Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. PT PASAL 3 UU NO 4 TAHUN 2007 kepailitan tersebut, maka Pasal 104 ayat (2) UUPT
mengatur bahwa setiap anggota Direksi secara
TENTANG PT. JUSTIFIKASI TANGGUNG
tanggung-renteng bertanggung jawab atas seluruh
JAWAB DIREKSI SELAKU PEMEGANG kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
SAHAM. TEORI , DASAR, BISNIS, LEBIH Tanggung jawab yang dimaksud diatas, berlaku juga
BAGUS DIHUBUNGKAN DNEGAN TAX bagi Direksi yang salah atau lalai yang pernah
Pasal 3 menjabat sebagai anggota Direksi dalam jangka waktu
(1) Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit
jawab secara pribadi atas perikatan yang diucapkan.
dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung
jawab atas kerugian Perseroan melebihi Anggota Direksi dapat tidak bertanggung jawab atas
saham yang dimiliki. kepailitan Perseroan sebagaimana dimaksud diatas,
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak jika dapat membuktikan bahwa: (i) kepailitan tersebut
berlaku apabila: bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; (ii) telah
a. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-
atau tidak terpenuhi; hatian, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan
b. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
maupun tidak langsung dengan Perseroan; (iii) tidak mempunyai benturan kepentingan
itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pribadi; pengurusan yang dilakukan; dan (iv) telah mengambil
c. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh Perseroan; atau
d. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung Berdasarkan Pasal 1 angka (5) Undang- Undang
maupun tidak langsung secara Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan,
(UUPT) menyebutkan bahwa pengertian Direksi
yang mengakibatkan kekayaan
dalam Perseroan Terbatas (Perseroan) adalah organ
Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab
utang Perseroan. penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
1. Tanggung Jawab Direksi Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam
Menurut Pasal 97 ayat (2) UUPT, setiap anggota maupun di luar pengadilan sesuai dengan anggaran
Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas dasar.
kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan
bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya.. Kewenangan Direksi
Apabila Direksi terdiri dari atas 2 (dua) anggota Direksi
atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud Sebagaimana disebutkan dalam pengertian direksi di
diatas, berlaku secara tanggung renteng bagi setiap atas, maka kewenangan direksi adalah sebagai
anggota Direksi. Berdasarkan Pasal 97 ayat (3) UUPT, berikut:
anggota Direksi tidak dapat dipertanggung jawabkan
atas kerugian sebagaimana yang dimaksud diatas, 1. Salah satu organ Persoran yang memiliki
apabila dapat membuktikan:
kewenangan penuh atas pengurusan dan hal-hal
1. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan terkait kepentingan Perseroan sesuai dengan
baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan perbuatan hukum baik di dalam maupun di luar
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; pengadilan sesuai dengan ketentuan UUPT and
anggaran dasar.
3. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik
Kewenangan direksi untuk mewakili Perseroan bersifat
langsung maupun tidak langsung atas tindakan tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan
pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan lain dalam UUPT, anggaran dasar atau keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam hal
anggota direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang
4. Telah mengambil tindakan untuk mencagah berwenang mewakili Perseroan adalah setiap anggota
direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar.
timbul atau selanjutnya kerugian tersebut. Maksud dari pengecualian ini adalah agar anggaran
dasar dapat menentukan bahwa Perseroan dapat
Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau diwakili oleh anggota direksi tertentu sebagaimana
kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup untuk diatur dalam Pasal 98 UUPT.
Menurut Pasal 99 UUPT, kewenangan direksi dalam
4. Telah mengambil tindakan untuk mencegah
mewakili Perseroan bukan berarti tidak ada
pembatasan. Namun, dalam hal tertentu direksi tidak timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
berwenang mewakili Perseroan apabila:
Jika terjadi kondisi seperti demikian, maka Perseroan 2. Membuat laporan tahunan dan dokumen
dapat diwakili oleh:
keuangan Perseroan;
2. Dewan komisaris dalam hal seluruh anggota Seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan Perseroan
dan dokumen Perseroan lainnya disimpan di tempat
direksi mempunyai benturan kepentingan dengan
kedudukan Perseroan. Atas permohonan tertulis dari
Perseroan; atau pemegang saham, direksi dapat memberi izin kepada
pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang
saham, daftar khusus, risalah RUPS serta mendapat
3. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal salinan risalah RUPS dan salinan laporan tahunan.
seluruh anggota direksi atau dewan komisaris Anggota direksi juga wajib melaporkan kepada PT
mempunyai benturan kepentingan dengan mengenai saham yang dimiliki anggota direksi
dan/atau keluarganya dalam Perseroan dan Perseroan
Perseroan. lain untuk dicatat dalam daftar khusus. Anggota direksi
yang tidak melaksanakan kewajiban ini dan
Tanggung Jawab Direksi menimbulkan kerugian bagi Perseroan, bertanggung
jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan tersebut
Direksi bertanggung jawab atas pengurusan sebagaimana diatur dalam Pasal 101 UUPT.
Perseroan dengan itikad baik. Tanggung jawab direksi
melekat penuh secara pribadi atas kerugian Lebih lanjut, menurut Pasal 102 UUPT diatur tugas
Perseroan, apabila anggota direksi yang bersangkutan direksi sehubungan dengan pengurusan kekayaan
bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Perseroan dimana direksi berkewajiban untuk
memperoleh persetujuan RUPS untuk:
Tanggung jawab direksi yang terdiri atas 2 (dua)
anggota direksi atau lebih berlaku secara tanggung
renteng bagi setiap anggota direksi. Pengecualian 1. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
terhadap tanggung jawab secara renteng oleh anggota
direksi terjadi apabila dapat membuktikan:
2. Menjadikan kekayaan Perseroan sebagai
3. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik 3. 2. ABRITASE TERKAIT IMF DAN SEJARAH
PEMBENTUKKAN UU (TEORI , DASAR
langsung mapun tidak langsung atas tindakan
HUKUM,JUSTIFIKASI BISNIS)
pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
Undang-Undang Arbitrase Baru, lahir sebagai salah satu bentuk penyelesaian
ketika Indonesia mengalami sengketa di luar pengadilan,
krisis ekonomi yang dimulai pada paruh menawarkan beberapa keunggulan bila
kedua tahun 1 997. Bersama-sama dibandingkan dengan
dengan berbagai undang-undang lainnya, penyelesaian melalui pengadilan. Proses
Undang-Undang Arbitrase Baru yang relatif lebih cepat,
merupakan bagian dari pelaksanaan konfidensial, berkualitas, serta
program reformasi hukum berorientasi ke masa depan, sangat
untuk menyelamatkan perekonomian sesuai
nasional dalam kerangka kerjasama dengan karakter dunia bisnis. Dunia
dengan International Monetary Fund bisnis adalah dunia efisiensi dan
(IMF).8> efektifitas, dunia persaingan dan
Kendati kelahirannya yang kerjasama. Karena itu pertimbangan
sedemikian, hal ini tidak lantas berarti seperti biaya, waktu, profesionalisme
bahwa Undang-Undang Arbitrase Baru serta ketetapan sasaran menjadi
dibentuk semata-mata atas sesuatu yang penting bagi dunia bisnis,
desakan lembaga keuangan termasuk dalam menyelesaikan
internasional tersebut. Jauh sebelum sengketa yang dihadapi. Peran arbitrase
Indonesia mengalami krisis, keinginan di masa depan akan semakin
untuk memperbaharui bidang penting, ketika kehidupan perkenomian
hukum arbitrase sudah banyak nasional semakin terintergrasi
disuarakan baik dari kalangan hukum dengan perekonomian global yang
maupun pelaku dunia usaha. Bahkan sedang berlangsung seperti sekarang
untuk merespon hal ini Departemen ini.
4. pemberian bantuan
tambahan atau pelengkap
sehubungan dengan
penggunaan atau hak
menggunakan hak-hak
tersebut pada angka 1,
penggunaan atau hak
menggunakan peralatan/
perlengkapan tersebut
pada angka 2, atau
pemberian pengetahuan
atau informasi tersebut
pada angka 3, berupa:
c) penggunaan atau
hak menggunakan
sebagian atau seluruh
spektrum radio
komunikasi;
5. penggunaan atau atas.
hak menggunakan film
gambar hidup (motion
picture films), film atau pita
Tarif PPh Pasal 23 untuk royalti adalah
video untuk siaran televisi,
15%. Namun jika si penerima royalti
atau pita suara untuk tidak mempunyai NPWP, tarifnya
siaran radio; dan dinaikkan menjadi 30% [Pasal 23 ayat
(1a) UU PPh]. Sedangkan yang menjadi
6. pelepasan DPP-nya adalah jumlah bruto royalti
seluruhnya atau sebagian yang terutang atau kita bayarkan,
hak yang berkenaan dengan nama dan dalam bentuk
dengan penggunaan atau apapun. Dengan demikian, PPh Pasal 23
pemberian hak kekayaan atas royalti dihitung sebesar = 15%
intelektual/ industrial atau (atau 30%) dikalikan dengan jumlah
bruto royalti yang terutang atau
hak-hak lainnya
dibayarkan.
sebagaimana tersebut di