Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN

Peritoneum merupakan membran serosa pada tubuh yang terbesar dan paling kompleks,

dimana pada pria membentuk sebuah kantong tertutup sedangkan pada wanita berhubungan

dengan rongga ekstraperitoneal pelvis melalui oleh ujung lateral tuba fallopi.1,2 Rongga

peritoneum merupakan struktur anatomi yang kompleks dengan perlekatan yang beragam.

Rongga peritoneum sering terlibat dengan berbagai proses penyakit seperti infeksi, keganasan

maupun trauma. Kelainan-kelainan tersebut pada dasarnya akan tervisualisasi dengan baik

menggunakan pencitraan cross-sectional modern, akan tetapi tidak jarang temuan pada

pencitraan tersebut diinterpretasikan secara tidak tepat. Pada kasus tumor yang cukup besar,

tidak jarang sulit menentukan lokasi tumor tersebut apakah berada di intra peritoneal ataukah

retroperitoneal.

Dengan kompleksitas rongga peritoneum, maka pemahaman anatomi ruang-ruang

peritoneum beserta ligamentum dan mesenterium yang membentuk batas-batas ruang tersebut,

serta organ-organ yang berada di dalam kompartemen tersebut menjadi sangat penting sehingga

dapat membantu dalam memahami lokasi penyakit dengan cukup akurat.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada referat kali ini, penulis akan memaparkan tentang

anatomi rongga peritoneum beserta pembagian kompartemennya dengan harapan dapat

membantu dalam menganalisa dan menentukan lokasi suatu proses penyakit mendekati lokasi

yang sebenarnya.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Peritoneum merupakan membran serosa tipis dengan ketebalan kurang dari 1 mm dan

merupakan membran serosa terbesar dan paling komplek pada manusia.1,2 Dengan ketebalan

tersebut, maka tidak dapat tervisualisasi pada pencitraan kecuali terjadi penebalan oleh karena

suatu proses penyakit dan/atau dikelilingi oleh cairan.

B. Terminologi

Peritoneum yang melapisi dinding abdomen disebut dengan peritoneum parietalis,

sedangkan peritoneum yang melapisi organ abdomen disebut peritoneum visceralis. Kedua

peritoneum tersebut tersusun dari satu lapis epitel kuboid simpleks yang disebut mesotelium.

Cairan serosa sekitar 50 ml 100 ml terdapat diantara peritoneum parietalis dan visceralis dan

melumasi permukaan peritoneum.2,3,4

Rongga peritoneum merupakan ruangan potensial diantara peritoneum parietalis dan

visceralis, pada pria membentuk sebuah kantong tertutup sedangkan pada wanita berhubungan

dengan rongga ekstraperitoneal pelvis melalui oleh ujung lateral tuba fallopi. Ligamentum

peritoneal, mesenterium, dan omentum akan membagi peritoneum menjadi dua kompartemen,

yaitu greater sac yang merupakan bagian utama dan bursa omentalis atau lesser sac.

Ligamentum peritoneal merupakan dua lapis atau lipatan peritoneum yang menyokong sebuah

struktur didalam rongga peritoneum. Omentum dan mesenterium merupakan nama khusus dari

ligamentum peritoneal.1,2,5

2
Mesenterium adalah dua lapis peritoneum yang melingkupi sebuah organ dan

menghubungkan dengan dinding abdomen. Didalam mesenterium terdapat pembuluh darah,

limfonodi, saraf, dan lemak (Gambar 1).5

Omentum merupakan mesenterium atau dua lapis peritoneum yang meluas dari gaster dan

bulbus duodeni ke organ sekitarnya. Omentum minor terdiri dari dua komponen yang saling

berhubungan yaitu ligamentum gastrohepatika dan ligamentum hepatoduodenalis, yang

melekatkan kurvatura minor gaster dan bulbus duodeni ke hepar. Omentum mayor menggantung

seperti apron dari kurvatura mayor gaster kemudian melekat pada colon transversum.2,5

C. Embriologi

Rongga abdomen menyediakan ruang bagi organ abdomen untuk berkembang dan

berpindah posisi. Peritoneum parietalis primordial berasal dari mesodermal dan melapisi rongga

tubuh embrionik. Rongga tersebut merupakan sebuah kantong tertutup dan terdapat sebuah

lumen yang merupakan rongga peritoneum. Pada awal pertumbuhan, rongga peritoneum akan

terpisah menjadi kanan dan kiri oleh mesenterium ventral dan dorsal dari primitive gut yang akan

menjadi ligamentum dan mesenterium. Dengan pertumbuhan organ abdomen yang menonjol ke

dalam rongga peritoneum, maka organ tersebut dilapisi oleh peritoneum visceralis dan tetap

berhubungan dengan rongga ekstraperitoneal asal melalui struktur neurovaskuler dan limfatika.6,7

Disebelah cranial mesocolon transversum, mesenterium ventral akan terisi calon hepar dan

akan menempel pada dinding abdomen sedangkan mesenterium dorsal akan terisi calon lien,

pancreas dan sebagian besar sistem pencernaan. Mesenterium ventral yang menempelkan hepar

ke dinding abdomen akan menjadi ligamentum falciformis, sedangkan omentum minor,

ligamentum gastrohepatika dan ligamentum hepatoduodenalis berasal dari mesenterium ventral

3
yang terletak antara hepar dan gaster. Mesenterium dorsal akan menjadi omentum mayor,

ligamentum gastrocolika, ligamentum gastrosplenika, ligamentum gastrophrenika, ligamentum

gastropankreatika, ligamentum splenorenal, dan ligamentum phrenicocolika. Selama

pertumbuhannya, organ-organ tersebut akan berotasi bersama mesenterium yang telah melekat

berlawanan arah jarum jam. Perpindahan organ tersebut akan membagi rongga peritoneum kanan

menjadi ruang perihepatika dan lesser sac; dan rongga peritoneum kiri menjadi ruang

subphrenika (Gambar 2, 3, 4).2,3,8

D. Organ Abdomen

Pada dasarnya tidak ada satupun organ abdomen yang berada didalam rongga peritoneum,

dimana pada kondisi normal hanya terisi oleh cairan peritoneal. Selama perkembangan

embriologi, organ-organ intraperitoneal seperti stomach (gaster), appendix, liver (hepar),

transverse colon, duodenum (segmen 1), small intestine (usus halus), pancreas (hanya cauda),

rectum (hanya sepertiga proximal), sigmoid colon (colon sigmoideum), dan spleen (lien) yang

disingkat menjadi SALTD SPRSS (dibaca: Salted Spursss) mengalami invaginasi dan diliputi

lapisan peritoneum visceralis secara menyeluruh atau hampir menyeluruh (Gambar 2 dan 3).3

Organ retroperitoneal atau ekstraperitoneal, seperti suprarenal glands, aorta dan IVC

(vena cava inferior), duodenum (kecuali segmen 1), pancreas (kecuali cauda), ureter dan bladder

(kandung kemih), colon (ascenden dan descenden), kidneys (ginjal), esophagus, rectum

(duapertiga distal) yang disingkat SADPUCKER terletak diluar rongga peritoneum atau posterior

peritoneum parietalis. Organ-organ tersebut dilapisi peritoneum hanya di bagian anterior

(Gambar 1).7

4
E. Kompartemen Intraperitoneal

Rongga peritoneum dibagi menjadi beberapa kompartemen yang saling berhubungan, yaitu

supramesocolika dan inframesocolika serta rongga pelvis (Gambar 5). 2,3

Komparetemen supramesokolika merujuk pada rongga intraperitoneal dicranial colon

transversum. Kompartemen ini terisi gaster, hepar, dan lien. Mesenterium ventral yang

membentuk ligamentum falciformis, akan membagi kompartemen supramesokolika menjadi

kanan dan kiri. Kompartemen supramesocolika kanan terdiri dari ruang subphrenika kanan,

ruang subhepatika (Morisons pouch) dan lesser sac. Ruang subphrenika kanan dibatasi oleh

ligamentum coronaria hepar di bagian posteroinferior tetapi dapat berhubungan secara bebas

dengan ruang perihepatika dan subhepatika ( Morisons pouch ) serta berhubungan dengan lesser

sac melalui foramen Winslowi. Kompartemen supramesocolika kiri terdiri dari ruang

subphrenika kiri dan ruang perisplenika dimana keduanya dapat berhubungan secara bebas

(Gambar 6 dan 7).2,8

Kompartemen inframesokolika terletak di posterior omentum mayor, dicaudal mesocolon

transversum, medial colon ascenden dan descenden. Kompartemen ini juga dibagi menjadi kanan

dan kiri oleh mesenterium usus halus yang berjalan oblik (Gambar 5, 6). Pada kompartemen ini

terdapat usus halus, colon ascenden dan colon descenden. Mesenterium dorsal juga akan

membentuk mesocolon transversum, mesocolon sigmoideum, mesenterium usus halus, dan

mesoapendiks. Perkembangan mesenterium ventral terjadi di bawah mesocolon transversum.

Mesorectum akan melekat pada bagian posterior pelvis membentuk ruang perirectal (Gambar 5).

Kompartemen inframesocolika kanan mempunyai volume yang lebih kecil dan dibatasi oleh

mesenterium usus halus yang berjalan oblik dan melekat pada caecum sehingga tidak

berhubungan dengan rongga pelvis. Kompartemen inframesocolika kiri lebih besar dan

5
berhubungan secara bebas dengan rongga pelvis. Dibagian lateral colon ascenden dan colon

descenden terdapat ruang paracaolika kanan dan kiri. Ruang paracolika kanan berhubungan

dengan ruang perihepatika, sedangkan pada sisi kiri, ligamentum phrenicocolika akan

memisahkan ruang paracolika kiri dan ruang subphrenika kiri sehingga keduanya tidak dapat

saling berhubungan.9 Kompartemen supramesocolika dan inframesocolika saling berhubungan

melalui ruang paracolika kanan (Gambar 6, 7).3,10

Kompartemen berikutnya adalah rongga pelvis. Peritoneum didaerah urogenitalia akan

melekuk-lekuk diantara organ-organ didalam rongga pelvis untuk kemudian membentuk

sebagian besar ligamentum dan mesenterium didaerah pelvis, termasuk ligamentum latum dan

ligamentum teres uteri. Di midline, lipatan umbilical aspek medial dan lateral akan membentuk

recto-vesical pouch pada pria dan recto-uterine pouch (cavum Douglas) pada wanita dan fossa

paravesica (Gambar 8). Pada wanita, ligamentum latum merupakan peritoneum yang membentuk

mesenterium bagi ovarium, tuba fallopi, dan myometrium bagian posterior, serta melintasi ureter

dan ligamentum teres uteri. Ligamentum-ligamentum tersebut bersama mesenterium dapat

menjadi jalur penyebaran lokal penyakit diantara struktur-struktur disekitarnya.10

F. Kompartemen Retroperitoneal

Kompartemen retroperitoneal dibagi menjadi tiga ruang yaitu ruang pararenalis posterior

yang dibatasi oleh peritoneum parietalis posterior, ruang pararenalis anterior yang dibatasi oleh

fascia transversalis, dan ruang perirenalis yang dibatasi oleh fascia perirenalis (Gambar 9). 2

Ruang pararenal anterior tersusun dari struktur-struktur yang terutama berkembang dari

mesenterium dorsal, seperti pancreas, colon ascenden dan colon descenden. Ruang perirenalis

dibatasi oleh fascia Gerota di bagian anterior dan fascia Zuckerkandl dibagian posterior serta

6
terdapat ginjal dan glandula suprarenalis. Pada ruang perirenalis terdapat septa-septa dan saluran

limfatik yang dapat menjadi jalur penyebaran penyakit ke atau dari ruang disekitarnya. Ruang

perirenalis mempunyai bentuk seperti corong terbalik yang terbentuk akibat pergerakan ginjal ke

cranial dari rongga pelvis selama proses pertumbuhan. Ruang ini hamper selalu dibatasi di

bagian inferior oleh fusi fascia Gerota dan Zuckerkandl serta tidak meluas sampai ke rongga

pelvis.11

Ruang pararenalis posterior dibatasi oleh fascia transversalis dibagian posterior dan fascia

lateroconal dibagian lateral. Pada ruang ini terdapat dua buah fat pad yang terletak di ventral dan

posterolateral musculus quadrates lumborum.

Ruang keempat yang termasuk kompartemen retroperitoneal adalah ruang disekitar aorta

dan vena cava inferior. Ruang ini dibatasi oleh ruang perirenalis dan ureter di bagian lateral dan

meluas ke superior mencapai mediastinum posterior.12

G. Sirkulasi Cairan Peritoneum

Rongga peritoneum normal terisi cairan lebih kurang 50 ml 100 ml yang terus-menerus

diproduksi, bersirkulasi, dan diresorbsi. Arah aliran ditentukan oleh gerakan diafragma dan

peristaltik usus.

Pada saat inspirasi, tekanan di abdomen bagian superior turun sehingga terjadi perbedaan

tekanan intra-abdomen kemudian mendorong cairan ke ruang paracolika meskipun pada posisi

berdiri. Cairan peritoneum akan mengalir menuju ke tempat yang mempunyai tekanan paling

rendah yaitu ruang paracolika kanan karena ruangan ini lebih lebar dibandingkan kiri. Sebagian

besar cairan peritoneum akan diresorbsi melalui saluran limfatika di ruang subphrenika (Gambar

10). 10

7
Area-area yang menjadi tempat stasis cairan peritoneum antara lain rectovesical atau recto-

uterine pouch, kuadran kanan bawah pada ujung mesenterium usus halus, mesocolon

sigmoideum aspek superior dan ruang paracolika kanan (Gambar 10). Pada area-area tersebut

sering menjadi tempat pertama yang terkena akibat penyebaran infeksi atau metastasis melalui

peritoneum (Gambar 11 dan 12).3,13

8
BAB III

PEMBAHASAN

Ruang-ruang, ligamentum, mesenterium, dan omentum yang ada didalam rongga

peritoneum berfungsi untuk menyokong dan mempertahankan posisi organ abdomen.

Bagaimanapun juga dengan kompleksitas rongga peritoneum, seluruh struktur yang ada dapat

menjadi jalur penyebaran penyakit sehingga dengan pemahaman anatomi, diharapkan dapat

mempermudah identifikasi ruang-ruang maupun organ yang terlibat.

Ligamentum, mesenterium, dan omentum akan membagi rongga peritoneum menjadi

ruang-ruang yang saling berhubungan, sehingga penyebaran penyakit dapat terjadi secara dua

arah termasuk dari kompartemen intraperitoneal ke retroperitoneal ataupun sebaliknya. Dengan

memahami dinamika aliran cairan peritoneum dan anatomi rongga peritoneum dapat

menjelaskan alasan abses intraperitoneal hampir dua kali lebih sering terjadi di sisi kanan pada

fossa hepatorenal (Gambarn 11).3,10

Foramen Winslowi merupakan celah kecil yang mudah tertutup oleh proses adhesi,

sehingga lesser sac jarang menjadi lokasi penyebaran infeksi. Akumulasi cairan di lesser sac

secara umum terjadi akibat perforasi ulkus di gaster aspek posterior atau duodenum atau

pancreatitis (Gambar 13).10 Pada pasien yang telah diketahui menderita suatu keganasan, penting

untuk evaluasi adanya akumulasi cairan di lesser sac apabila mencari metastasis peritoneum,

karena lokasi tersebut dapat menjadi satu-satunya lokasi metastasis.

Lesser sac berhubungan dengan rongga peritoneum lain melalui foramen Winslowi. Lesser

sac dibatasi oleh omentum mayor, omentum minor, dan mesocolon transversum (Gambar 3 dan

4) dapat menjadi jalur penyebaran penyakit menuju ke ruang pararenalis dan colon transversum

9
(Gambar 13).3 Sebagai contoh, tumor gaster dapat menyebar dan melibatkan batas superior colon

transversum, dan sebaliknya (Gambar 14 dan 15).

Cavum Douglas pada wanita atau rectovesical pouch pada pria merupakan area yang

paling rendah di pelvis baik pada posisi berdiri maupun supine, sehingga menjadi lokasi

akumulasi cairan paling banyak, seperti pada akumulasi abses, cairan, perdarahan, maupun

proses metastasis (Gambar 16 dan 17).3,8

Kontinuitas peritoneum akan terputus pada ujung lateral tuba fallopi yang dapat

menyebabkan penyebaran proses penyakit antara kompartemen intraperitoneal dan

ekstraperitoneal, sebagai contoh pada kasus pelvic inflammatory disease (Gambar 17).3

Pada kasus perforasi organ berongga, lokasi udara bebas dalam ruang peritoneum dapat

menunjukkan lokasi perforasi. Sebagian besar perforasi disebabkan oleh perforasi gaster, ulkus

duodeni, atau perforasi divertikulitis. Adanya perforasi ulkus duodeni, udara bebas akan melalui

sepanjang ligamentum hepatoduodenalis kemudian berkumpul pada celah dari ligamentum

venosum. Volume kecil udara bebas dapat terlihat pada lokasi tersebut dan dapat menjadi satu-

satunya temuan radiologis pneumoperitoneum (Gambar 18). Perforasi colon yang terjadi

sebagian besar akibat divertikulitis akan terlihat udara bebas melewati jalur mesocolon

sigmoideum yang kemudian meluas ke dalam rongga peritoneum (Gambar 18).3,10

Pada kasus trauma, penting sekali untuk menganalisa pola trauma dan penilaian

terhadap distribusi cairan dapat membantu dalam menentukan apakah terdapat trauma pada

sistema usus atau organ solid. Pada kasus trauma usus halus, cairan atau darah akan terkumpul

diantara lembaran mesenterium usus halus (ekstraperitoneal). Cairan pada awalnya akan meluas

diantara lipatan mesenterium membentuk kantong cairan berbentuk segitiga (Gambar 19) dan

cairan tersebut tidak akan terlihat pada ruang paracolika atau pelvis.14

10
Pada trauma organ solid, cairan atau darah akan terlihat lebih dahulu disekitar organ yang

mengalami trauma kemudian akan meluas ke caudal pada ruang paracolika dan rongga pelvis.

Setelah ruang-ruang tersebut penuh, maka akan meluas diantara lembaran mesenterium (Gambar

19).

Cairan pada kompartemen ekstraperitoneal terkadang sulit dibedakan dengan cairan

intraperitoneal. Sangat penting untuk memahami lokasi anatomi organ dan hubungan dengan

lokasi akumulasi cairan (Gambar 20). Pada saat terjadi akumulasi cairan ekstraperitoneal, maka

cairan tersebut akan menggeser struktur-struktur intraperitoneal.2,14

Pada kasus ruptur ekstraperitoneal kandung kemih, akan menunjukkan gambaran khas

dengan cairan berada di ruang perivesica sehingga terbentuk gambaran molar tooth.

Sebaliknya, ruptur intraperitoneal kandung kemih akan menunjukkan perluasan cairan pada

rongga intraperitoneal (Gambar 21).2,3,14

11
BAB IV

KESIMPULAN

Dengan memahami anatomi dan sirkulasi cairan peritoneum dapat membantu dalam

menganalisa berbagai variasi proses patologis baik trauma, perforasi, infeksi maupun penyebaran

metastasis sehingga dapat menentukan kompartemen atau organ mana yang terlibat atau menjadi

penyebab utama proses tersebut.

12

Вам также может понравиться

  • Peritonitis
    Peritonitis
    Документ11 страниц
    Peritonitis
    MuhammadAriefPratama
    Оценок пока нет
  • Proses Menelan Secara Mekanis
    Proses Menelan Secara Mekanis
    Документ3 страницы
    Proses Menelan Secara Mekanis
    NaylaBerlianaNugrahandhini
    Оценок пока нет
  • SINUSITIS SEHAT
    SINUSITIS SEHAT
    Документ16 страниц
    SINUSITIS SEHAT
    Agus Rudi Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Peritoneum Dan Cavum Peritoneal
    Peritoneum Dan Cavum Peritoneal
    Документ2 страницы
    Peritoneum Dan Cavum Peritoneal
    Ibrahim Achmad
    Оценок пока нет
  • PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI PIELO
    PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI PIELO
    Документ2 страницы
    PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI PIELO
    reynoldaditya
    100% (1)
  • MAKANAN FUNGSIONAL DAN PROBIOTIK
    MAKANAN FUNGSIONAL DAN PROBIOTIK
    Документ14 страниц
    MAKANAN FUNGSIONAL DAN PROBIOTIK
    Rima Meila Sari
    Оценок пока нет
  • Soal Kelompok 6 Demam Typhoid
    Soal Kelompok 6 Demam Typhoid
    Документ3 страницы
    Soal Kelompok 6 Demam Typhoid
    Sela Maharani
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Banding Kolibasilosis
    Diagnosa Banding Kolibasilosis
    Документ2 страницы
    Diagnosa Banding Kolibasilosis
    Dyah
    Оценок пока нет
  • Catatan BBDM 7.1 Skenario 1
    Catatan BBDM 7.1 Skenario 1
    Документ6 страниц
    Catatan BBDM 7.1 Skenario 1
    puspo
    Оценок пока нет
  • Taeniasis Kel.8
    Taeniasis Kel.8
    Документ11 страниц
    Taeniasis Kel.8
    yufen lorenz
    Оценок пока нет
  • Rhinofaringitis Cs
    Rhinofaringitis Cs
    Документ9 страниц
    Rhinofaringitis Cs
    AnaMariyaMa
    Оценок пока нет
  • KLASIFIKASI PARASIT
    KLASIFIKASI PARASIT
    Документ40 страниц
    KLASIFIKASI PARASIT
    izzati adha
    Оценок пока нет
  • Cairan Sendi
    Cairan Sendi
    Документ64 страницы
    Cairan Sendi
    yorry
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi GERD
    Patofisiologi GERD
    Документ10 страниц
    Patofisiologi GERD
    Felicia Kurnia
    Оценок пока нет
  • FisiologiPenciuman40
    FisiologiPenciuman40
    Документ5 страниц
    FisiologiPenciuman40
    Arieza Fachrun
    Оценок пока нет
  • Epidemiologi Dan Pendahuluan Gastritis
    Epidemiologi Dan Pendahuluan Gastritis
    Документ12 страниц
    Epidemiologi Dan Pendahuluan Gastritis
    Yana Vania Faradila
    Оценок пока нет
  • Uji Postma (Lengkap) PDF
    Uji Postma (Lengkap) PDF
    Документ6 страниц
    Uji Postma (Lengkap) PDF
    SEPTAMI TRI RAHAYU
    Оценок пока нет
  • GENITALIA MASUKLIN
    GENITALIA MASUKLIN
    Документ54 страницы
    GENITALIA MASUKLIN
    dehaa
    Оценок пока нет
  • Taeniasis Saginata
    Taeniasis Saginata
    Документ9 страниц
    Taeniasis Saginata
    William Giovanni
    Оценок пока нет
  • Laringitis Akut dan Kronis
    Laringitis Akut dan Kronis
    Документ3 страницы
    Laringitis Akut dan Kronis
    suryairawan
    Оценок пока нет
  • Campylobacter
    Campylobacter
    Документ25 страниц
    Campylobacter
    Dinda Rahma Hadiputri
    Оценок пока нет
  • Anatomi
    Anatomi
    Документ71 страница
    Anatomi
    julio
    Оценок пока нет
  • Kandidiasis
    Kandidiasis
    Документ19 страниц
    Kandidiasis
    Puskesmasmedandenai
    Оценок пока нет
  • Anatomi Sistem Pencernaan
    Anatomi Sistem Pencernaan
    Документ16 страниц
    Anatomi Sistem Pencernaan
    Fardatul Azkiyah
    Оценок пока нет
  • PBL Taeniasis
    PBL Taeniasis
    Документ9 страниц
    PBL Taeniasis
    Julian W. Sualang
    Оценок пока нет
  • Referat Anatomi Telinga
    Referat Anatomi Telinga
    Документ14 страниц
    Referat Anatomi Telinga
    ines syadza
    100% (1)
  • Campak PDF
    Campak PDF
    Документ22 страницы
    Campak PDF
    Aprina Miftasari
    Оценок пока нет
  • ANATOMI RONGGA MULUT
    ANATOMI RONGGA MULUT
    Документ21 страница
    ANATOMI RONGGA MULUT
    indah
    Оценок пока нет
  • Sirhep
    Sirhep
    Документ5 страниц
    Sirhep
    Alfi Fadilah
    Оценок пока нет
  • Makalah Glossitis
    Makalah Glossitis
    Документ17 страниц
    Makalah Glossitis
    Lazuardee Asrurullah Aallatif
    Оценок пока нет
  • Campylobacter
    Campylobacter
    Документ11 страниц
    Campylobacter
    Nurul Vitratissholihah
    Оценок пока нет
  • SEJARAH BAKWAN
    SEJARAH BAKWAN
    Документ8 страниц
    SEJARAH BAKWAN
    Lusi Sri Rahayu
    Оценок пока нет
  • Uji Gmelin
    Uji Gmelin
    Документ2 страницы
    Uji Gmelin
    Anonym
    Оценок пока нет
  • Bronkitis
    Bronkitis
    Документ27 страниц
    Bronkitis
    agnes ilyas
    Оценок пока нет
  • Sistem Pernapasan Manusia
    Sistem Pernapasan Manusia
    Документ13 страниц
    Sistem Pernapasan Manusia
    Farah Fauziyah Radhiyatulqalbi Ahmad
    Оценок пока нет
  • BARREL CHEST
    BARREL CHEST
    Документ19 страниц
    BARREL CHEST
    Rany_SM13
    100% (1)
  • SGD 2 - Kel 6 - Marasmus, Kwashiorkor & Obesitas
    SGD 2 - Kel 6 - Marasmus, Kwashiorkor & Obesitas
    Документ32 страницы
    SGD 2 - Kel 6 - Marasmus, Kwashiorkor & Obesitas
    JK Biee Jeon
    Оценок пока нет
  • Balantidium Colli
    Balantidium Colli
    Документ12 страниц
    Balantidium Colli
    Rian D'rhayeen
    Оценок пока нет
  • Anatomi Fisiologi Faring Laring Esofagus
     Anatomi Fisiologi Faring Laring Esofagus
    Документ7 страниц
    Anatomi Fisiologi Faring Laring Esofagus
    rifqaiqa
    Оценок пока нет
  • Olfactory Dan Gustatory Laboratory
    Olfactory Dan Gustatory Laboratory
    Документ7 страниц
    Olfactory Dan Gustatory Laboratory
    Febby Nurdiya
    Оценок пока нет
  • 2klasifikasi Nyeri Abdomen
    2klasifikasi Nyeri Abdomen
    Документ3 страницы
    2klasifikasi Nyeri Abdomen
    Andi Ahmad Rizal Anmurazul
    Оценок пока нет
  • Opisthorcis Felineus
    Opisthorcis Felineus
    Документ2 страницы
    Opisthorcis Felineus
    Lexsa
    Оценок пока нет
  • Histologi
    Histologi
    Документ3 страницы
    Histologi
    Nur akila
    Оценок пока нет
  • HIPOTALAMUS
    HIPOTALAMUS
    Документ50 страниц
    HIPOTALAMUS
    Evinda Deviana
    Оценок пока нет
  • Def. Antasida
    Def. Antasida
    Документ2 страницы
    Def. Antasida
    Ninik
    Оценок пока нет
  • Ibkv Ya Allah Mo Nangiss
    Ibkv Ya Allah Mo Nangiss
    Документ6 страниц
    Ibkv Ya Allah Mo Nangiss
    Santy Malasaru
    Оценок пока нет
  • DIKLAT PISMAM
    DIKLAT PISMAM
    Документ4 страницы
    DIKLAT PISMAM
    Yustina Desti Kawuri
    Оценок пока нет
  • Referat Disfagia
    Referat Disfagia
    Документ47 страниц
    Referat Disfagia
    Albert Rangga
    Оценок пока нет
  • Keputihan
    Keputihan
    Документ27 страниц
    Keputihan
    Hanifah Ainun Aryana
    Оценок пока нет
  • 01 Esofagitis
    01 Esofagitis
    Документ28 страниц
    01 Esofagitis
    widya nirmala
    Оценок пока нет
  • Jurnal Bakteri Enterococcus Faecalis
    Jurnal Bakteri Enterococcus Faecalis
    Документ20 страниц
    Jurnal Bakteri Enterococcus Faecalis
    Alan Maulana
    Оценок пока нет
  • Skenario A Blok 6
    Skenario A Blok 6
    Документ38 страниц
    Skenario A Blok 6
    Triantami Wijayenti H Sarbi
    Оценок пока нет
  • PEMERIKSAAN SEKRESI
    PEMERIKSAAN SEKRESI
    Документ52 страницы
    PEMERIKSAAN SEKRESI
    DEFRI DOLOKSARIBU
    Оценок пока нет
  • Toksikologi Veteriner
    Toksikologi Veteriner
    Документ4 страницы
    Toksikologi Veteriner
    Gusti Bili
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi Amebiasis
    Patofisiologi Amebiasis
    Документ1 страница
    Patofisiologi Amebiasis
    adwinas253
    Оценок пока нет
  • PERITONEUM
    PERITONEUM
    Документ9 страниц
    PERITONEUM
    hendri
    Оценок пока нет
  • Bab II Anatomi Perineum
    Bab II Anatomi Perineum
    Документ4 страницы
    Bab II Anatomi Perineum
    Ririn Putri Laksana
    Оценок пока нет
  • GawatAbdomen
    GawatAbdomen
    Документ32 страницы
    GawatAbdomen
    Yoana Febri
    Оценок пока нет
  • Anatomi Fisiologi Peritonitis
    Anatomi Fisiologi Peritonitis
    Документ4 страницы
    Anatomi Fisiologi Peritonitis
    eka pionita
    Оценок пока нет
  • Anatomi Peritoneum
    Anatomi Peritoneum
    Документ4 страницы
    Anatomi Peritoneum
    Fildzah Yamami Rizal
    Оценок пока нет
  • Post Traumatic Amnesia
    Post Traumatic Amnesia
    Документ25 страниц
    Post Traumatic Amnesia
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Makalah Amnesia Pasca Trauma
    Makalah Amnesia Pasca Trauma
    Документ5 страниц
    Makalah Amnesia Pasca Trauma
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Syok Hipovolemik Et Causa Trauma Abdomen
    Syok Hipovolemik Et Causa Trauma Abdomen
    Документ14 страниц
    Syok Hipovolemik Et Causa Trauma Abdomen
    Risya Malida Sinulingga
    Оценок пока нет
  • Malnutrisi Adalah Keadaan Dimana Tubuh Tidak Mendapat Asupan Gizi Yang Cukup
    Malnutrisi Adalah Keadaan Dimana Tubuh Tidak Mendapat Asupan Gizi Yang Cukup
    Документ6 страниц
    Malnutrisi Adalah Keadaan Dimana Tubuh Tidak Mendapat Asupan Gizi Yang Cukup
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • TOKS
    TOKS
    Документ9 страниц
    TOKS
    ary688903266
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Persalinan Preterm
    Pencegahan Persalinan Preterm
    Документ27 страниц
    Pencegahan Persalinan Preterm
    Moh Suriyawal
    Оценок пока нет
  • Syok Hipovolemik pada Perdarahan Intra Abdomen
    Syok Hipovolemik pada Perdarahan Intra Abdomen
    Документ17 страниц
    Syok Hipovolemik pada Perdarahan Intra Abdomen
    Yuwen Hulkyawar
    100% (1)
  • PSN
    PSN
    Документ3 страницы
    PSN
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • SYOK HIPOVOLEM
    SYOK HIPOVOLEM
    Документ11 страниц
    SYOK HIPOVOLEM
    Barbara Sakura Riawan
    Оценок пока нет
  • Jiptummpp GDL Cantikmaha 48503 3 Babii PDF
    Jiptummpp GDL Cantikmaha 48503 3 Babii PDF
    Документ25 страниц
    Jiptummpp GDL Cantikmaha 48503 3 Babii PDF
    Santa Chris
    Оценок пока нет
  • JUKNIS MR Ok PDF
    JUKNIS MR Ok PDF
    Документ208 страниц
    JUKNIS MR Ok PDF
    sulis
    Оценок пока нет
  • 6303 Kalsel Kab Banjar 2016
    6303 Kalsel Kab Banjar 2016
    Документ221 страница
    6303 Kalsel Kab Banjar 2016
    wiwie farida
    Оценок пока нет
  • Tutor Gizi
    Tutor Gizi
    Документ9 страниц
    Tutor Gizi
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Definisi
    Definisi
    Документ4 страницы
    Definisi
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk
    Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk
    Документ28 страниц
    Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk
    Izza Azizy
    50% (2)
  • Abortus
    Abortus
    Документ12 страниц
    Abortus
    Riani Dwi Hastuti
    Оценок пока нет
  • HFHHWU
    HFHHWU
    Документ2 страницы
    HFHHWU
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Acer Catalogue October December 2018 1 PDF
    Acer Catalogue October December 2018 1 PDF
    Документ50 страниц
    Acer Catalogue October December 2018 1 PDF
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Buat Di Download Oleh Script
    Buat Di Download Oleh Script
    Документ1 страница
    Buat Di Download Oleh Script
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Penunjang
    Pemeriksaan Penunjang
    Документ4 страницы
    Pemeriksaan Penunjang
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • DDM 2
    DDM 2
    Документ253 страницы
    DDM 2
    Yunia Lisdiansari
    Оценок пока нет
  • 86 177 1 SM PDF
    86 177 1 SM PDF
    Документ6 страниц
    86 177 1 SM PDF
    Fadjarr Wahid
    Оценок пока нет
  • Halaman Depan
    Halaman Depan
    Документ16 страниц
    Halaman Depan
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Diagnosis Diabetes Mellitus
    Diagnosis Diabetes Mellitus
    Документ1 страница
    Diagnosis Diabetes Mellitus
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • 09 - 202laporan Kasus-Perikardiosentesis Pada Efusi Perikardium Masif
    09 - 202laporan Kasus-Perikardiosentesis Pada Efusi Perikardium Masif
    Документ5 страниц
    09 - 202laporan Kasus-Perikardiosentesis Pada Efusi Perikardium Masif
    Yogi Pratama
    Оценок пока нет
  • 39 192CME-2 Uji Fungsi Paru
    39 192CME-2 Uji Fungsi Paru
    Документ3 страницы
    39 192CME-2 Uji Fungsi Paru
    Odilia Maria Rahalus
    Оценок пока нет
  • Faidillah Jurnal Majora
    Faidillah Jurnal Majora
    Документ16 страниц
    Faidillah Jurnal Majora
    HatiNingsih
    Оценок пока нет
  • DDM 2
    DDM 2
    Документ253 страницы
    DDM 2
    Yunia Lisdiansari
    Оценок пока нет
  • Wedang Uwuh
    Wedang Uwuh
    Документ13 страниц
    Wedang Uwuh
    Yusuf Pradwi
    Оценок пока нет
  • Ganjil I - Pemeriksaan Tanda Vital PDF
    Ganjil I - Pemeriksaan Tanda Vital PDF
    Документ9 страниц
    Ganjil I - Pemeriksaan Tanda Vital PDF
    Prazz Apriliand
    100% (1)