Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ny. N datang dengan keluhan telinga terasa penuh sejak 1 minggu sebelum datang
ke poli RSUD Tais. Telinga dirasakan penuh pada kedua telinga, awalnya pasien memang
sering mengorek telinganya setiap habis mandi pagi, kemudian lama kelamaan pasien merasa
telinganya penuh sehingga terasa tidak dapat mendengar dengan jelas dan telinga juga
dirasakan gatal. Kemudian 1 hari sebelumnya pasien merasa nyeri saat menekan bagian luar
telinga kanan dan kiri. Riwayat mengorek telinga dengan cotton buds (+), riwayat keluar cairan
telinga disangkal, telinga berdenging disangkal. Riwwayat alergi disangkal.
Riwayat Pengobatan :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien
I. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
1
- Kepala : normocefali
- Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung -/-
- Bibir : basah
Thoraks :
o Perkusi : sonor
Abdomen :
o Inspeksi : Rata
o Perkusi : timpani
2
Pemeriksaan Radiologi (-)
IV. PENATALAKSANAAN
Irigasi serumen
V. PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI TELINGA
3
2. Liang telinga luar = CANALIS AUDITORIUS EKSTERNUS
Terdiri atas:
a. Meatus akustikus eksternus ( lubang )
b. Canalis auditorius eksternus ( saluran ), terbagi menjadi:
1/3 lateral = pars kartilago = cartilago auricula, lapisan kulit ( folikel rambut, kel.
Sebasea, kel. Sudorifera, kel. Ceruminosa )
2/3 medial = pars oseus, kulit / mukosa, folikel rambut, kelenjar, melekat erat pada
tulang, infeksi selulitis gejala hebat. Berbentuk seperti tabung dengan penampang 0,5
cm dan panjang 2,5-3 cm.
Pada proses mendengar memiliki fungsi untuk melanjutkan gelombang suara dan
meresonansi bunyi + 12-15 dB.
Telinga Tengah
Sebagai batas antara telinga luar dan telinga tengah dibatasi oleh membran yang disebut
dengan membrana tympani.
1. Membran tympani
Merupakan sutu selaput yang berwarna putih seperti mutiara, berbentuk oval-kerucut, terdri
dari:
- Pars flasida (2 lapis): terdiri atas stratum kutaneum dan stratum mukosum
- Pars tensa (3 lapis): terdiri atas stratum kutaneum, stratum fibrosum, dan stratum mukosum
4
2. Kavum Timpani
Kavum timpani merupakan bangunan yang berbentuk kubus yang tak teratur, terletak antara
telinga tengah dan telinga dalam. Cavum timpani terdiri atas 3 bagian:
a. Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan dengan antrum
dengan aditus ad antrum
c. Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah yang berhubungan dengan tuba
eustachius
- Membran timpani dan osikula memperkuat gelombang bunyi sekitar 25-30 kali. Sedangkan
muskulus stapedius dan muskulus tensor timpani mengurangi gelmbang bunyi yang
berlebihan.
5
3. Tuba Eustachius
Tuba pada anak lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horisontal. Oleh karena itu anak sering
mengalami otitis media akut karena kuman mudah masuk. Berfungsi:
- Drainase
- Dibentuk oleh pars squamosa dan pars petrosa, dimana melekat m. Sternokleidomastoideus
dan m. Digastricus venter posterior
- Mengandung rongga udara yang disebut selluale, yang juga berhubungan dengan antrum
- Antrum sudah ada sejak kecil sedang selula terbentuk sejak kehidupan tahun-tahun pertama
sampai tahun ke 5 atau ke 6
6
A. Labirin Osseus
Terdiri dari:
1. Cochlea, seperti rumah siput terletak didepan, berupa bangunan 2,5 lingkaran
2. Canalis semisirkularis:
B. Labirin membranaceus
Terdapat diadalam labirin osseus dengan pemisah perilimphe yang berisi endolimpe. Terdiri
dari:
1. Duktus cochlearis: di dalam cochlea fungsi pendengaran: n. Cochlearis
a. Saculus
1. sel-sel reseptor
2. sel-sel penyokong
7
b. Utriculus
Bentuk ovoid
- Sel-sel reseptor
- Sel-sel penyokong
- Membrane basilaris
Duktus semisirkularis
Pada proses mendengar; organ corti merupakan reseptor pendengaran rangsang bunyi
(mekanik) diubah menjadi listrik.
8
B. Pengertian
Serumen adalah hasil produksi kelenjar seromusinosa yang terdapat di liang telinga
luar, yang berguna untuk melicinan dinding liang telinga, dan mencegah masuknya serangga
kecil ke liang telinga.
Serumen adalah hasil sekresi kelenjar sebasea, kelenjar cerumeninosa dan proses deskuamasi
epitel pada bagian kartilaginea kanalis auditorius eksternus. Produksi cerumen pada dasarnya
sebuah konsekuensi yang timbul dari anatomi lokal yang unik. Kanalis auditorius adalah
satu-satunya cul-de-sac dari stratum korneum dalam tubuh. Oleh karena itu, erosi fisik tidak
dapat secara rutin menghapus stratum korneum dalam saluran pendengaran. Ada dua jenis
serumen yaitu jenis kering berwarna kekuning-kuningan atau abu-abu, rapuh atau keras dan
jenis basah berwarna coklat, licin, lengket dan dapat berubah warna menjadi gelap bila
terpapar udara bebas (Hawke, 2002)
6. Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah mandi, atau kebiasaan
mengorek telinga.
Gejala yang timbul akibat sumbatan serumen dapat berupa rasa telinga tersumbat, sehingga
pendengaran berkurang. Rasa nyeri dapat timbul apabila serumen keras membatu, dan
menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung (tinitus) dan pusing dapat timbul apabila
serumen telah menekan membran timpani, terkadang dapat disertai batuk, oleh karena
rangsangan nervus vagus melalui cabang aurikuler.
9
Penatalaksanaan
a. Serumen yang masih lunak, dapat dibersihkan dengan kapas yang dililitkan oleh aplikator
(pelilit).
b. Serumen yang sudah agak mengeras dikait dan dibersihkan dengan alat pengait.
c. Serumen yang lembek dan letaknya terlalu dalam, sehingga mendekati mebran timpani,
dapat dikeluarkan dengan mengirigasi liang telinga (spooling).
d. Serumen yang telah keras membatu, harus dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol
gliserin 10 %, 3 kali 3 tetes sehari, selama 2-5 hari (tergantung keperluan), setelah itu
dibersihkan dengan alat pengait atau diirigasi (spooling).
Dalam melakukan tindakan irigasi liang telinga (spooling) ada beberapa hal yang harus
diketahui dan diperhatikan oleh tenaga medis sebelum melakukan tindakan tersebut, antara
lain :
Pasien tidak mempunyai riwayat sakit telinga yang menyebabkan rupture gendang telinga,
seperti riwayat congekan (OMSK), maupun riwayat trauma gendang telinga.
10
A. Persiapan Alat :
6. Otoscope
B. Persiapan pasien :
1. Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan (inform consent), dan
minta kepada pasien agar bersikap kooperatif.
2. Posisikan pasien dengan terlentang dan kepala miring ke sisi berlawanan dengan telinga
yang akan dibersihkan.
3. Tindakan
a. Tetesi telinga pasien dengan H2O2 3 % (jika masih ada yang keras), tunggu sampai
kotoran hancur atau larut kira-kira 10 15 menit.
b. Tempatkan bak bengkok dibawah telinga yang dibersihkan, dan beri alas handuk untuk
mencegah tetesan air mengenai pasien.
d. Semprot telinga pasien dengan Cairan NaCl hangat secara perlahan sampai telinga bersih.
11
e. Eksplorasi dengan otoscope.
DAFTAR PUSTAKA
1. Iskandar, H. Nurbaiti. Sumbatan Seruman. Dalam: Soepardi, dr. Efiaty Arsyad; Hadjzt, dr.
Fachri; Iskandar, prof. dr. Nurbaiti (editor). Penatalaksanaan penyakit dan kelainan Telinga
Hidung Tenggorok. Edisi ketiga. Jakarta, Balai penerbit FKUI, 2003: 33-34.
12