium diperoleh rata-rata nilai N-total tanah
pada dua kebun yaitu kebun pepaya dan kebun campuran sebagai berikut (Tabel 8) :
Tabel 8. N-total pada Kebun Pepaya dan Kebun Campuran

Jenis Lahan N-Total (%) Tingkat Kesuburan


Kebun pepaya 0-30 0,14 Rendah
Kebun Pepaya 30-60 0,10 Sangat Rendah
Kebun Campuran 0-30 0,24 Sedang
Kebun Campuran 30-60 0,11 Rendah

Berdasarkan hasil tabel diatas N-total secara keseluruhan pada kedua kebun yaitu kebun
pepaya dan kebun campuran tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena rendahnya bahan
organik yang terdapat pada kedua kebun, sedangkan bahan organik merupakan sumber bahan
N yang paling utama. Menurut Lopulisa (2004) yang menyatakan nitrogen dalam tanah
berasal dari bahan organik tanah, bahan organik halus, N tinggi dan lain sebagainya.
C/N Rasio
Hasil analisis C/N rasio diperoleh dari pembagian nilai rata-rata dari C-organik dan N-
total. Untuk melihat hasil rata-rata nilai C/N pada kebun pepaya dan kebun campuran dapat
dilihat pada Tabel 9 dibawah ini :
8

Tabel 9. C/N Rasio pada Kebun Pepaya dan Kebun Campuran

Jenis Lahan C/N Rasio Tingkat Kesuburan


Kebun pepaya 0-30 7,57 Rendah
Kebun Pepaya 30-60 7,60 Rendah
Kebun Campuran 0-30 8,17 Rendah
Kebun Campuran 30-60 7,55 Rendah

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata C/N rasio secara
keseluruhan pada kebun pepaya dan kebun campuran pada lokasi penelitian tergolong rendah.
Dengan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa bahan organik yang terdapat didalam tanah
tidak mengalami dekomposisi yang baik. kemampuan tanah untuk melepas unsur hara
tergantung nilai rasio C dan N, rendahnya nilai C/N rasio yang terdapat dalam tanah aka
semakin mudah untuk melepas hara. Perubahan C.N yang terjadi didalam tanah dikarenakan
adanya aktifitas mikroorganisme tanah dan erosi yang diakibatkan oleh air hujan.

Muka air Tanah


Pada pengamatan muka air tanah pada kedua kebun yaitu kebun pepaya dan kebun
campuran didapatkan hasil muka air tanah pada masing-masing kebun ialah 57 cm pada
kebun campuran dan 63 cm pada kebun pepaya. Dari hasil muka air tanah tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat kedalaman muka air tanah pada kedua kebun tersebut adalah agak
dalam.

KESIMPULAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sifat fisika tanah pada kebun pepaya dan
kebun campuran dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada sifat fisika tanah
- Tekstur tanah pada kebun pepaya dan kebun campuran dengan kedalaman 0-30
dan 30-60 cm memiliki tekstur liat berdebu.
- Bobot isi pada lokasi kebun pepaya lebih tinggi di bandingkan kebun campuran
baik pada kedalaman 0-30 cm maupun pada kedalaman 30-60 cm. Pada kedalam
0-30 cm pada kebun pepaya dan kebun campuran juga memperlihatkan tidak
terdapat perbedaan nyata namun pada kedalaman 30-60 cm terlihat perbedaan
nyata pada kebun pepaya dan kebun campuran
- Kapasitas air lapangan pada kebun pepaya dan kebun campuran sendiri pada
kedalaman 0-30 cm tidak berbeda nyata namun pada kedalaman 30-60 cm terlihat
berbeda nyata. Volume kapasitas air lapang paling tinggi terdapat pada kedalaman
30-60 dengan rata-rata 73,468 pada kebun campuran dan volume kapasitas lapang
9

paling rendah terdapat pada kebun pepaya dengan kedalaman 0 - 30 cm yaitu


dengan rata-rata 37,814.
- Porositas tanah pada kebun pepaya baik pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm
memiliki volume yang lebih rendah dari pada kebun campuran. selain itu pada
kedua kebun tersebut juga menunjukkan berbeda nyata pada porositas tanah.
- Kemantapan agregat tanah pada kebun pepaya dan kebun campuran menunjukan
berbeda nyata pada masing-masing kedalaman. Kemantapan agregat tertinggi
pada kedalaman 0-30 cm tedapat pada kebun campuran dengan 84% dan pada
kedalaman 30-60 cm kemantapan agregat tertinggi juga pada kebun campuran
dengan 100%.
2. Sifat Kimia tanah
- Reaksi tanah pada kebun pepaya lebih tinggi dari pada kebun campuran dan
semua tergolong sangat asam, dan reaksi tanah pada kedua kebun tersebut
menunjukkan berbeda nyata.
- C-organik pada kebun campuran lebih tinggi dibandingkan dengan kebun pepaya
dan menunjukkan perbedaan yang nyata pada kedua kebun tersebut.
- N-Total pada kebun campuran lebih tinggi dibandingkan pada kebun pepaya dan
menunjukkan perbedaan yang nyata pada kedua kebun tersebut.
- C/N rasio pada kebun pepaya lebih rendah dibandingkan dengan kebun campuran
dan menunjukkan perbedaan yang nyata pada kedua kebun tersebut.

SARAN
1. Dalam pengambilan sampel tanah utuh harus dilakukan dengan hati-hati agar kondisi
sampel tanah dalam kondisi baik.
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai sifat fisika dan kimia lainnya pada
kebun pepaya dan kebun campuran agar dapat memberikan rekomendasi pemupukan
yang berguna bagi petani setempat.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : UPT Produksi Media Informasi
Lembaga Sumberdaya, IPB

BPS Provinsi Kalimantan Barat. 2015. Kalimantan Barat Dalam Angka 2015. Bhakti.
Pontianak

BPS Kabupaten Kubu Raya. 2016. Kubu Raya Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kubu Raya. Kubu Raya
10

Djaenudin D, Marwan H, Subagyo H, dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan
untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor

Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Mediatama Serang Perkasa. Jakarta

Hanafiah, Kemas A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta

Indriyani, Ni Luh, Affandi dan Diah Sunarwati. 2008. Pengelolaan Kebun Pepaya Sehat.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Seksi Statistik Produksi. 2016. Statistik Pertanian Tanaman Hortikultura Kabupaten Kubu
Raya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya. Kubu Raya

Seksi Statistik Produksi. 2016. Statistik Penggunaan Lahan Kabupaten Kubu Raya. Badan
Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya. Kubu Raya

Mustofa, A. 2007. Perubahan Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah Pada Hutan Alam yang
Diubah Menjadi Lahan Pertanian di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lopulisa, Christianto. 2004. Tanah-Tanah Utama Dunia Lembaga Penerbitan Universitas


Hasanuddin, Makasar

Вам также может понравиться