Вы находитесь на странице: 1из 10

FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No.

UPAYA MEREDUKSI PENGECER ILEGAL PADA PENDISTRIBUSIAN


BAHAN BAKAR MINYAK MELALUI PEMBENTUKAN SUB
PENYALUR

Oleh : Sulistyono *)

ABSTRAK

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas vital yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat banyak sebagai sumber energi. Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, bahwa Pemerintah wajib untuk menjamin
ketersediaan dan kelancaran pendistribusian Bahan Bakar Minyak di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sesuai dengan regulasi bahwa penyediaan dan
pendistribusian BBM diseluruh wilayah NKRI dilakukan oleh Badan Usaha yang telah
mendapatkan penugasan dari Badan Pengatur dan telah mendapatkan izin usaha Niaga
Umum dari Menteri ESDM dan mempunyai fasilitas penyimpanan serta fasilitas distribusi.
Mengingat letak geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menyebabkan
pendistribusian BBM diseluruh wilayah NKRI terdapat beberapa kendala. Bahwa belum
meratanya penyediaan dan pendistribusian BBM diseluruh wilayah NKRI karena belum
memiliki kemampuan untuk membangun instalasi penyaluran secara merata diseluruh
wilayah NKRI. Sebagai contoh instalasi penyaluran adalah SPBU, APMS, PSPD, SPBN,
SPDN. Akibat terbatasnya fasilitas penyaluran BBM khususnya untuk wilayah-wilayah yang
jarang penduduknya menyebabkan tumbuhnya para pengecer BBM yang menjual BBM
dengan harga cukup tinggi yang memberatkan masyarakat. Penunjukan Sub Penyalur
sesuai Peraturan BPH Migas Nomor 06 tahun 2015 diharapkan dapat sebagai solusi untuk
memperlancar pendistribusian BBM diseluruh wilayah NKRI, sehingga masyarakat dapat
terpenuhi kebutuhannya akan BBM dengan harga yang relative terjangkau sesuai ketentuan
pemerintah dan sekaligus menumbuhkan pengusaha kecil yang berada di daerah untuk
berusaha di sektor hilir migas sebagai Sub penyalur.

Kata kunci : sub penyalur, pengecer BBM

I. PENDAHULUAN diesel (diesel oil) dan minyak bakar (fuel


A. Latar Belakang oil), baik yang diproduksi oleh kilang
Hasil pengolahan minyak bumi minyak (refinery) dalam negeri maupun
(crude oil) adalah produk migas berupa yang diimpor dari luar negeri. BBM yang
BBM (Bahan Bakar Minyak) dan NBBM dipasarkan ke masyarakat harus
(Non Bahan Bakar Minyak). Menurut memenuhi spesifikasi yang telah
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 ditetapkan oleh pemerintah yang dalam hal
tentang Minyak dan Gas Bumi yang ini ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
disebut dengan BBM (Bahan Bakar Migas, Kementerian Energi dan Sumber
Minyak) adalah bahan bakar yang berasal Daya Mineral. Sedangkan Non
dan /atau diolah dari minyak bumi. BahanBakar Minyak (NBBM) adalah
Termasuk bahan bakar minyak adalah produk hasil proses pengolahan dari
avgas, avtur, bensin (gasoline), minyak minyak bumi selain BBM. Termasuk produk
tanah (kerosene), solar (gas oil), minyak NBBM adalah produk pelumas, BBG

11
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

(Bahan Bakar Gas), methanol, lilin (wax), yang selanjutnya disebut Jenis BBM
aspal, solvent, petrokimia dan masih Tertentu adalah bahan bakar yang
banyak lagi. berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi
Sesuai dengan ketentuan pasal 8 dan/atau bahan bakar yang berasal
ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun dan/atau diolah dari Minyak Bumi yang
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, telah dicampurkan dengan Bahan Bakar
bahwa Pemerintah wajib untuk menjamin Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain
ketersediaan dan kelancaran dengan jenis, standar dan mutu
pendistribusianBahanBakarMinyakdi (spesifikasi), harga, volume, dan konsumen
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik tertentu dan diberikan subsidi. Sehingga
Indonesia (NKRI). Selajutnya pada ayat (8) berdasarkan pengertian diatas Jenis BBM
Pemerintah bertanggung jawab atas Tertentu dikategorikan sebagai BBM
pengaturan dan pengawasan kegiatan Subsidi. Kebijakan subsidi BBM
penyediaan dan pendistribusian BBM menyebabkan adanya disparitas harga
tersebut yang pelaksanaannya dilakukan sehingga penyediaan dan pendistribusian
oleh Badan Pengatur (BPH Migas). BBM ke masyarakat konsumen rawan
Berdasarkan Peraturan Presiden terjadipenyelewengan, sehingga diperlukan
(Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang pengawasan supaya pendistribusian ke
Penyediaan dan Pendistribusian dan Harga masyarakat konsumen diseluruh wilayah
Jual Eceran BBM, terdapat beberapa jenis Negara Kesatuan Republik Indonesia
BBM yaitu Jenis BBM Tertentu, Jenis BBM dapat tepat sasaran dan berjalan dengan
Khusus Penugasan dan Jenis BBM Umum. lancar.
Sementara itu dengan mempertimbangkan Bahwa belum meratanya
dampak ekonomi, sosial dan politik penyediaan dan pendistribusian BBM
khususnya masyarakat menengah diseluruh wilayah Negara Kesatuan
kebawah, sebagian BBM harganya masih Republik Indonesia dari Badan Usaha
disubsidi oleh pemerintah yang dikenal pelaksana penugasan penyediaan dan
dengan BBM subsidi. Sesuai dengan pendistribusian BBM karena belum
regulasi Perpres tersebut bahwa memiliki kemampuan untuk membangun
penyediaan dan pendistribusian BBM instalasi penyaluran secara merata
diseluruh wilayah Negara Kesatuan diseluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dilakukan oleh Badan Republik Indonesia. Beberapa contoh
Usaha yang telah mendapatkan penugasan Penyalur BBM yang merupakan mitra kerja
dari Badan Pengatur dan telah Badan Usaha PT. Pertamina (Persero)
mendapatkan izin usaha Niaga Umum dari adalah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bakar Umum), APMS (Agen Premium dan
(ESDM) dan mempunyai fasilitas Minyak Solar), PSPD (Premium Solar
penyimpanan serta fasilitas distribusi. Package Dealer), SPBN (Stasiun
Selanjutnya kewenangan pengawasan Pengisian Bahan Bakar Nelayan), dan
yang terkait dengan penyediaan dan yang lain.
pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Mengingat letak geografis
pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulu
dilaksanakan oleh Badan Pengatur. mengakibatkan fasilitas penyaluran BBM
Menurut Perpres 191 tahun 2014 belum merata diseluruh wilayah NKRI.
tentang Penyediaan dan Pendistribusian Akibat terbatasnya fasilitas Penyalur BBM
dan Harga Jual Eceran BBM, pengertian khususnya untuk wilayah-wilayah yang
Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu jarang penduduknya berakibat pada

12
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

tumbuhnya para pengecer BBM yang II. TINJAUAN TEORI


sesuai Perpres tersebut dikategorikan A. Pengertian dan Definisi
sebagai illegal. Selain ilegal karena tidak Beberapa pengertian dan definisi
ada izin para pengecer BBM tersebut tidak yang digunakan dalam tulisan ini sesuai
memperhatikan factor keselamatan kerja dengan regulasi adalah sebagai berikut :
serta lingkungan hidup, juga harganya 1. Bahan Bakar Minyak adalah bahan
tidak sesuai Perpres dan tidak dapat bakar yang berasal dan/atau
dikendalikan oleh Pemerintah terutama diolah dari Minyak Bumi.
Pemerintah Daerah sehingga dirasa 2. Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu
memberatkan masyarakat. yang selanjutnya disebut Jenis
Dengan memperhatikan BBM Tertentu adalah bahan bakar
permasalahan tersebut Pemerintah melalui yang berasal dan/atau diolah dari
Badan Pengatur menerbitkan Peraturan Minyak Bumi dan/atau bahan bakar
Nomor 06 tahun 2015 tentang Penyaluran yang berasal dan/atau diolah
Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM dari Minyak Bumi yang telah
Khusus Penugasan pada Daerah yang dicampurkan dengan Bahan Bakar
Belum Terdapat Penyalur. Bahwa untuk Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar
menjamin ketersedian BBM ke seluruh Lain dengan jenis, standar
wilayah Negara Kesatuan Republik dan mutu (spesifikasi), harga, volume,
Indonesia, apabila pada suatu daerah dan konsumen tertentu dan
dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik diberikan subsidi.
Indonesia belum terdapat atau tidak 3. Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus
terdapat Penyalur maka dapat ditunjuk Sub Penugasan yang selanjutnya
Penyalur. Penunjukkan Sub Penyalur ini disebut Jenis BBM Khusus Penugasan
diharapkan sebagai solusi untuk adalah bahan bakar yang
memperlancar pendistribusian BBM berasal dan/atau diolah dari Minyak
diseluruh wilayah NKRI sehingga Bumidan/ataubahanbakaryang berasal
masyarakat didaerah terpencilpun dapat dan/atau diolah dari Minyak Bumi yang
terjangkau tanpa ketergantungan kepada telah dicampurkan dengan Bahan
para pengecer BBM yang harganya Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan
memberatkan masyarakat karena cukup bakar lain dengan jenis, standar dan
tinggi. mutu (spesifikasi) tertentu, yang
didistribusikan di wilayah penugasan
B. Rumusan Masalah dantidakdiberikan subsidi.
Dari latar belakang penulisan 4. Jenis Bahan Bakar Minyak Umum
tersebut dapat dikemukakan rumusan adalah jenis bahan bakar minyak
masalah sebagai berikut : selain Jenis BBM Tertentu dan Jenis
1. Apakah para pengecer BBM tidak BBM Khusus penugasan
memperhatikan faktor keselamat kerja 5. Penyalur adalah koperasi, usaha kecil,
dan lingkungan hidup dan juga BadanUsahaMilikDaerah atau Badan
dikategorikan sebagai ilegal ? Usaha Swasta Nasional yang ditunjuk
2. Apakah dengan adanya Sub Penyalur olehBadan Usaha untuk melakukan
BBM dapat mereduksi keberdaan para kegiatan penyaluran Jenis BBM
pengecer BBM yang ilegal? Tertentu dan/atau Jenis BBM Khusus
3. Apakah dengan adanya Sub Penyalur Penugasan.
akan membantu para pengusaha kecil di 6. Badan Usaha adalah Badan Usaha
daerah? pemegangIzinUsahaNiagaUmum yang

13
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

mendapatkan penugasan dari minyak dan gas bumi masih menjadi


Pemerintah melalui Badan Pengatur pilihan karena selain mudah didapat juga
untuk melaksanakan penyediaan dan harganya masih terjangkau.
pendistribusian Jenis Bahan Bakar Penggunaan minyak dan gas bumi
Minyak Tertentu dan/atau Jenis Bahan dari tahun ke tahun semakin meningkat
Bakar Minyak Khusus Penugasan. selain karena pertumbuhan jumlah
7. Sub Penyalur adalah perwakilan dari penduduk meningkat juga seiring dengan
sekelompok konsumen pengguna peningkatan laju pertumbuhan sarana
Jenis BBM Tertentu dan/atau Jenis transportasi. Saat ini sektor transportasi
BBMKhusus Penugasan di daerah merupakan sektor pengguna energi
yang tidak terdapat Penyalur dan terbesar dari minyak dan gas (56%),
menyalurkan BBM hanya khusus disusul pembangkit listrik (18%), industri
kepada anggotanya dengan kriteria (13,5%) dan rumah tangga (12,5%).
yang ditetapkan dalam peraturan ini Sementara itu pemanfaatan sumber energi
yang dimana wilayah operasinya nasional saat ini masih didominasi oleh
berada. minyak bumi sebesar 51,66%, disusul
sumber energi lain lain seperti gas bumi
B. Kebutuhan Sumber Energi Minyak 28,57%, batubara 15,34%, tenaga air
dan Gas Bumi 3,11% dan panas bumi 1,32%. (Renstra
Minyak dan gas bumi (migas) KESDM, 2009)
merupakan sumber daya alam strategis
dan tidak terbarukan (non renewable) yang C. Kebijakan Subsidi Bahan Bakar
dikuasai oleh negara, serta merupakan Minyak
salah satu komoditas vital yang Subsidi BBM sudah menjadi
menguasai hajat hidup orang banyak dan kebijakan pemerintah yang akrab di tengah
mempunyai peranan penting dalam masyarakat sejak lebih dari satu dekade
perekonomian nasional yang sampai saat yang lalu dan dikenal dengan istilah BBM
ini masih cukup signifikan sebagai subsidi atau menurut Perpres No. 191
penyumbang devisa Negara pada APBN tahun 2014 dikenal dengan nama Jenis
(Anggaran Pendapatan dan Belanja BBM Tertentu. BBM subsidi adalah BBM
Negara). Sehubungan dengan hal tersebut yang harganya disubsidi oleh pemerintah
sumber daya migas harus dapat dikelola melalui APBN. Maksud subsidi ini adalah
secara maksimal sehingga memberikan penggantian selisih harga / biaya oleh
kemakmuran dan kesejahteraan pada pemerintah, karena BBM dijual dengan
rakyat. harga lebih rendah dari harga yang
Jumlah penduduk Indonesia berdasar seharusnnya atau harga keekonomian.
sensus penduduk Badan Pusat Statistik Pemotongan subsidi oleh
(BPS) tahun 2010 mencapai 237 juta pemerintah yang menyebabkan kenaikan
(sekarang sekitar 250 juta), merupakan harga BBM selalu menimbulkan pro dan
negara dengan jumlah penduduk nomor 4 kontra di tengah masyarakat dengan
(empat) terbesar di dunia setelah China, beragam argumentasi masing-masing.
India dan USA. Dengan jumlah penduduk Kebijakan subsidi BBM sebenarnya
yang demikian besar sudah barang tentu dilakukan antara lain dengan
penggunaan energi juga akan semakin mempertimbangkan dampak ekonomi,
besar karena pada dasarnya semua sosial dan politik khususnya masyarakat
kegiatan membutuhkan energi. Sampai menengah kebawah. Sehingga tidak heran
saat ini sumber energi dari fosil terutama setiap harga BBM dinaikkan hampir dapat

14
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

dipastikan selalu terjadi gejolak sosial kesehatan. Data Kementerian ESDM tahun
yang cukup hebat yang dapat 2011 menunjukkan proporsi BBM subsidi
memanaskan situasi perpolitikan tanah air lebih dinikmati oleh pemilik kendaraan roda
yang ditandai dengan demonstrasi- empat (53%), pemilik motor (40%) dan
demonstrasi. Kita memaklumi karena kendaraan umum (3%). Senada dengan
masyarakat Indonesia telah terbiasa data tersebut, sebuah riset berjudul Why is
dengan subsidi yang membuat Reducing Energy Subsidies a Prudent,
masyarakat menjadi terlena. Sehingga Fair, and Transformative Policy for
giliran pemerintah yang kesulitan, karena Indonesia? Kepala Ekonomi Bank Dunia
sebenarnya besaran subsidi BBM Ndiame Diop mengungkapkan data bahwa
tergantung dari fluktuasi harga minyak Rp 178 triliun dari Rp 212 triliun total
mentah dunia, apalagi sekarang Indonesia alokasi subsidi BBM di APBN tahun 2012
telah menjadi negara pengimpor BBM (net justru dinikmati oleh golongan menengah
importer) BBM terbesar di Asia Tenggara. ke atas, bukan golongan menengah ke
Beberapa alasan yang disampaikan bawah.
pemerintah terkait pengurangan ataupun Jika melihat data APBN 5 (lima)
pencabutan subsidi adalah : tahun terakhir, alokasi subsidi BBM
a. Masalah beban anggaran yang besar mengalami peningkatan setiap tahun. Pada
dan tidak tepat sasaran; tahun 2011, subsidi BBM mencapai Rp
b. Masalahl ruang fiskal yang sempit 165,16 triliun, tahun 2012 naik menjadi Rp
membuat pemerintah sulit 211,87 triliun, tahun 2013 sempat turun
merealisasikan program yang menjadi 209,99 triliun, tahun 2014 naik
dijanjikan. menjadi Rp 246,49 triliun. Kemudian pada
Permasalahan beban subsidi yang APBN tahun 2015 alokasi subsidi BBM
besar dan tidak tepat sasaran yangmenjadi menjadi Rp 276 triliun yang kemudian
alasan pemerintahan untuk mengurangi diubah dalam APBNP menjadi Rp 81,81
subsidi dengan pertimbangan bahwa triliun termasuk untuk subsidi minyak
negara membutuhkan anggaran untuk nabati dan gas Elpiji 3 kg.
membiayai infrastruktur pendidikan, dan

Tabel 1
Porsi Subsidi BBM Terhadap Total Subsidi Energi
Total Subsidi Subsidi BBM
Tahun Porsi (%)
Energi (triliun rupiah) (triliun rupiah)
2005 104,44 95,59 91,53
2006 94,60 64,21 67,88
2007 116,86 83,79 71,70
2008 223,01 139,1 62,37
2009 94,58 45,03 47,61
2010 139,95 82,35 58,84
2011 255,60 165,16 64,62
2012 306,45 211,87 69,14
2013 309,96 209,99 67,75
2014 350,30 246,49 70,37
Rata-rata 199,57 134,35 67,18
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), 2015

15
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

Sementara itu pada tahun 2015 ada (Persero) sebagai perusahaan Badan
pengurangan subsidi BBM, besaran subsidi Usaha Milik Negara (BUMN) yang
BBM pada APBN tahun 2015 yang memakan waktu tidak sampai 1(satu)
seharusnya 276,01 triliun berubah menjadi tahun. Hal ini berakibat pada investasi
81,81 triliun, sehingga jumlah subsidi eksplorasi cadangan migas menurun yang
energi yang seharusnya 344,70 triliun menyebabkan tidak adanya penemuan
menjadi 158,44 triliun.. Sudah barang tentu cadangan migas baru, selain itu Undang-
pengurangan subsidi BBM dilakukan Undang Migas juga potensi memberikan
pemerintah dengan menaikkan harga BBM peluang korupsi. SKK Migas (sebelumnya
sehingga pada tahun 2015 harga BBM BP Migas) sebagai institusi yang mengatur
mengalami kenaikan. dan mengawasi kegiatan usaha hulu
Subsidi merupakan salah satu migas, tidak memiliki kewenangan untuk
instrumen penting dalam kebijakan fiskal melakukan jual beli minyak karena
yang diambil pemerintah dengan tujuan berstatus sebagai Badan Hukum Milik
untuk mendorong pemerataan dalam akses Negara. Dalam prakteknya SKK Migas
ekonomi dan pembangunan. Sedangkan harus menunjuk pihak ketiga untuk menjual
APBN secara filosofi adalah perwujudan minyak bumi dari bagi hasil dengan
dari kedaulatan rakyat. Undang-Undang kontraktor. Penunjukan pihak ketiga inilah
Dasar 1945 Bab VIII Hal Keuangan pada yang menjadi lahan suap menyuap dan
pasal 23 menjelaskan bahwa APBN korupsi yang merugikan negara. Dari segi
bertanggung jawab sebesar-besarnya hasil penjualan juga menjadi tidak
untuk kemakmuran rakyat. Inilah yang maksimal karena harga yang dibeli pihak
menjadi dasar bahwa APBN merupakan ketiga tentunya lebih rendah jika
salah satu bentuk kepercayaan rakyat dibandingkan dengan menjual secara
terhadap pemerintah untuk mengelola langsung di pasaran. Petral, yang
keuangan Negara sehingga dapat merupakan anak perusahaan PT.
memenuhi syarat Pertamina (Persero) yang menjalankan
akuntabilitas(accountability) dan fungsi ekspor-impor minyak mentah,
transparan(transparency). Kebijakan ternyata disinyalir sebagai bagian
penetapan harga dan subsidi harus permainan korupsi mafia migas.
berlandaskan pada pasal 33 ayat (2) dan
(3) UUD 1945. karena BBM merupakan D. Mekanisme Pendistribusian Bahan
sumber energi yang utama untuk Bakar Minyak
menyokong proses produksi masyarakat Secara umum sesuai dengan
Indonesia. Perpres No. 191 tahun 2014 tentang
Menurut Undang-Undang No. 22 Penyediaan Pendistribusian dan Harga
tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Jual Eceran Bahan Bakar Minyak,
(Migas) juga mensyaratkan sistem birokrasi mekanisme tata niaga BBM dilakukan oleh
yang rumit dan lama. Perusahaan yang Badan Usaha yang telah mendapatkan
akan melakukan eksplorasi harus penugasan dari Badan Pengatur dan telah
mengurus perizinan melalui banyak pintu mendapatkan izin usaha Niaga Umum dari
mulai dari Ditjen Migas, BP Migas, Bea Menteri ESDM serta mempunyai fasilitas
Cukai, sampai Pemerintah Daerah yang penyimpanan dan fasilitas distribusi.
memakan waktu sekitar 5 (lima) tahun. Sedangkan kewenangan pengawasan dan
Sebelum Undang-Undang Migas ini pengaturan pendistribusian BBM terutama
diberlakukan, investor hanya perlu BBM PSO (Public Service Obligation)
mengurus perizinan lewat PT. Pertamina dilakukan oleh Badan Pengatur (BPH

16
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

Migas). Hal tersebut dipertegas melalui a. Aspek administratif, meliputi


Perpres No. 191 tahun 2014 pada pasal 4, mempunyai izin usaha,
bahwa penyediaan dan pendistribusian kemampuan finansial, keberadaan
atas volume kebutuhan tahunan Jenis diwilayah distribusi niaga
BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus b. Aspek komersial, meliputi besaran
Penugasan dilaksanakan oleh Badan biaya pengadaan dan
Usaha melalui penugasan oleh Badan pendistribusian sampai ke titik
Pengatur. serah
Selanjutnya pada pasal 8 dari c. Aspek teknis, meliputi ketersediaan
Perpres tersebut dijelaskan bahwa sarana dan fasilitas penyimpanan,
Penugasan penyediaan dan transportasi serta dukungan
pendistribusian Jenis BBM Tertentu lembaga Penyalur
kepada Badan Usaha dapat dilakukan
melalui penunjukan langsung dan/atau Berdasarkan hasil lelang ataupun
melalui seleksi. Penilaian Badan Usaha seleksi pada tahun 2015 Badan Usaha
penyedia dan pendistribusi BBM Subsidi yang ditunjuk sebagai pemenang untuk
dilakukan berdasarkan beberapa aspek penyediaan dan pendistribusian BBM PSO
yaitu : adalah PT. Pertamina (Persero) dan PT.
Aneka Kimia Raya (PT. AKR). Dengan
komposisi sebagai berikut :

Tabel 2
Badan Usaha Penyedia dan Pendistribusi BBM PSO Th. 2015

No Badan Usaha Premium 88 M.Tanah Solar


(KL) (KL) (KL)
1. PT. Pertamina 29.460.000 850.000 15.045.000
2. PT. AKR 20.000 - 525.000
Sumber : BPH Migas, 2015

E. Penyaluran BBM oleh Penyalur dan tentang Penyediaan dan Pendistribusian


Sub Penyalur dan Harga Jual Eceran BBM terdapat
Sesuai dengan ketentuan pasal 8 beberapa jenis BBM yaitu Jenis BBM
ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun Tertentu, Jenis BBM Khusus Penugasan
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan Jenis BBM Umum.
bahwa, Pemerintah wajib untuk menjamin Sesuai dengan mekanismenya
ketersediaan dan kelancaran bahwa tata niaga BBM dilakukan oleh
pendistribusian Bahan Bakar Minyak di Badan Usaha yang telah mendapatkan
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik penugasan dari Badan Pengatur dan
Indonesia. Sementara itu dengan mempunyai izin usaha Niaga Umum dari
mempertimbangkan dampak ekonomi, Menteri ESDM dan mempunyai fasilitas
sosial dan politik khususnya masyarakat penyimpanan serta fasilitas distribusi.
menengah kebawah, sebagian BBM Selanjutnya pengawasan penyediaan dan
harganya masih disubsidi oleh pemerintah. pendistribusian BBM dilakukan oleh Badan
Sesuai dengan Perpres 191 tahun 2014 Pengatur. Bahwa belum meratanya

17
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

penyediaan dan pendistribusian BBM untuk membangun APMS dibutuhkan


diseluruh wilayah Negara Kesatuan investasi tidak kurang dari 500 juta hingga
Republik Indonesia dari Badan Usaha 2 miliar rupiah.
pelaksana penugasan penyediaan dan Sementara itu dibeberapa daerah
pendistribusian BBM karena belum memiliki pelosok yang penduduknya kurang padat,
kemampuan untuk membangun instalasi investor kurang tertarik untuk berinvestasi
penyaluran secara merata di seluruh sebagai Penyalur, sehingga ketersediaan
wilayah Negara Kesatuan Republik dan distribusi BBM menjadi terhambat.
Indonesia. Kebijakan subsidi BBM Akibatnya banyak masyarakat di daerah
menyebabkan adanya disparitas harga pelosok membeli BBM di pengecer dengan
sehingga penyediaan dan pendistribusian harga yang cukup tinggi. Untuk mengatasi
BBM ke masyarakat konsumen rawan permasalahan tersebut guna menjamin
penyelewengan, sehingga diperlukan ketersedian BBM ke seluruh wilayah
pengawasan supaya pendistribusian ke Negara Kesatuan Republik Indonesia,
masyarakat di seluruh wilayah Negara apabila pada suatu daerah dalam Wilayah
Kesatuan Republik Indonesia dapat Negara Kesatuan Republik Indonesia
berjalan dengan lancar. belum terdapat atau tidak terdapat
Sesuai dengan Peraturan Badan Penyalur maka sesuai dengan Peraturan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi No. BPH Migas No. 06 tahun 2015 dapat
06 tahun 2015 tentang Penyaluran Jenis ditunjuk Sub Penyalur. Penunjukkan Sub
BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penyalur sebagaimana dimaksud
Penugasan pada daerah yang belum diilakukan oleh Pemerintah Daerah
terdapat Penyalur, pendistribusian Jenis setempat. Untuk harga BBM di Sub
BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penyalur sesuai dengan harga yang
Penugasan di seluruh Wilayah Negara berlaku di SPBU yang jadi pemasok,
Kesatuan Republik Indonesia dilakukan ditambah dengan biaya margin
secara Iangsung oleh Badan Usaha pengangkutan BBM. Margin pengangkutan
kepada Konsumen Pengguna Jenis BBM BBM nantinya ditentukan oleh Pemerintah
Tertentu dan Konsumen Pengguna Jenis Daerah.sesuai dengan kesulitan medan
BBM Khusus Penugasan atau melalui pada daerah setempat, sehingga
Penyalur. Beberapa contoh penyalur BBM Pemerintah Daerah dapat mengontrol
yang merupakan mitra kerja dari Badan harga eceran BBM tersebut. Kebijakan ini
Usaha PT. Pertamina (Persero) adalah selain mempermudah masyarakat untuk
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar mendapat BBM dengan harga yang tidak
Umum), APMS (Agen Premium dan Minyak terlalu jauh dengan ketetapan pemerintah,
Solar), PSPD (Premium Solar Package juga untuk memberi kesempatan kepada
Dealer), SPBN (Stasiun Pengisian Bahan pengusaha kecil di daerah untuk ikut
Bakar Nelayan) dan yang lain. berusaha di sektor hilir migas, karena
Untuk membangun instalasi untuk menjadi Sub Penyalur tidak
Penyaluran (SPBU, APMS, PSPD, SPBN) diperluklan investasi yang terlalu mahal
memerlukan investasi yang cukup besar, yaitu pada kisaran atara 75-100 juta rupiah.
sebagai contoh untuk membangun I unit Sedangkan persyaratan untuk menjadi
SPBU dibutuhkan biaya antara 5-10 miliar Sub Penyalur adalah sebagai berikut :
rupiah (belum termasuk tanah atau lahan), a. Anggota dan/atau perwakilan
dengan waktu Break Event Point (BEP) masyarakat yang akan menjadi Sub
sekitar 6-12 tahun dengan penjualan Penyalur memiliki kegiatan usaha
minimal 15 KL per harinya. Sedangkan berupa usaha dagang dan/atau unit

18
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

usaha yang dikelola oleh Badan Usaha III. PENUTUP


Milik Desa Bahan Bakar Minyak merupakan
b. Lokasi pendirian Sub Penyalur komoditas vital yang sangat dibutuhkan
memenuhi standar keselamatan kerja oleh masyarakat banyak sebagai sumber
dan lindungan lingkungan sesuai energi. Sesuai dengan Undang-Undang
ketentuan peraturan perundang- Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
undangan Gas Bumi, bahwa Pemerintah wajib untuk
c. Memiliki sarana penyimpanan dengan menjamin ketersediaan dan kelancaran
kapasitas paling banyak 3.000 liter dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak di
memenuhi persyaratan teknis seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
keselamatan kerja sesuai dengan Indonesia (NKRI). Mengingat letak
ketentuan peraturan perundang- geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan
undangan pulau menyebabkan pendistribusian BBM
d. Memiliki atau menguasai alat angkut diseluruh wilayah NKRI terdapat beberapa
BBM yang memenuhi standar kendala. Bahwa belum meratanya
pengangkutan BBM sesuai dengan penyediaan dan pendistribusian BBM
ketentuan peraturan perundang- diseluruh wilayah NKRI karena belum
undangan memiliki kemampuan untuk membangun
e. Memiliki peralatan penyaluran yang instalasi penyaluran secara merata
memenuhi persyaratan teknis dan diseluruh wilayah Negara Kesatuan
keselamatan kerja sesuai dengan Republik Indonesia. Akibat terbatasnya
ketentuan peraturan perundang- fasilitas penyaluran BBM khususnya untuk
undangan wilayah-wilayah yang jarang penduduknya
f. Memiliki izin lokasi dari pemerintah berakibat pada tumbuhnya para pengecer
daerah setempat untuk dibangun BBM yang menjual BBM dengan harga
fasilitas Sub Penyalur cukup tinggi yang memberatkan
g. Lokasi yang akan dibangun sarana Sub masyarakat.
Penyalur secara umum berjarak Terbitnya Peraturan BPH Migas
minimal 5 km dari lokasi Penyalur Nomor 06 tahun 2015 tentang Penyaluran
berupa APMS terdekat, atau 10 km dari Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM
Penyalur berupa SPBU terdekat atau Khusus Penugasan pada Daerah yang
atas pertimbangan lain yang dapat Belum Terdapat Penyalur diharapkan
dipertanggungjawabkan dapat menjadi solusi masyarakat
h. Memiliki data konsumen pengguna khususnya yang berada pada wilayah
yang kebutuhanya telah diverifikasi terpencil untuk mendapatkan BBM dengan
oleh Pemerintah Daerah setempat harga yang terjangkau sesuai dengan
ketentuan pemerintah. Penunjukkan Sub
Penyalur ini diharapkan dapat sebagai
solusi untuk memperlancar pendistribusian
BBM diseluruh wilayah NKRI, sehingga
masyarakat diseluruh wilayah NKRI dapat
terpenuhi kebutuhannya akan kebutuhan
BBM dan sekaligus menumbuhkan
pengusaha kecil yang berada di daerah
untuk berusaha di sektor hilir migas
sebagai Sub penyalur.

19
FORUM MANAJEMEN Vol. 06 No. 1

DAFTAR PUSTAKA

---------, 2001, Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Jakarta.
--------, 2004, Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas,
Jakarta
--------, 2006, Peraturan Presiden nomor. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional,
Jakarta
--------,2014, Peraturan Presiden No. 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian
dan Harga Jual Eceran BBM, Jakarta
--------,2015, Permen ESDM No. 39 tahun 2014 jo No. 4 tahun 2015 tentang Perhitungan
Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, Jakarta
--------, 2000, Kepmen ESDM No 1454K/30/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan, Jakarta.
.., 2015 Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi No. 06 tahun 2015
tentang Penyaluran Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan pada
Daerah yang Belum Terdapat Penyalur, Jakarta
Bawono Kumoro, 2015, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Subsidi BBM
Sebagai Komoditas Politik
http://finance.detik.com/, Keberanian Jokowi Terapkan Kebijakan Radikal Subsidi BBM,
Diakses tanggal 28 janiari 2015

20

Вам также может понравиться