Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB IV

ANALISA JURNAL

A. JURNAL
B. ANALISA JURNAL
1 Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 72 tahun
Alamat : Sukoharji 5/3 Wedarijaksa Pati
No RM : 072859
2 Diagnisa Medis : AMI
3 Dasar Pemikiran (Patofisiologi)
Andra (2006) sindrom koroner akut adalah kejadian kegawatan pada pembuluh
darah koroner, sedangkan menurut Wasid (2007) menambahkan bahwa sindrom koroner
akut adalah suatu fase akut dari angina pectoris tidak stabil (APTS) yang disertai infark
miocard akut (IMA) gelombang Q (IMA-Q) dengan Non ST elevasi (NSTEMI) atau
tanpa gelombang Q (IMA-TQ) dengan ST-elevasi (STEMI) yang terjadi karena adanya
thrombosis akibat dari ruptur plak arterisklerosis yang tak stabil.
Gangguan fungsi jantung karena jantung tidak dapat mempertahankan curah yang
cukup untuk kebutuhan metabolik jaringan. Keadaan di mana jantung tidak dapat
memompa darah secara maksimal agar dapat disalurkan ke seluruh tubuh. Penyakit yang
melemahkan ini menyebabkan kekakuan pada otot jantung dan penyakit yang
meningkatkan permintaan oksigen diluar kemampuan jantung (Dipiro, et al, 2008).
Gejala SKA berupa keluhan nyeri ditengah dada, seperti: rasa ditekan, rasa diremas-remas,
menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan, serta ulu hati, rasa terbakar dengan sesak napas dan
keringat dingin, dan keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri,
bahu,serta punggung. Munculnya berbagai gejala klinis pada pasien ACS tersebut akan
menimbulkan masalah keperawatan dan mengganggu kebutuhan dasar manusia salah
satu diantaranya adalah kebutuhan istirahat seperti adanya nyeri dada pada aktivitas,
dyspnea pada istirahat atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur (Doengoes, 1999).
4 Analisa Sintesa (Pathway)
Faktor pencetus :
(Hipertensi, DM, Obesitas, Merokok, Hiperkolstrolemia)

Perubahan pd PD koroner

Arterisklerosis
Suplay O2+nutrisi turun pada a. coroner menurun

Aliran darah kortoner menurun

Iskemik

SKA (SindromKoroner Akut)

MET anaerob

Metabolisme lemak meningkat > Asam lemak darah meningkat > Viskositas PD
meningkat > jantung > hipertensi

pada paru - paru Kompensasi peningkatan ventilasi alveoli Nafas cepat&dalam Dx
: gangguan pola nafas posisi semifowler

5 Data Fokus
DS: klien mengatakan sesak nafas
DO: Klien tampak lemah, tampak sesak nafas, pemeriksaan vital sign dengan hasil
BP:128/82 mmHg, RR: 24 x/min, irama irreguler, cepat dan dalam, oksigenasi nasal
3 L/mnt HR : 98 x/ min, suhu 36,6C SPO2 96%.
6 Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Kompensasi peningkatan ventilasi alveoli
7 Tindakan Keperawatan dan Rasional
Aktivity Rasional
Manajemen jalan napas:

1 Monitor respirasi
2 Anjurkan klien tenang dan Pola dan kecepatan pernafasan
immobilisasi dipengaruhi oleh status asam basa,
status hidrasi, status
cardiopulmonal dan sistem
persyarafan. Keseluruhan faktor
harus dapat diidentifikasi untuk
menentukan faktor mana yang
berpengaruh/paling berpengaruh
3 Posisikan klien semi fowler Meningkatkan inspirasi maksimum

4 Monitor TTV dan KU Mengetahui keadaan umum klien

5 Auskultasi bunyi napas Untuk mengetahui adanya suara


abnormal pada paru
6 Pemberian oksigen NRM 10 Untuk memfasilitasi kepatenan
L/mnt jalan napas
8 Prinsip-Prinsip Tindakan Keperawatan
a Airway : Tidak ada sumbatan dijalan napas
b Breathing : RR 24x/menit, irrama irregular, cepat
c Circulation : BP:128/82 mmHg, RR: 24 x/min, irama irreguler, cepat dan dalam,
oksigenasi NRM 10 L/mnt HR : 98 x/ min, suhu 36,6C SPO2 96%, akral hangat.
d Disability : kondisi umum lemah, kesadaran composmentis, GCS 15 (E4 V5 M6)
9 Tujuan Tindakan
Tujuan dari tindakan memberikan posisi tidur adalah untuk menurunkan konsumsi
oksigen dan meningkatkan ekspansi paru yang maksimal, serta untuk mengatasi
kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus
10 Evaluasi
Evaluasi pada tanggal 13 Januari 2017
Nama : Ny. S
Umur : 72 tahun
Alamat : Pati
S: klien mengatakan sesak napasnya berkurang
O:
1 A (Airway)
Tidak ada sumbatan jalan nafas
2 B (Breathing)
Pola nafas pasien cepat dalam
RR = 24 x/ menit
Irama reguler
Suara vesikuler
3 C (Circulation)
BP : 191/93 mmHg
N : 102 x/menit
RR : 23 x/menit
S : 37 C
Akral hangat
Oksigenasi nasal 3 L/mnt
4 D (Disability)
Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis GCS 15 (E4 V5 M6)
A: Masalah teratasi sebagian karena RR = 24 x/ menit ,Pola nafas pasien cepat dalam,
klien masih menggunakan alat bantu pernapasan Oksigenasi nasal 3 L/mnt
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor respirasi
- Posisikan klien semi fowler
- Monitor pemberian oksigenasi

Вам также может понравиться